THE VORTEX : setan ada di Roma
Marilah kita buka
sejelas siang hari apa yang bisa kita katakan tentang istilah spirituil ini : Setan ada disini, di Roma, bagi Sinode
tentang Keluarga.
Setan telah
menunjukkan dirinya dengan membawa tas yang penuh dengan trik kebohongan
(seperti biasanya), kelemahan, distorsi, setengah kebenaran, racun intelektual,
dan dia ada di sini bisa bekerja karena anak-anaknya yang sedang melaksanakan
keinginannya. Ingatlah ketika Tuhan kita dihadapkan kepada para penyesat agama
pada zamanNya, orang-orang Parisi. Dia menumpahkan dakwaan tujuh kali lipat
terhadap mereka, berkata keras terhadap mereka ‘Bagaimana bisa kamu dapat lepas dari hukuman?’ dan kemudian menyebut
mereka apa adanya : anak-anak Setan.
Ingatlah juga akan Kitab
Kejadian, ketika Allah berkata kepada ular itu, "Aku akan mengadakan
permusuhan antara anak-anakmu dengan anak-anaknya (Maria)" - Perempuan
itu. Setan memiliki keturunan. Anda yakin dia memilikinya. Pastor John Hardon, seorang
Hamba Allah, sebelum kematiannya pada tahun 2000, memperingatkan semua umat
Katolik yang memiliki telinga untuk mendengar, bahwa seperti halnya Tuhan kita
memiliki murid, demikian juga Setan. Dan banyak dari mereka (anak-anak setan)
itu telah tiba di sini, di Roma, memakai jubah Yudas. Ulah setan itu luar biasa
aktif dalam Sinode kali ini.
Dari dokumen Sinode, Instrumentum Laboris - hampir tidak memiliki
unsur Katolisitas apapun, hanya penuh dengan kosakata duniawi – yang hanya bermanfaat
bagi para promotor racun tersebut, antara lain Kard. Lorenzo Baldisseri, Uskup
Agung Bruno Forte, Kard. Donald Wuerl, Kard. Daneels, Kard. John Dew, Uskup
Agung Paul Andre Durocher, Pastor Thomas Rosica dan sejumlah orang lainnya.
Orang-orang ini semua memiliki setan sebagai bapa mereka karena seperti kata
Yesus, mereka melakukan keinginan bapa mereka. "Dia adalah seorang
pembunuh dari sejak awal dan tidak memiliki kebenaran di dalam dirinya. Ketika dia
berbohong, dia berbicara menurut sifatnya, karena dia adalah pendusta dan bapa
segala dusta."
Mereka menginginkan diterimanya
homoseksualitas dan memperoleh status diberkati didalam Gereja. Jika Anda pikir
ini adalah terlalu ekstrim, ijinkanlah kita bertanya: Apakah anda berpikir
bahwa Setan tidak berusaha melakukan hal ini? Apakah dia tidak ingin melihat hal
ini dilaksanakan, terutama di sini di jantung Gereja? Apakah anda pikir itu
terlalu banyak pencapaian hingga melampaui batas dari setan? Jika anda berpikir
seperti itu, maka anda tidak memahami cara setan bekerja.
Ada kejahatan di sini,
di Roma, kejahatan yang didalangi oleh anak-anak setan yang tidak memiliki kasih
kepada Tuhan kita, tidak ada kasih kepada Iman. Mereka menginginkan sebuah
hasil : penerimaan Komuni Kudus secara sakrilegis. Itu saja. Mereka kemudian
akan merubah seluruh ajaran tentang seksualitas. Jika anda dapat memberikan
Komuni Kudus kepada orang-orang yang tinggal dalam keadaan berzinah demi alasan
belas kasih, mengapa anda tidak juga memberikan Komuni Kudus bagi pasangan muda
yang kumpul kebo, pasangan homoseksual, dan segala praktik seksual yang tidak
bermoral lainnya yang sulit untuk dibayangkan? Jika belas kasih menjadi
kedoknya, maka alasan yang sama akan diberikan bagi seorang pezinah New York dengan
alasan bahwa orang-orang itu juga membutuhkan belas kasihan, dan dengan logika
yang mengalir dari Sinode ini, mereka akan bisa dibenarkan.
Ada beberapa uskup di
sini yang menghadapi hal ini. Mereka mengerti apa yang sedang terjadi. Kard.
Pell, Kard. Peter Erdo, Uskup Agung Stefan Gadecki, dan sebagainya. Tapi lebih
aman untuk mengatakan dua hal saja : satu, mereka kalah dalam hal jumlah, dan
dua, mereka juga dikalahkan dalam hal manuver. Anak-anak setan disana menempati
sebagian besar posisi administratif kunci. Mereka memiliki sejumlah pendukung di
pihak mereka untuk mendapatkan setidaknya beberapa jenis penerimaan atas racun
ini, jika tidak secara umum, maka setidaknya secara regional. Dan itu karena
banyak dari para uskup di sana buruk pendidikannya dan karena kurangnya
pelatihan atau pemahaman teologis yang memadai. Ya – itulah para uskup!
Masalah itu telah dibawa
pulang oleh salah satu dari mereka sendiri, beberapa hari yang lalu. Uskup
Agung Polandia, Henryk Hoser, mengatakan jika sudah jelas baginya bahwa uskup-uskup
banyak yang tidak tahu ajaran Gereja tentang hal ini dari apa yang tidak mereka
katakan. Jadi para uskup yang telah menyerahkan diri mereka kepada setan -
sengaja atau tidak, itu tidaklah terlalu penting - kini telah menjadi sarana
mereka untuk meyakinkan para uskup yang kurang terlatih dan kurang terdidik
secara memadai (bahkan di antaranya sudah dikatakan oleh Paus Benediktus sebelum
dia menjadi Paus). Ini akan digunakan untuk mengamankan apa yang dia inginkan.
Hilangnya iman yang
adikodrati diantara para gembala didalam Sinode ini sangatlah mengejutkan. Hal
ini sebenarnya telah melampaui kosakata yang ada. Bagi orang-orang ini, hal ini
pada dasarnya merupakan kekuatan untuk memutar-balikkan persepsi atas ajaran
Gereja. Dan realitas yang menyedihkan ini sudah ada jauh sebelum mereka tiba di
Roma, mereka sudah mengatur panggung sedemikian rupa dengan melalui proses pembentukan
yang mengerikan selama beberapa dekade sebelumnya di paroki-paroki di seluruh
dunia. Berapa banyak paroki yang setiap hari Minggu menyaksikan pasangan yang bercerai
dan menikah lagi datang dan menerima Komuni Kudus, dan semua orang tahu itu.
Berapa banyak paroki memiliki klub bagi kaum gay serta perutusan yang menyampaikan
ajaran Gereja dengan kedipan mata dan anggukan kepala tanda setuju?
Hal ini amat mengerikan.
Berikut ini adalah tujuan dari semua pembicaraan ini : pemakaian bahasa yang lebih ramah dan inklusif dan
mempersiapkan umat Katolik yang bodoh untuk mau menerima semua perubahan ini:
Unsur positif dari gay yang ditanamkan pada berbagai pejabat gereja dan mereka ingin
bahasa tentang homoseksualitas diluar dari Katekismus. Tujuan khususnya adalah berupa
penghapusan kalimat ini:
Berdasarkan
Kitab Suci, yang mengatakan bahwa tindakan homoseksual adalah tindakan
kebejatan yang berat, 141 tradisi selalu menyatakan bahwa "tindakan
homoseksual adalah tindakan kesalahan yang intrinsik." Perbuatan itu melawan hukum kodrat,
karena kelanjutan kehidupan tidak mungkin terjadi waktu persetubuhan. Perbuatan
itu tidak berasal dari satu kebutuhan yang benar untuk saling melengkapi secara
afektif dan seksual. Bagaimanapun perbuatan itu tidak dapat dibenarkan. (2357)
Tidak
sedikit pria dan wanita mempunyai kecenderungan homoseksual. Mereka sendiri
tidak memilih kecenderungan ini; untuk kebanyakan dari mereka homoseksualitas
itu merupakan satu pencobaan. (2358)
Ini adalah tujuan yang
ingin dicapai oleh orang-orang ini. Mereka tidak akan mendapatkannya didalam Sinode
ini, tetapi mereka menggunakan Sinode ini sebagai persiapan untuk tujuan itu.
Bahasa telah menjadi masalah yang cukup mengganggu bagi para kontingen gay dalam
Gereja karena masalah itu telah muncul ketika Katekismus diterbitkan pada tahun
1992.
Yakinlah semua rekan-rekan Katolik bahwa terjadi intrik
di belakang layar di sini. Berdoalah Rosario dengan sungguh-sungguh. Sementara beberapa
dari orang-orang ini adalah keturunan dari si ular, janganlah lupa bahwa anda
adalah keturunan Perempuan itu.
No comments:
Post a Comment