Forum
Ekonomi Dunia (WEF) Ingin Setiap Orang Yang Menolak Great Reset Dipaksa Untuk
Masuk “Kamp Pendidikan Ulang” Bergaya Komunis Cina
https://www.newstarget.com/2022-03-11-wef-nwo-resisters-forced-china-reeducation-camps.html
https://citizens.news/600361.html
03/11/2022
/ By Ethan Huff
Bypass censorship by sharing this link:
Wang Guan, seorang pemimpin global muda Forum Ekonomi Dunia (WEF), mendorong mereka yang menolak “Great Reset” yang direncanakan Klaus Schwab, untuk dilemparkan ke dalam “kamp pendidikan ulang” gaya komunis China.
Mirip
dengan tempat Muslim Uyghur dipaksa
untuk tinggal di provinsi Xinjiang Cina, kamp pendidikan ulang versi Wang ini akan
diisi dengan orang-orang yang mendukung hal-hal seperti kebebasan, nasionalisme,
dan hak untuk memanggul senjata.
Wang
saat ini bekerja sebagai kepala koresponden politik untuk media milik
pemerintah Cina yang menayangkan program khusus untuk Amerika Serikat. Dia
adalah salah satu dari 112 pemimpin global muda yang dipilih secara pribadi
oleh Schwab untuk peran tersebut.
“WEF
telah menjadi terkenal karena intervensi kaum globalis di seluruh dunia,
termasuk mendorong 'Great Reset’ di tengah COVID-19," lapor Natalie
Winters untuk National Pulse.
“Kelompok ini berusaha untuk menghapuskan kepemilikan pribadi atas properti pada intinya, meringkas tujuan ini melalui slogan kontroversialnya 'Anda tidak akan memiliki apa-apa dan bahagia.'”
Outlet media yang sama di mana Wang dipasang oleh Schwab untuk mencuci otak orang Amerika juga membela genosida Partai Komunis Cina (PKC) terhadap Muslim Uyghur.
PKC mengeluarkan film propaganda yang mempromosikan kamp konsentrasi sebagai tempat untuk mempelajari ‘keterampilan hidup yang berharga’ (menurut mereka}.
Dalam
sebuah film pendek yang dibuat untuk mempromosikan kamp pendidikan ulang ini,
Wang menjelaskan bagaimana dia percaya bahwa kondisi kehidupan Muslim Uyghur
adalah “sukses”, dan itu sesuai dengan tujuan PKC untuk membersihkan Cina secara
etnis dengan cara ini.
“Lima
puluh empat negara, kebanyakan dari mereka negara mayoritas Muslim, membela
upaya kontra-ekstremisme Cina di Xinjiang, memuji Cina dalam kebijakan
pembangunannya di sana, dan dalam 'memberikan perawatan kepada warga
Muslimnya,'” kata Wang dalam video tersebut, sambil dia menambahkan , "dan
mereka mungkin ada benarnya."
Gambaran
yang sama juga menggambarkan orang-orang yang selamat dari kamp-kamp pendidikan
ulang ini memuji para pemimpin Cina karena telah mengajari mereka keterampilan
hidup untuk menjadi sukses.
“Kami
bertemu seniman berusia 33 tahun Abulizikari Aobuli, yang menyempurnakan
keterampilan melukisnya di pusat pendidikan ulang tersebut dan sekarang bekerja
di galeri,” kata Wang dalam film tersebut.
“Kami
bertemu dengan Yuregul Yusan, 30 tahun, yang bekerja di sektor perhotelan. Kami
menemukan Rukiya Yakup, 26 tahun, yang meningkatkan bahasa Mandarinnya dan
sekarang bekerja sebagai agen real estat. Dan kami bertemu Halinur, 23 tahun,
yang sekarang menjadi kasir di sebuah restoran.”
Betapa
manisnya: kamp konsentrasi PKC hanyalah perguruan tinggi teknik yang
disalahpahami maknanya, kata Wang.
“Menurut
pejabat setempat, sebagian besar peserta mengambil satu atau dua jenis keterampilan,
menyelesaikan pelatihan mereka, dan pulang,” kata Wang lebih lanjut dalam video
terkait lainnya, yang disiarkan oleh China
Global Television Network (CGTN).
“Rukiya
Yakup yang berusia dua puluh enam tahun menghabiskan 10 bulan di pusat
pendidikan itu. Selama di sana, dia menyempurnakan kemampuan bahasa Mandarinnya
dan belajar soal penjualan. Sekarang, dia adalah agen penjualan real estat,
menghasilkan lebih dari 8.000 yuan, lebih dari 1.100 dolar AS sebulan, jauh di
atas pendapatan rata-rata lokal.”
Wanita
berusia 26 tahun itu kemudian ditampilkan di layar mengklaim bahwa dia merasa
"lebih bahagia" sekarang setelah dia menjalani kamp pendidikan ulang
di Cina. Dia juga mengatakan bahwa dia senang bisa belajar bahasa Mandarin
karena dia sekarang dapat “menerima orang suku Han dan Uyghur.”
“Penghasilan
saya cukup besar,” tambahnya.
Pemimpin
global muda WEF lainnya yang telah mendorong agenda publik adalah “jurnalis”
Daria Kaleniuk. Seperti yang dilaporkan Pulse
tentang dia, Kaleniuk mencela Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, dan
menuntut agar NATO memasuki perang di Ukraina.
Tampaknya
Schwab memiliki antek-anteknya di seluruh dunia yang mendorong berbagai agenda
pada saat yang bersamaan. Dan seperti yang telah kita duga, semuanya berputar
di sekitar Great Reset-nya yang menurutnya ‘berharga’ itu.
Berita
terkait lainnya dapat ditemukan di Genocide.news.
Sources include:
------------------------------------
Silakan membaca artikel lainnya di sini:
Suster
Johanne Vertommen menari bersama pastor misionaris
Gisella
Cardia, 26 Februari, 1, 3, 8, 10 Maret 2022
Seorang
Pastor Dan Aktor Austria
Mata
Uang Digital Segera Hadir
Para
Teknokrat Di Balik Great Reset Terus Melaju Dengan Memaksakan ID Digital