These Last Days News - February 15, 2019
SEORANG KUDUS YANG
PERNAH MENGUNJUNGI NERAKA DAN KEMBALI KE DUNIA UNTUK MENCERITAKAN KEADAAN
DISANA…
Sign.org on February 12, 2019:
by Ted Flynn
Kitab Suci dan tradisi di gereja mengatakan dengan
jelas bahwa ada tempat yang disebut neraka.
Orang-orang berbicara tentang surga setiap saat, tetapi jarang mereka menyebut soal
neraka, kecuali dalam bahasa ringan sehari-hari, sebagai bagian dari kutukan,
atau sebagai hal yang dianggap penting dalam pidato sehari-hari. Sering
dikatakan bahwa keberhasilan terbesar dari
iblis adalah jika dia bisa membuat orang-orang berpikir bahwa neraka itu tidak
ada. Hal itu mungkin adalah penilaian yang benar, karena jika seseorang
benar-benar tahu apa yang dikatakan mistikus zaman dulu tentang neraka, mereka
akan bersikap jauh lebih serius dalam perbuatan mereka sehari-hari. Blaise
Pascal, seorang penganut Renaisans Prancis, memiliki pemikiran yang sama
tentang Tuhan. Dia berkata jika tidak ada Tuhan maka tidak ada yang penting,
tetapi jika ada Tuhan, maka tidak ada lagi yang penting.
Pada awal abad keempat belas, Dante Alighieri
menulis puisi epik The Divine Comedy.
Selama ratusan tahun karya ini dianggap sebagai salah satu karya klasik
terbesar (bukan hanya bagi dunia Kristiani) yang pernah ditulis dalam peradaban
barat. Ini adalah kisah tentang penyair Romawi, Virgil, yang membimbing Dante
melewati neraka terlebih dahulu, kemudian melewati Api Penyucian, dan kemudian
Surga (Paradiso). Deskripsi tentang neraka itu jelas dan gamblang, dan itu
adalah sumber dari banyak percakapan dan pelajaran tentang seperti apa neraka
itu. Alkitab menyebutkan tentang neraka pada beberapa kesempatan, tetapi tidak
memberikan banyak gambaran seperti apa itu neraka atau apa terjadi di sana.
Dante menggambarkan bahwa neraka, yang terdiri dari sembilan lingkaran siksaan
konsentris, adalah bagi mereka yang tidak mengakui Tuhan demi mengejar nafsu
dosa. Setiap lingkaran secara signifikan lebih parah dalam hal siksaan
spiritual dan fisik daripada lingkaran di atasnya, karena ia merupakan satu
perjalanan yang lebih dalam ke jurang hades (neraka).
Sebagai seorang penganut agama Katolik seumur
hidup, saya pikir saya belum pernah mendengar khotbah tentang neraka dari atas mimbar
di gereja, namun Yesus berkata dengan jelas bahwa neraka itu ada. Dalam dunia saat
ini yang menganut relativisme moral, tidak adanya penjelasan mengenai neraka ini
tidaklah mengejutkan. Terakhir kali saya ingat, sering mendengar kata neraka
sebagai sebuah kenyataan adalah ketika pendiri majalah Playboy, Hugh Hefner meninggal pada September 2017. Banyak orang yang
yakin bahwa dia akan segera menjadi penghuni di neraka karena percabulan yang
tak terhitung besarnya serta kebusukan moral yang dia sebarkan kedalam budaya
secara global. Hefner telah membuka pintu gerbang dosa bagi banyak orang muda
pada usia yang rentan, di mana sebuah kebiasaan akan mulai menjadi bentuk kecanduan
- yang kemudian mengarah kepada dosa yang lebih besar.
Penglihatan St. Faustina Tentang Neraka
Dari Apa Yang Diajarkan Yesus Kepadanya
Di sebuah zaman
relativisme yang meluas, dan kurangnya pendidikan agama dan moral bagi
mayoritas umat Katolik, hanya sedikit saja yang menyadari konsep dosa sebagai
realitas fisik. Namun, seorang biarawati muda dari Polandia yang bernama Suster
Faustina telah diberi jauh lebih banyak informasi oleh Yesus sendiri, daripada
yang pernah diberikan oleh Dante. Gambaran yang diberikan oleh Yesus itu bisa
menggerakkan jiwa yang paling keras sekalipun.
Sebagai seorang novis muda
pada tahun 1925, malaikat pelindungnya membawanya ke Api Penyucian. Setelah
itu, dalam apa yang dipraktekkannya seumur hidup, dia menjadikan praktek itu secara
rutin untuk berdoa bagi jiwa-jiwa di Api Penyucian. Surga juga telah membawanya
ke neraka dimana dia menulis, “Saya, Suster Faustina, atas perintah Tuhan,
telah mengunjungi jurang neraka sehingga saya dapat memberi tahu orang-orang
tentang hal itu dan bersaksi tentang keberadaannya, itu adalah tempat
penyiksaan yang hebat ... Adapun jenis-jenis penyiksaan yang saya lihat:
Siksaan pertama, yang merupakan keadaan umum dari neraka
adalah tidak adanya Tuhan;
Siksaan kedua, adalah penyesalan hati nurani selamanya;
Siksaan ketiga, adalah kondisi seseorang yang tidak akan
pernah berubah;
Siksaan keempat, adalah api yang menusuk jauh kedalam jiwa
tanpa menghancurkannya – ini adalah sebuah penderitaan yang mengerikan, karena
itu adalah api yang murni spiritual, yang dinyalakan oleh murka Allah;
Siksaan kelima, adalah kegelapan yang terus-menerus dan
bau menyesakkan yang amat mengerikan,
dan meskipun gelap, iblis dan jiwa orang-orang terkutuk disana dapat melihat
satu sama lain serta semua kejahatan mereka, baik kejahatan orang lain maupun kejahatan
mereka sendiri;
Siksaan keenam, adalah kebersamaan dengan setan;
Siksaan ketujuh, adalah berupa keputusasaan yang
mengerikan, kebencian kepada Tuhan, kata-kata keji, kutukan, dan penghujatan.
Ini adalah siksaan yang diderita oleh semua jiwa yang
terkutuk bersama-sama, tetapi itu bukanlah akhir dari penderitaan. Ada lagi siksaan
khusus yang diperuntukkan bagi jiwa-jiwa tertentu. Ini adalah siksaan di dalam indera.
Setiap jiwa mengalami penderitaan yang mengerikan dan tak terlukiskan, terkait
dengan cara di mana dia telah berbuat berdosa.
Deskripsi Faustina tentang neraka sama nyatanya
dengan yang bisa disampaikan oleh siapa pun dalam bahasa tertulis. Hal itu
menempatkan segala sesuatu dalam perspektif tentang keberadaan duniawi kita serta
tujuan kita untuk hidup, dan konsekuensi dari semua tindakan kita.
Faustina memberikan penjelasan lebih lanjut bahwa
Allah memerintahkannya untuk menulis hal-hal ini "…sehingga tidak ada jiwa yang dapat menemukan alasan dengan
mengatakan bahwa neraka itu tidak ada, atau bahwa tidak ada yang pernah berada
di sana, sehingga tidak ada yang bisa mengatakan seperti apa rasanya .... Saya
perhatikan ada satu hal yang cukup penting, bahwa sebagian besar jiwa yang ada di
sana adalah mereka yang tidak percaya bahwa neraka itu ada.... “ Suster
Faustina menyadari perlunya lebih banyak doa bagi orang-orang untuk mencegah
penderitaan ini, sehingga dia bersedia ”tanpa
henti memohon belas kasihan Tuhan bagi mereka”(Buku Harian 741).
Lebih jauh tertuang dalam Buku Hariannya, adalah
esensi absolut dari Kerahiman Ilahi dan bagaimana rahmat itu tersedia bagi semua orang hingga saat
kematian mereka. Faustina menulis, “Kerahiman
Tuhan terkadang menyentuh orang berdosa pada
saat terakhir hidupnya dengan cara yang amat menakjubkan dan misterius.
Dari luar, sepertinya semuanya hilang musnah, tetapi tidak demikian
kenyataannya. Jiwa yang
diterangi oleh cahaya rahmat terakhir yang amat kuat dari Allah, akan berbalik
kepada Allah di saat-saat terakhirnya, dengan kekuatan kasih sedemikian rupa besarnya
hingga dalam sekejap dia telah menerima pengampunan dosa dan hukuman dari
Tuhan, sementara di luar dia tidak menunjukkan tanda pertobatan maupun penyesalan,
karena jiwa (pada tahap itu) tidak lagi bereaksi terhadap hal-hal eksternal. Oh,
betapa kerahiman Allah itu melampaui pemahaman manusia! ... Tuhan yang penuh
belas kasihan memberi kepada jiwa itu sebuah saat pencerahan yang sangat jelas,
sehingga ketika jiwa itu bersedia, dia memiliki kemungkinan untuk kembali
kepada Tuhan. Tetapi kadang-kadang, kekaburan dalam jiwa itu begitu besarnya hingga
secara sadar mereka memilih neraka ”(1698).
Neraka adalah sebuah pilihan yang disengaja dari orang
yang congkak. Perhatikanlah bagaimana Faustina (kata-kata dari Yesus) di atas,
mengatakan "Mereka memilih
neraka." Orang dapat merenungkan tentang dua orang pencuri di kayu
salib, di sebelah Yesus, ketika Yesus disalibkan. Kedua orang itu akan mati
dalam waktu satu jam ke depan, namun yang satu meminta belas kasihan, dan yang satunya
tidak. Yesus tidak pernah bertanya tentang kejahatan dari orang yang meminta
belas kasihan itu; Dia segera saja memberi pengampunan karena diminta. Pencuri
yang bertobat itu adalah satu-satunya orang di seluruh Perjanjian Baru yang
secara khusus diberitahu bahwa dia akan naik ke surga. Yesus berkata, "Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama
dengan Aku di dalam Firdaus." (Luk. 23:43). Tidak ada rasul yang secara khusus
mengatakan hal ini. Bukan Peter, bukan John, bukan Andrew, bukan Matius, bukan
Paul ... Pencuri itu mencuri Surga melalui penyesalan hatinya pada saat
kematiannya, karena dia menyadari bahwa hanya Yesus saja yang dapat mengabulkan
permintaan ini.
Kerahiman Ilahi yang diperintahkan Yesus agar
ditulis oleh Suster Faustina adalah tentang belas kasihan yang tak terhingga yang
dimiliki Yesus bagi umat manusia. Ia tidak mengenal batas dan tak terhingga.
Karena neraka adalah jurang yang tak berujung, maka kerahiman-Nya juga
merupakan jurang kemurahan hati dan kasih yang tak ada habisnya. Nyaris tidak
ada batasan bagi pengampunan dan belas kasihan-Nya. Tidak ada yang dikecualikan
dari belas kasihan itu, tetapi manusia harus
memintanya, dan rahmat itu selalu tersedia sampai saat kematian. Dosa
memisahkan kita dari diri kita sendiri, dari orang lain, dan dari Tuhan. Dosa
adalah neraka.
Tuhan berkata kepada nabi Yesaya, “…tetapi yang merupakan pemisah antara
kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu,” (Yes.59:2). Ketika jiwa menjauh dari Tuhan, mereka
sering merasa tidak layak untuk mendekati-Nya. Karena alasan inilah hingga begitu
banyak orang yang menjauh dari Tuhan
selama 10, 20, 30, 40, atau bahkan 50 tahun sebelum mereka menyadari bahwa yang
tersisa hanyalah Empat Hal Terakhir: Kematian, Penghakiman, Surga, Neraka.
Seseorang mungkin merasa dirinya tidak layak
untuk meminta Rahmat Kerahiman karena dosa-dosa sebelumnya. Hal itu dapat
mencegah mereka untuk menerima kasih berlimpah yang Tuhan inginkan untuk dibawa
ke dalam hidup mereka, karena Tuhan sendirilah yang ingin memulihkan dan menyembuhkan.
Ini adalah penipuan setan yang mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak dapat
diampuni.
Dosa adalah seperti sekantung bulu yang ditaruh di
tengah badai angin. Ketika dosa terjadi, dan kemana perginya setelah itu, dapat
mempengaruhi kehidupan beberapa generasi. Hal itu sangat merugikan meski orang yang
berdosa tidak menyadarinya. Dosa itu menimbulkan riak gelombang yang menyebar, seperti
batu yang dilemparkan ke kolam yang tenang, menyebar ke seluruh volume air. Maka
bulu-bulu itu (dosa) tidak pernah bisa diatur dengan cara yang sama lagi. Yesus
berkata, “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan
membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan
mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yoh. 10:10). Adalah Kerahiman Ilahi Tuhan yang
menyambut orang berdosa kembali ke dalam pelukan Allah. Dia tidak pernah bertanya
masa lalu, tetapi selalu memaafkan ketika seseorang memintanya dengan tulus.
Tidak peduli seberapa keras pelanggaran dan dosanya, tidak ada dosa yang terlalu
besar bagi Kerahiman-Nya.
JESUS, I TRUST IN YOU
++++++++++++++++++++++++++++
"Kamu
hanya memiliki dua tujuan yang terakhir:
Surga dan neraka. Ketahuilah bahwa setan terus berusaha
menghilangkan kenyataan keberadaan kerajaannya, neraka, darimu. Jika dia
membuat lelucon tentang keberadaannya di antara kamu, maka dia bertujuan untuk menipu kamu sehingga kamu akan berbuat dosa dan
menjauhkan dirimu dari Roh Terang. Dan ketika kamu melepaskan diri dari Roh Terang, maka kamu
melepaskan dirimu dari kehidupan kekal di dalam Kerajaan Bapamu, Allah Yang Mahatinggi
di Surga." - Bunda Maria dari Mawar,
Bayside, 1 Februari 1975
No comments:
Post a Comment