AMORIS LAETITIA DAN BUAH (BUSUK)NYA YANG
PERTAMA
Semenjak
dirilisnya pada tanggal 8 April 2016, Amoris Laetitia telah menjadi bahan
perbincangan dan polemik di kalangan hirarki Gereja dan media, dan sementara
polemik berlangsung, ternyata, diam-diam AL telah menghasilkan buah busuknya
yang pertama, ya, setidaknya ini yang tertangkap oleh media.
Gloria
TV News, pada 4 Mei 2016 menyiarkan: First Rotten Fruit of Amoris Laetitia
Buah
busuk yang pertama dari Amoris Laetitia
“Kardinal
neo-konservatif Milan, Angelo Scola, menerapkan anjuran Amoris Laetitia
kepada seorang taipan yang terkenal di kalangan media Italia, yang adalah
seorang politikus dan penggemar wanita, yaitu Silvio Berlusconi, yang
sudah dua kali bercerai. Berlusconi menerima komuni itu pada tanggal 17
April di dalam Misa yang dipersembahkan oleh Kardinal Scola.”
Buah
pertama dari AL itu dihasilkan dalam waktu 10 hari sejak dirilisnya. Mungkinkah
buah-buah (busuk) lainnya saat ini juga sudah tersebar, namun tidak terungkap
dan berjalan dalam diam...?
Kardinal Gerhard Müller tentang Amoris Laetitia
Pada
awal bulan Mei ini, Kardinal Gerhard Müller telah mengeluarkan pernyataan
tentang Amoris Laetitia di Spanyol, saat kunjungannya ke The Francisco
de Vitoria University di Madrid untuk memperkenalkan buku barunya ‘Report
on Hope’. Dalam pernyataannya ia menyimpulkan bahwa baik Paus
Fransiskus maupun Amoris Laetitia, tidak bermaksud membuka pintu untuk
memberikan Komuni Kudus kepada yang bercerai dan menikah lagi.
Menurut OnePeterFive, Kardinal
Müller – Kepala Kongregasi untuk Ajaran Iman – mengeluarkan pernyataan yang
bervariasi. Kardinal menegaskan dan mengukuhkan pandangan tradisional tentang
pernikahan dan "kemustahilan" untuk mengubah doktrin yang
sudah jelas.
"Adalah
tidak mungkin untuk hidup dalam kasih karunia Allah sementara tinggal di dalam
situasi yang berdosa," katanya, dan melanjutkan dengan mengatakan
bahwa, “orang yang hidup dalam dosa tidak dapat menerima Komuni Kudus
kecuali mereka telah menerima absolusi dalam Sakramen Tobat."
Müller
penting menambahkan juga bahwa "Gereja tidak memiliki kekuasaan untuk
mengubah Hukum Ilahi" dan "bahkan tidak seorang paus
pun atau dewan dapat mengubahnya."
Namun
dia juga mengatakan bahwa begitu banyak polemik terjadi disebabkan oleh "kesalahan
dalam membaca" anjuran Paus tersebut. Lebih lanjut dia mengatakan
bahwa buku barunya itu [Report on Hope] didedikasikan untuk Paus.
Uskup Agung Bruno Forte mengungkapkan ‘joke’ Paus Francis
OnePeterFive, dalam
artikelnya “Forte: Pope Did Not Want to Speak
“Plainly” Of Communion for Remarried” menulis bahwa, Uskup
Agung Bruno Forte (yang dipilih secara pribadi oleh Paus sebagai Sekretaris
Khusus untuk sinode pernikahan dan keluarga 2014), sebenarnya telah
mengungkapkan ‘di balik layar’ pada saat Sinode, sebuah ‘joke’
dari Paus Francis: "Jika kita berbicara secara eksplisit tentang
Komuni bagi yang bercerai dan menikah lagi, Anda tidak tahu betapa
mengerikannya kekacauan yang akan kita buat. Jadi kita tidak akan berbicara [secara]
jelas, lakukanlah dengan cara dimana alasan-alasan itu ada, kemudian saya akan
membuat kesimpulannya."
Di akhir
tulisannya Steve Skojec menulis: “Apa yang paling penting untuk dicatat adalah
kenyataan bahwa Forte, yang dipilih secara pribadi oleh Paus Francis dan
diangkat sebagai Sekretaris Khusus untuk Sinode, telah menyatakan – secara
publik, dan tanpa kekhawatiran yang jelas akan konsekuensinya – bahwa Paus
sengaja memanipulasi proses sinode – melawan kehendak para Uskup – untuk
mendapatkan hasil yang ia tahu tidak akan diterima.”
Kebenaran yang Tergantung kepada Geografi
Pernyataan
Kardinal Kasper sebagaimana disiarkan oleh Gloria TV News
pada tanggal 25 April 2016 ini mengungkapkan sisi lain dari Amoris Laetitia.
Kebenaran
[yang]
Tergantung kepada Geografi
“Kardinal
Walter Kasper telah mengklaim dalam sebuah wawancara dengan Aachener
Zeitung, bahwa setelah [ada] Amoris Laetitia, maka pintu
terbuka bagi pezina yang tidak bertobat untuk dapat menerima Komuni Kudus”.
Kutipan:
“Ada
peluang bagi uskup-uskup individu dan konferensi uskup." Dan : "Bersama
kami, apa yang di Afrika dianggap salah, bisa [jadi] benar ".
Kita
tahu bahwa para uskup Afrika cenderung konservatif, maka bila di Afrika
pasangan yang bercerai dan menikah lagi mungkin sekali tidak diijinkan menerima
Komuni, maka hal yang sebaliknya bisa dimungkinkan di belahan dunia lainnya,
Eropa atau Amerika, misalnya.
Sistem
desentralisasi pernah disinggung Paus saat sinode 2015 yang lalu. Sistem ini
memungkinkan uskup-uskup memiliki pandangan yang berbeda dalam memaknai
hukum-hukum dan ajaran-ajaran Gereja termasuk penerapannya dalam praktek
pastoral.
Beberapa artikel terkait :
Catholic
Family News: Spaemann: Amoris Laetitia constitutes
a rupture
LifeSiteNews:
Key doctrinal errors and ambiguities
of Amoris Laetitia
Catholic
Family News: Chapter 8 of Amoris Laetitia cannot be
interpreted in a traditional sense
The
Remnant: Kasper: The pope wants to change your
mentality
Tuhan
memberkati..!
No comments:
Post a Comment