YUDAS MENDAPATKAN
INDULGENSI KEPAUSAN
( Diterjemahkan dari : https://www.churchmilitant.com/news/article/judas-gets-papal-indulgence )
oleh Jules Gomes •
ChurchMilitant.com • 10 April 2020
Fransiskus telah keliru
dalam mengutip Alkitab dengan berusaha merehabilitasi perbuatan si pengkhianat.
Didalam Inferno, Dante mengutuk "para pengkhianat
hingga kepada para pendukungnya" di neraka yang paling bawah, terperangkap
di dalam bekuan es. Setan, yang digambarkan memiliki tiga mulut, mengunyah tiga
pengkhianat paling terkenal dalam sejarah. Yudas, yang mengkhianati Yesus,
berada di tengah dan yang paling menderita siksaan. Dua pengkhianat lain yang
digambarkan Dante adalah Brutus dan Cassius, yang mengkhianati Caesar.
Tujuh ratus tahun kemudian, dalam khotbah kasar yang ditandai
dengan penekanan kata-kata yang melenceng dari syair puitis Dante tersebut,
Paus Fransiskus ;meniupkan udara panas’ di permukaan es didalam Inferno, dan berusaha melelehkannya dan
merehabilitasi Yudas sebagai "teman" Yesus.
Yudas, yang berada di mulut busuk Lucifer, harus berusaha menarik
pita suaranya untuk menerjemahkan seperti yang Pavarotti katakan "Teman
seperti apakah yang dimiliki Fransiskus." Dia bisa merasakan es di
sekitarnya mencair. Bagaimanapun, Fransiskus, layaknya seperti seorang aktivis
jaksa penuntut dalam sebuah novel John Grisham, sudah membela kasusnya sejak
orang Argentina (Paus) itu menduduki tahta Santo Petrus.
Pada tahun 2016, Fransiskus ‘meneteskan air mata kepausannya’
untuk Yudas. "Mungkin bila seandainya dia (Yudas) bertemu dengan Perawan
Maria, segalanya akan berjalan secara berbeda, tetapi lelaki malang itu pergi
begitu saja, tidak menemukan jalan keluar dari keadaannya, dan dia pergi untuk
menggantung dirinya," demikianlah Fransiskus berspekulasi, berusaha membandingkan secara teologis seperti membeli seekor
babi di ladang.
"Seseorang mungkin berpikir, 'paus ini adalah seorang
yang sesat.' Akan tetapi, tidak! Mereka seharusnya pergi mengunjungi ibukota
abad pertengahan di pilar Basilika Santa Maria Magdalena di Vézelay, Burgundy”,
rancaunya.
"Di ibukota itu, di satu sisi ada patung Yudas, dalam keadaan tergantung, bunuh
diri, tetapi di sisi lain adalah Gembala Yang Baik yang menggendongnya pergi di
pundak-Nya."
Sumber pokok Fransiskus melakukan teologi adalah layaknya
sebuah buku komik abad pertengahan, yang gemar dipahat oleh para tukang batu
jahat yang cukup senang atas perbuatannya.
Dalam sebuah wawancara pada tahun 2017 dengan Die Zeit, Paus yang tidak suka menghakimi
ini kembali ke Pameran A – patung batu abad pertengahan milik Fred Flintstone.
Giovanni Lorenzo, sang pewawancara, bertanya kepada Fransiskus apakah Tuhan
dapat mengampuni para pembunuh massal seperti Hitler dan Stalin. Fransiskus
bergumam, "Saya tidak tahu, mungkin saja... saya tidak tahu."
Dengan memuntahkan buku teologi komik Vézelay-nya, Fransiskus
mengatakannya dengan tegas: "Ini adalah teologi Abad Pertengahan, seperti
para biarawan mengajarkan mereka. Tuhan mengampuni sampai akhir."
Giovanni mencoba membantu Fransiskus melarikan diri dari
olokan-olokan yang memalukan. Dia bertanya, "Tetapi Anda harus mencari
pengampunan?" Sebaliknya, Fransiskus menggali dirinya semakin dalam ke
kubangan teologisnya sendiri:
Saya tidak menganggap bahwa Yudas berada di Surga dan
diselamatkan. Akan tetapi, saya juga tidak
menganggap sebaliknya... Lihatlah didalam Alkitab yang mengatakan: Ketika
Yudas menyadari perbuatannya, ia pergi kepada para imam besar. Alkitab
menggunakan kata pertobatan. Mungkin pengampunannya belum terjamin, tetapi dia
telah bertobat.
Apaaaaa?
Apakah Bapa Suci tahu bagaimana gambaran–gambaran abad
pertengahan tentang Yudas yang sering menggambarkannya berpakaian khas Yahudi
atau dengan ciri-ciri klise khas Yahudi – sebuah ungkapan anti–Semit yang
memuakkan? Bila Fransiskus mengandalkan teologinya dari ikonografik yang rancu
seperti ini, maka dia mungkin menjadi pemimpin pengajar Roma yang menyebalkan pada
Senin Paskah, bukan?
Lantas apakah Fransiskus membaca Injil-Injil kanonik atau
Injil gnostik menurut Yudas? Dua puluh dua ayat dalam Perjanjian Baru
menyebutkan Yudas Iskariot – tidak seorang pun dari ayat-ayat itu yang
menuliskan adanya metanoia
(perubahan) Yudas kepada "pertobatan."
Paus mengeluarkan pembelaannya yang paling
bersemangat atas pengampunan presidensial Yudas pada hari Rabu di saat Pekan
Suci, dengan membiarkan umat Katolik sebagai orang yang diperdaya, seperti
seekor tupai di sebuah pesta landak.
***
Saya tidak menganggap bahwa Yudas berada di Surga dan
diselamatkan. Akan tetapi, saya juga tidak menganggap sebaliknya... Tweet
***
"Bagaimana kehidupan Yudas berakhir? Saya tidak tahu,"
Fransiskus bertanya dengan mengutip perkataan Yesus, "Akan tetapi, celakalah
orang yang olehnya Anak Manusia itu dikhianati – Adalah lebih baik bagi orang
itu sekiranya ia tidak dilahirkan!" (Mat 26:24 – ed)
Kemudian, seperti sebuah roller tinggi di sebuah kasino Las
Vegas, dia ‘membanting’ kartu-kartunya: "Apakah ini berarti bahwa Yudas
berada di dalam Neraka? Saya tidak mengetahuinya. Saya melihat pada Injil dan, Yesus
memanggilnya 'teman,' dan Dia menciumnya."
Fransiskus membutuhkan seorang sarjana Alkitab yang baik
untuk memeriksa penafsirannya. Pertama, Yesus memanggil Yudas "teman"
dalam Injil Matius (27:50). Seperti banyak penafsir, Sarjana Perjanjian Baru
Katolik, Raymond Brown, dalam karya utamanya The Death of the Messiah menjelaskan bahwa
Yesus menggunakan kiasan. Ironisnya, Yudas menyapa Yesus dengan sebuah ciuman
dan berkata, "Salam, Rabi!" Yesus menjawab dengan kiasan yang sama:
"Teman, perbuatlah apa yang harus kamu perbuat."
Yesus tidak menggunakan kata itu untuk seorang sahabat
sejati, yaitu philos. Sebaliknya, Dia
memanggil Yudas hetairos – teman atau
rekan – istilah yang digunakan secara eksklusif oleh Matius dan selalu
digunakan secara negatif. Dalam perumpamaan tentang pesta pernikahan (Mat. 22:
1–14), raja dalam perumpamaan tentang pesta pernikahan bertanya kepada pria yang
tidak mengenakan pakaian pesta: "Teman (ἑταῖρε), bagaimana Anda bisa masuk ke sini tanpa berpakaian pesta
pernikahan?" Raja kemudian memerintahkan tangan dan kaki orang itu diikat
dan dicampakkan ke dalam kegelapan yang dalam.
Dalam perumpamaan tentang pekerja di ladang anggur (20:
1–16), sang pemilik keluar beberapa kali dalam sehari untuk mengawasi para
pekerja. Ketika ada seseorang yang bersungut-sungut karena menerima upah yang
sama untuk waktu kerja yang tidak sama, maka si tuan itu menjawab, "Teman,
aku tidak bersikap tidak adil kepadamu. Apakah kamu tidak setuju denganku bekerja
untuk satu dinar?"
Kedua, Yudas tidak bertobat. Matius menggunakan kata kerja
Yunani metameslesthai, bukan metanoia, untuk menggambarkan
"penyesalan" atau "kekecewaan" dan ini kadang-kadang
diterjemahkan sebagai "bertobat." Akan tetapi, sebagian besar
terjemahan bahasa Inggris termasuk Alkitab Katolik New Jerusalem dan Alkitab Katolik New Italian mengatakan bahwa Yudas "terbelenggu oleh penyesalan."
Sebuah perbedaan yang besar!
Brown mengamati bahwa "perubahan yang terlibat dalam metameslesthai tidak berkenan bagi
Allah" (Keluaran 13:17). Setelah berdebat dengan para cendekiawan yang menyimpulkan
Yudas mungkin telah diampuni oleh Tuhan – sebuah pandangan yang berasal dari
Origen – Brown berpendapat bahwa hal ini bertentangan dengan penjelasan Matius
bahwa kematian Yudas dijelaskan untuk memenuhi nubuatan Yesus tentangnya: "Akan
tetapi, celakalah orang... lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak
dilahirkan!" (Mat 26:24)
Yudas melakukan dosa berat dengan mencucurkan "darah
orang yang tidak bersalah" (Matius 27: 4) – dosa di dalam Perjanjian Lama
yang tidak dapat diampuni (2 Raja-raja 24: 4). "Terkutuklah orang yang
menerima suap untuk mengambil nyawa orang yang tidak bersalah," kata Torah
(Ulangan 27:25). "Yudas telah melakukan sesuatu yang sangat kejam sehingga
tidak ada pertobatan biasa yang bisa mempengaruhinya," Brown menambahkan.
Sementara Yudas mendatangi imam-imam kepala, musuh-musuh
Yesus, mencari wujud pengampunan dosa, tetapi dia tidak datang kepada Yesus,
dan "dengan demikian orang mungkin beranggapan bahwa dalam psikologi kisah
Matius bahwa penyesalannya tidaklah benar-benar tulus," dia menjelaskan.
***
"Apakah ini berarti bahwa Yudas berada di dalam Neraka? Saya tidak
mengetahuinya. Saya melihat pada Injil dan, Dia memanggilnya 'teman,' dan Dia
menciumnya." Tweet
***
Ketiga, Yesus tidak pernah mencium Yudas. Yudaslah yang
mencium Yesus! Tetapi Paus Fransiskus telah membuat kisah sendiri didalam
pikirannya. Jadi, hendaklah kita tidak dibuat bingung oleh Fransiskus dengan
fakta-fakta yang ada.
Para warga Twitter dengan cepat menarik perhatian Fransiskus kepada
naskah-naskah dari Injil yang berbicara tentang Setan yang merasuki Yudas. Yang
lain menyentil telinga sang Paus menggunakan Tradisi, mengingatkan Fransiskus
bahwa selain para Bapa Gereja, Katekismus dari Konsili Trente mengajarkan bahwa
Yudas "menggantung dirinya, dan dengan demikian kehilangan jiwa dan tubuh"
dan menderita "kebinasaan abadi."
Paus Fransiskus sendiri memberi kita sebuah petunjuk mengapa
dia menawarkan Yudas pengampunan
kepausan sepenuhnya. Pada tahun 2018, dia bermain-main dengan kanon 2267
dari Katekismus Gereja Katolik dengan berkata bahwa hukuman mati "tidak dapat diterima." Pada tahun 2019, dia
menyerukan penghapusan atas hukuman penjara seumur hidup, dengan menyebutnya
sebagai "populisme hukum."
Seperti Michel Foucault, perintis postmodernisme Perancis,
Fransiskus percaya bahwa "tidak ada kemuliaan dalam menghukum" –
kecuali Ibu Pertiwi yang menghukum kita dengan virus Wuhan karena manusia tidak
mau menghentikan perubahan iklim!
Dan, meskipun Vatikan kemudian menyangkal pernyataan paus itu,
tetapi Paus Fransiskus mengatakan dalam sebuah interview dengan "temannya’ Scalfari
(seorang wartawan, komunis) : "Neraka
itu tidak ada. Jiwa dari orang berdosa akan musnah begitu saja."
Jadi, jika tidak ada hukuman dan tidak ada Neraka, maka semua
orang akan diselamatkan. Dan tidak akan menimbulkan masalah jika Anda, berbuat seperti
Hitler, Anda melakukan genosida, memusnahkan enam juta orang Yahudi, atau,
seperti Yudas, Anda tidak apa-apa jika melakukan bunuh diri, membunuh seorang
Yahudi yang juga merupakan Hamba Penderitaan yang menggambarkan Israel dan Anak
Allah, Yesus.
Neraka !
Sapakah saya hingga berhak menghakimi?
*****
ayo daftarkan diri anda di 4g3n365*c0m :D
ReplyDeleteWA : +85587781483