MENGAPA FREEMASON MENYUKAI PAUS
FRANCIS? BAGIAN 2 / 3
Catatan Editor:
Ini adalah bagian kedua dari studi tiga bagian yang lebih
panjang tentang bagaimana Freemason di dunia menanggapi Paus Francis dan
kepausannya. Tanpa pengantar lebih lanjut, kami melanjutkan pengumpulan kutipan
dan beragam bukti untuk menunjukkan seberapa banyak Freemason menyetujui Paus
Francis.
Bagian 2 / 3
Lanjutan dari kumpulan
kutipan:
18) Pada hari Sabtu, 2 Maret 2013, Mario Rolleri 33° (Freemason
tingkat ke 33), menerbitkan di situs berita Masonik berbahasa Spanyol, Fenixnews, beberapa kalimat yang
mengunggulkan dan membela hak asasi manusia, sebagaimana dibuat oleh Cardinal
Bergoglio, pada tahun 2009 dan 2012. Judul artikel ini adalah “Bergoglio: Paus dalam 02 Frasa”
(“Bergoglio: el Papa en 02 frases”). [1] Dan Anda melihat foto Paus
Francis. Tetapi yang aneh: artikelnya bertanggal 2 Maret 2013 - sementara di
sisi lain, Bergoglio terpilih menjadi Paus hanya 11 hari kemudian, yaitu, pada
13 Maret 2013! Apakah ini tanggal yang salah, di mana artikel itu diposting (02
Maret 2013), atau apakah nama paus mendatang
sudah diketahui sebelum pemilihan resminya? Dalam hal ini, sangat
mengesankan apa yang dicatat oleh rekan kami, Sandro Magister, dalam artikel terbarunya
yang berjudul “Orang Yang Harus Dipilih Untuk Menjadi Paus.” [2]
19) Pada hari-hari yang tidak disebutkan, tetapi pada hari-hari
awal setelah pemilihan Paus Francis pada bulan Maret 2013, seorang anggota Mason,
Oscar Bartoli, menulis surat terbuka kepada Paus yang menyampaikan sukacitanya atas
pemilihan paus Francis, dan dengan demikian dia menyimpulkan:
Tetapi sebagai seorang Katolik yang setengah-setengah, di
tengah kesulitan yang terus-menerus di dalam konflik batin saya dengan sikap keragu-raguan
saya, saya ingin memberi tahu Anda bahwa saya berharap, bersama dengan semiliar
dan dua ratus juta umat Katolik lainnya di seluruh dunia, bahwa pemilihannya (paus
Francis) bagi tahta kepausan adalah benar-benar dapat menjadi momen
revitalisasi sejati dari iman kita, setelah didera oleh sekian banyak tulah
yang muncul dalam kehidupan Vatikan begitu lama.
Umat Katolik di dunia membutuhkan teladannya bagi orang-orang
beriman, orang-orang percaya yang adil, orang-orang yang suam-suam kuku, kaum
agnostik dan atheis. Dan mereka yang merasa jijik dengan perilaku baik
"birokrasi" dalam pakaian klerus, kadang-kadang melarikan diri ke
dalam dialog pribadi dengan Tuhan, menjungkirbalikkan dogma dan ajaran. Good work, Francis yang terhormat, dan semoga Tuhan melindungi dia
bersama dengan para klerusnya.
Oscar. [3]
Oscar Bartoli adalah seorang Freemason Italia dari Grand
Orient of Italy - Palazzo Giustiniani [4] – warga Washington, DC, anggota
Rotary Club Washington DC, [5] dan pendiri Italia Lodge 2001 di Washington
(dalam kepatuhan kepada Grand Lodge of Washington). [6]
20) Anggota Mason dari Peru, Mario Rolleri, tingkat 33, pasti
sangat senang dengan pemilihan Papa Bergoglio sehingga, pada 15 Maret 2013, ia
memposting di media Fenixnews
kata-kata pertama dari Paus baru itu. Artikel itu diakhiri dengan kata-kata
dari orang banyak “Hiduplah Paus! Panjang umurnya!” [7]
21) Mario Rolleri, Freemason tingkat 33 dan Grand Master dari
Grand Orient of Peru [setidaknya pada tahun 2017], direktur eksekutif Fenixnews, menyampaikan pujian publik
yang menarik terhadap Papa Bergoglio pada hari Minggu, 17 Maret 2013. Rolleri
33° memuji Paus Francis atas kerendahan hati, kemanusiaan, dan ketegasannya.
Rolleri merasa bahwa banyak hal akan berubah di dalam Gereja dan bahwa "Yang
Mulia Francis" harus menunjuk Sekretaris Negara yang baru. Rolleri menyapa
Paus Francis dengan penuh kasih, dan berharap dia memiliki masa kepausan yang
panjang dan berbuah. [8] Tampaknya Rolleri tidak pernah memberikan salam yang
serupa kepada Paus Benediktus XVI.
22) Pada hari Jumat, 20 Maret 2013, di Fenixnews, Mario Rolleri 33° (tingkat ke 33 dalam Freemason), dalam
artikel pujian lainnya tentang Paus yang baru, menyatakan keyakinannya bahwa
dengan Paus Francis, Freemason dapat memulai dialog yang bermanfaat. [9]
23) Pada hari Jumat, 29 Maret 2013, pada media Fenixnews, Mario Rolleri, Freemason
tingkat 33, melaporkan adanya kesaksian positif dan panjang tentang Paus
Francis oleh Jesuit Venezuela, Luis Ugalde, direktur "Centro de Reflexion y Planificación Educativa" di
Caracas. Pastor Luis Ugalde telah bertemu Bergoglio pada tahun 1983. Pastor
Bergoglio, katanya, telah menyelamatkan banyak korban penganiayaan politik.
Pastor Ugalde menegaskan bahwa Paus
Francis harus mengubah banyak hal di dalam Gereja.[10] (Jelaslah bahwa Mason
Rolleri 33° - tingkat 33 - merasa puas dengan ide ini!)
24) Pada hari Minggu, 31 Maret 2013, dalam artikel lain yang memuji
Paus Fransiskus, Mario Rolleri, Mason 33°, begitu segera setelah pemilihannya
sebagai paus, sudah mengumumkan bahwa dengan Paus yang baru ini, akan ada
berita-berita tentang perubahan dan keputusan yang tidak terduga.[11]
25) Pada hari Kamis, 11 April 2013, Mario Rolleri, Mason 33°,
masih memuji Francis di situs web Fenixnews,
dan kali ini dia bahkan meminta bantuan
Kabbalah Ibrani! Faktanya, Rolleri membandingkan Paus Francis dengan angka
13, karena ia dipilih pada 13 Maret. Rolleri menjelaskan bahwa bagi Kabbalah
Ibrani, 13 bukanlah angka "nasib buruk" tetapi menggambarkan tujuan dari
penciptaan. Bagi kaum Kabbalis, tidak ada keberuntungan atau nasib buruk.
Rolleri menulis bahwa Kardinal Bergoglio bukanlah beruntung karena terpilih
menjadi Paus, tetapi Bergoglio membangun
realitas ini dengan tindakannya sendiri.[12] Rolleri memohon Cahaya Sang
Pencipta agar tercurah kepada Paus Francis dan juga atas pesannya tentang kasih
dan perhatian bagi seluruh umat manusia.[13]
26) Pada hari Sabtu, 11 Mei 2013, lagi di situs Masonik Fenixnews, Juan Orrego menulis bahwa
Freemason Argentina, “Gran Logia de la
Argentina de Libre y Aceptados Masones”, menyambut gembira pemilihan Paus
Francis. Orrego mencatat bahwa hubungan antara Gereja dan Masonry di Argentina
telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Pada akhir 1990-an, para
anggota Mason bertemu dengan pihak keuskupan. Saat ini, hubungan tersebut
sangat ramah, meskipun Vatikan menyatakan bahwa posisi Freemasonry tidak sesuai
dengan sikap Gereja. Namun pemilihan Paus Francis telah secara nyata meningkatkan
hubungan antara Gereja dan Freemasonry.[14]
27) Pada tanggal 12 Juni 2014, saat presentasi buku oleh Ignazio
Ingrao Dewan Rahasia (Il concilio segreto
- Penerbit Piemme, 2013), Grand Master of
the Grand Orient Italia, Stefano Bisi, menyatakan antara lain (tentang
hubungan antara Gereja dan Freemasonry) bahwa sikap terbuka Gereja kepada dunia
“tampaknya telah menemukan momentum baru
dengan Paus Francis ini. Ada banyak peluang bagi sebuah musim yang baru di
dalam Gereja, dalam dialog dengan dunia. Sekarang kita perlu melihat apakah
reformasi yang diharapkan akan mengikuti mereka. "[15]
Acara ini juga dihadiri oleh Marco Politi (koresponden
Vatikan dari media Il Fatto Quotidiano)
dan Alberto Melloni (sejarawan "sekolah Bologna") yang juga
menekankan pentingnya "dorongan inovatif baru dan kuat" dari Kepausan
Fransiskus yang menginginkan "sebuah
remodeling dari Gereja dalam penampilannya" dan "sebuah ulasan tentang relasi perawatan pastoral
antarpribadi."[16]
Masih mengenai kepausan Paus Fransiskus, kita membaca di
Buletin Masonik:
Dan "lompatan
maju Gereja dalam masyarakat modern" ini, sekarang sangatlah menyenangkan
bgi Freemason, yang hari ini, seolah tahun-tahun panas itu kembali, mengikuti
perubahan yang digariskan Oltretevere [di Vatikan] dengan penuh semangat. […]Marco
Politi mengatakan bahwa beberapa uskup dan cendekiawan Gereja dalam beberapa
tahun terakhir telah mengusulkan untuk mengadakan [Konsili] Vatikan III, tetapi
mungkin, tulis wartawan itu, bahkan meski tidak ada kebutuhan untuk diadakannya
Konsili itu. Begitulah, musim reformasi Gereja, pada kenyataannya, sekarang
sudah terbuka.[17]
28) Kepada wartawan Andrea Scanzi dari surat kabar Il Fatto Quotidiano, pada tahun 2014,
Michela Scolari (satu-satunya penjaga kenangan Mason - Licio Gelli), menyatakan
bahwa 6-7 tahun yang lalu, Paus Francis
(waktu itu masih sebagai Kardinal Bergoglio) mengunjungi Licio Gelli di Villa
Wanda di Arezzo. Gelli, kepala P2 Lodge yang terkenal, adalah seorang Mason
dengan koneksi luar biasa dengan Freemasonry dan kelas politik Argentina pada
1970-an dan 1980-an. Kepada Scolari, Gelli
mengungkapkan bahwa dia mengenal Bergoglio sejak 1973, ketika Gelli adalah
Menteri Berkuasa Penuh Argentina dan sahabat Peron (pemimpin Argentina yang
komunis). [18]
29) Di situs Grand Lodge dari Ritual Simbolik Italia (terdiri
dari Master Mason dari Grand Orient of Italy), kita membaca pidato tanggal 13
Maret 2014, oleh Mason “M: .A:. Dominic P." yang memuji Paus Francis dan
melihat di dalam dirinya ada celah untuk rekonsiliasi antara Freemasonry dan
Gereja." [19]
30) Dalam terbitan Alpina
edisi Maret 2014, majalah Masonik Swiss, anggota Mason, Pierre-Alexandre Joye,
menulis bahwa Gereja dan Freemasonry
didasarkan pada tradisi yang berbeda, tetapi dengan pemilihan Paus Fransiskus,
Yesuit Amerika Selatan, seseorang dapat meluncurkan kembali dialog Masonik - Catholic.
Kekuatan-kekuatan spiritualis tidak boleh dipecah-pecah, tetapi harus dipersatukan
demi keadilan sosial, hak asasi manusia, kebebasan. Gereja dan Freemasonry
tidak boleh berhenti pada apa yang memecah belah, tetapi harus mengarah kepada
apa yang menyatukan.[20]
31) Sekali lagi, dalam jurnal Masonik Alpina, pada bulan Maret 2014, dalam artikel “Menuju kemungkinan hidup bersama yang konstruktif?” (Dalam
paragraf “Era yang lebih mendamaikan”), Mason - Daniele Bui memperjelas bahwa
sementara ketidakcocokan antara Gereja dan Pondok Mason tetap ada, namun,
dengan terpilihnya Paus Fransiskus banyak Mason berharap untuk mendapatkan sikap
yang "lebih berdamai" di sisi Tahta Suci.[21] Daniele Bui percaya
bahwa alasan ketidakcocokan tidak boleh mencegah kolaborasi bersama antara umat
Katolik dan Mason untuk memajukan hak asasi manusia.
32) Dalam pidato terakhirnya sebagai Grand Master Grand Orient
of Italy (pada bulan April 2014), pengacara Gustavo Raffi mengatakan, menurut
sebuah laporan:
“Dunia berubah dengan kecepatan, yang dalam beberapa tahun
yang lalu, benar-benar tak terbayangkan. Dunia
yang sangat 'cair' ini - menggunakan istilah yang diciptakan oleh Zigmunt
Baumann - secara radikal telah mengubah semua struktur 'kaku' yang telah
diendapkan oleh lautan masa lalu di pantai-pantai masa kini," kata Raffi. “Lihat saja ke balik tembok yang memisahkan
Italia dari Vatikan untuk bisa memahaminya - tambahnya - bahwa ada sesuatu yang
berubah. Kami mengamati dengan hati-hati dan penuh hormat karena Paus ini
mempercepat waktu dari perubahan besar dalam cakrawala struktur yang secara
tradisional enggan untuk menyambut gejolak yang inovatif. Dan refleksi dari
pengaruhnya telah bergema jauh melampaui batas-batas sakristi. Tapi hal itu
juga terserah kita. Terserah kepada kita untuk membuat persimpangan realitas cair ini terjadi. Kita juga harus berurusan
dengan dunia kontemporer yang terus berubah. Dengan klaim - tidak pernah
dikhianati - untuk selalu sezaman dengan anak cucu." "Itulah yang
memanggil kita untuk membuat identitas kita sebagai orang Italia dan orang Freemason
- katanya - dan untuk berlayar dan mengarahkan bahtera dengan percaya diri ke
masa depan, apa pun yang bisa kita raih.”[22]
33) Dalam edisi Mei-Juni 2014 dari The Wayfarer, Buletin MN-River Valley Lodge # 6 (Grand Lodge AF
& AM of Minnesota), "Pendeta" Lodge yang bernama Dan Ploenzke,
dalam kolomnya "Words of
Wisdom," juga mengambil kutipan dari buletin itu
[sic – yang merupakan sebuah kesalahan oleh The
Wayfarer] oleh Paus Francis "Mari Kita Menjadi Cahaya Pengharapan,"
yang berbicara tentang harapan, sebuah keterbukaan
terhadap kejutan-kejutan dari Tuhan dan tentang hidup dalam sukacita. Mason
Ploenzke sangat menyukai apa yang ditulis Paus tentang sikap terbuka untuk
dikejutkan oleh Allah: “Setiap orang yang adalah pria atau wanita harapan -
harapan besar yang memberi kita iman - tahu bahwa bahkan di tengah kesulitan
Tuhan akan bertindak dan mengejutkan kita.”[23] Menggerakkan.
34) Pada tanggal 25 Agustus 2014, di situs Freemasonry Brasil, Grand Orient do Brasil, Mason Barbosa
Nunes memuji Paus Francis karena dia membangun sebuah sebuah gereja baru: [24]
Jorge Mario Bergoglio, "Paus Francis," sebelumnya
bernama "Kardinal Kaum Miskin Argentina" karena peran sosialnya yang
menonjol. Dia terus berusaha mewakili, secara lebih besar, dari Gereja Katolik
dan kepala negara. Dia tidak berhenti, dia
mengambil langkah-langkah aman untuk membangun sebuah gereja baru. Sebuah gaya
yang baru di Vatikan, citra kepribadian yang tahu dan berani menghadapi segala tantangan
di depan.
Mason – Nunes, memuji kebijaksanaan ilahi ("sabedoria divina") dari Paus
Fransiskus dan berharap bahwa kata-kata Paus menjadi subjek perenungan pada
masa studi di Pondok-pondok Masonik.[25]
35) Pada tahun 2014, pada kesempatan reuni Grand Lodge of Free
& Accepton Masons of Florida (USA), Grand Orator dari Grand Lodge, Gilbert
Weisman, tidak hanya dengan antusias
mengutip karya “Morals & Dogma” oleh Mason Albert Pike derajat ke-33
(seorang Mason esoteris dan okultis), tetapi juga menyebutkan beberapa kata
dari homili yang disapaikan Paus Francis pada tanggal 1 Januari 2014, di mana
Paus menyatakan bahwa kita semua adalah anak-anak Bapa Surgawi, dimana kita
semua adalah dari keluarga manusia yang sama, dan bahwa kita memiliki nasib yang
sama; dan karena itu kita semua harus bekerja untuk menciptakan Komunitas Persaudaraan.
Weisman menyatakan bahwa Paus Fransiskus
dapat menyampaikan pidato yang begitu hebat kepada sekelompok Mason. [26]
36) Pada bulan April 2015, sebelum kunjungan Paus Francis pada
bulan Juli ke Amerika Latin, Grand Master Mason - Edgar Sanchez Caballero dan Gran Logia Symbolica del Paraguay ingin
bertemu dengan Paus Argentina itu. Para Mason Paraguay menyatakan bahwa mereka
mengagumi Paus Francis atas kepemimpinannya di Gereja dan bahwa mereka berharap
dia dapat memengaruhi hierarki gerejaw Paraguay dengan mengubah cara berpikir
para Uskup dan dengan demikian mempromosikan persaudaraan yang lebih besar dan
keterbukaan yang lebih luas dari umat Gereja Katolik terhadap kaum Mason. Grand
Master Caballero menyatakan harapannya di hadapan para Uskup:
Perubahan kepala Gereja Katolik dan pesan pembukaan yang
diberikan oleh paus saat ini - kata Grand Masteritu - masih belum "dicerna" dalam
hierarki gerejawi Paraguay, yang mentalitasnya akan berubah ketika para uskup bersedia
memperbaharui pandangan hidup mereka.[27]
37) Pada 9 April 2015, Mario Rolleri melaporkan di media Fenixnews tentang wawancara dengan
Nicolas Orlando Breglia, Grand Master Grand Lodge di Argentina. Breglia juga
yakin bahwa dengan Paus Bergoglio, Gereja akan merevisi posisinya terhadap
Freemasonry. Menurut Grand Master Breglia, Paus
Francis sedang mengibarkan spanduk Freemasonry. [28]
38) Pada tanggal 11 April 2015, di Grand Lodge Grande Orient of
Italy, yang diadakan di Rimini, Mason - Claudio Bonvecchio mempresentasikan
bukunya: The Hour of Dialogue. Paus,
Gereja, Freemasonry - wawancara oleh Sabatino Alfonso Annecchiarico [L'or del dialogo. Il Papa, la Chiesa, la
Libera Muratoria - intervista di Sabatino Alfonso Annecchiarico] (Mimesis
Editrice). Ringkasan singkat buku ini, yang merupakan "pembicaraan
manis" baru untuk Paus Francis:
Iman, akal budi, humanisme, spiritualitas, berbagai konsep,
nilai-nilai - semuanya berbeda dalam sejarah Gereja Kristiani dan budaya
sekuler. Terutama sekarang, dengan dorongan Paus Francis, zaman kesalahpahaman itu tampaknya telah berakhir. Gereja dari ‘paus
rakyat’ kembali berbicara tentang perasaan, tetapi juga tentang konfrontasi
rasional dengan masyarakat dan sejarah. Buku ini membangun jembatan untuk menyelesaikan
konfrontasi yang paling rumit, tetapi paling menguntungkan. Ini adalah dokumen
yang memungkinkan terwujudnya aliansi baru yang menjadikan manusia sebagai
objeknya [“kultus manusia”]. Inisiatif dialog tanpa potongan dari sisi
rasionalisme budaya Masonik yang bebas dan matang, tetapi tanpa penyitaan.[29]
39) Dalam edisi Mei 2015 dari Bulletin York Lodge No. 22 A.F.
& A.M. (Kennenbunk-Maine USA), Mason - Donald Beane menulis bahwa para
Mason harus belajar dari Paus Francis yang berbicara tentang semua orang
sebagai bagian dari Keluarga Manusia, dengan satu Bapa untuk semua:
Sebagai kaum Mason, kita cenderung mengikuti teladan Paus
Fransiskus yang berbicara tentang semua orang sebagai Keluarga Manusia. Itu
adalah keluarga dengan satu Bapa untuk semua, yang berupaya membantu kita
menemukan jalan kita kepadanya melalui iman dan pengertian. [30]
40) Pada tanggal 25 Juni 2015, Siaran Pers Grand Lodge of Italy
Ketaatan Piazza del Gesù Palazzo
Vitelleschi mengklaim bahwa Komandan Agung Sovereign Grand Master Antonio
Binni telah menerima dengan penghormatan salinan teks Kabbalistik
"Zohar," yang berasal dari organisasi internasional "Proyek
Zohar." Pernyataan GLDI menyebutkan bahwa hadiah yang sama diberikan
kepada lembaga-lembaga Italia dan juga kepada Paus Francis.[31] Dalam
pengertian ini, GLDI tampaknya memberikan beberapa pujian miring atau tidak
langsung kepada Paus Roma atau, dalam hal apa pun, untuk menyampaikan gagasan
tentang konvergensi, penyetelan, atau afinitas tertentu antara Grand Master Mason
Binni dan Paus Francis.
41) Pada 24 Agustus 2015, Oscar Bartoli, Mason Italia dari
Grande Oriente d'Italia, [32] tinggal di Washington, DC, dan anggota Rotary
Club Washington DC, [33] pendiri Italia Lodge 2001 di Washington (atas
kepatuhan Grand Lodge of Washington), [34] menerbitkan di situs webnya sebuah
artikel oleh Rosario Amico Roxas yang semuanya merupakan bentuk pujian bagi
Paus Francis. [35]
42) Pada tanggal 4 September 2015, Oscar Bartoli yang sama
melaporkan dalam artikel, “Paus komunis
dan anti-Katolik ini (menurut beberapa orang),” bahwa beberapa kenalannya
sendiri (salah seorang teman, mantan pastor bawahannya, dan seorang teman dekat
para kardinal dan anggota curia) melihat pada
diri Paus Fransiskus adanya bahaya besar bagi Iman Katolik dan masyarakat
(misalnya, terlalu banyak “kemudahan” atau “kelalaian” dalam praktik deklarasi
pembatalan (anulasi) pernikahan, pemberian ijin berlebihan terhadap orang yang
bercerai dan menikah lagi dan terhadap kaum homoseksual, kebingungan di antara umat
beriman, sambutan terhadap para imigran yang dipaksakan dan tidak bijaksana,
terlalu banyak simpati yang diperlihatkan kepada Fidel Castro, terlalu banyak
permusuhan yang diperlihatkan kepada Trump dan partai Republik, sikap demokratis
Filipina-AS). Di akhir artikel, Mason Bartoli kemudian berkomentar sebagai
berikut: “Paus Francis mengikuti teladan Penyair ilahi: ‘Jangan melihat ke
belakang mereka, tetapi lihat dan teruskan ke depan.' ”[36]
43) Oscar Bartoli juga mengelola majalah esoterik, Stenterello, yang pada Oktober 2015,
memuji Paus Francis sebagai "seorang
Paus dengan bahasa kenabian dan revolusioner," dan sebagai "pembangun jembatan di antara
orang-orang yang berbeda."[37]
44) Dari 15 hingga 19 Januari 2015, Paus Francis berada di
Filipina. Pada masa itu, sebuah foto muncul di Internet, sebuah poster - atau
halaman yang diduga adalah sebuah jurnal Filipina (Philippine Daily Inquirer) – yang berisi sambutan kepada Paus
("Selamat Datang bagi Paus Francis, Paus yang berbelaskasih dan murah hati"),
sambutan yang diberikan oleh Grand Lodge of Philippines. [38] Seseorang
mengatakan bahwa berita ini palsu [39] ("berita palsu"), tetapi
tampaknya tidak terlalu meyakinkan dengan adanya poin-poin berikut.
45) Faktanya, dalam jurnal resmi the Philippine Grand Lodge, The
Cabletow (vol. 92, n. 1, Mei-Juni 2015), Grand Master Thomas Rentoy III secara
terbuka menyatakan bahwa, setelah mengamati pandangan liberal Paus Francis
(“Setelah meninggikan Paus Francis ke Tahta Suci dan mencatat pandangan-pandangan
liberal kepausan ini”) hingga akhir 2014, pendahulunya Grand Master Alan
Purisima, dalam sebuah surat kepada Paus Francis, kemudian meminta agar Tahta
Suci menyatakan bahwa Freemasonry dari Filipina adalah cocok dan sejalan dengan
Gereja Katolik dan para anggotanya tidak lagi di exkom.
Selain itu, Masonry Filipina baru-baru ini meminta dari uskup-uskup
Filipina, seorang pastor untuk merayakan Misa setiap hari Minggu di Grand Lodge
(Pondok Masonik).[40] Kami belum tahu tanggapan Paus atas permintaan dari
Freemasonry Filipina ini. Namun, kita tahu jawaban dari para Uskup Filipina
(CBCP). Kita akan melihatnya di bagian selanjutnya.
46) Dalam edisi 4 (November-Desember 2015) dari majalah The Cabletow, Mason - Jesse D. Alto mengumumkan
bahwa Grand Master yang bertanggung jawab, Thomas Rentoy, telah berhasil
mendapatkan izin dari Gereja Katolik Filipina bahwa seorang imam Katolik dapat
merayakan Misa setiap hari Minggu di markas Grand Lodge Mason Filipina. Alto
juga menulis bahwa, dengan peristiwa
yang diizinkan ini, berabad-abad kepercayaan yang keliru, akhirnya, harus
diberantas, yang telah mengajarkan bahwa ajaran-ajaran Freemasonry bertentangan
dengan ajaran Gereja Katolik. Terlebih lagi, Alto ‘yang menjadi wangi oleh
dupa’ dari Paus Francis sendiri, dengan antusias mengutip beberapa bagian dari
homili Natal Paus. Mason Alto rupanya ingin meyakinkan kita bahwa kaum Mason
dan Katolik bersama-sama mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk spiritual.[41]
No comments:
Post a Comment