Cardinal Walter BrandmüllerDiane
Montagna/LifeSiteNews
By Diane Montagna
SEORANG KARDINAL MENGUTUK SIKAP DIAM VATIKAN PADA KTT SOAL PELECEHAN
SEX
ROMA, 27 Februari 2019 (LifeSiteNews) -
Penyelenggara pertemuan puncak soal pelecehan sex di Vatikan baru-baru ini dengan sengaja menghindari pembicaraan masalah
homoseksualitas untuk memajukan "agenda homoseksual" di Gereja dan
melindungi jaringan homoseksual yang berkembang dalam "iklim keterlibatan
dan konspirasi sikap diam,” demikian kata seorang kardinal.
Dalam sebuah wawancara dengan Edward
Pentin dari the National Catholic Register, Kardinal
Jerman, Walter Brandmüller (salah seorang penandatangan dubia) mengatakan bahwa
"mendiskusikan masalah homoseksualitas akan menjadi berbahaya bagi mereka,
karena telah terbukti ada jaringan homoseksual di dalam Vatikan."
"Itulah masalahnya, tidak ada
pertanyaan soal itu," katanya.
"Ini adalah sebuah sikap diam yang
harus kita dorong untuk dilanggar," kardinal menambahkan. Dia mengatakan
"karya jurnalis" memainkan peran penting dalam menerobos tembok ini
dan karena itu dia mendesak para jurnalis untuk terus "menjadi kuat,
tegas, dan jelas" dalam mengungkap skandal ini, bahkan ketika mereka berhadapan
dengan keadaan ‘tanpa konsekuensi konkret’ atau ‘tanpa tindakan hukuman’ pada para
pelakunya.
Pernyataan Kardinal Brandmüller
datang satu minggu setelah dia dan Kardinal AS Raymond Burke menandatangani
surat terbuka kepada para uskup yang menghadiri pertemuan puncak Vatikan
tentang perlindungan anak di bawah umur, untuk mengakhiri kebisuan mereka pada
kebusukan moral di dalam Gereja dan kembali untuk menegakkan hukum ilahi dan
hukum alam.
Kedua kardinal, yang juga
menandatangani dubia 2016, meminta Paus Francis untuk mengklarifikasi ajaran
moralnya yang tertuang pada Amoris
Laetitia, dan meminta para uskup untuk bersuara menentang kebusukan moral
di dalam Gereja.
“Tindakan tegas saat ini sangatlah
mendesak dan perlu,” kata mereka, dan menyerukan diakhirinya “wabah agenda
homoseksual” di dalam Gereja, jaringan perlindungan yang terorganisir, dan
“iklim keterlibatan dan konspirasi kebisuan.”
Dalam wawancaranya dengan the Register
pada 25 Februari, Kardinal Brandmüller mengatakan dia “sangat kecewa” pada
hasil pertemuan itu, dan bahwa akar permasalahan tidak dibahas.
"Kami sudah mengatakan semua hal
itu yang perlu dibahas," katanya. “Itu semua tergantung pada apa yang akan
dilakukan sekarang, tetapi kebisuan tentang homoseksualitas adalah masalah
nyata. Kami telah menulis surat, sebagai pengamat dari luar; baik Cardinal
Burke maupun saya tidak terlibat dalam pertemuan itu.”
Ditanya berapa banyak masalah yang disebabkan
oleh runtuhnya doktrin moral Gereja, Brandmüller mengatakan kurangnya doktrin
moral adalah "akar" dan ia dapat ditelusuri kembali pada beberapa dekade
yang lalu.
"Pada akhir 1960-an awal
1970-an, pengajaran moral di [Kepausan] Universitas Gregorian [di Roma] adalah
bidaah," katanya. “Itulah saat para dosen [yang sesat]: [Pastor Josef]
Fuchs, [Pastor Bernard] Häring, dan [Pastor Charles] Curran. Mereka menawarkan
pengajaran mereka sendiri, dan anak-anak (seminaris) mendengarkan ceramah ini,
dan kemudian mulai mempraktikkan [homoseksualitas]."
"Kolese Amerika Utara pada
waktu itu adalah pusat homoseksualitas," kata Cardinal Brandmüller.
Kardinal Brandmüller memuji
prakarsa umat awam, seperti protes diam-diam minggu lalu di Roma, yang
menyatukan 100 pria dan wanita untuk "menentang kebijakan ‘membisu’ di Vatikan
tentang homoseksualitas," menjelang pertemuan puncak Vatikan minggu lalu
tentang pelecehan seks ulama.
"Semua
orang berhak untuk
menyatakan pendapatnya, dan yang mereka lakukan adalah sebuah
protes yang bagus,"
katanya. "Kita hidup dalam harapan dan percaya pada Kuasa Penyelenggaraan ilahi."
JOIN NOW !!!
ReplyDeleteDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.com