Traditional Catholic Priest
Artikel aslinya ada disini :
oleh Pastor Peter Carota
Nilailah pohonnya, pohon yang baik atau buruk, melalui
buah-buahnya
It's good
to share...
Sebagian besar orang, termasuk
paus, berkata : ‘who am I to judge?’ Baiklah, hal itu terjadi pada Yesus sendiri
yang mengatakan kepada kita:”Nilailah
pohonnya melalui buah-buahnya”. Kitapun secara politis bisa saja benar dan
menerima Sabda Yesus diatas. Namun, kita tidak usah menilai, biarlah buah-buahnya saja yang berbicara
sendiri kepada kita.
Demikianlah setiap pohon yang
baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan
buah yang tidak baik. Matthew 7:17
Kutipan ini mengenai
pohon dan buah, muncul dalam konteks ketika Yesus memperingatkan kita tentang
adanya nabi-nabi palsu yang merupakan serigala ganas yang berbulu domba.
Lalu siapakah
pohonnya? Buah macam apakah yang kita lihat saat ini? Dan siapakah nabi palsu
yang mengenakan bulu domba itu?
Kita bisa memulai dari pohon KV II. Apapun intensi yang ada
didalam KV II itu, entah itu baik, buruk, atau serba ambigu, namun
pertanyaannya masih tetap valid, apakah buah dari KV II itu baik, buruk atau
ambigu? Jika buahnya buruk, maka pohonnya tentunya adalah buruk. Jika buahnya
baik, maka pohonnya pastilah baik. Sederhana, bukan?
Dan kita umat Katolik
tradisional melihat buah-buah itu :
§ Hampir
tidak ada hidup bakti keimaman atau kehidupan religius lainnya yang bertumbuh dibandingkan
dengan sebelumnya, hingga mereka saat itu tak mampu membangun seminari-seminari
atau biara-biara dengan cukup banyak.
§ Banyaknya
imam-imam atau kehidupan religius lainnya yang meninggalkan profesi mereka
semula.
§ Tidak ada
lagi para misionaris karena sebagian besar umat Katolik percaya bahwa semua
agama memiliki Allah yang sama dan sederajat.
§ Segala
sesuatu menjadi bersifat relativ.
§ Bersikap
diam terhadap komunisme meski mereka membunuh 125 juta orang.
§ 40% umat
Katolik telah bergabung kepada agama lain.
§ Hampir
semua umat Katolik percaya atau patuh kepada ajaran-ajaran Gereja yang berumur
2000 tahun yang melarang pembatasan kelahiran, sex pranikah, homosex dan
perceraian. Sebelumnya anda memiliki keluarga yang besar dan hampir tak ada
kasus perceraian. Manusia saat itu memang ada yang berbuat dosa, namun mereka
sadar bahwa itu adalah dosa.
§ Penutupan
sekolah-sekolah Katolik. Anak-anak Katolik yang kurang mampu akan sekolah
dimana saja. Sebelumnya ada daftar tunggu untuk bisa masuk sekolah Katolik, dan
sekolah-sekolah itu semakin bertambah banyak. Para religius menjalankan
sekolah-sekolah itu tanpa digaji. Kini hampir semuanya adalah anak-anak orang
kaya yang bisa masuk sekolah-sekolah Katolik. Universitas-universitas Katolik
mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran gereja.
§ Para
teolog, paus, uskup, religius, imam-imam, mempertanyakan segala sesuatu yang
sebelumnya dianggap sebagai dogma. Mereka membenarkan tindaknnya itu dengan
menyebutnya sebagai ‘perbedaan pendapat’. Sebelumnya keadaan seperti itu
disebut sebagai bidaah dan mereka akan dibungkam.
§ Rumah sakit
Katolik selalu menolong orang-orang miskin dan mereka selalu mematuhi ajaran
gereja dalam hal aborsi, cara-cara KB dan pemutusan saluran telur. Kini rumah
sakit itu sebagian besar diperuntukkan bagi golongan menengah atas.
§ Para
religius wanita ingin menjadi imam. Banyak kardinal, uskup, imam, dan umat
awam, mendukung para wanita ini dalam keinginan mereka untuk merubah keputusan
Yesus yang hanya menghendaki pria untuk menjadi imam.
§ Sebagian
besar dari kita (dari USA dan Eropa) tidak lagi memiliki anggota keluarga yang
Katolik, karena mereka telah menjadi atheis, protestan atau tidak beragama.
Sebelumnya, aku bisa mengatakan bagi keluargaku, adalah Katolik karena mereka
telah berubah dari berhala Romawi hampir 2000 tahun yang lalu. Setelah sekian
tahun berlalu, keluargaku kini bukan lagi Katolik.
§ Di Eropa,
Gereja-gereja banyak yang kosong. Hanya orang-orang tua saja yang pergi ke
gereja. Imam-imam juga banyak yang tua. Gereja-gereja banyak yang dijual.
Sebelumnya, gereja-gereja itu selalu penuh. Orang-orang pergi ke Misa Kudus
pada hari Minggu. Tanah-tanah dibeli dan dibangun gereja-gereja disitu.
§ Setiap hari
Minggu, misa-misa dibagi dalam berbagai bahasa. Sebelumnya, di seluruh dunia
memakai misa bahasa Latin (kecuali Gereja Byzantine).
§ Saat ini
paus adalah satu diantara sekian banyak uskup. Hal itu disebut sebagai ‘kolegialitas’.
Setiap uskup adalah raja dalam diosisnya. Sebelum KV II tidak begitu. Paus
adalah kepala Gereja yang kelihatan.
§ Dari penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar umat Katolik tidak lagi percaya bahwa Yesus sungguh
hadir didalam Tubuh dan DarahNya, didalam Ekaristi. Barisan panjang umat yang menerima Komuni
hampir tidak ada yang mengaku dosa. Sebelumnya, ada begitu panjang prosesi
Ekaristi serta Benediksi dilakukan. Kini seorang Katolik tidak peduli lagi,
apakah dia berdosa berat atau tidak, untuk
menerima Komuni
§ Umat Katolik
tidak lagi memandang dosa itu dosa. Mereka merasa tidak perlu mengaku dosa. Jika
ada yang mengaku dosa setiap minggu, maka banyak yang merasa heran.
Saya tidak akan
menulis banyak tentang PF. Sudah jelas bahwa ada sesuatu yang sangat salah di
Roma saat ini. Namun kita tidak usah menghakimi dia. Apa yang akan kita lakukan
adalah melihat buah-buahnya. Karena buah itu akan berbicara banyak mengenai pohonnya.
§ Ordo-ordo yang
suci dan miskin semakin banyak ditemukan, (Franciscan Friars and Sisters of the
Immaculate), dan ditindas. Pendiri ordo ini, dan sahabat dari St.Pater Pio,
Pastor Stefano Manelli menjadi tahanan rumah.
§ Media massa
yang busuk telah mengakui dia sebagai tokoh (the man of the year)
§ Dimana-mana
ucapan-ucapannya sering menyalahkan orang-orang didalam institusi sekolah Katolik
yang mengajarkan bahwa aborsi, pembatasan kelahiran dan homosex adalah salah.
§ Secara pokok
dia mengatakan bahwa orang atheis diselamatkan.
§ Dia menyuruh
seorang wanita untuk menerima Komuni padahal wanita itu telah bercerai dan kemudian
hidup bersama seorang pria lain yang bukan suami pertamanya.
§ Sinode luar
biasa (2014) tentang keluarga telah menganjurkan orang yang bercerai dan kemudian
hidup bersama dengan pasangan barunya bisa menerima Komuni. Membawa isu
mengenai homosex kedalam sinode itu dan membiarkan orang-orang homosex itu
menerima Komuni sementara mereka hidup didalam dosa.
§ Dia berkata
ingin membersihkan Vatican Bank serta Gereja dari para penentang sex namun dia
mengangkat Ricci (dengan sejarah tingkah lakunya yang mengerikan) untuk mengurus
the Vatican bank.
§ Menyingkirkan
uskup-uskup besar seperti Uskup Finn, Uskup Mario Oliverti, serta uskup-uskup
lainnya, dari diosis asal mereka.
§ Membingungkan
umat Katolik dimana-mana mengenai apa itu dogma dan doktrin Katolik dan memberi
kesan seolah dogma dan doktrin itu bisa dirubah.
Meski saya setuju dengan perhatiannya kepada orang miskin dan yang
membutuhkan belas kasihan, namun saya sama sekali tidak setuju dengan berbagai
ucapannya yang menimbulkan kebingungan bagi orang banyak yang mendengarkannya
khususnya mengenai isu moral dan keselamatan. Karena memang ada karya kerahiman
spirituil (menyelamatkan jiwa-jiwa) serta karya kerahiman jasmani (menolong orang-orang
miskin).
Saya telah banyak
membaca dan mendengar sendiri, banyak sekali adanya kardinal, uskup dan para religius
yang bersikap liberal yang mengkritik para paus terdahulu. Namun jika anda
mengkritik ‘paus mereka’ saat ini, maka anda akan dituduh bukan Katolik dan sebagai
orang yang jahat.
Didalam menulis di blog ini, saya menyajikan apa yang sedang terjadi.
Biarlah buah-buah itu yang memutuskan. Saya akan membiarkan buah-buah itu untuk
berbicara sendiri. Dengan demikian saya tidak akan menghakimi paus kita saat
ini. Namun saya tidak akan meninggalkan Gereja Katolik dan saya tidak
mengatakan bahwa dia bukanlah paus. Saya juga membaca dalam blog sedevecantist yang
mengatakan bahwa orang seperti saya ini adalah seperti ‘memukul paus kita namun
memilikinya juga’.
Kita sangat diberkati jika
menjadi seorang Katolik tradisional, dan kita bekerja untuk mengasihi, berdoalah
dan berusaha bagi pertobatan puas kita. Pada saat yang sama kita juga tahu bahwa
kita tidaklah sempurna, dan kita juga butuh pertobatan diri kita sendiri.
No comments:
Post a Comment