Revolusi Gereja Katolik Dalam Bingkai Foto
Photo of the Week
'Pernikahan' lesbian di gereja
Katolik Austria
https://traditioninaction.org/RevolutionPhotos/A861-Les.htm
Berdasarkan ‘Amoris laetitia’ Francis, upacara
penyatuan dua lesbian ini
berlangsung di Gereja Katolik St. Margaret di Wolfsberg, Austria, pada awal
November 2019.
Disitu nampak Pastor Michael
Kopp memberikan berkat, foto
atas, kepada dua wanita yang telah "menikah" secara sipil
sebelumnya. Berdiri di depan pastor, para wanita itu menyalakan lilin bersama. Dalam upacara tersebut salah
satu wanita mengenakan setelan maskulin sementara yang lain mengenakan gaun
feminin yang tidak bermoral, mengungkapkan siapa yang aktif dan pasif dalam
hubungan kriminal mereka.
Ditanya oleh pers, Thomas Stanzer, juru bicara Keuskupan Graz-Seckau, Austria, berpendapat bahwa apa yang terjadi "bukanlah liturgi sakramental." Sebaliknya, Pastor Kopp "telah merayakan liturgi syukur dengan dua wanita sipil menikah yang keduanya adalah umat Kristen yang percaya dan yang keduanya menemukan jalan keluar dari krisis pribadi dengan bantuan Gereja Katolik."
Kemudian, Stanzer membenarkan tindakan tersebut dengan
teks Seruan Apostolik paus
Francis Amoris laetitia, yang
berbunyi:
"Setiap orang, terlepas dari orientasi seksualnya,
harus dihormati martabatnya dan diperlakukan dengan pertimbangan, sementara
'setiap tanda diskriminasi yang tidak adil' harus dihindari dengan
hati-hati." (§250)
Jadi, intinya adalah bahwa Gereja Konsili (hasil KV II) sekarang melakukan upaya pertamanya
untuk menetapkan ritus baru untuk mengesahkan
orang-orang homoseksual dalam hubungan mereka yang bejat melawan alam. Itu
bukanlah
pernikahan tetapi "penyimpangan-pernikahan". Seperti inilah yang dikehendaki oleh
Francis melalui Amoris laetitia-nya.
Lebih lanjut, pada tanggal 30 November 2019, paus Francis mengatakan kepada anggota Rota Roma
– Mahkamah Agung Gereja untuk mengadili pernikahan – bahwa “dihadapkan kepada pasangan
yang terluka, Gereja tidak akan pernah bisa memalingkan wajahnya” dan bahwa
“bahkan dalam pandangan kanonik dan prosedur yurisprudensi, Gereja selalu dan
hanya mencari kebaikan dari pasangan yang terluka itu, mencari apa yang benar
dalam cinta mereka." (L'Osservatore
Romano, 1 Desember 2019, hlm. 1, 6-8)
Kita bisa mengatakan
bahwa, dengan orientasi yang diberikan kepada Rota Roma ini, Francis memberi tahu para
anggotanya bahwa mereka harus menunjukkan kelonggaran terhadap setiap
permintaan pembatalan perkawinan
(perceraian) dan menerima segala
macam pernikahan yang sekiranya
akan memperbaiki masalah psikologis.
Apakah
"perkawinan" homoseksual yang dilaporkan di halaman ini, yang juga
dibuat untuk menyelesaikan krisis pribadi seseorang, dimasukkan dalam norma
ini? Jika ya, apakah Rota Roma akan siap untuk memutuskan tidak hanya
pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita yang sah, tetapi juga menyetujui
"penyimpangan-pernikahan" homoseksual yang mereka anggap sebagai
pernikahan yang sah dalam Gereja Katolik?
Foto-foto dari Internet dan Catapulta
----------------------------------
Silakan membaca artikel lainnya di sini:
Anne,
2 Februari 2022 (lokusi, 2 / 5)
Anne,
3 Februari 2022 (lokusi, 3 / 5)
125
orang Katolik homosex go public di Jerman
Gereja Jerman memberkati ‘perkawinan’
homosexual