Sinode Yang Tak Ada Habisnya: Babel Modern
https://www.complicitclergy.com/2022/02/25/endless-synods-modern-babel/
February 25, 2022 from The Wanderer oleh Pastor Kevin Cusick
Setelah
membaca ulang nasihat apostolik dari paus Francis, Gaudete et Exsultate, “On the
Call to Holiness in Today's World,” saya mendapati diri saya sangat terganggu
oleh kelalaian yang mencolok disitu.
Kata "Surga" hilang sepenuhnya
dari dokumen itu.
Dalam
konteks kehidupan para kudus – yang menjadi dasar pengantar seruan paus Francis
tersebut – paus Francis menyebut kata “kehidupan sejati” dan “kebahagiaan,”
tetapi bukan “kehidupan kekal” atau
“kebahagiaan kekal seperti yang dialami oleh para kudus yang sudah tinggal
bersama Tuhan.” Gelembung aroma duniawi ini tampak mengelilingi proses
mental yang dipamerkan di sini. Hal-hal duniawi menggantikan tempat perspektif
supernatural di mana iman berada.
Tujuan
dari sebuah kehidupan suci di Bumi ini adalah Surga, di mana kebahagiaan adalah
bersifat kekal abadi. Orang-orang kudus itu sendiri sering berbicara tentang
Kerajaan Allah sebagai satu-satunya tujuan mereka, di mana Kasih itu sendiri dipeluk
tanpa takut kehilangan, karena pelukan itu bersifat kekal. Tanpa Surga tidak akan ada harapan sejati, karena yang ada di atas sana
hanya kenyataan-kenyataan yang, sekali dicapai, tidak akan pernah hilang.
Kita
tidak dapat memberitakan Kristus tanpa berbicara tentang Kerajaan-Nya, yaitu Surga,
yang bukan dari dunia ini. Jika kita melakukan hal itu, tanpa mewartakan Kerajaan
Kristus, tanpa berbicara tentang Surga, kita mengkhianati Dia serta mereka yang
Dia datangi untuk menyelamatkan jiwa mereka dengan cara mati di kayu salib dan
bangkit. Jadi, ada alasan yang layak bagi kita untuk merasa ragu ketika
menemukan pesan yang dipromosikan paus Francis ke dalam Gereja atas nama Gereja,
dengan menghilangkan tujuan sejati, tempat dari iman dipertahankan, yaitu Gereja,
yang didirikan oleh Kristus sendiri.
Kita
tidak bisa hidup tanpa harapan. Pesan apa pun adalah palsu, meski mengaku
berasal dari Kristus tetapi tidak mengajarkan, seperti yang Dia lakukan, bahwa
persatuan final dan abadi yang “bukan dari dunia ini” adalah tujuan dari
perjuangan kita di dalam Gereja Militan. Hal yang paling berbahaya dan kejam
yang dapat kita lakukan kepada orang lain adalah mengkhianati harapan mereka,
yang diberikan dan dijanjikan oleh Kristus sendiri sebagai kebajikan teologis,
karena itu berkaitan dengan persatuan akhir dengan Dia melalui iman yang
menyelamatkan.
Katekismus
Gereja Katolik modern menjelaskan bahwa tujuan dari harapan adalah persatuan dengan
Kristus yang hanya bisa dicapai di Surga:
Katekismus 1817: Harapan
adalah kebajikan ilahi yang olehnya kita merindukan
Kerajaan Surga dan
kehidupan abadi sebagai kebahagiaan kita, dengan berharap kepada janji-janji
Kristus dan tidak mengandalkan kekuatan kita sendiri, tetapi melalui
bantuan rahmat Roh Kudus. "Marilah kita berpegang teguh kepada
pengakuan tentang harapan kita, sebab Ia yang menjanjikannya, adalah setia (Ibr
10:23). Allah telah "melimpahkan Roh Kudus kepada kita melalui Yesus
Kristus, Juru Selamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh
kasih karunia-Nya, berhak menerima kehidupan abadi, sesuai dengan pengharapan
kita."
(Tit 3:6-7).
Silakan membaca artikel lanjutan dari Pastor Kevin Cusick di The Wanderer
--------------------------------
--------------------------------
Silakan membaca artikel lainnya di sini:
Jennifer,
21 & 22 Februari 2022
Kaum
Globalis Memang Sengaja Menginginkan Suasana Perang...
Nubuat
tentang Rusia dan Ukraina dari Pedro Regis dan Beata Elena Aiello
Pesan
(lama) kepada Pastor Enoch, 17
Juni 2014