Archbishop Carlo Maria Viganò speaks at the
Rome Life Forum in May 2018
Uskup Agung VIGANÒ:
RENCANA UNTUK MENDIRIKAN SEBUAH TATA DUNIA BARU HARUS
DIBUKA KEDOKNYA, DIPAHAMI DAN DIUNGKAPKAN
"Gagasan untuk mendirikan
Tata Dunia Baru, di mana negara-negara dan warga masyarakat biasa melihat
identitas mereka dicuri oleh para elit yang berkuasa mungkin tampak tidak masuk
akal pada beberapa tahun yang lalu."
Thu May 14,
2020 - 2:39 pm EST
14 Mei 2020 (Veritasliberabitvos) - Pada 8 Mei 2020, tiga orang Kardinal dan
sembilan Uskup, bersama dengan banyak dokter, jurnalis, pengacara, pemikir, dan
profesional dari seluruh dunia meluncurkan seruan untuk
meningkatkan kesadaran publik di antara orang-orang, pemerintah, ilmuwan dan
media, tentang bahaya serius terhadap kebebasan individu yang disebabkan oleh
dan selama penyebaran Covid-19.
Bahaya-bahaya ini telah dirasakan lebih parah di beberapa
negara daripada negara yang lain, tetapi perhatian umat Katolik dan orang-orang
yang berkehendak baik seharusnya disebarkan kemana-mana sehingga kita semua
dapat memahami apa yang sebenarnya terjadi: jika kita hanya melihat sisi
kesehatan saja dari epidemi ini - dan tidak bisa memahami implikasi sosial,
ekonomi, politik, dan religiusnya – maka kita semua akan berada di jalan menuju
sebuah masa depan di mana pemerintah-pemerintah dan hierarki Gereja akan
ditarik oleh kekuatan dan kekuasaan yang menganggap bahwa tidak ada otoritas
yang lebih tinggi daripada diri mereka sendiri, dan yang tujuan mereka adalah
sangat tidak jelas.
Gagasan dan rencana untuk mendirikan sebuah Tata Dunia Baru
di mana negara-negara dan warga biasa akan melihat identitas mereka diambil begitu
saja oleh kaum elit yang kuat, mungkin tampak tidak masuk akal pada beberapa
tahun yang lalu. Namun sekarang semua rencana ini sedang dilaksanakan, dan
memang, hal itu pada awalnya didorong sebagai hal yang baik bagi masyarakat dan
individu. Rencana-rencana ini, sebagaimana dipromosikan oleh kelompok-kelompok
elit internasional, harus dibuka kedoknya, dipahami, dan diungkapkan. Dalam
masa-masa biasa, hal itu akan menjadi tugas dari media, untuk membuat kita
masing-masing sadar akan apa yang terjadi sehingga kita dapat berbicara
menentangnya, sebagai orang beriman, secara individu dan anggota suatu
komunitas.
Ini adalah tujuan dari Seruan ini: untuk memecah keheningan
media massa yang kita lihat saat ini, terutama dalam hal kurangnya diskusi
tentang kebebasan dan hak individu. Kebebasan ini sekarang sedang dibungkam, disensor
dan dikendalikan. Kami juga ingin meminta anggota komunitas ilmiah untuk
membahas masalah ini tanpa tekanan yang diterapkan oleh kepentingan ekonomi
atau ideologis, dan untuk mengingatkan pemerintah-pemerintah tentang tanggung
jawab mereka demi kebaikan semua.
Seruan ini telah menyulut sejumlah diskusi dan debat. Di
Jerman, banyak Uskup hanya berbicara tentang "teori konspirasi," dan mereka
telah gagal sepenuhnya untuk menyangkal salah satu dari klaim kami. Dengan
demikian mereka telah ikutan naik ‘kereta ideologi’ yang sedang berjalan saat
ini. Selama wawancara baru-baru ini dengan majalah mingguan Katolik Jerman Die Tagespost, Cardinal Müller (salah satu penandatangan Seruan ini)
dengan berani mengatakan bahwa "tren modern adalah menuduh siapa pun yang
berpikir sesuatu dengan cara yang berbeda, sebagai seorang penganut teori
konspirasi."
Cardinal Müller juga mengatakan:
Mereka yang tidak bisa membedakan antara kesesuaian dan
bahaya globalisasi, akan menyangkal kenyataan ini. Ketika Alberto Fujimori menjadi
presiden Peru, saya berbicara dengan banyak wanita dan pria yang telah
disterilisasi tanpa disadari, dan yang telah ditipu dengan sejumlah besar uang
dan janji-janji tentang perawatan kesehatan dan kehidupan yang lebih baik. Apakah
ini semacam teori konspirasi? Hal yang sama harus dikatakan tentang tuduhan
teori konspirasi mengenai diskusi vaksinasi atas tujuh miliar orang, meskipun
vaksin itu belum diuji dengan benar dan hak-hak dasar warga negara dapat diabaikan
bagi siapa pun yang menolak divaksinasi. Tidak ada orang yang dapat dipaksa
untuk percaya bahwa beberapa orang dermawan miliarder memiliki rencana terbaik
untuk meningkatkan segala sesuatu di seluruh dunia hanya karena mereka telah
mampu mengumpulkan uang dalam jumlah sangat besar.
Kami telah mendengar hal yang sama dari Uskup Agung
Athanasius Schneider: “Sungguh menakjubkan bahwa Gereja, politik, dan pendirian
media massa, sebagian besar berusaha untuk mendiskreditkan - sejalan dengan
tren arus utama - kegelisahan yang diungkapkan dalam Seruan ini, dengan argumen
mereka yang asal comot saja dari teori konspirasi, sehingga setiap perdebatan
lebih lanjut segera ditolak dan diabaikan. Saya ingat reaksi dan bahasa yang
sama di bawah kediktatoran Soviet, ketika para pembangkang dan pengkritik
terhadap ideologi utama dan rezim politik, dituduh terlibat dengan 'teori
konspirasi' di barat kapitalis (lihat
di sini)."
Harus juga dikatakan bahwa Seruan ini, meski banyak kritik
yang dibuat oleh mereka yang ingin menutupi keganjilan yang tak terhitung
jumlahnya dalam hal-hal yang dapat kita saksikan dengan mata kita sendiri, telah
didukung oleh banyak umat awam yang penting serta banyak perwakilan terkemuka dari
dunia sains dan media. Robert Francis Kennedy Jr telah berbicara mendukung Seruan
ini. Dalam waktu kurang dari satu minggu Seruan telah mengumpulkan hampir
40.000 tanda tangan, dan sekarang sedang dibaca di dunia Timur.
Jelas bahwa ada keretakan yang dalam di antara Hierarki, dan Seruan
ini telah membuat kita semua melihat hal ini. Bukti ini dapat dilihat pada alasan
kaum globalis yang jelas untuk mengadakan Hari
Doa untuk Kemanusiaan yang diprakarsai oleh Komite Persaudaraan di Uni Emirat Arab yang meminta agar pandemi
dan segala efeknya segera berakhir, yang segera disejutui oleh Takhta Suci.
Tren
ini, yang baru-baru ini diratifikasi dalam Deklarasi
Abu Dhabi, jelas mengambil inspirasi dari ideologi kaum relativis di balik pemikiran paham masonik. Karena itu sama sekali tidak ada ‘aroma’
Katolik di dalamnya, dan sangat
mengkhawatirkan bahwa Gereja telah membiarkan dirinya digunakan sebagai "kepanjangan-tangan" oleh Tata Dunia Baru (yang
benar-benar dan sepenuhnya anti-Katolik).
*****