Bergaul dengan setan
Aslinya ada disini : http://www.churchmilitant.com/news/article/consorting-with-satan#disqus_thread
Haruskah Gereja bekerja sama dengan dunia?
by Michael Lofton • July 15,
2015
Dalam Gereja saat ini ada banyak pemimpin yang percaya
bahwa adalah perlu untuk berkolaborasi dengan dunia untuk mewujudkan peradaban
yang lebih baik. Ada banyak contoh tentang hal ini, tetapi salah satu contoh
terbaru adalah penunjukkan oleh Vatikan kepada Profesor Hans Joachim Schellnhuber,
seorang atheis, untuk bergabung
dalam sebuah lembaga kepausan, the Pontifical Academy of Sciences. Penunjukkan seperti
ini menimbulkan banyak kekhawatiran: Apakah itu ide yang baik bagi Gereja untuk
bekerjasama dengan dunia dalam rangka untuk melakukan kebaikan? Untuk menjawab
pertanyaan ini, penting sekali untuk menentukan sifat dunia ini dan apa yang dikatakan
oleh Alkitab tentang kerja sama dengan
orang-orang dunia ini.
Sifat dunia ini
Apakah kita semua yang adalah anak-anak Allah, yang akan
berusaha untuk menciptakan peradaban yang lebih besar, hingga kita harus
bersatu dalam upaya kita bagi satu tujuan ini? Menurut sabda Allah, tidak semua
orang adalah anak-anak Allah. Kitab Suci mengajarkan bahwa ada dua jenis orang
di dunia ini: mereka yang ada di dalam Kristus dan mereka yang merupakan bagian
dari dunia ini. Yang pertama disebut "anak-anak Allah" sedangkan yang
kedua adalah "anak-anak Iblis" (1 Yohanes 3:10).
Relasi Gereja dengan dunia
Kitab Suci juga sangat jelas berbicara tentang
hubungan Gereja dengan dunia:
Janganlah kamu
merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya.
Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau
bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian
bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita
adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam
bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan
menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. (2 Corinthians
6:14–16)
Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal,
orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian
di dalam Kerajaan Kristus dan Allah. Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal
yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka. (Ephesians
5:5–7)
Dari kutipan Kitab Suci ini nyatalah bahwa ada dua kelompok
manusia yang sedang berperang satu sama lain. Tidak ada alasan teologis apapun yang
dapat mengubah fakta ini atau fakta bahwa Allah memerintahkan kita untuk tidak
menjadi mitra dengan dunia. Sebaliknya, Dia memerintahkan kita untuk mengubah
dunia (Matius 28: 16-20). Sayangnya, sementara mengabaikan perintah Allah,
banyak dari para pemimpin kita berpura-pura mengira bahwa dunia tidak
membutuhkan pertobatan dan bahkan mereka masuk ke dalam kemitraan yang berdosa
dengan dunia.
Hanya ada tiga opsi
Dengan mengingat ayat-ayat ini, maka para pemimpin
Gereja yang mendukung kebijakan modern untuk bergaul dengan dunia, termasuk pada
satu dari tiga hal berikut :
- Semua orang di
dunia telah bertobat kepada Gereja dan sekarang menjadi anak Allah;
- Para pemimpin
Gereja itu bertindak sedemikian rupa hingga mereka tidak taat kepada
perintah-perintah Allah; atau
- Para pemimpin Gereja itu tidak percaya akan Firman Allah dalam hal ini.
Dari kenyataan yang ada, jelaslah bahwa opsi pertama
tidak terjadi. Opsi ketiga mungkin saja terjadi pada beberapa pemimpin dalam Gereja,
tetapi sulit untuk percaya bahwa ini adalah kasus yang terjadi pada semua
pemimpin dalam Gereja. Opsi kedua tampaknya yang paling mungkin, yang berarti
banyak pemimpin kita yang tidak taat kepada Allah.
Akibatnya
Dalam Kitab Imamat, Tuhan mengatakan kepada bangsa
Israel, "Kamu harus menjadi kudus
bagiKu, karena Aku, TUHAN, adalah Kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari
bangsa-bangsa untuk menjadi milikKu." Jika bangsa Israel dipanggil
untuk dipisahkan dari bangsa-bangsa lain, berapa banyak lagi adalah Israel baru
yang dipanggil untuk terpisah dari bangsa-bangsa lain? Tapi, seperti bangsa
Israel yang sering "played the harlot" dengan berusaha menjadi
seperti bangsa-bangsa di sekitar mereka, hingga mengundang murka Allah atas
diri mereka sendiri, maka banyak pemimpin Gereja kita saat ini juga " played
the harlot" dengan negara-negara (duniawi) dengan mencoba bekerja sama dengan
anak-anak Iblis untuk membawa peradaban yang lebih besar. Jika mereka (para
pemimpin Gereja) tetap bertahan didalam jalan ini, maka mereka akhirnya akan mendatangkan
murka Allah pada kita semua.
Ya Allah, tolonglah kami ! Pertobatkanlah para pemimpin
kami!
Michael Lofton is
a contributor to ChurchMilitant.com
He is also the
author of the website www.consolamini.org
No comments:
Post a Comment