KARDINAL MELAWAN KARDINAL, USKUP MELAWAN USKUP
by TED FLYNN | JANUARY 10, 2018
Akita, 13 Oktober
1973
Upaya dari setan
akan merasuk kedalam Gereja sedemikian rupa hingga orang akan melihat kardinal
melawan kardinal, uskup melawan uskup yang lain. Imam-imam yang menghormati aku
akan dicemooh dan ditentang oleh sesama mereka. Gereja-gereja dan altar-altar
akan dijarah. Gereja akan penuh dengan mereka yang mau menerima kompromi, setan
akan menekan banyak imam dan jiwa-jiwa yang dikonsekrasikan agar meninggalkan
pelayanan mereka kepada Allah.
Pesan dari Bunda Terberkati di Akita, Jepang
Penampakan Bunda
Maria di Akita telah disetujui oleh Gereja Katolik. Penampakan dan pesan-pesan disana
disampaikan kepada seorang biarawati Jepang yang bernama Suster Agnes Sasagawa,
yang sakit-sakitan, yang menerima stigmata dari luka-luka Yesus. Kardinal
Joseph Ratzinger, sebagai kepala Kongregasi untuk Ajaran Iman (CDF) di bawah
Paus Yohanes Paulus II, yang telah membaca Rahasia Ketiga Fatima, mengatakan,
"Pesan Fatima dan pesan Akita pada dasarnya adalah sama."
Pesan Akita secara keseluruhan bisa dibilang
paling parah bagi kemanusiaan dan yang menyampaikan akibat-akibat dari dosa,
dalam sejarah Gereja. Satu pesan yang dikutip di atas telah sering muncul dalam
halaman-halaman pers harian di seluruh dunia. Banyak orang percaya bahwa Gereja
telah mengalami perpecahan tanpa henti yang telah berlangsung selama kira-kira
dua generasi. Ada banyak klerus yang mengedipkan mata dan anggukan "ramah kepada
ayah" telah membiarkan dan mengizinkan umat paroki mereka memilih apa saja
yang mereka sukai. Jika salah satu imam tidak dapat menerima doktrin (baru) tertentu,
maka umat dapat pergi ke paroki tetangga untuk menemukan imam lain yang akan
membiarkan mereka merasa nyaman dengan pandangan mereka sendiri mengenai masalah
apa pun.
Namun, dengan Paus Fransiskus ini, sekarang
kita melihat bahwa pertempuran semakin terbuka. Banyak hal yang bisa dilihat dengan
jelas di mana seseorang berpihak dalam masalah apapun. Dengan demikian kebusukan
dan perpecahan yang tidak terlihat selama ini, kini telah ada di bangku-bangku Gereja
di dunia. Saat ini hanya ada sedikit sekali belas kasih dan toleransi terhadap satu
sama lain - dan hal itu terus bertumbuh semakin cepat dan lebih ganas daripada saat-saat
sebelumnya. Beberapa orang yang memiliki agenda tersembunyi yang bertentangan
dengan ajaran Gereja sekarang dengan berani memamerkan pandangan mereka yang sesat
itu. Kebingungan dan kurangnya disiplin seperti ini belum pernah terlihat sebelumnya,
dalam kurun waktu yang bisa diingat seseorang. Celaka sekali, dan lihatlah,
jika seseorang tidak setuju dengan orang lain yang mempromosikan agenda
homoseksual, seperti anda, akan dibuang ke belantara dan dianggap tidak
toleran. Janganlah mengharapkan undangan kartu Natal atau makan malam jika anda
menyampaikan pandangan yang bukan seperti pandangan mereka.
Reformasi lima ratus tahun yang lalu, dilakukan
untuk melawan doktrin. Tetapi perpecahan yang kita lihat saat ini sedang dilakukan
terhadap nilai-nilai moral. Bahkan para Reformator dulu pun tidak mencoba merubah
Sabda Kitab Suci, tetapi justru perbuatan melawan Kitab Suci inilah yang sedang
terjadi sekarang. Suster Lucia dari Fatima mengatakan, sebelum dia meninggal,
bahwa pertempuran terakhir di dalam Gereja akan dilakukan dalam bidang perkawinan
dan keluarga. Kita sekarang berada dalam pertempuran itu dan hal ini sedang memisahkan
orang dewasa dari anak-anak. Mereka yang benar-benar menjunjung ajaran
Magisterial, dan mereka yang menginginkan iman yang semakin lemah, untuk disesuaikan
dengan budaya saat ini, sedang terlibat dalam perang spiritual yang hebat ini.
Saat ini kita bisa melihat kardinal-kardinal dan
uskup-uskup di Amerika Serikat, dan kota-kota lainnya di dunia, bukan hanya mengizinkan
agenda LGBT untuk berkembang, namun mereka juga mempromosikannya. Para pembicara
dan pendukungnya sedang menjadi pejuang dalam ‘perang suci’ terkemuka untuk membela
hak-hak kaum homoseksual di seluruh negeri. Mereka bukannya berusaha untuk menghalangi
kesesatan, tetapi sekarang mereka semakin berani secara terbuka mempromosikan
agenda-agenda yang menolak Allah dan anti-Kitab Suci. Kardinal Muller, kepala
Kongregasi untuk Ajaran Iman di bawah Paus Fransiskus ini, berkata, "Para kardinal pengusung dubia telah mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang benar."
Saya ingat akan pembantaian terhadap orang-orang
Yahudi di Jerman dan Eropa sebelum, dan selama, Perang Dunia II. Orang-orang
Yahudi di seluruh dunia setelah perang bertanya-tanya bagaimana bencana itu bisa
terjadi. Para sejarawan menulis dengan rasa heran karena tidak ada kekacauan awal
ataupun tanda-tanda di antara orang-orang Yahudi Eropa, yang menunjukkan bahwa pembantaian
itu akan terjadi. Sejarah mengatakan kepada kita bahwa orang-orang yang berkehendak
baik akan merasa tidak percaya bahwa ada bangsa atau ras yang dapat melakukan
sesuatu yang kejam dan terbuka seperti itu. Orang-orang Yahudi yang dibawa ke
kamar gas berkata, "Mungkinkah hal ini
terjadi? Hal itu tidak mungkin.” Terdapat penyangkalan mentah-mentah terhadap
fakta yang ada, ditengah apa yang telah terjadi selama satu generasi di Jerman,
dengan hilangnya iman secara total yang
dimulai dengan proses cuci otak terhadap kaum muda dengan melalui filosofi
humanistik dari George Hegel dan Friedrich Nietzsche. Rebutlah kaum muda, maka kamu bisa merebut negara. Amerika Serikat
dan Barat telah diindoktrinasi oleh filsafat-filsafat tak bertuhan dan telah dihancurkan
secara moral dengan melemahkan ajaran-ajaran yang teguh dan benar mengenai
pernikahan dan keluarga. Hal ini telah menjadi agenda besar dari atheisme
praktis. Jika sebuah bangsa menyingkirkan Tuhan dari kelas-kelas mereka, maka negara
dapat dengan mudah memanipulasi pengajaran yang ada.
Setiap hari kita melihat di dalam berita-berita
adanya sebuah pikiran yang melintas di benak setiap orang: Bisakah kamu
mengatasi ini? Apakah kamu melihat berita hari ini? Apakah ini sungguh terjadi
dengan pembusukan moral dalam budaya kita? Kemanakah hal ini berhenti? Dimanakah
hal ini berakhir?
Jawabannya adalah, ia tidak berhenti sampai
orang-orang yang berani akan mengungkapkan kebenaran, bukannya menerima penyelewengan
moral sebagai hal yang tak terelakkan. Masalahnya adalah: kebanyakan orang
tidak memiliki keyakinan untuk berbicara hal ini, karena takut pada apa yang
dipikirkan orang lain.
Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai
seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan
perkataan kebenaran itu.
Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang
hanya menambah kefasikan. (2Tim 2:15-16)
Yesus, aku percaya kepada-Mu
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment