These Last Days
News - January 16, 2018
LEBIH
BANYAK BUKTI BAHWA VATIKAN TELAH DIBAJAK OLEH ‘LOBBY KAUM GAY’'...
Aku tidak akan membela imam-imamKu yang mendukung
tindakan homosex dan membiarkannya terjadi di lingkungan imam-imamKu. Aku tidak
akan membela imam-imamKu yang membiarkan pembunuhan atas janin melalui sikap
permisiv mereka. Aku tidak akan membela mereka dan Aku akan mengijinkan
imam-imamKu untuk dihancurkan. - Pesan Yesus kepada Veronica Lueken di Bayside, New York, June 18,
1982
Apakah kamu begitu buta hingga tidak bisa mengenali
percepatan dosa yang ada di antara kamu? Pembunuhan banyak sekali terjadi,
pencurian, segala macam pembantaian, kehancuran jiwa-jiwa muda, aborsi,
homosex, telah dikutuk sejal awal mula zaman oleh Bapa Yang Kekal. Namun dosa
telah menjadi sebuah gaya hidup. Dosa dibiarkan saja saat ini, hingga kepada
tingkatan mahkamah agung di negerimu, di seluruh dunia. Seperti halnya kamu
menabur, begitulah kamu akan menuai. Dosa adalah kematian, bukan saja bagi roh,
tetapi juga bagi tubuh. Perang adalah hukuman atas dosa manusia,
keserakahannya, ketamakannya. Kesombongan dan kecongkakan telah menjatuhkan
banyak uskup dari Rumah Puteraku." - Pesan Bunda Maria
kepada Veronica Lueken di Bayside, New York, August
14, 1981
by Christine
de Marcellus Vollmer
Catatan editor: Christine de Marcellus Vollmer adalah
presiden Provive dan mantan anggota ‘Akademi Kepausan untuk Kehidupan’ dan juga Dewan Kepausan untuk Keluarga.
Lukisan-lukisan dinding yang bernuansa homo-erotik dan merupakan
penghujatan,
telah dipajang di Gereja Cathedral di Terni, atas perintah
uskup agung Paglia. Kini
Paglia menjabat sebagai kepala dikasteri yang membawahi the St. John Paul II Institute for
Studies in Marriage and Family di seluruh dunia.
Sebuah institusi pendidikan yang mempelajari masalah perkawinan dan keluarga di
Vatikan. Lukisan dinding ini telah memunculkan banyak isu yang patut diberikan
atensi.
Pemasangan lukisan homo-erotik di Katedral tempat Uskup Agung
Paglia bekerja ini, sejak tahun 2006, telah membuat dunia Kristiani mengajukan
pertanyaan penting tentang bagaimana dia bisa dipilih untuk memimpin Dewan
Kepausan bagi Keluarga dan kemudian sebagai kepala dari Akademi Kepausan untuk
Kehidupan serta kepala dari Institut John Paul II yang mempelajari Perkawinan
dan Keluarga, saat dia dengan jelas menentang ajaran Gereja tentang moralitas
seksual.
Pertanyaan ini sendiri memerlukan sebuah penegasan mengenai
maksud dan kriteria yang dipakai di Vatikan, di bawah Paus Fransiskus, dalam menunjuk
para pejabatnya.
Pemasangan lukisan homo-erotik oleh uskup agung Paglia ini telah
memperkuat pandangan sebelumnya yang tertuju kepada Vatikan oleh para ahli kesehatan
mental dalam Gereja Katolik, bahwa uskup agung Paglia harus dihentikan dari jabatannya
di Vatikan dan disarankan untuk menjalani evaluasi kesehatan mentalnya.
Evaluasi ini sesuai dengan piagam Dallas mengenai Pelecehan
Seksual, dan sehubungan dengan peran Paglia dalam upaya pengembangan program
pendidikan sex online ‘Meeting Point’
saat dia memimpin Dewan Kepausan untuk Keluarga. Program yang merusak bagi kaum
muda ini, sekarang sedang dalam peninjauan ulang dan, semoga, dilakukan
perombakan.
Tetapi justru Paglia dipromosikan!
Keprihatinan publik tentang kebijakan Vatikan yang
menempatkan kaum muda Katolik dibawah risiko pelecehan sex telah semakin diintensifkan
oleh tindakan Paus Fransiskus yang mengembalikan jabatan seorang imam dari Italia
yang diberhentikan dari tugasnya oleh Paus Benediktus karena pelecehan sexual terhadap
beberapa orang remaja laki-laki. Imam ini kemudian menagalami kekambuhan, dengan
melakukan (lagi) pelecehan sexual terhadap seorang pemuda, dan dia kemudian ditangkap
dan ditahan oleh polisi.
Rumor bahwa Vatikan telah berada dalam cengkeraman 'lobi gay'
nampaknya setiap hari harus dikonfirmasi lebih lanjut. Para orang tua semakin banyak
yang mengeluarkan anak-anak mereka dari sekolah-sekolah yang dikelola oleh agama
(Katolik) dan menjauhkan anak-anak itu kegiatan-kegiatan paroki. Inilah sebuah
hasil menyedihkan dari apa yang disebut sebagai tindakan 'belas kasih' dan 'kemurahan
hati ' versi Paus Fransiskus.
Perlindungan terhadap pernikahan, keluarga dan kaum muda Katolik
bergantung pada pembenahan yang benar dari semua skandal ini.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi, adalah
ajaran-ajaran yang mengalir keluar dari serangkaian konferensi yang diadakan di Gregorian University mengenai Humanae Vitae.
Selain banyaknya saran-saran
menyimpang dan sesat yang dibuat dan diusulkan oleh ‘Sinode Keluarga’,
persetujuan yang sama, namun halus dan mendesak, untuk menyetujui tindakan homosex
telah melapangkan jalan menuju apa yang nampaknya dimaksudkan untuk menerima dan
mendukung apa yang diungkapkan oleh salah satu pembicara dalam Sionde itu, seorang
imam Jesuit dari Prancis, Alain Thomasset, (lihat lukisan di atas) yang menganggap
bahwa "hubungan homoseksual yang dilakukan
di dalam stabilitas dan kesetiaan dapat menjadi jalan menuju kekudusan"
Seseorang tidak perlu menjadi sangat ahli dan cerdas untuk bisa
mengerti presentasi tambahan oleh otoritas Vatikan yang mengatakan bahwa 'homoseksualitas
adalah merupakan penggunaan seksualitas yang sah, bahkan oleh para imam dan
religius.’ Para imam yang baru-baru ini muncul keluar dan memamerkan kehidupan homosex
mereka ‘telah dipuji oleh para uskup mereka.’ Perbuatan ini semakin memecah-belah
Gereja lebih jauh dalam masalah moralitas Kristiani.
Bukti baru tentang adanya kolusi dari
para pastor ‘yang di-istimewakan’ dan teman-teman ‘khusus’ di kalangan sahabat imamat
mereka untuk melakukan penghancuran terhadap ajaran moral Katolik, telah muncul
dalam konferensi di Universitas Gregorian tentang Humanae Vitae.
Seorang pastor, Maurizio Chiodi, telah diizinkan untuk
menyajikan teori yang sungguh sesat, yang berkata bahwa perbuatan jahat yang
obyektif itu sebenarnya tidak ada; karena itu semua harus tunduk kepada
penilaian individu.
Atas dasar itu, pastor itu melanjutkan dengan menyatakan
bahwa "kontrasepsi bisa menjadi hal
yang baik dan bahkan sebuah tugas." Jelaslah bahwa, jika hal ini tidak
dikoreksi, maka ini merupakan pertanda dari dua hal penting:
1.
Sebuah strategi
yang cerdik untuk menghancurkan moralitas Katolik selama 2000 tahun ini yang telah
dikumpulkan di dalam Humanae Vitae
dan Veritatis Splendour, dan dengan
demikian orang-orang sesat itu mengizinkan semua praktik seksual yang
menyimpang, dan
2.
Bukti yang
nyata bahwa Bab 8 dari Amoris Laetitia
sebenarnya adalah mengandung ajaran sesat. Pastor Chiodi mendasarkan seluruh
argumennya guna mendukung relativisme, etika situasi dan kontrasepsi kepada bab
VIII ini dari Amoris Laetitia. Tidak ada
ajaran berwenang lainnya yang mengijinkan dia melakukan hal ini.
Ada kekhawatiran di seluruh dunia bahwa Kepausan Francis ini telah
dibajak oleh 'Lobi Gay' yang telah sangat banyak dibahas akhir-akhir ini, dan
bahwa dia (PF) telah dimanipulasi oleh para uskup homoseksual.
Maka sudah saatnya jika Paus Fransiskus mengambil sikap dan pendirian
yang teguh untuk mendukung Doktrin Moral Katolik, menjauhkan diri dari
orang-orang yang mendukung gagasan bahwa homoseksual adalah bentuk alternatif dari
'cinta' dan menjauhkan dirinya dari anggapan bahwa 'apapun boleh dilakukan, jika anda merasa baik dan nyaman dengan hal
itu.'
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment