Kardinal Müller:
Ini adalah 'Masa Kesengsaraan dan Teror Psikologis' bagi Umat Katolik yang Setia
February
12, 2022 from National Catholic Register by Edward Pentin
Agenda "LGBT" yang didukung banyak dari mereka yang "benar-benar bodoh karena mitologi Neo-Gnostiknya benar-benar bertentangan dengan sifat manusia, tidak hanya dalam arti biologis, tetapi juga dalam arti filosofis."
Umat
Katolik yang setia saat ini menghadapi masa penganiayaan, kesengsaraan dan
“teror psikologis” yang, dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya,
datang dari dalam negara mereka sendiri yang memiliki tradisi Kristen kuno, demikian
menurut pengamatan Kardinal Gerhard Müller.
Kardinal
Jerman itu menyampaikan pengamatannya dalam wawancara eksklusif 5 Februari 2022
dengan kantor media the Register, di
mana dia mengeluarkan serangan keras terhadap keadaan Gereja di Jerman dan
“Synodal Way,” proses reformasi multitahun yang sangat kontroversial yang
tumbuh dari para klerus yang menjadi pelaku atau pun yang mengalami krisis
pelecehan seksual.
Prefek
emeritus Kongregasi untuk Ajaran Iman (CDF) itu mengatakan bahwa serangan
terhadap umat beriman dari dalam ini, datang dari bagian-bagian Gereja yang
“sekuler” dan sering terjadi di tempat kerja atau di sekolah, termasuk di
seminari.
Sekarang
ini adalah sebuah “masa kesengsaraan dan teror psikologis”, dan umat Katolik
ortodoks sedang “dianiaya; dan di beberapa negara hal ini berpuncak pada
kemartiran,” kata Kardinal Müller. “Biasanya serangan seperti ini datang dari
luar, tetapi sekarang ia berasal dari dalam, di negara kita yang memiliki
tradisi Kristen lama. Ini adalah sebuah situasi yang baru.”
Perkataan
kardinal itu muncul saat rapat pleno “Jalan Sinode” ditutup
pada akhir pekan lalu.
Para
peserta memberikan suara pada pertemuan itu untuk gagasan perbedaan pendapat
yang mencakup pemberian berkat ‘perkawinan’ sesama jenis; perubahan Katekismus
tentang homoseksualitas; penahbisan imam wanita; selibat imamat hanya sebagai pilihan
di Gereja Latin (artinya: imam yang sudah ditahbiskan pada waktu yang lalu, sekarang
bisa menikah); dan usulan untuk keterlibatan umat awam dalam pemilihan uskup
baru.
Berbagai
komentarnya juga mengikuti serentetan pernyataan kontroversial dari para uskup
Jerman dan Eropa dalam beberapa pekan terakhir. Mereka termasuk Kardinal
Reinhard Marx dari Munich yang mengatakan pada 3 Februari 2022 bahwa para imam harus
diizinkan untuk menikah “bukan hanya karena alasan seksual,” tetapi agar
mereka “tidak akan sangat kesepian,” dan Kardinal Jean-Claude Hollerich dari
Luksemburg yang beralasan
bahwa Ajaran Gereja tentang homoseksualitas adalah "salah" dan perlu
direvisi.
Bulan lalu, lebih dari 120 karyawan Gereja yang berperilaku homoseks di Jerman menuntut
pemberian berkat pada ‘perkawinan’ sesama
jenis dan perubahan aturan kerja Gereja - sebuah inisiatif yang disambut gembira,
tanda setuju, oleh konferensi uskup
Jerman.
Silakan
membaca lebih lanjut
di National Catholic Register
--------------------------------
Silakan membaca artikel lainnya di sini:
Teolog
Spanyol Memperingatkan Bahwa Jalan Sinode Jerman...
Uskup
Agung Viganò Mendukung Para Pengemudi Truk Kanada
Gisella
Cardia, 25 & 29 Januari; 3, 5, 8, Februari 2022