VERITAS VINCIT: THE TRUTH SHALL PREVAIL
PATUNG BERHALA PACHAMAMA MENEMPATI TEMPAT UTAMA DALAM
SINODE AMAZON
by paulsimeon2014
November
25, 2019
Paus Francis secara resmi membuka Sinode Amazon dengan
upacara keagamaan yang diadakan di Taman Vatikan yang mencakup juga pemberian
berkat dan pemujaan patung kayu berhala dari seorang wanita hamil telanjang yang
dikenal sebagai "Pachamama."
Upacara keagamaan, yang diadakan
pada 4 Oktober 2019, menjelang Sinode Amazon, dipimpin oleh seorang dukun dari
Amazon, di hadapan Paus serta beberapa uskup dan kardinal. Beberapa orang
pribumi Amazon membungkuk dan berdoa di hadapan gambar patung berhala Pachamama,
yang diberkati dan secara resmi diterima sebagai hadiah oleh Paus.
Upacara itu
adalah merupakan ritual adat suku Amazon, dan
melibatkan penyembahan terhadap apa yang
disebut Ibu Pertiwi, "Pachamama". Pachamama adalah objek pemujaan di
antara suku-suku Amazon, dewi yang kepadanya beberapa orang Bolivia mengorbankan binatang
llamas, yang dianggap sebagai dewa bumi yang disembah oleh beberapa orang Peru, yang
berakar pada kepercayaan dan praktik pagan Inca.
Pastor Paulo Suess, seorang
peserta dalam Sinode Amazon, mengatakan bahwa upacara itu menunjukkan penyembahan
berhala dengan memakai patung-patung kayu yang dilakukan di Taman Vatikan.
Dalam sebuah wawancara 17 Oktober dengan Vatikan News, ia menyambut baik ritus-ritus
pagan itu, dan mengatakan: “Sekalipun ritus ini adalah berhala, tetapi tetap
saja itu adalah penyembahan berhala kepada Tuhan. (???) Seseorang tidak dapat
mengabaikan paganisme sebagai hal yang tidak berarti apa-apa.”
Roma, Italia – 4 Oktober 2019 :
paus Francis dan Cardinal Cláudio Hummes, uskup
agung emeritus São Paulo, President dari Pan-Amazonian Ecclesial Network (REPAM), berdiri
di depan sebuah patung yang melambangkan Pachamama (Ibu Pertiwi) ketika mereka
merayakan pesta St.Fransiskus dari Assisi di Taman Vatikan pada 4 Oktober 2019
di Roma, Italia. (Photo by Giulio Origlia/Getty
Images)
Perusahaan media visual Amerika
"Getty Images" membuat foto pers resmi (foto halaman pertama) dari
ritual ini dengan kalimat: "Paus Francis dan Kardinal Cláudio Hummes,
Uskup Agung Emeritus dari São Paulo, Presiden Pan-Amazonian Ecclesial Network (REPAM), berdiri
di depan patung yang mewakili Pachamama (Ibu Pertiwi)."
PACHAMAMA MEMBAWA
BADAI BAGI VATIKAN
Patung
Pachamama terlihat sangat dominan di berbagai tempat di Vatikan selama
berlangsungnya Sinode Amazon. Orang-orang pribumi membungkuk dan berdoa di
hadapan patung itu di taman Vatikan, di depan Paus. Gereja-gereja di Vatikan diarahkan
untuk menonjolkan patung itu, lebih menonjol daripada Tabernakel. Para kardinal
dan uskup membawa patung berhala itu dalam sebuah prosesi, di depan Paus.
Pada hari-hari berikutnya sejak
upacara dan berkat di Taman Vatikan, patung-patung Pachamama dihormati di
Basilika Santo Petrus di depan Makam Santo Petrus. Paus Francis juga menyambut dua
uskup yang membawa berhala Pachamama di pundak mereka dalam sebuah prosesi
menuju Basilika Santo Petrus. Patung-patung Pachamama juga dipajang di gereja
Santa Maria di Traspontina. Patung-patung itu juga menerima tempat kehormatan
di ruang Sinode selama proses Sinode yang sebenarnya berlangsung.
Paus Francis dan beberapa kardinal membaca doa di
depan patung Pachamama.
PENYANGKALAN
VATIKAN TAK MEMILIKI ARTI APA PUN
Menanggapi teriakan dari umat
Katolik se dunia mengenai ritus-ritus ini dan penggunaan patung-patung berhala ini,
juru bicara Vatikan dan anggota komite Sinode Amazon meremehkan atau menyangkal
karakter sinkretistik religius yang jelas dari patung-patung itu.
Menanggapi pertanyaan selama
konferensi pers, Paolo Ruffini, presiden komisi informasi sinode Amazon,
menegaskan kembali bahwa ia percaya bahwa patung wanita hamil yang tidak
berpakaian itu mewakili ‘simbol kesuburan dan kehidupan.’
APA YANG
DIUNGKAPKAN PATUNG BERHALA ITU KEPADA PENGUNJUNG?
Patung berhala Pachamama menguasai Gereja Karmelit Santa Maria
di Traspontina.
Para relawan Gereja Carmelite
Santa Maria di Traspontina, di mana patung-patung kayu itu ditampilkan, mengatakan
bahwa, bagaimanapun juga, hal itu bertentangan dengan ucapan penyangkalan Vatikan
tentang sifat religius dari patung-patung itu.
Untuk mengetahui bagaimana
patung misterius itu dideskripsikan kepada para pengunjung di Santa Maria di
Gereja Karmel Traspontina yang terletak tidak jauh dari Vatikan, di mana
beberapa dari patung dipajang di altar samping, para jurnalis mengunjungi
Gereja itu pada dua hari yang terpisah.
Pada kunjungan pertama, seorang
sukarelawan mengatakan bahwa patung pahatan itu “mewakili wahyu dari ibu pertiwi
dengan sifat alami sebagai ibu, yang memberi kita makanan.”
Ditanya apakah itu adalah
Pachamama, dia berkata: "Ya, ibu, yang peduli pada kehidupan, yang memberi
nutrisi pada kehidupan, jadi itu adalah bentuk simbolisme yang sangat
kuat."
Seorang sukarelawan di Gereja Santa Maria
menggambarkan patung itu sebagai Pachamama, yang melambangkan "ibu pertiwi
... yang peduli pada kehidupan, yang memberi makanan untuk kehidupan."
(Jadi, bukan Tuhan yang memberi kehidupan)
“Penduduk asli Amazon melihat
kehadiran Tuhan dalam segala hal,” jelas si pemandu. "Jadi jika mereka
menebang pohon untuk suatu tujuan, mereka menangis, dan meminta pengampunan pada
Ibu Pertiwi, karena mereka harus menebang pohon itu."
"Itu adalah sangat indah -
menghormati alam, untuk segalanya," katanya. “Tetapi kita, yang hidup di
dunia modern, telah menjauhkan diri dari Ibu Pertiwi. ... Komunitas-komunitas
yang melepaskan diri dari Ibu Pertiwi menjadi yatim piatu, tanpa ibu. Jadi Bapa
Suci ingin agar kita belajar dari penduduk asli, belajar terhubung dengan Ibu
Pertiwi.”
“Ibu (patung ukiran) yang saya
bawa dari Brasil ... yang dipakai dalam prosesi, ya.., kami sengaja membawanya
dari Brasil. Itu dibuat oleh seniman pribumi, dan kami memintanya untuk sebuah
karya seni yang akan melambangkan semua hubungan dengan Ibu Pertiwi, perempuan,
aspek feminin dari Tuhan, bahwa Tuhan adalah orang yang melindungi dan memelihara
kehidupan,” dia kata.
UMAT
KATOLIK YANG SETIA, BERTINDAK
Foto menunjukkan patung Pachamama, sebelum dibuang ke
Sungai Tiber
oleh umat Katolik yang setia.
Beberapa umat Katolik yang setia
memutuskan untuk mengambil tindakan terhadap kemunculan berhala-berhala di
hadapan umum di Gereja Katolik. Pada 21 Oktober 2019, seorang pria disertai
oleh beberapa orang beriman yang setia masuk kedalam Gereja Santa Maria Traspontina,
dekat Basilika Santo Petrus di Roma, mengambil beberapa patung Pachamama yang
kontroversial itu, yang telah ada di sana dan kemudian melemparkannya ke Sungai
Tiber.
Pada tanggal 25 Oktober, Paus
Francis meminta
maaf atas tindakan ini kepada mereka yang merasa tersinggung, menyebut
patung-patung ini “patung Pachamama.” Dia juga mempertimbangkan untuk memajang patung-patung berhala itu selama Misa penutupan sinode pada tanggal 27 Oktober, tetapi hal ini tidak jadi dilakukan, mungkin karena perlawanan dari beberapa
wali gereja di aula sinode dan di luar.
Dalam sebuah pernyataan resmi,
pada 21 Oktober, Pan-Amazonian Ecclesial Network (REPAM) mengutuk tindakan
heroik dari para pria yang telah melemparkan patung kayu ke sungai Tiber
sebagai tindakan "intoleransi agama."
‘ANAK
LEMBU EMAS’ BARU
Uskup Athanasius Schneider
mengutuk keras pemujaan terbuka terhadap dewi pagan "Pachamama" di
Vatikan, dan menyebutnya sebagai ‘anak lembu emas’ baru. Dia mengklarifikasi
bahwa agama Katolik dan penyembahan atau kepercayaan pagan tidak pernah dapat
disatukan:
Umat Katolik tidak dapat
menerima penyembahan berhala, atau sinkretisme antara kepercayaan dan praktik
pagan dengan Gereja Katolik. Tindakan pemujaan patung berhala, menyalakan obor, membungkuk, sujud atau membungkuk
hingga ke tanah dan menari-nari di depan patung perempuan telanjang seperti itu,
yang sama sekali tidak mewakili Bunda Maria atau santo-santa dalam Gereja yang telah
dikanonisasi, karena tindakan itu adalah melanggar Perintah Tuhan yang pertama:
“Akulah Tuhan, Allahmu, Jangan menyembah
berhala, berbaktilah kepada-Ku saja, dan cintailah Aku lebih dari segala
sesuatu.” Pemujaan seperti itu juga melanggar perintah lainnya: “Waspadalah, jangan sampai kamu mengangkat
matamu ke surga, dan ketika kamu melihat matahari dan bulan dan
bintang-bintang, semua penghuni surga, kamu menjadi menarik dan menyembah
mereka dan melayani mereka, hal-hal yang telah diberikan oleh Tuhan, Allahmu
kepada semua bangsa di bawah seluruh langit ”(Ulangan 4:19), serta perintah:
"Janganlah kamu membuat berhala
bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu
berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya,
sebab Akulah TUHAN, Allahmu.” (Imamat 26:1)
SEBUAH
GAMBARAN ANTIKRISTIS?
Pastor Hugo Valdemar, seorang
imam Katolik dari Mexico City, membakar gambar pagan ‘Pachamama’ pada 3 November
2019 lalu ketika memimpin umat beriman dalam doa. Dia juga menyampaikan apa
yang dikatakan oleh pastor pengusir setan tentang ‘Pachamama’:
Seorang teman, pengusir setan,
mengatakan bahwa berhala ini (Pachamama) sebenarnya adalah gambaran dari sosok
antikristus. Itu adalah penghujatan dan parodi terhadap Maria. Pachamama sedang
hamil dan membawa antikristus untuk melahirkannya di dalam gereja Mason, untuk
menghancurkan sakramen-sakramen, untuk kembali kepada penyembahan berhala dan
takhayul. Jadi, antikristus ini yang akan melahirkan sebuah gereja dengan
'wajah Amazon' adalah sebuah kekejian, itu adalah kontradiksi dengan doktrin
Gereja sejati, yang merupakan dinamika di mana para penyembah berhala ini ingin
masuk ke dalam Gereja yang sejati saat ini.
by Paul
Simeon
Gareja Katolik harus kembali kepada semangat para rasusl dan harus dijauhi dari berhala
ReplyDeleteLENGSERKAN PAUS FRANCIS DAN PARA PRNYEMBAH PATUNG BERHALA PACHAMAMA
ReplyDeleteSdh di nubuat di Kitab Wahyu : GOG dari Magog = BerGOGlio
ReplyDelete