NEWS & VIEWS Sunday September 1st, 2019
DI DALAM
VATIKAN-NYA FRANCIS, SEBUAH TANGAN YANG KOTOR DIGUNAKAN UNTUK MEMBERSIHKAN
TANGAN KOTOR LAINNYA
Fatima
Perspectives #1331
Sebuah laporan oleh LifeSiteNews tentang perselingkuhan Zanchetta, mendokumentasikan
kenyataan yang suram bahwa penghuni Tahta Petrus saat ini (Francis), sedang mengulangi
pola tindakan yang dia laksanakan ketika menjabat sebagai Kardinal-Uskup Agung
Buenos Aires, dimana dia telah (mengutip istilah George
Neumayr)
“mengelilingi dirinya dengan begitu banyak penjahat, para penjilat, dan orang-orang
yang tak bermoral” karena dengan begitu dia bisa 'memanfaatkan rahasia-rahasia mereka
untuk mengendalikan mereka,' dan dengan taktik manajemen yang menjijikkan ini telah
membuat Bergoglio bisa beraliansi erat dengan Theodore McCarrick dan banyak lagi
pelaku pelanggaran lainnya.”
Salah satu pelaku seperti itu adalah Uskup
Gustavo Zanchetta, yang melarikan diri dari keuskupan Oran, Argentina, di
tengah-tengah tuduhan pelanggaran keuangan dan seksual yang dilakukannya, hanya
untuk memperoleh perlindungan Vatikan atas dosa-dosanya oleh Francis. Zanchetta
sekarang (seperti yang dilaporkan LifeSite)
"dituntut secara resmi ... dengan tindak 'pelecehan seksual berkelanjutan’ terhadap dua
orang seminaris pada tahun 2016
dan 2017 ketika dia menjadi uskup Oran ..." Seperti yang bisa dilihat
dalam laporan LifeSite, Zanchetta
telah dituduh pada tahun 2015 "terlibat dalam 'perilaku aneh' setelah
seorang pejabat keuskupan menemukan gambar-gambar porno para pria, yang dikirim
ke pihak-pihak yang tidak dikenal, serta foto-foto selfy telanjang dari Zanchetta
sendiri, di dalam ponselnya."
Sementara Vatikan menyatakan bahwa Zanchetta
telah ditangguhkan dari tugas dan jabatannya semula, dibawah perlindungan yang
diciptakan oleh Francis baginya di APSA (agensi yang dipercaya untuk mengelola
real estate dan harta Vatikan lainnya), namun demikian Uskup Agung Venezuela
Edgar Peña Parra, Pengganti untuk Sekretariat Negara Vatikan, yang dengan
demikian adalah "prelatus peringkat ketiga tertinggi di Vatikan,"
mengirim surat kepada hakim Argentina yang mengawasi penuntutan pidana di mana dia
mengklaim bahwa Zanchetta "memiliki pekerjaan di Roma, meskipun dia telah
ditangguhkan dari tugasnya sejak Januari" dan harus kembali ke Roma
"untuk melanjutkan pekerjaan sehari-harinya."
Berdasarkan surat ini, LifeSite mencatat, hakim pengadilan kriminal “mencabut penangguhan
tugas dan jabatan Zanchetta pada bulan Juni, meskipun ada keberatan dari jaksa
penuntut umum” (mengutip laporan oleh Crux).
Tetapi, yang cukup luar biasa, Peña Parra, yang juga ditunjuk untuk menduduki jabatannya
oleh Francis, juga terperosok dalam tuduhan perbuatan homoseksual. LifeSite mencatat bahwa Uskup Agung
Maria Carlo Viganò telah mengungkapkan fakta bahwa Tahta Suci “memiliki ‘dokumen yang menakutkan’ atas diri Peña Parra, yang berasal
dari tahun 1980-an dan termasuk laporan dugaan perbuatan homoseks terhadap para
seminaris dewasa dan pelecehan seksual terhadap para seminaris anak-anak.
Vatikan tidak pernah melakukan 'penyelidikan terbuka dan menyeluruh' terhadap
tuduhan-tuduhan ini,” demikian menurut Viganò.
Sementara Konferensi Waligereja Venezuela
membela Peña Parra dan telah menyebut tuduhan Viganò itu sebagai serangkaian tuduhan yang menghina,
namun keberadaan dokumen itu tidak ditolak. Selain itu, seperti yang dilaporkan
LifeSite di
sini:
“Viganò menyatakan bahwa satu tuduhan, yang melibatkan Peña
Parra yang merayu dua orang kandidat
seminari pada tahun 1990, dilaporkan oleh orang tua korban sendiri kepada
polisi, dan kebenaran tuduhan tersebut dikonfirmasi secara tertulis kepada
Sekretariat Negara oleh kedua rektor dari seminari utama dan oleh direktur
spiritual seminari itu. Viganò mengatakan kepada Post bahwa 'Saya telah melihat dokumen-dokumen ini dengan mata
kepala sendiri,' dan dokumentasi serta tuduhan lain masih disimpan di Tahta
Suci, ‘jika ia belum dihancurkan.’
Nyatanya tidak ada penyangkalan atas
tuduhan-tuduhan ini yang dikeluarkan oleh Peña Parra, Vatikan, atau siapa pun.
Jadi, seseorang yang dituduh menjadi predator
homoseksual di lingkaran dalam Francis sekarang justru dilindungi oleh terdakwa
predator homoseksual lainnya di lingkaran dalam Francis. Dan, pada saat yang
sama, predator homoseksual lainnya - seorang yang aktivitas homoseksualnya
terkenal tidak dapat diperdebatkan lagi - telah diangkat oleh Francis menjadi
kepala rumah tangga di Casa Santa Marta, yang menjadi “uskup
dari lobi gay,” yaitu Mgr. Battista Ricca, yang pada foto
dibawah ini digambarkan sedang berada bersama pelindung kepausannya:
Mengingat "kekotoran dan kebusukan"
di dalam Gereja seperti yang dikatakan oleh Kardinal Ratzinger tepat sebelum dia
terpilih menjadi Paus, maka situs web Aleteia yang menjadi arus utama, telah
mengutip sebuah kalimat dari Paus St.Gregorius Agung, yang kemudian dikutip oleh pastor Gruner selama bertahun-tahun: “Lebih
baik skandal muncul daripada kebenaran ditindas."
Bahwa prinsip moral, sebuah prinsip keadilan
alami juga, adalah apa yang membimbing kerasulan ini terus menerus untuk
terpapar kepada malapetaka kepausan yang menakjubkan saat ini.
No comments:
Post a Comment