Supporting parents
in passing on the Faith
Surat terbuka kepada PF :
Tolong diwaspadai adanya orang-orang Parisi dari abad 21
December 16, 2014
PF yang terkasih
Saya telah berkali-kali mendukung dan membela anda
tahun ini. Meski saya tidak merasa tahu benar tentang apa yang sedang anda
katakan – tetapi saya selalu membela anda terhadap orang-orang yang mengkritik
anda. Namun mengenai pernyataan anda baru-baru ini yang mengatakan bahwa
‘keterikatan kaku terhadap doktrin’ adalah sebagai kaum Parisi, maafkan saya,
dengan berat hati saya terpaksa tidak sependapat dengan anda.
Paus Francis mengingatkan bagaimana
Pius XII membebaskan kita dari beban salib yang
sangat berat, yaitu puasa Ekaristi:
"Tapi beberapa dari anda mungkin
ingat. Anda bahkan tidakbisa
minum setetes air sekalipun. Bukan
itu saja! Untuk menyikat gigi, hal itu
harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga anda tidak sampai
menelan airnya. Tapi
saya sendiri sebagai seorang anak
muda dulu, pergi ke pengakuan
dosa karena menerima Komuni, karena sebelumnya saya merasa bahwa setetes air sudah
masuk kedalam tenggorokan saya. Apakah itu
benar atau tidak? Benar. Ketika Pius
XII merubah aturan: "Ah, bid'ah! Tidak begitu! Dia
menyentuh disiplin Gereja. Begitu banyak orang Farisi tersinggung. Sangat banyak. Karena Pius XII telah bertindak seperti Yesus: dia melihat kebutuhan masyarakat.
Dan orang-orang malang itu, mereka memiliki kehangatan yang besar. 'Imam-imam ini yang mempersembahkan tiga kali Misa, yang terakhir pada
jam 01:00 siang, juga berpuasa. Demi disiplin Gereja. Dan
orang-orang Farisi ini [berbicara tentang] 'disiplin
kita' - kaku di
luar, tapi seperti yang dikatakan
Yesus tentang mereka,
"tetapi busuk didalam hatinya’, 'mereka itu lemah, lemah hingga ke titik kebusukan. Dengan
hati yang suram. Ini adalah
drama dari orang-orang seperti ini,
dan Yesus mencela
kemunafikan dan oportunisme: Bahkan hidup kita bisa
menjadi seperti itu, bahkan
hidup kita. Dan kadang-kadang, saya mengakui sesuatu kepada anda,
ketika saya melihat seorang Kristen,
seorang Kristen semacam itu, dengan hati yang lemah, tidak tegas, tidak terpaku
pada batu itu – yaitu Yesus
- dan dengan
kekerasan di luar, saya bertanya kepada Tuhan : Tapi Tuhan, lemparkanlah kulit
pisang di depan mereka, agar mereka
jatuh secara nyaman, dan merasa malu bahwa
mereka adalah orang-orang berdosa, dan mereka bertemu Engkau, [dan
menyadari] bahwa Engkau adalah Juruselamat. Berkali-kali dosa membuat kita merasa malu, dan membuat kita
berjumpa dengan Tuhan, yang mengampuni kita, sebagai
orang sakit yang ada
di sana dan pergi kepada Tuhan untuk minta penyembuhan."
Anda benar dengan berkata bahwa orang Parisi abad
pertama di Yerusalem dulu adalah sekaligus para politisi. Mereka tidak tertarik
dengan spiritualitas iman Yahudi dalam bentuk apapun. Apa yang menarik
perhatian mereka adalah memuaskan nafsu mereka akan kuasa dan status diatas
orang-orang lain. Dengan demikian mereka itu menghinakan umat Allah. mereka
menggunakan berbagai aturan dan hukum untuk membuat orang banyak terpenjara.
Tetapi Bapa Suci, tidakkah anda mengerti?...
Para politisi-religius dari abad
ke-21 adalah teman-teman anda
- Walter Kasper
dan ‘Cormac Murphy
O'Connor’ dari dunia ini. Mereka adalah orang-orang yang mencoba untuk mengontrol Sinode tentang Keluarga baru-baru ini. Mereka
adalah orang-orang yang memanipulasi
media massa. Mereka adalah orang-orang
yang melakukan berbagai negosiasi dan mengusahakan
agar teman-teman mereka memperoleh posisi Uskup untuk mewujudkan agenda politik mereka sendiri, padahal mereka sebenarnya tidak harus berada disana (Kieran Conry). Sama seperti orang-orang
Farisi dari abad ke-1 Yerusalem, mereka terutama
hanya mengejar nafsu mereka sendiri
akan kekuasaan dan status sosial. Mereka menyembunyikan rencana ini di balik layar asap dari kata-kata dan ungkapan yang nampaknya menawarkan keselamatan, tetapi dalam kenyataannya hal itu hanya
kosong belaka seperti halnya aturan dan hukum
pada 2000 tahun yang lalu. Mereka menghinakan umat Allah
dengan menawarkan apa yang nampaknya sebagai solusi bagi masalah dosa.
Mereka tidak melakukan hal ini dengan cara membuat umat tetap patuh kepada aturan dan hukum, tetapi sebaliknya mereka berusaha untuk
menghapuskan semua aturan dan hukum dan memperkenalkan suasana relativisme
kepada orang banyak. Ketika orang
memandang dosa mereka sebagai hal yang relatif, maka aturan dan hukum tidak berlaku
lagi : dan akibatnya dosa mereka tidak ada lagi.
Bapa Suci yang terkasih, tidakkah anda melihat? Orang
Parisi yang sebenarnya dari abad ke 21 ini bekerja dengan cara mempertahankan
umat Allah tetap menjadi tawanan dari dosa mereka sendiri.
Saya tidak tahu bagaimana Gereja bekerja di Argentina.
Saya rasa ada perbedaan kultural di Eropa yang mungkin tidak anda pahami
sepenuhnya. Anda tahu, disini, gereja dibiarkan mengambang oleh mereka yang
tetap setia kepada ajaran gereja. Gereja disini telah sangat menderita selama
50 tahun ini, karena orang-orang ingin memaksakan agenda politik mereka – yaitu
dengan menempatkan manusia sebagai pusat iman, bukannya Kristus. Kebenaran dan keindahan
Kristus – yaitu spiritualitas dan inti dari iman Katolik hampir-hampir
digantikan oleh sesuatu yang tidak lebih dari sintetis belaka.
Saya memahami pesan kemurahan hati anda. Anda sedang
meraih mereka yang tidak aman didalam iman mereka – bagi mereka yang mungkin
menderita karena tidak adanya ajaran religius dan katekesis yang benar dan
tidak pernah mengenal Yesus yang sebenarnya ataupun merasakan kasihNya. Saya
tahu bahwa ada banyak orang yang merasa aman didalam iman mereka yang tidak
mengerti mengapa anda melakukan pendekatan seperti ini --- tetapi saya tahu.
Tetapi ada juga orang-orang yang ingin menyesatkan pesan ini demi kepentingan
mereka sendiri. Tawaran Kasper yang berbelas kasih itu memusatkan perhatian
kepada kehidupan disini saja. Dia berusaha untuk menyenangkan manusia. Dia
tidak berkata apa-apa tentang bagaimana tindakan itu akan mempengaruhi manusia
dalam kehidupan berikutnya nanti. Membiarkan orang tetap berada dalam keadaan
dosa berat adalah mengabaikan kebenaran Allah dan keadilan Allah. Betapa ajaran
Kasper tentang kemurahan hati itu bisa mempengaruhi lamanya seseorang tetap
tinggal didalam Api Penyucian – atau lebih buruk lagi? Apakah hal ini merupakan
bentuk kemurahan hati yang sesungguhnya?
Bapa Suci yang terkasih, saya menghargai keberanian
anda memanggul salib dengan menjadi Paus, dan saya berdoa bagi anda setiap
hari. Tolonglah Bapa Suci, saya mohon – jangan sampai tertipu oleh mereka yang
ingin memaksa untuk meletakkan manusia sebagai pusat dari iman Katolik. Yesus
tidak datang untuk ‘menyenangkan manusia’ seperti itu. Dia datang untuk
membebaskan kita dari belenggu egoisme kita. Coba perhatikan, orang Parisi
tulen dari abad 21 ini apa adanya !
Bapa Suci, saya menyayangi anda dan anda selalu ada
didalam doa-doa saya.
No comments:
Post a Comment