PERINGATAN DI SELURUH DUNIA: SEBUAH TINDAKAN YANG BELUM PERNAH TERJADI
SEBELUMNYA SEPANJANG SEJARAH (BAGIAN 1)
by TED FLYNN | AUGUST
11, 2016
Umat yang mengikuti apa yang dikatakan oleh
Bunda Terberkati di Garabandal, serta pesan-pesan dari tempat-tempat penampakan
lainnya, kini sedang menantikan terjadinya beberapa peristiwa, dengan sukacita,
yang kita percayai akan merubah sejarah umat manusia. Ada jutaan orang yang
telah membaca pesan-pesan itu serta apa yang telah dinubuatkan dan kemudian
digenapi. Peristiwa-peristiwa itu akan sulit diterima oleh sementara orang,
namun bagi umat beriman yang hidupnya selalu dalam keadaan rahmat, rajin
menerima Sakramen-sakramen secara layak, maka peristiwa-peristiwa itu bisa
mereka terima secara lebih mudah. Adalah wajar untuk mereka-reka berbagai
skenario yang mungkin terjadi, namun ketika peristiwa-peristiwa itu dibuka
seperti yang telah dikatakan oleh Surga, maka hal itu akan sesuai dengan
nubuatan yang ada. Allah adalah Allah yang memerintah, dan Dia telah berbicara
kepada kita selama ini dengan lemah lembut, dengan dosis yang kecil-kecil dalam
waktu yang panjang, agar kita bisa menyelami sungguh apa yang disampaikanNya
itu.
Ketika dulu Yesus berjalan di atas air laut
Galilea, di tengah badai besar, ucapanNya kepada para rasulnya yang muda-muda
saat itu: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" ” (Matt. 14:27).
Mengawali masa kepausannya St.Yohanes Paulus II, sering berkata kepada kaum
muda, “Tak ada yang perlu ditakutkan,” atau ‘Jangan takut.”
Dimulai di Garabandal
Kisahnya dimulai pada 18 Juni 1961 malam,
ketika Malaikat Agung St.Michael menampakkan diri kepada empat gadis muda di
sebuah desa terpencil yang bernama Garabandal, Spanyol utara. Dalam 12 hari
berikutnya Malaikat Agung itu hanya menampakkan diri saja, sebanyak delapan kali.
Pada 1 Juli 1961 Malaikat Agung itu mulai berbicara dan mengatakan bahwa pada
hari berikutnya Perawan Maria Terberkati akan menampakkan diri kepada mereka
sebagai Bunda Gunung Karmel. Saat itu San Sebastian de Garabandal adalah sebuah
desa kecil yang berpenduduk sekitar 300 orang saja, dan termasuk pada diosis
Santander, Spanyol. Desa itu, dengan ukuran apapun saat itu, adalah sebuah desa
yang sederhana, tidak tergolong maju, bahkan primitiv. Disitu ada sekitar 70
buah rumah dari batu, tak ada aliran listrik, alat pemanas hanya berasal dari
tungku api di rumah-rumah, dan tidak ada kendaraan bermotor mau melintasi desa
itu. Sekitar seperempat mil ke arah utara dari gereja lokal yang kecil disitu,
ada sembilan pohon pinus yang terletak agak di atas dari desa itu, dimana Bunda
Terberkati sering menampakkan diri. Selama empat tahun berikutnya Bunda
Terberkati telah menampakkan diri sebanyak lebih dari 2000 kali dan sering
disertai dengan fenomena-fenomena yang ajaib.
Para visiuner disitu masing-masing adalah Conchita
Gonzales (12 tahun), Jacinta Gonzales (12 tahun), Mari Cruz Gonzales (11
tahun), (mereka tidaklah bersaudara), dan Mari Loli Mazon (12tahun).
Penampakan-penampakan disitu diawali dengan
tiga kali panggilan di dalam batin anak-anak itu, yang dirasakan oleh anak-anak
itu sebagai sesuatu yang membahagiakan, dimana masing-masing gadis itu merasa
dirinya semakin kuat saja. Setelah panggilan ke tiga, para gadis itu akan
berlarian (dari berbagai tempat di desa itu) dan datang menuju ke tempat yang
telah ditentukan oleh Bunda Maria, pada saat yang bersamaan, dan segera saja
mereka berlutut dan masuk ke dalam keadaan ekstase. Disitu sering terjadi
berbagai fenomena aneh yang tidak sesuai dengan hukum alam.
Bunda Maria menyampaikan pesan pertama bagi
dunia. Dia mengatakan kepada para gadis itu untuk menyampaikan pesan itu secara
terbuka pada 18 Oktober 1961. Pada hari itu anak-anak itu menyampaikan pesan
Bunda Maria:“Banyak kurban harus dilakukan, banyak pertobatan harus dilakukan.
Kita harus sering mengunjungi Sakramen Terberkati… tetapi lebih dari semuanya:
kita harus bersifat sangat baik… jika kita tidak melakukan hal ini maka hukuman
menantikan kita… piala telah menjadi penuh, dan jika kita tidak berubah maka
kita akan dihukum.” Pesan-pesan yang diberikan kepada para gadis itu berpusat
pada pertobatan dan perbaikan kehidupan. Bunda Maria selalu menekankan
pentingnya zaman kita ini dan apa yang akan terjadi, jika manusia tidak
bertobat. Apa yang membuat Garabandal bersifat unik daripada tempat-tempat penampakan
lainnya dalam sejarah adalah bahwa para visiuner disitu berbicara tentang dua
buah peristiwa yang akan teradi: Peringatan dan Keajaiban Besar.
Pada 1 Januari 1965 Bunda Terberkati berkata
kepada Conchita Gonzalez bahwa Malaikat Agung St.Michael akan menampakkan diri
kepadanya pada 18 Juni untuk menyampaikan pesan terakhir dalam nama Maria, bagi
seluruh dunia, karena pesan-pesannya selama ini tidak diikuti. Lalu benarlah
Malaikat Agung St.Michael menyampaikan pesan terakhir itu dengan berkata:
Karena pesanku pada 18 Oktober lalu (1961)
tidak diindahkan, dan juga tidak disampaikan kepada dunia, maka aku berkata
kepadamu bahwa ini adalah pesan yang terakhir. Sebelumnya piala itu sudah
penuh, namun kini piala itu telah meluber. Banyak kardinal, banyak uskup, dan
banyak imam berada di jalan kemusnahan dengan membawa serta banyak sekali jiwa
bersama mereka. Semakin sedikit saja orang yang menyadari pentingnya Ekaristi. Kita
harus menghindari murka Allah kepada kita dengan melalui perbuatan baik.
Jika kamu memohon ampun dengan jiwa yang
tulus, maka Dia akan mengampuni kamu. Adalah aku, Ibumu, dengan melalui
pengantaraan Malaikat Agung St.Michael, yang berkata agar kamu bertobat, bahwa
kamu sudah berada pada saat peringatan-peringatan terakhir dan bahwa aku sangat
mengasihi kamu dan aku tidak ingin kamu dihukum. Mintalah kepada kami dengan
tulus, maka kami akan memberikannya kepadamu. Kamu harus lebih banyak
berkurban. Renungkanlah Penderitaan Yesus.
Bunda Maria nampak memakai skapulir coklat,
yang menunjukkan agar kita juga memakainya. Bunda Maria juga mengajari
anak-anak gadis itu bagaimana berdoa rosario. Bunda Maria sangat menekankan
pentingnya Ekaristi serta profesi imamat. Penampakan terakhir kepada Conchita
terjadi pada 13 Nopember 1965 di pohon-pohon pinus.
Angka 18 sangat berarti di Garabandal karena
beberapa pesan disampaikan pada tanggal itu. Di dalam adat Yahudi angka 18
berarti ‘kehidupan’ dan pada masa mendatang umat Yahudi tak akan bisa menolak
apa yang terjadi di Garabandal.
Kisahnya
Garabandal adalah perpanjangan rencana
Surgawi bagi keselamatan umat manusia – untuk mempersiapkan dunia melalui
pesan-pesan yang diberikan pada 1961. Sebelumnya, telah banyak diharapkan agar
Paus St.Yohanes Paulus II mau mengungkapkan Rahasia Ketiga Fatima pada tahun
1960, namun kenyataannya tidak, hingga hal ini mengecewakan banyak sekali umat
beriman. Apakah ini sebuah kebetulan bahwa setahun kemudian Bunda Terberkati
datang ke Garabandal dan memberikan pesan-pesan yang berbicara tentang Ekaristi
dan profesi imamat, dan ini adalah saat yang sama ketika diadakannya Konsili
Vatikan II, dimana banyak sekali orang di dalam Gereja yang melemahkan
tradisi-tradisi Gereja.
Bagi banyak orang, kebenaran mengenai Rahasia
Ketiga Fatima adalah sulit dimengerti seperti halnya lokasi dari Tabut
Perjanjian. Banyak orang percaya bahwa Gereja belum menyampaikan secara resmi
Rahasia itu secara menyeluruh. Kita tahu bahwa sebagian dari pesan itu
berbicara mengenai seorang Paus berpakaian putih yang dibunuh. Namun hal itu
belum juga terjadi. Hingga kini terus terjadi pembicaraan mengenai Rahasia
Ketiga itu yang semakin menarik saja dengan berlalunya waktu ditambah dengan
terjadinya berbagai realita yang mengkhawatirkan dan menyedihkan di dalam
Gereja Katolik saat ini. Ini adalah sebuah kisah yang belum berhenti dan terus
berkembang, sementara PF mengkonsekrasikan dunia di Roma, pada tanggal 13
Oktober 2013 tanpa menyebut Rusia sama sekali.
Rusia telah menjadi titik pusat dari
permintaan Bunda Maria untuk dikonsekrasikan (permintaan ini disampaikan Bunda
Maria di Fatima 1917). Setiap orang memiliki pendapatnya sendiri, dan
masing-masing orang memegang fakta tertentu mengenai keadaan yang terjadi.
Bunda Terberkati berkata di dalam Gerakan Imam Maria, bahwa sekarang ini adalah
‘waktuku’, waktu milik Bunda Maria, karena tidak adanya kerja sama dari umat
Allah untuk menggenapi rencana damainya. Ada kekuatan-kekuatan besar di dalam
Gereja yang menghalangi disampaikannya secara penuh Rahasia Ketiga Fatima.
Manuver-manuver politik terus bergejolak kuat di dalam Vatikan yang
mempengaruhi berbagai isu di dalam Gereja selama beberapa ratus tahun
belakangan ini. Mengapa? Karena kita telah diberitahu bahwa Rahasia Ketiga itu
berhubungan dengan komunisme, penghancuran Gereja dari dalam, kemurtadan besar
di dalam Gereja, bencana-bencana yang semakin meluas seperti misalnya ‘turunnya
api dari langit’, jutaan umat manusia menjadi musnah, dan setan yang mencapai
puncak Gereja.
Terdapat penolakan yang
luas jika Rahasia Ketiga itu dibuka karena alasan-alasan yang tertentu. Cardinal Ratzinger (Pope Benedict
XVI Emeritus) ketika menjadi kepala dari the
Congregation for the Prefect of the Faith (CDF) dimana
dia telah membaca Rahasia itu, dia berkata bahwa pesan-pesan yang telah diakui
oleh Gereja yang diberikan di Akita, Jepang, pada intinya adalah sama dengan
Rahasia Ketiga. Tak ada pesan sebelumnya dalam sejarah Gereja Katolik Roma dan
Apostolik, yang bersifat apokaliptik seperti di Akita. Pope
Benedict XVI ketika berbicara di Fatima pada
13 Mei 2010 menyampaikan sesuatu yang cukup menarik: “Semoga masa tujuh tahun yang memisahkan kita dari saat peringatan 100
tahun penampakan disini akan mempercepat penggenapan dari nubuatan tentang
Kemenangan Hati Tak Bernoda dari Maria, bagi kemuliaan Tritunggal Yang Mahakudus.”
Hal ini berhubungan dengan peringatan 100 tahun Fatima pada 2017.
Pencerahan
hati nurani
Paus Paulus VI (menjabat
paus 1963-1978) mengatakan bahwa pertempuran antara kebaikan melawan kejahatan
sedang berlangsung di dunia ‘apokaliptik’ saat ini. Dia mengutip Injil Lukas
yang berkata ‘ketika Anak Manusia kembali akankah Dia menemukan iman di atas
bumi’, sambil dia menambahkan bahwa ‘asap setan telah masuk ke tempat kudus.’ Bunda
Terberkati berkata di Fatima ‘Pada akhirnya nanti Hatiku Yang Tak Bernoda akan
menang…’ Kemenangan dari Hatinya Yang Tak Bernoda itu adalah kedatangan kembali
dari Yesus di dalam kemuliaan. Jadi Bunda Maria tak pernah merujuk kepada
dirinya sendiri, melalinkan selalu merujuk kepada Puteranya, Yesus. Seperti
yang dikatakan oleh Bunda Maria di Cana ketika dia menyarankan kepada para
pelayan disana: “Lakukanlah apa yang Dia katakan kepadamu.” (John 2:5). Tritunggal Kudus telah
menunjuk Bunda Maria bagi tugas istimewa ini di saat yang bersejarah ini. Bunda
Maria berkata :”Tempat Perlindungan itu adalah Hatiku Yang Tak Bernoda.”
Mencari tempat yang aman dimana saja tak akan ada gunanya. Dan Bunda Maria tak
pernah merebut kekuasaan itu dari Puteranya, sedikitpun juga. Bahkan Bunda
Maria menuntun umat manusia untuk memuliakan dan mengasihi Hati Kudus Yesus.
Kita semua dipanggil untuk menjadi mitra-penebus bersamanya di dalam rencana
keselamatan Kristus bagi umat manusia. Bejana mana lagi yang lebih baik
daripada Bunda Kristus yang telah datang ke dunia tanpa noda dosa. Peranannya adalah
membawa kita kepada Puteranya, Yesus, dan membawa Yesus kepada kita.
Pesan-pesan di Garabandal
serta di tempat-tempat penampakan lainnya selalu bersifat sederhana dan
menuntun. Pesan-pesannya selalu disampaikan dalam bahasa yang paling sederhana mengenai
prinsip-prinsip iman yang esensiil. Pesan-pesannya selalu mudah dimengerti dan
berbicara tentang kebenaran, kebaikan dan keindahan – bukan berisi filsafat
muluk-muluk yang hanya bisa dimengerti
oleh sedikit orang saja, tetapi selalu mengenai pengalaman hidup yang terus
berubah. Jika pesan-pesan itu diterima dan dicerna, maka akan terjadi sebuah
perubahan di dalam jiwa. St.Pater Pio, Paus St.Yohanes Paulus II, Paus Paulus
VI, Bunda Teresa Terberkati, Pastor Stefano Gobbi, dan banyak lagi visiuner dan
umat awam zaman ini yang mempercayai apa yang terjadi di Garabandal dan mereka
mengakuinya secara terbuka.
Peringatan –
kita semua menyaksikan keadaan dari jiwa kita
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan
menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini,
dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. (Mat 18:3-4).
PERINGATAN itu adalah berupa sebuah
peristiwa dimana kita akan menyaksikan keadaan dari jiwa kita seperti yang akan
dihakimi oleh Allah pada saat kematian kita. Saat itu tak ada tempat bagi kita
untuk bersembunyi dari kebenaran dan realita Ilahiah yang dinyatakan kepada
kita. Saat itu akan menjadi sebuah garis pembatas dalam seluruh sejarah.
Kebohongan setan akan diungkapkan apa adanya serta segala penipuan yang
dilakukannya. Cengkeramannya atas dunia akan dilonggarkan. Setelah peristiwa
ini masih juga ada dosa di dunia namun sebuah garis pembatas akan ditarik,
dimana rasa takut akan setan tidak ada disana. Kehendak Bebas Manusia tetap
ada, namun netralitas manusia telah lenyap. Orang akan berpihak kepada Allah
atau tidak. Itu saja.
Seperti halnya umat Yahudi
dulu berkelana di padang gurun selama 40 tahun setelah mereka meninggalkan
perbudakan di Mesir selama 400 tahun. Namun dalam waktu yang tidak terlalu lama
mereka lupa apa yang dilakukan Allah bagi mereka. Apa yang semula diduga
perjalanan selama sebelas hari ternyata menjadi 40 tahun karena ketidak-taatan
mereka. Segera setelah mereka meninggalkan negeri Mesir, umat Yahudi membuat
patung anak lembu emas di padang gurun. Sementara itu manna dan burung-burung
puyuh berjatuhan dari langit untuk memberi makan orang-orang yang bermigrasi
itu yang berjalan menuju tanah terjanji tetapi mereka tetap saja melakukan
persembahan ritual berhala.
Hal yang sama juga terjadi
saat ini. Beberapa orang segera melupakan rahmat yang diberikan kepada mereka
pada saat ‘Pencerahan hati nurani’ (Peringatan) itu dan mereka kembali kepada
kebiasaan hidup yang lama karena mereka memang tidak dididik dalam hal iman. Karena alasan inilah
maka pendidikan iman sangat penting sekali
sementara saat ini masih ada waktu yang relativ tenang dibandingkan dengan
gejolak kekacauan mendatang. “Iman itu datang dengan cara mendengarkan,
mendengarkan Sabda Allah,” dan seperti yang dikatakan oleh pemazmur : “Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya
aku jangan berdosa terhadap Engkau.” Mzm 119:11. Jika kita
menjalankan ajaran Kitab Suci saat ini, kita akan memiliki kesempatan yang lebih
besar untuk mengerti saat ini tentang rencana Allah bagi masa depan dunia. Allah
berkomunikasi dengan umatNya dalam bahasaNya sendiri.
Yang pertama dari dua peristiwa
mendunia itu adalah berupa Peringatan dari Allah. Conchita menulis dalam sebuah
surat tanggal 1 Januari 1965, “Bunda Maria berkata bahwa sebuah Peringatan akan
diberikan kepada seluruh dunia sebelum saat Keajaiban itu, agar dunia bisa memperbaiki
dirinya. Hal itu (Peringatan) berasal langsung dari Allah dan bisa dirasakan di
seluruh dunia. Orang-orang lupa bahwa Peringatan itu akan terlihat dan dirasakan.
Maka ada anggapan bahwa ada suatu peristiwa kosmik atau Surgawi di langit yang bisa
terlihat di seluruh dunia.” Terjadi spekulasi besar mengenai hal ini yang terjadi
setelah Peringatan itu. Conchita mengatakan bahwa hal itu “seperti dua buah
benda angkasa yang saling bertabrakan.”
Conchina menulis pada 2
Juni 1965, “Peringatan itu seperti sebuah pemurnian, adalah sesuatu yang menakutkan
bagi orang yang baik maupun jahat. Bagi orang yang baik, mereka akan semakin
mendekati Allah, dan mereka memperingatkan orang yang jahat bahwa saat akhir
zaman sudah tiba. Ini adalah peringatan-peringatan terakhir.” Conchita menjelaskan
bahwa “Peringatan itu merupakan sebuah pemurnian untuk mempersiapkan kita bagi
datangnya Keajaiban itu. Setiap orang di dunia akan merasakan sebuah pengalaman
batin tentang bagaimana keadaan diri mereka di hadapan Penghakiman Allah. Umat
beriman maupun tidak beriman akan sama-sama merasakan Peringatan itu.” Conchita
berkata “Mereka yang berada dalam keadaan rahmat akan mengalami akibat yang tidak
terlalu menyakitkan.” Mari Loli yang meninggal pada tahun 2009 adalah
satu-satunya yang mengetahui tahun dari Peringatan itu, namun dia tidak tahu
tanggal dari Keajaiban Besar itu. Mari Loli berkata, “Kita akan menyaksikannya dan
merasakannya di dalam diri kita sendiri, dan hal itu jelas sekali berasal dari Allah.”
Allah di dalam kasih dan kerahimanNya
yang tak terhingga besarnya terhadap umat manusia, terus menerus memberi setiap
kesempatan kepada umatNya untuk memperbaiki dirinya. Banyak sekali bukti dari sumber-sumber
di dalam Gereja saat ini menunjukkan bahwa hari penghitungan itu sudah dekat
sekali dengan kita. Seperti halnya nabi Amos, Yehezkiel, Jeremiah, Yunus, dan Yesaya,
memperingatkan orang-orang zaman itu tentang datangnya penghakiman Allah, maka sekarang
ini kitapun diperingatkan oleh para nabi. Penampakan-penampakan Bunda Maria yang
semakin sering terjadi menunjukkan betapa urgen dan pentingnya saat-saat kita
sekarang. Peringatan itu akan menjadi sebuah peristiwa yang tak terkira besarnya
di dalam sejarah dunia dan Gereja. Di dalam Kitab Suci telah disebutkan adanya hal-hal
yang ajaib seperti misalnya hari-hari kegelapan hingga beberapa kali, tetapi tidak
disebutkan Peringatan dan Keajaiban Besar itu.
Peringatan itu akan
memungkinkan setiap pria, wanita dan anak-anak, untuk bisa melihat keadaan jiwa
mereka melalui pencerahan hati nurani mereka, seperti yang dilihat oleh Allah di
dalam Kebenaran Ilahi. Kobaran api dari kebenaran IIahi ini akan memungkinkan umat
Allah ‘melihat’ kehidupan mereka dalam wujud ‘penghakiman mini.’ Hal ini merupakan
salah satu dari kerahiman Allah yang memberi kita kesempatan untuk bertobat dan
mengarahkan perjalanan hidup kita ke jalan yang benar. Jika orang tidak
tergerak oleh peristiwa ini, serta tidak tahu apa dampaknya bagi dunia ini, maka
memang sudah ada ketidak-pekaan di dalam roh atau ketidak-pedulian secara menyeluruh
akan makna dari peristiwa ini serta dampaknya bagi dunia ini.
No comments:
Post a Comment