Elizabeth Canori
Mora Terberkati, mistikus Gereja,
meramalkan
terjadinya krisis kepausan :
Posted on August 10, 2013
by ‘twohearts’
"Doakan saya, agar saya tidak
melarikan diri karena takut kepada serigala". (Paus Benediktus XVI pada
pidato pelantikannya)
Elizabeth Canori Mora Terberkati (meninggal pada tahun 1825), atas
instruksi dari bapa pengakuannya, dia menuliskan wahyu yang dia terima dari
Allah. Hari ini, naskah tulisannya disimpan dengan aman didalam arsip para Bapa
Trinitarian di San Carlino, Roma. Berbagai pewahyuan ini yang praktis tidak
dikenal luas, adalah berkaitan dengan situasi saat ini di Roma dan Gereja sekarang
ini. Dia memperoleh beatifikasi pada tahun 1994
Krisis didalam Gereja
Pada malam Natal 1813, Elizabeth dalam keadaan ekstase, dia merasa dibawa ke sebuah tempat yang penuh dengan
cahaya. Di sana dia melihat orang-orang kudus yang tak terhitung banyaknya yang
sedang melakukan adorasi di hadapan sebuah palungan Yesus yang sederhana. Bayi
Yesus bersikap manis sekali hingga layak untuk didekati, tetapi setelah dekat
dia melihat bahwa Bayi Yesus itu bersimbah dengan Darah-Nya sendiri.
"Hanya memikirkan penglihatan itu saja sudah
membuat diriku dipenuhi dengan ketakutan" demikian dia menulis. "Tapi
pada saat yang sama aku mengerti alasan dari penumpahan darah Yesus tadi, yaitu
karena kebiasaan buruk dari banyak imam dan religius yang tidak berperilaku sesuai
dengan hidup bakti mereka, serta pendidikan buruk yang diberikan kepada
anak-anak oleh ayah dan ibu mereka serta orang-orang lain yang dipercayakan
dengan tugas ini. Mereka, yang seharusnya meningkatkan roh Allah didalam hati
orang lain dengan melalui teladan yang baik mereka, tetapi mereka justru
menganiaya Dia dengan perilaku dan ajaran buruk mereka."
Elizabeth Terberkati menerima banyak sekali pewahyuan lainnya tentang
kekacauan yang menghancurkan dan dekadensi moral dimana umat Katolik, baik awam
maupun para klerus, akan jatuh kedalamnya.
Dia menceritakan pada tanggal 24 Februari 1814, "... aku melihat
banyak utusan Allah yang merampok satu sama lain dan mati-matian merobek jubah
suci mereka. Aku melihat altar suci dirusak oleh para utusan Allah
sendiri."
Demikian juga, pada tanggal, 22 Februari 1814, ketika sedang berdoa bagi
Bapa Suci, dia melihat Bapa Suci dikelilingi oleh serigala yang ditugaskan untuk
mengkhianati dia “... saya melihat serigala-serigala yang terdiri atas kaum
Sanhedrin yang mengelilingi Paus, dan nampak ada dua malaikat yang menangis ...
ketika saya bertanya kepada mereka mengapa mereka sedih dan meratap, dengan
memandang kearah Roma dan mata penuh dengan kasih mereka menjawab, 'Kota yang
malang, hai orang-orang yang tidak tahu berterima kasih, pengadilan Allah akan
menghukum kalian."
Pada tanggal 16 Januari 1815, malaikat menunjukkan kepadanya "...banyak
rohaniwan yang menganiaya Yesus Yang Disalib serta Injil-Nya yang kudus dengan
kedok perbuatan baik... Seperti serigala yang marah mereka berencana untuk
menarik pemimpin Gereja turun dari takhtanya." Kemudian Elizabeth
Terberkati diizinkan untuk melihat kemarahan mengerikan dari serigala-serigala
ini kepada Tuhan. "Dengan ngeri saya melihat kilatan petir dari
Penghakiman Ilahi jatuh di sekitarku. Aku melihat bangunan-bangunan runtuh dan
hancur berkeping-keping. Kota-kota, wilayah-wilayah dan seluruh dunia jatuh
kedalam kekacauan. Orang tak bisa mendengar apa-apa kecuali suara lemah dan
merintih memohon pengampunan. Tak terhitung banyaknya orang-orang yang
terbunuh."
Apa yang paling menakutkan baginya adalah murka Allah. Dia melihat Allah "yang
sangat marah kepada orang-orang yang menganiaya Dia. TanganNya yang mahakuasa
memegang kilatan petir. Wajahnya berkilauan dengan marah dan tatapan mataNya
saja sudah cukup untuk membakar seluruh dunia ini." Penglihatan itu
berlangsung hanya sekejap, dimana dia berkata, "Seandainya ia
berlangsung lebih lama, maka pastilah saya akan mati.”
Mengenai penglihatannya tanggal 7 Juni 1815, dia menulis, "...serigala
ganas berbulu domba, penganiaya tanpa henti terhadap Yesus Yang Tersalib dan
mempelaiNya, Gereja Kudus ... aku melihat seluruh dunia mengejang, terutama
kota Roma. Bagaimana aku bisa menceritakan apa yang aku lihat atas Gereja
Kudus? Karena adanya doktrin-doktrin yang bertentangan, bersama-sama dengan
kaum klerus yang sekuler, mereka tercerai-berai, dianiaya dan dibunuh oleh kaum
fasik ... Para klerus yang biasa tidak mengalami keadaan tercerai-berai secara
total, namun mereka juga hancur. Ada banyak sekali orang-orang dengan berbagai
keadaan tewas dalam pembantaian itu, tetapi tidak semuanya dikutuk, karena
diantara mereka ada orang-orang yang bertingkah laku secara layak dan yang
lain-lainnya lagi menjalani kehidupan yang suci. "
Kerahiman berhenti bagi dunia
Pada hari Natal 1816 Elizabeth Terberkati melihat Bunda Maria, yang nampak
sangat sedih. Setelah bertanya mengapa, Bunda Maria menjawab, "Lihatlah,
putriku, adanya kefasikan yang begitu besar." Elizabeth Terberkati
kemudian melihat "kemurtadan yang berusaha merenggut Putranya yang
terkudus dari lengannya." Dihadapkan kepada kebiadaban semacam ini, Bunda
Allah berhenti meminta kerahiman bagi dunia, dan sebagai gantinya dia memohon
pengadilan dari Bapa yang Kekal. Dengan berpakaian Keadilan-Nya yang tak
terhindarkan dan penuh kemarahan, Dia berpaling kepada dunia.
"Pada saat itu seluruh alam mengalami kekacauan,
dunia kehilangan tatanan yang normal dan dipenuhi dengan bencana yang paling
mengerikan yang bisa dibayangkan. Ini akan menjadi sesuatu yang begitu
menyedihkan dan mengerikan hingga hal itu mendorong dunia kepada kedalaman
jurang dan akhir dari kehancuran."
Pada hari raya Santo Petrus dan Paulus, 29 Juni 1820, dia melihat St.Peter
turun dari langit, berpakaian jubah kepausan dan dikelilingi oleh legiun para
malaikat. Dengan tongkat uskup dia menggambar sebuah salib besar pada muka
bumi, memisahkannya menjadi empat kuadran. Dalam setiap kuadran ini, dia
kemudian menumbuhkan sebuah pohon, yang menumbuhkan sebuah kehidupan baru.
Setiap pohon berbentuk salib dan diselimuti cahaya yang megah. Seluruh umat
awam dan religius yang baik melarikan diri dan berlindung di bawah pohon-pohon
ini dan mereka terhindar dari pemurnian yang luar biasa.
"Celakalah! Celakalah mereka, kaum religius yang
tidak berhati-hati dan yang menghinakan Tatanan Suci mereka. Mereka semua akan
binasa dalam hukuman mengerikan bersama-sama dengan semua orang yang
menyerahkan dirinya untuk berpesta pora dan mengikuti prinsip-prinsip yang
palsu didalam filsafat kontemporer mereka yang menyedihkan!”
Langit berwarna biru kelam yang menakutkan semua orang yang melihatnya.
Angin bertiup kencang di mana-mana. Sebuah jeritan yang berapi-api dan sedih
memenuhi udara, seperti gemuruh yang mengerikan dari auman harimau, dan bergema
di seluruh bumi dalam gumpalan darah yang mengental.
Semua manusia dan binatang merapat ke tepi dengan rasa ngeri. Seluruh dunia
mengejang dan semua orang saling membantai satu sama lain tanpa ampun ...
Ketika pertarungan berdarah ini tiba, maka tangan pembalasan dari Allah
akan mengenai orang-orang yang ditakdirkan seperti itu dan dengan
kemahakuasaan-Nya, Dia akan menghukum orang-orang yang congkak atas tindakan
kesembronoan mereka dan penghinaan tidak tahu malu. Tuhan akan menggunakan
kuasa kegelapan untuk memusnahkan kaum sektarian ini, orang-orang yang bengis
dan jahat, yang merencanakan untuk membasmi Gereja Katolik, Bunda Suci kita,
dengan mencabutnya sampai ke akar-akarnya yang paling dalam, dan
mencampakkannya di tanah.
Allah akan menertawakan mereka
"Tuhan akan menertawakan kejahatan mereka, dan
dengan sebuah ayunan Tangan kananNya yang maha dahsyat, Dia akan menghukum
orang fasik. Kuasa kegelapan akan diizinkan untuk meninggalkan neraka dan
sejumlah besar iblis akan menyerang seluruh dunia. Mereka akan mendatangkan
kehancuran besar dan dengan demikian melaksanakan perintah Keadilan Ilahi,
dimana mereka juga akan tunduk. Mereka akan menghancurkan harta benda manusia,
keluarga, kota, kota-kota yang malang, istana, rumah-rumah dan segala sesuatu
yang ada di muka bumi kepada tingkatan seperti yang dititahkan oleh Allah...”
"Tuhan akan membiarkan orang-orang jahat untuk
dihukum dengan kejam oleh setan yang bengis, karena mereka secara sukarela
tunduk kepada setan dan ikut serta menyerang Gereja Katolik yang kudus ... “
“Aku melihat penjara yang mengerikan, Neraka. Disana
aku melihat setan yang akan dilepaskan ke dunia untuk membawa kehancuran
dimana-mana. Mereka akan memusnahkan setiap tempat yang melakukan penyembahan
berhala sedemikian rupa, hingga tidak ada lagi jejak mereka yang tersisa."
Pemulihan besar dimulai
Namun, semuanya tidak akan berakhir dengan kematian dan kehancuran ini.
Setelah hukuman yang memurnikan ini, dia melihat St. Petrus kembali pada tahta
kepausan yang megah bersama dengan St. Paulus, yang pergi ke seluruh dunia
untuk membelenggu setan dan membawa mereka ke hadapan St. Petrus, yang akan
melemparkan mereka kembali ke gua-gua gelap dari mana mereka datang. "Kemudian
datanglah kemilau yang sangat indah keatas bumi, untuk mengumumkan rekonsiliasi
Allah dengan umat manusia.”
Kawanan kecil umat Katolik yang setia yang berlindung di bawah pepohonan
akan dibawa ke hadapan St. Petrus, yang akan memilih paus baru. Seluruh Gereja
akan ditata ulang sesuai dengan perintah yang benar dari Injil suci. Ordo-ordo
religius akan dibangun kembali dan rumah-rumah umat kristiani akan menjadi
rumah yang disemangati dengan aroma religius.
Begitu besarnya semangat dan upaya bagi kemuliaan Allah hingga segala
sesuatu akan mempromosikan kasih kepada Tuhan dan sesama. Kemenangan, kemuliaan
dan kehormatan dari Gereja Katolik akan ditegakkan kembali dalam sekejap. Ia
akan diakui, dihormati dan dihargai oleh semua orang. Semua orang akan
memutuskan untuk mengikutinya, mengakui wakil Kristus sebagai Sri Paus.
Pada awal tahun 1821 Tuhan berkata kepadanya, "Aku akan merombak
umat-Ku dan GerejaKu. Aku akan mengirimkan imam-imam yang penuh semangat untuk
memberitakan imanKu. Aku akan membentuk sebuah kerasulan baru dan mengutus Roh
Kudus untuk membaharui dunia. Aku akan merombak ordo-ordo religius dengan
melalui para pembaharu yang suci dan kudus. Mereka semua akan memiliki semangat
seperti anakKu, Ignatius dari Loyola. Aku akan memberikan kepada GerejaKu
dengan seorang imam yang baru, yang terpelajar, suci dan penuh dengan Roh-Ku.
Dengan semangat yang suci dia akan membaharui kawananKu.
"Dia mengatakan kepadaku banyak hal lainnya
tentang perombakan ini. Banyak penguasa akan mendukung Gereja Katolik dan
menjadi umat Katolik yang benar, menempatkan tongkat kekuasaan dan mahkota
mereka di kaki Bapa Suci dan wakil Yesus Kristus. Banyak kerajaan akan
meninggalkan kesesatan mereka dan kembali ke pangkuan Iman Katolik. Seluruh
masyarakat akan bertobat, mengakui iman akan Yesus Kristus sebagai agama yang
benar."(Kutipan dari edisi Mei 2002 majalah Brasil Catolicismo mengenai wahyu
pribadi yang diterima oleh Elizabeth Canori Mora terberkati)
No comments:
Post a Comment