Surat Dari
Peter Herbeck: Sebuah Saat Ujian Yang Keras Bagi Gereja
(By: Peter Herbeck, Vice
President of Renewal Ministries)
Para sahabat yang terkasih,
Saya bersyukur karena bisa menulis sebuah surat bagi buletin
bulan ini. Saya telah memikirkan dan berdoa bagi Anda semua – kita semua – yang
sedang hidup melewati saat-saat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah
Gereja. Ini adalah merupakan saat-saat yang penuh kekacauan, tidak stabil,
penuh dengan kesedihan, kemarahan, kebingungan, dan rasa takut bagi banyak orang.
Tidak diragukan lagi, ini adalah sebuah saat ujian dan pencobaan besar bagi
kita semua.
Salah satu pertanyaan rutin yang saya dapatkan dari
orang-orang adalah, "Bagaimana saya menanggapi hal ini? Apa yang harus
saya lakukan?” Banyak saran praktis yang bermanfaat telah diberikan mengenai
bagaimana membantu para pemimpin Gereja, uskup dan imam, untuk bekerja sama dalam
menghadapi masa pemurnian ini. Tetapi lebih banyak lagi yang perlu dikatakan
tentang bagaimana kita dapat, sebagaimana dikatakan St Paulus, "…kuasailah dirimu dalam segala hal" (2Tim 4: 5), terutama pada saat-saat sulit dan
ujian yang berat saat ini. Ajaran Yesus dan para rasul adalah pertolongan besar
bagi saat-saat seperti ini.
Dengan mengingat gambaran menyeluruh dari keadaan yang
ada, ini adalah kunci untuk membantu kita hidup di tengah keadaan kita sekarang
dan melihat dalam cobaan-cobaan ini, adanya kesempatan besar untuk bertumbuh
dalam kedewasaan sebagai murid Yesus. Santo Petrus mendesak kita untuk “…janganlah
kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian,
seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.” (1 Ptr 4:12).
Kita semua diminta membuktikan, diuji oleh krisis dalam Gereja saat ini. "Nyala
api siksaan" ini adalah luka yang diakibatkan oleh kesengajaan diri
sendiri, hasil dari kegagalan yang serius dan perilaku kepemimpinan Gereja yang
amat memalukan.
Perilaku yang amat memalukan ini merupakan kejutan
bagi sistem, tetapi seharusnya ia tidak usah terlalu mengejutkan atau terlalu
aneh untuk kita pahami. Yesus mengatakan kepada kita bahwa kita akan mengalami kesengsaraan
besar di dunia ini dan bahwa kita akan melihat dan mengalami skandal, sesuatu yang
dapat disaksikan bahkan di antara dua belas rasul Yesus dulu. Di antara
teman-teman terdekat Yesus, mereka yang paling Dia kenal, yang paling Dia
percayai: pada saat Yesus sangat membutuhkan mereka, yang satu mengkhianati Dia
dan yang lain menyangkal bahwa dirinya mengenal Yesus. Dosa, kegagalan, dan
pengkhianatan di antara para pemimpin itu amat memalukan, tetapi hal itu
seharusnya tidak mengejutkan kita.
Sebagai murid, kita tahu, atau seharusnya tahu,
kelemahan manusia. Kita juga tahu bahwa kita hidup di “zaman yang jahat,” di sebuah
dunia yang jatuh kedalam “kuasa si jahat” (1Yoh. 5:19). Dunia adalah medan
pertempuran; Gereja kini sedang berperang, setiap hari, melawan pemerintahan
dan kekuasaan yang besar yang dikerahkan untuk melawan kita. Apa yang kita
lihat saat ini adalah perjuangan yang sama yang sedang kita semua hadapi, yang berupa
godaan dan tipu daya sehari-hari dari dunia, dari daging, dan dari iblis.
Yesus menunjukkan belas kasih yang besar melalui disiplin
dan penghakiman yang keras ini yang telah menimpa Gereja sekarang. Dia sedang
bekerja, memancarkan terang ke dalam kegelapan, melepaskan rantai belenggu kita
dan menghancurkan benteng yang menghalangi Gereja. Yesus sedang mengungkapkan
konsekuensi dari dosa, kedalaman lembah yang bahkan para klerus dan pemimpin
agama, dapat jatuh di dalamnya. Kita melihat wajah dosa, dan ini, teman-teman,
adalah bentuk kerahiman yang besar dan sekaligus berat bagi kita semua.
Ini adalah saat bagi kita semua untuk mempersiapkan
diri, untuk memeriksa hidup kita dalam terang Yesus. Dia sedang mendisiplinkan
Gereja-Nya, dan dalam hal ini, Dia sedang menguji kita masing-masing. Di manakah
kita berada dalam hubungan dengan panggilan-Nya dalam hidup kita? Apakah kita telah
memberikan segalanya kepada-Nya? Apakah kita mengutamakan Dia? Apakah kita
memenuhi tugas yang telah Dia berikan kepada kita masing-masing? Apakah kita
dengan penuh semangat, sepenuhnya berdedikasi untuk membawa kerajaan dan
kehendak Bapa ke dalam setiap bidang yang telah Dia berikan tanggung jawabnya
kepada kita? Apakah kita hidup dalam kebijaksanaan perspektif yang kekal,
mengetahui dengan keyakinan dan kepastian bahwa kita, masing-masing dari kita,
akan segera berdiri di hadapan kursi penghakiman Kristus, memberikan
pertanggungjawaban atas perbuatan kita terhadap apa yang telah Dia berikan
kepada kita?
St. Paulus memberi kita
perspektif yang indah untuk dijalani, terutama di zaman sekarang:
Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun
kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan,….. Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam
tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.
Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan
Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai
dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat. (2 Cor 5:6, 9-10).
Terlepas
dari banyaknya cobaan, penganiayaan, hukuman, kekecewaan, serta kegagalan yang terjadi
di dalam Gereja, St. Paul memperhatikan titik klimaks dalam hidupnya, momen
pamungkas yang ia tahu dengan pasti berada di hadapannya: penampilannya di
hadapan kursi penghakiman Kristus. Kepastian ini memenuhi Paulus dengan apa
yang dia sendiri gambarkan sebagai "takut akan Tuhan," yang
memberinya kejelasan dan kebijaksanaan tentang bagaimana harus hidup pada saat
itu, tidak peduli keadaan apa pun yang dia hadapi. Satu-satunya hal yang
penting adalah hidup dengan cara yang menyenangkan Tuhan. Hal ini akan membuat hidupnya
sederhana di tengah kompleksitas yang konstan yang terjadi di sekitarnya. Ia memberinya
hikmat: kemampuan untuk mengetahui cara hidup yang baik, menjalani kehidupan
yang benar-benar memuaskan, berjalan mengikuti jejak Yesus, dan melakukan
kehendak Bapa. Tidak ada hal lainnya yang penting. Titik.
Di sinilah Yesus memimpin Gereja. Dia ingin
membangkitkan rasa takut akan Tuhan di dalam diri kita semua hingga kita dapat
memiliki kebijaksanaan. Dia telah membawa kita ke titik untuk membuat keputusan:
Apakah kita akan hidup di dalam ketakutan kepada manusia,
yang tentu saja akan mengarah kepada kebodohan dan perbudakan, atau apakah kita
akan takut akan Tuhan dan hidup dalam kebebasan sebagai putra dan putri Allah?
Jangan biarkan cobaan ini berlalu begitu saja tanpa bisa
memanen semua yang dimiliki Yesus bagi kita, baik secara pribadi atau bersama.
Saya percaya pada tulang-tulang saya bahwa keluarga Renewal Ministries didirikan bagi kepentingan saat ini! Dia berada
di sini, siap untuk menguatkan kita, memberdayakan kita untuk memberikan jawaban
"ya" dengan sepenuh hati dan sikap teguh kepada-Nya, dan untuk
melakukan semua yang kita bisa untuk memimpin orang-orang yang Dia bawa kepada
kita untuk keluar dari segala perbudakan, kebodohan, dan ketakutan ini, ke
dalam pelukan kebijaksanaan Allah.
Tuhan, kami mengasihi Engkau! Tolonglah kami untuk
memanfaatkan waktu sekarang ini dengan sebaik mungkin dan menggunakan sumber
daya yang telah Engkau berikan kepada kami untuk melayani dan melaksanakan tujuan-Mu
pada saat ini!
Teman-teman, kita semua akan segera mati. Hidup ini
singkat, hidup ini bagaikan bayangan yang lewat. Karena itu marilah kita saling
membantu memanfaatkan waktu ini sebaik-baiknya demi kemuliaan Tuhan dan demi keselamatan
jiwa-jiwa. Amin.
No comments:
Post a Comment