12 KUTIPAN YANG MENENTANG PERBUATAN SODOMI YANG PERLU
DIKETAHUI OLEH UMAT KATOLIK
By TFP Student Action
December 14, 2013
Selama ribuan
tahun, Gereja Katolik telah secara konsisten menentang hal-hal yang tidak
alami. Berikut adalah contoh singkat berbagai kutipan bermanfaat dari para kudus, Doktor Gereja, Bapa Gereja dan para penulis Gereja yang mengutuk
kesalahan dan dosa homoseksual dalam
tulisan mereka.
1. Athenagoras dari Athena (abad ke dua)
Athenagoras dari Athena adalah seorang filsuf yang masuk agama Kristen pada abad kedua. Dia menunjukkan bahwa orang-orang kafir, yang sama sekali tidak bermoral, yang tidak mau menahan diri dari dosa melawan alam:
"Tapi meskipun demikian karakter kita (Oh, mengapa saya harus berbicara tentang hal-hal yang tidak pantas diucapkan?), hal-hal yang dikatakan tentang kita adalah contoh dari peribahasa, 'Pelacur menegur orang yang suci.' Bagi mereka yang telah mendirikan sebuah pasar bagi percabulan dan mendirikan resor terkenal bagi kaum muda bagi segala macam kenikmatan yang buruk - yang meliputi juga kaum pria, laki-laki dengan laki-laki melakukan kekejian yang mengerikan, yang merusakkan semua bagian tubuh yang paling mulia dengan segala jenis cara, sehingga tidak menghormati karya yang adil dari Tuhan." 1
1. Athenagoras dari Athena (abad ke dua)
Athenagoras dari Athena adalah seorang filsuf yang masuk agama Kristen pada abad kedua. Dia menunjukkan bahwa orang-orang kafir, yang sama sekali tidak bermoral, yang tidak mau menahan diri dari dosa melawan alam:
"Tapi meskipun demikian karakter kita (Oh, mengapa saya harus berbicara tentang hal-hal yang tidak pantas diucapkan?), hal-hal yang dikatakan tentang kita adalah contoh dari peribahasa, 'Pelacur menegur orang yang suci.' Bagi mereka yang telah mendirikan sebuah pasar bagi percabulan dan mendirikan resor terkenal bagi kaum muda bagi segala macam kenikmatan yang buruk - yang meliputi juga kaum pria, laki-laki dengan laki-laki melakukan kekejian yang mengerikan, yang merusakkan semua bagian tubuh yang paling mulia dengan segala jenis cara, sehingga tidak menghormati karya yang adil dari Tuhan." 1
2. Tertullian (160-225)
Tertulianus adalah seorang jenius dan ahli apologis dari Gereja awali. Sayangnya, setelah masa-masa awal yang penuh semangat, dia menyerah kepada perbuatan kebencian dan kebanggaan, meninggalkan Gereja dan kemudian menganut ajaran sesat Montanist. Karena karya-karya yang ditulisnya saat masih berada di dalam pelukan Gereja, dia dianggap sebagai Penulis Gereja dan oleh karena itu, biasanya tulisannya dikutip oleh para Paus dan teolog. Risalahnya tentang ‘Kesopanan’ adalah merupakan sebuah permintaan maaf akan kesucian Kristiani. Dengan jelas dia menunjukkan kengerian yang dimiliki Gereja terhadap dosa melawan alam. Setelah mengecam tindakan perzinahan, dia berkata:
"Namun semua hiruk pikuk nafsu lainnya – perbuatan tidak beriman terhadap tubuh maupun terhadap sex – telah melampaui hukum alam, dimana kita bukan hanya terbuang dari ambang pintu, tetapi juga dari tempat perlindungan Gereja, karena perbuatan itu bukan sekedar dosa, tetapi bersifat aneh dan mengerikan." 2
3. Eusebius dari Caesarea (260-341)
Eusebius Pamphili, Uskup Cæsarea di Palestina dan "Bapak Sejarah Gereja," menulis dalam bukunya, Demonstratio Evangelica:
"(Allah di dalam hukum Taurat yang diberikan kepada Musa) telah melarang semua pernikahan yang tidak sah, dan semua perbuatan yang tidak pantas, dan hubungan wanita dengan wanita ataupun pria dengan pria." 3
Eusebius Pamphili, Uskup Cæsarea di Palestina dan "Bapak Sejarah Gereja," menulis dalam bukunya, Demonstratio Evangelica:
"(Allah di dalam hukum Taurat yang diberikan kepada Musa) telah melarang semua pernikahan yang tidak sah, dan semua perbuatan yang tidak pantas, dan hubungan wanita dengan wanita ataupun pria dengan pria." 3
4. Saint Jerome (340-420)
Saint Jerome adalah Bapa dan Doktor Gereja. Dia juga seorang penafsir terkenal dan ahli berdebat. Dalam bukunya Against Jovinianus, dia menjelaskan bagaimana seorang pelaku sodomi sangat membutuhkan pertobatan dan penebusan dosa agar bisa diselamatkan:
"Dan Sodom dan Gomorah mungkin telah mampu meredakan murka Allah, seandainya mereka mau bertobat, dan dengan bantuan puasa, untuk mendapatkan airmata pertobatan mereka sendiri." 4
5. Santo Yohanes Krisostomus (347-407)
Santo Yohanes Krisostomus dianggap sebagai yang terbesar dari para Bapa bangsa Yunani dan dia diproklamirkan sebagai Doktor Gereja. Dia adalah Uskup Agung dan Patriark Konstantinopel, dan revisinya atas liturgi Yunani telah digunakan sampai saat ini. Dalam khotbahnya tentang Surat Santo Paulus kepada orang-orang Romawi, dia berbicara tentang beratnya dosa homoseksualitas:
"Tetapi jika kamu mengejek sinis saat kamu mendengar tentang neraka, dan tidak percaya tentang api di dalamnya, maka ingatlah akan Sodom. Karena kita telah melihat, sesungguhnya kita telah melihat, bahkan dalam kehidupan sekarang ini, sebuah kemiripan dari neraka. Karena banyak orang akan benar-benar tidak percaya tentang hal-hal yang akan datang setelah kebangkitan, maka sekarang demi mendengar kata ‘api yang tak terpadamkan,’ maka Tuhan membawa mereka kepada pikiran yang benar dengan melalui hal-hal yang ada sekarang. Sebab begitulah yang terjadi pada pembakaran kota Sodom, dan kobaran api unggun itu ...!
"Renungkanlah betapa hebatnya dosa itu, hingga memaksa neraka untuk muncul bahkan sebelum waktunya! ... Karena hujan itu tidak terelakkan, karena hubungan seksual itu bertentangan dengan alam, dan hal itu telah membanjiri tanah dengan dosa, karena hawa nafsu telah melakukannya terhadap jiwa mereka. Juga hujan itu adalah kebalikan dari hujan musiman. Sekarang ia tidak lagi mampu menggerakkan rahim bumi untuk menghasilkan buah-buahan, tapi ia membuat bumi sia-sia untuk menerima benih. Demikian juga dengan hubungan seksual antara sesama pria, membuat tubuh semacam ini tidak lebih berharga daripada tanah Sodom. Dan apakah yang lebih menjijikkan daripada orang yang telah menodai dirinya sendiri, atau adakah yang lebih buruk lagi? 5
6. Santo Agustinus (354-430)
Yang terbesar dari para Bapa Gereja di Barat dan salah satu doktor Gereja yang terkenal, Santo Agustinus, telah meletakkan dasar-dasar teologi Katolik. Dalam pengakuannya yang terkenal, dia mengutuk tindakan homoseksualitas:
"Pelanggaran
yang bertentangan dengan alam itu, ada dimana-mana, dan setiap saat harus dicegah dan dihukum, seperti yang
dilakukan terhadap orang-orang Sodom, yang
seharusnya dilakukan di semua negara, dimana para pelakunya harus dinyatakan
bersalah atas kejahatan yang sama yang melawan Hukum Ilahi, dimana para pelakunya telah berbuat sedemikian rupa
sehingga mereka sama-sama saling menyalahgunakan satu sama lain dalam peranannya sebagai pria. Bahkan persekutuan yang seharusnya ada di antara Allah dengan kita, telah dilanggar oleh mereka, ketika Tuhan sebagai pencipta dari perbuatan yang baik dan
mulia itu telah dilanggar melalui penyimpangan hawa nafsu mereka." 6
7. Santo Gregorius Agung (540-604)
Paus Santo Gregorius I disebut juga dengan "Yang Agung." Dia adalah Bapa dan Doktor Gereja. Dia memperkenalkan nyanyian Gregorian ke dalam Gereja. Dialah yang menyelenggarakan pertobatan bagi Inggris, mengirimkan Santo Agustinus dari Canterbury dan banyak lagi biarawan Benediktin ke sana.
"Kitab Suci sendiri menegaskan bahwa belerang membangkitkan bau busuk daging, karena ia berbicara tentang hujan api dan belerang yang dicurahkan ke kota Sodom oleh Tuhan. Tuhan telah memutuskan untuk menghukum Sodom karena kejahatan (dosa) daging, dan jenis hukuman yang Dia pilih sendiri untuk menekankan adanya rasa malu karena kejahatan itu. Karena belerang berbau busuk, dan api membakar. Maka sudah adil jika orang-orang Sodom, yang terbakar oleh keinginan jahat yang timbul dari daging yang berbau busuk, harus binasa oleh api dan belerang, sehingga melalui hukuman yang adil ini mereka akan menyadari kejahatan yang mereka lakukan, yang telah dituntun oleh keinginan jahat." 7
Paus Santo Gregorius I disebut juga dengan "Yang Agung." Dia adalah Bapa dan Doktor Gereja. Dia memperkenalkan nyanyian Gregorian ke dalam Gereja. Dialah yang menyelenggarakan pertobatan bagi Inggris, mengirimkan Santo Agustinus dari Canterbury dan banyak lagi biarawan Benediktin ke sana.
"Kitab Suci sendiri menegaskan bahwa belerang membangkitkan bau busuk daging, karena ia berbicara tentang hujan api dan belerang yang dicurahkan ke kota Sodom oleh Tuhan. Tuhan telah memutuskan untuk menghukum Sodom karena kejahatan (dosa) daging, dan jenis hukuman yang Dia pilih sendiri untuk menekankan adanya rasa malu karena kejahatan itu. Karena belerang berbau busuk, dan api membakar. Maka sudah adil jika orang-orang Sodom, yang terbakar oleh keinginan jahat yang timbul dari daging yang berbau busuk, harus binasa oleh api dan belerang, sehingga melalui hukuman yang adil ini mereka akan menyadari kejahatan yang mereka lakukan, yang telah dituntun oleh keinginan jahat." 7
8. Saint Peter Damian (1007-1072)
Doktor Gereja, kardinal dan seorang klerus pembaharu yang hebat, Santo Petrus Damian menulis Kitab Gomorah yang terkenal itu untuk melawan terobosan yang dilakukan oleh kaum homosex di kalangan para klerus. Dia tidak hanya menggambarkan kedurhakaan dari perbuatan homoseksualitas, tapi juga konsekuensi psikologis dan moralnya:
"Sesungguhnya, kejahatan ini tidak akan pernah bisa dibandingkan dengan kejahatan lainnya karena ia melampaui besarnya semua kejahatan ... Perbuatan ini menajiskan segalanya, menodai segalanya, mencemari segalanya. Dan kejahatan itu sendiri, ia tidak memiliki apapun yang bersifat murni, tidak ada yang bersih, tidak ada yang lain kecuali kebusukan.…
"Sifat daging yang menyedihkan akan terbakar dengan panasnya nafsu, pikiran yang dingin akan bergetar karena dendam kecurigaan, dan di dalam jantung orang-orang yang menderita kekacauan dosa ini akan mendidih seperti Tartarus (Neraka) .... Sebenarnya, setelah ular paling beracun ini menusukkan taringnya ke dalam jiwa orang yang tidak berbahagia itu, maka perasaannya akan direnggut, ingatannya akan terbawa kabur entah kemana, ketajaman pikirannya dikaburkan dan dilunturkan. Ia tidak bisa berpikir tentang Tuhan sama sekali dan bahkan ia melupakan dirinya sendiri. Wabah ini merongrong fondasi imannya, melemahkan kekuatan pengharapannya, menghancurkan ikatan kemurahan hatinya, menghilangkan rasa keadilannya, menumbangkan ketabahannya, menghalau pergi kesederhanaannya, menumpulkan sifat kehati-hatiannya.
"Dan apa lagi yang harus saya katakan, karena ia mengusir seluruh kebajikan dari hati manusia dan memperkenalkan setiap keburukan yang biadab seolah-olah baut pintu-pintunya ditarik keluar." 8
9. Saint Thomas Aquinas (1225-1274)
Mengomentari Surat Santo Paulus kepada umat di Roma (1: 26-27), Santo Thomas Aquinas, Doktor yang suci ini menjelaskan mengapa dosa homoseksualitas begitu serius:
"Mengingat dosa yang melanggar kesalehan, yang oleh hal itu mereka (orang-orang Romawi) berdosa melawan sifat ilahi (melalui penyembahan berhala), maka hukuman dijatuhkan karena mereka berdosa terhadap kodrat mereka sendiri.... Oleh karena itu, saya katakan bahwa karena mereka telah berubah dengan melakukan kebohongan (melalui penyembahan berhala) terhadap kebenaran tentang Tuhan, maka Tuhan membawa mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, yaitu melakukan dosa melawan alam; hal ini bukan berarti bahwa Tuhan menuntun mereka kepada kejahatan, tapi hanya karena Tuhan membiarkan mereka jatuh kepada kejahatan, atas keinginan bebas mereka sendiri…
"Jika semua dosa daging layak untuk dihukum, karena olehnya manusia membiarkan dirinya didominasi oleh apa yang dimilikinya dari sifat binatang, maka yang jauh lebih layak untuk dihukum adalah dosa yang melawan alam dimana dengan hal itu manusia merendahkan sifat kebinatangannya sendiri. ...
"Manusia dapat berdosa terhadap alam dengan dua cara. Pertama, ketika dia melakukan dosa terhadap sifat rasional spesifiknya, bertindak bertentangan dengan akal. Dalam pengertian ini, kita dapat mengatakan bahwa setiap dosa adalah dosa terhadap sifat manusia, karena ia bertentangan dengan penalaran yang benar dari manusia…
"Kedua, manusia berdosa terhadap alam ketika dia bertindak melawan sifat generiknya, artinya, melawan sifat binatangnya. Kini, terbukti bahwa, sesuai dengan tatanan alam, hubungan kelamin di antara hewan diperintah menuju pembuahan, terbentuknya keturunan. Ini berarti setiap hubungan seksual yang tidak bisa mengarah kepada pembuahan, atau terbentuknya keturunan, maka ia bertentangan dengan sifat binatang dari manusia." 9
10. Saint Catherine of Siena (1347-1380)
Santa Catherine dari Siena, seorang mistikus besar dan Doktor Gereja, hidup dalam masa-masa sulit saat itu. Jabatan kepausan berada di pengasingan di Avignon, Prancis. Dia berperan penting dalam membawa Paus kembali ke Roma. Dialog-nya yang terkenal ditulis seolah-olah didiktekan oleh Tuhan sendiri:
"Tetapi mereka bertindak dengan cara yang berlawanan, karena
mereka mengandung ketidakmurnian atas misteri ini, dan bukan hanya ketidakmurnian yang, karena
kerapuhan sifat kelemahanmu, kamu semua secara alami cenderung melakukan hal itu (walaupun beralasan, ketika kehendak bebas mengizinkan hal itu, dapat menenangkan pemberontakan alam ini), tetapi orang-orang
malang ini bukan hanya mengalahkan kerapuhan ini, tetapi mereka bahkan melakukan yang lebih buruk lagi, mereka melakukan dosa terkutuk itu terhadap alam, dan sebagai
orang buta dan bodoh, dimana cahaya intelek
mereka menjadi gelap, mereka tidak menyadari adanya bau busuk dan kesengsaraan di mana mereka berada. Bukan hanya bahwa dosa ini sangat busuk di hadapan-Ku, yang merupakan Kebenaran Tertinggi dan Abadi, karena dosa itu memang sangat mengecewakan Aku dan Aku menganggapnya sebagai kekejian, sehingga hanya karena dosa itu saja Aku sampai mengubur lima
kota dengan sebuah Penghakiman Ilahi; Pengadilan Ilahi-Ku tidak lagi dapat menanggung dosa ini. Dosa ini tidak hanya
membuat Aku tidak senang seperti
yang telah Aku katakan, tetapi juga
setan-setan, dimana orang-orang malang ini
telah membuat perbuatan itu menjadi tuan mereka. Bukan saja setan tidak senang dengan hal itu karena hal itu nampak seperti sesuatu yang baik,
tetapi karena sifat alami dari perbuatan itu
adalah berasal dari sesuatu yang Surgawi, dan sifat Surgawi mereka (pada awalnya setan adalah malaikat Surgawi) membuat mereka membenci penglihatan atas perbuatan dosa besar ini.
10
11. Saint Bernardine of Siena (1380-1444)
Santo Bernardine dari Siena adalah seorang pengkhotbah yang terkenal, dihormati karena doktrin dan kesuciannya. Mengenai homoseksualitas, dia mengatakan:
"Tidak ada
dosa di dunia yang sangat mencengkeram
jiwa, seperti halnya dosa sodomi yang terkutuk itu; dosa ini selalu dibenci oleh semua orang yang hidup
menurut perintah Tuhan Nafsu-nafsu yang menyimpang ini telah mendekati kegilaan; kebejatan ini telah mampu mengganggu akal budi, menghancurkan keluhuran dan kemurahan hati dari jiwa, membawa pikiran terjun bebas dari pikiran yang mulia kepada pikiran yang paling rendahan, membuat orang menjadi malas, mudah tersinggung, keras kepala dan bandel, menjadi lemah dan tidak mampu
melakukan apapun; selanjutnya, merasa terganggu oleh keinginan yang tak
terpuaskan untuk mendapatkan kesenangan, orang tersebut tidak mengikuti akal sehat, tetapi mengikuti kegilaan… Mereka menjadi buta dan,
ketika pikiran mereka seharusnya melayang kepada hal-hal yang mulia dan besar, mereka justru dipecah-belah dan direndahkan menjadi berpikir hal-hal yang keji dan tidak berguna serta buruk, yang tidak akan pernah bisa membuat mereka bahagia
.... Sama seperti orang-orang berpartisipasi dalam kemuliaan Tuhan dalam berbagai tingkatannya, begitu
juga di neraka beberapa orang menderita lebih
dari yang lain. Dia yang hidup dengan perbuatan sodomi ini menderita lebih dari yang lain, karena ini
adalah dosa yang terbesar." 11
12. Saint Peter Canisius (1521-1597)
Santo Petrus Canisius, Jesuit dan Doctor Gereja, dia berperan besar untuk membantu sepertiga warga Jerman meninggalkan Lutheranisme dan kembali kepada pangkuan Gereja Katolik. Terhadap kutukan Kitab Suci kepada perbuatan homoseksualitas, dia menambahkan perkataannya sendiri:
"Seperti
yang dikatakan oleh Kitab Suci, orang-orang Sodom itu jahat dan sangat berdosa.
Santo Petrus dan Santo Paulus mengutuk dosa yang kejam dan merusak ini. Sebenarnya, Kitab Suci telah mencela
ketidaksenonohan yang begitu besar ini: 'Skandal orang-orang Sodom dan Gomorrah telah berlipat ganda dan dosa-dosa mereka telah menjadi
sangat tidak terukur besarnya.' Maka malaikat-malaikat berkata kepada Lot yang bertindak benar, yang sungguh membenci kebobrokan
orang-orang Sodom: 'Marilah kita meninggalkan kota ini ....' Kitab Suci tidak salah jika menyebut penyebab yang
menuntun orang-orang Sodom, dan
juga dapat menuntun orang-orang lain juga, kepada dosa yang paling
menyedihkan ini. Sebenarnya, di dalam Kitab Ezechiel kita membaca: “Lihat, inilah
kesalahan Sodom, kakakmu yang termuda itu: kecongkakan, makanan yang
berlimpah-limpah dan kesenangan hidup ada padanya dan pada anak-anaknya
perempuan, tetapi ia tidak menolong orang-orang sengsara dan miskin. Mereka
menjadi tinggi hati dan melakukan kekejian di hadapan-Ku; maka Aku menjauhkan
mereka sesudah Aku melihat itu.” (Ezech.
16: 49-50). Orang-orang yang tidak berperasaan malu itu, yang melanggar hukum ilahi
dan hukum kodrat, adalah budak dari kebobrokan yang tidak pernah cukup untuk dihukum ini." 12
Catatan:
Kutipan-kutipan
ini diambil dari: Defending A Higher Law: Why We Must Resist Same-Sex "Marriage"
and the Homosexual Movement. (Membela Hukum yang lebih mulia: Mengapa kita harus menolak ‘perkawinan’
sejenis serta gerakan homosex.)
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment