Bishop Athanasius Schneider
TRADITIONIS CUSTODES
Pelarangan Atas Misa Latin Tradisional Adalah
Bentuk Penyalahgunaan Kekuasaan Gerejawi
By Bishop Athanasius Schneider, June 29, 2023
Larangan terhadap Misa Latin Tradisional adalah penyalahgunaan kekuasaan gerejawi, dan ketidakpatuhan terhadap larangan itu sebenarnya bukanlah merupakan ketidaktaatan.
(Uskup Athanasius Schneider)
1. Liturgi Misa Romawi tradisional adalah liturgi nenek moyang Katolik kita. Itu adalah bentuk Misa yang dianut dan disebarkan oleh sebagian besar negara Eropa (kecuali beberapa negara Eropa Timur dan ritus Ambrosian dan Mozarabic), semua negara Amerika, dan sebagian besar negara Afrika, Asia, dan Oceania.
2. “Apa yang dianggap suci oleh generasi sebelumnya, adalah tetap suci dan agung bagi kita juga” (Paus Benediktus XVI).
3. “Masalah dengan Misale baru terletak pada ditinggalkannya sejarah yang terus berkelanjutan, sebelum dan sesudah St. Pius V, dan dalam pembuatan buku yang benar-benar baru (walaupun disusun dari bahan yang lama)” (Kardinal Joseph Ratzinger).
4. Penerbitan Misale yang baru “disertai dengan semacam larangan terhadap semua yang datang sebelumnya, yang tidak pernah terdengar dalam sejarah hukum dan liturgi gerejawi” (Kardinal Joseph Ratzinger).
5. “Saya dapat mengatakan dengan pasti, berdasarkan pengetahuan saya tentang perdebatan konsili dan pembacaan berulang saya atas pidato yang dibuat oleh para Bapa Konsili, bahwa ini [yaitu, reformasi seperti sekarang dalam Misale baru] tidak sesuai dengan niatan Konsili Vatikan II” (Kardinal Joseph Ratzinger).
6. Liturgi Misa Romawi tradisional adalah liturgi semua Orang Kudus ritus Latin yang kita kenal setidaknya selama milenium terakhir; maka usianya adalah milenial. Meskipun biasa disebut sebagai Misa "Tridentine", bentuk Misa yang persis sama telah digunakan beberapa abad sebelum Konsili Trent, dan Konsili itu hanya meminta untuk mengkanonisasi bentuk liturgi Gereja Roma yang terhormat dan pasti secara doktrinal.
7. Liturgi Misa Romawi tradisional memiliki kedekatan yang paling erat dengan ritus-ritus Timur dalam memberikan kesaksian tentang hukum liturgi Gereja yang universal dan tidak terputus: “Dalam Misale Romawi Santo Pius V, seperti dalam beberapa liturgi Timur, ada banyak doa-doa indah yang melaluinya imam mengungkapkan rasa kerendahan hati dan rasa hormat yang paling mendalam di hadapan Misteri Suci: doa-doa itu mengungkapkan hakikat Liturgi” (Paus Yohanes Paulus II).
8. Oleh karena itu, Paus dan para uskup tidak memiliki wewenang untuk melarang atau membatasi bentuk terhormat dari Misa Kudus yang dipersembahkan oleh para Orang Kudus selama lebih dari seribu tahun, dengan cara yang sama seperti Paus atau Para uskup tidak memiliki wewenang untuk melarang atau secara signifikan mereformasi bentuk terhormat dari Pengakuan Iman Apostolik atau Niceno-Konstantinopolitan, justru karena penggunaannya yang terhormat, berkelanjutan, dan berusia milenium.
9. Mematuhi larangan yang kejam terhadap bentuk terhormat Misa Orang-orang Kudus, yang sayangnya dikeluarkan oleh para anggota gereja saat ini, di masa krisis gerejawi yang belum pernah terjadi sebelumnya, akan merupakan ketaatan yang palsu.
10. Ketidakpatuhan terhadap larangan Misa tradisional tidak membuat seseorang, dengan fakta itu, menjadi skismatis, asalkan kita terus mengakui Paus dan para uskup dan terus menghormati mereka, dan berdoa untuk mereka.
11. Dengan tidak mematuhi secara formal larangan yang tidak dapat dicabut dari warisan Gereja Roma yang tidak dapat dicabut, seseorang sebenarnya mematuhi Gereja Katolik dari segala zaman dan semua Paus yang dengan rajin merayakan dan memerintahkan pelestarian bentuk Misa yang terhormat dan dikanonisasi itu.
12. Larangan ritus tradisional Misa saat ini adalah fenomena sementara dan akan berhenti. Gereja Roma saat ini sedang mengalami semacam pengasingan liturgis, yaitu, Misa Latin tradisional telah diasingkan dari Roma; namun pengasingan itu, pasti, suatu hari akan berakhir.
13. Karena Misa Latin tradisional telah digunakan terus-menerus selama lebih dari satu milenium, dikuduskan oleh penerimaan universal dalam perjalanan waktu, oleh para Orang Kudus dan oleh Paus Roma, itu termasuk warisan Gereja Roma yang tidak dapat dicabut. Konsekuensinya, di masa depan para Paus Roma pasti akan sekali lagi mengakui dan menetapkan kembali penggunaan liturgi tradisional Misa itu.
14. Para paus masa depan akan berterima kasih kepada semua imam dan umat beriman yang, di masa-masa sulit ini, terlepas dari semua tekanan dan tuduhan palsu ketidaktaatan, dan dalam semangat kasih yang tulus kepada Gereja dan kepada kehormatan Tahta Suci, berjuang untuk mempertahankan dan meneruskan harta karun liturgi besar Misa tradisional bagi generasi mendatang.
-------------------------------------
Silakan membaca artikel lainnya di sini:
Paus Francis Memberi Acungan Jempol Kepada Seniman Yang…
Ned Dougherty, 23 Juni 2023 - Peringatan bagi Rakyat Amerika Serikat
GARABANDAL - Kesengsaraan, Peringatan, Keajaiban, Tanda Permanen, dan Pemurnian…
Uskup Schneider: Sinodenya Francis Adalah Betul-betul Peniru Sinode Jerman
5 Cara Untuk Membungkam Suara Setan