Volume
2 : Misteri Kerahiman Allah
Bab 8
Penghiburan jiwa-jiwa
di Api Penyucian
Para malaikat
Emilia Terberkati dari
Vercelli
Para kudus di Surga
Jika para malaikat suci ingin menolong jiwa-jiwa di Api Penyucian secara
umum, maka mudah untuk dimengerti bahwa mereka memiliki semangat yang
bernyala-nyala terutama bagi anak asuhnya. Didalam biara Vercelli dimana Emilia
Terberkati, seorang religius Dominikan, menjadi Suster Kepala, sudah menjadi
aturan disitu bahwa para suster disitu tidak boleh minum pada waktu makan
mereka, kecuali ada ijin khusus dari Suster Kepala. Ijin ini tidak selalu
diberikan oleh Suster Kepala. Dia menasihati para Suster anak buahnya untuk
melakukan kurban yang kecil itu dengan sukacita, untuk mengingat rasa haus yang
membakar yang telah ditanggung oleh Juru Selamat kita di salib demi keselamatan
kita. Dan untuk mendorong para Suster disitu untuk melakukan hal ini Suster
Kepala menganjurkan mereka untuk menyerahkan beberapa tetes air kepada para
malaikat pelindung mereka agar dia menyimpannya hingga kepada kehidupan nanti,
untuk meringankan panasnya Api Penyucian. Kejadian berikut ini menunjukkan
betapa perbuatan yang suci ini sangat berkenan bagi Allah.
Seorang Suster yang bernama Cecilia Avogadra suatu hari datang untuk
meminta ijin untuk menyegarkan dirinya dengan sedikit air, karena bibirnya
telah pecah-pecah karena kehausan. “Puteriku”, demikian kata Suster Kepala,
“lakukanlah kurban yang kecil ini demi kasih kepada Allah dan demi jiwa-jiwa di
Api Penyucian”. “Bunda, kurban ini tidaklah ringan. Aku hampir mati rasanya
karena kehausan”, jawab Suster yang baik hati itu. Namun meskipun dia bersedih,
dia mematuhi nasihat dari atasannya itu. Tindakan kepatuhan dan matiraga ini
amatlah berharga di mata Allah. Dan Suster Cecilia segera menerima ganjarannya.
Beberapa minggu kemudian dia meninggal. Setelah 3 hari kemudian, dia muncul
didalam kemuliaan yang berkilauan kepada Bunda Emilia. “Oh, ibu !”, katanya,
“betapa aku sangat berterima kasih kepadamu ! Aku dihukum untuk masuk kedalam Api
Penyucian hingga lama, karena aku telah memperhatikan kepentingan keluargaku
sendiri, dan lihatlah, setelah 2 hari, aku melihat malaikat pelindungku
memasuki penjara tempat tinggalku, sambil di tangannya membawa segelas air,
dimana sebelumnya anda telah menyuruhku untuk mempersembahkan hal itu kepada
Mempelai Ilahiku. Malaikat pelindungku itu menuangkan air itu kepada nyala api
yang membakar diriku dan segera saja api itu padam, dan aku dibebaskan. Aku
segera terbang ke Surga dan rasa terima kasihku tak akan melupakan anda”.
Begitulah para malaikat Allah menghibur jiwa-jiwa di Api Penyucian. Bisa
diperkirakan pula betapa para kudus dan orang-orang terberkati yang telah
dimahkotai di Surga bisa menolong jiwa-jiwa itu. “Sudah pasti”, demikian kata
Pastor Rossignoli, dan begitu juga ajaran dari para ahli teologi, St. Agustinus
dan St.Thomas, bahwa para kudus itu amat kuat pertolongannya dalam masalah ini,
dengan melalui doa-doa permohonan mereka. Dengan kata lain, para kudus di Surga
berdoa bagi jiwa-jiwa dan memperoleh dari Kerahiman Ilahi, pengurangan atas
penderitaan mereka. Namun mereka tak bisa memuaskan sepenuhnya jiwa-jiwa itu,
ataupun membayar lunas hutang-hutang mereka terhadap Pengadilan Ilahi. Itulah
keistimewaan yang diberikan Tuhan kepada Gereja Militan.
No comments:
Post a Comment