These Last Days News - March 17, 2016
SEJARAH DARI PAHAM SOSIALISME
YANG BERDARAH-DARAH, INILAH YANG SEHARUSNYA MEMBUAT KAUM MILENIAL BERPIKIR DUA
KALI SEBELUM MEREKA MENDUKUNG PAHAM INI
TheFederalist.com reported on March 15, 2016:
by Stella Morabito
Nikolai Bukharin dieksekusi
dengan ditembak mati di Moskow pada 15 Maret 1938. Dia dihormati sebagai
raksasa Revolusi Bolshevik di Rusia, sebagai orang yang bahkan bekerja
berdampingan dengan Vladimir Lenin sendiri. Sayangnya, ‘ayam-ayam Marxis’
pengikut Bukharin telah pulang untuk bertengger di kandangnya pada saat ia
ditembak seperti anjing selama masa pemerintahan Josef Stalin yang penuh
dengan teror. Eksekusinya itu menandai puncak dari uji coba pertunjukan
Josef Stalin terhadap para pejabat tingkat tinggi.
Soalnya, Bukharin berinvestasi dalam membangun sistem politik
yang mau tidak mau harus menyerahkan tampuk kekuasaan ke tangan segelintir
orang kuat dan yang akhirnya mengundang semua tembakan dengan peluru tajam. Ini
adalah sistem di mana kecurigaan dan bau pengkhianatan cenderung menggantung pekat
dan rendah di udara, siap untuk jatuh.
Omong-omong, sosialisme adalah sebuah sistem semacam itu. Ini
adalah kasus, apakah Anda mau menyebutnya dengan nama lain, apakah itu komunisme,
utopianisme, atau kolektivisme. Ya, silakan dan oleskan sedikit lipstik pada
babi itu dan kemudian Anda menyebutnya sebagai sosialisme
"demokratis" atau "progresif" atau "komunitarianisme."
Lenin dan gengnya, semua pada awalnya mulai menyebut diri
mereka sosialis. Demokrat
sosial, tepatnya. Namun faktanya tetap saja dan sama: jalan sosialisme
pada akhirnya diaspal dengan paksaan, sensor, dan, ya,
teror! Apakah dengan mengatakan ini membuat saya waspada? Tidak. Itu
membuat saya realistis.
Sosialisme Adalah Skema ‘Umpan-dan-Alihkan’
Sosialisme dan komunisme sama-sama melibatkan pengawasan
negara terhadap distribusi barang dan jasa bagi massa (warga). Ini melibatkan tindakan
melepaskan hak-hak individu, dan memberikan negara kontrol yang besar atas
kehidupan pribadi kita. Jalan ini selalu
menuju kepada tirani, tidak peduli dengan apa Anda memolesnya, dan apa pun
namanya.
Sosialisme membutuhkan klik kekuasaan — atau, seperti yang
dikatakan Lenin, suatu ‘elit pelopor’ — untuk berpura-pura bahwa mereka berfungsi dengan baik. Ini berarti menjadi
terlalu berat pada kekuasaan eksekutif dan bagaikan lampu ‘stempel’ pada kekuasaan
legislatif. Sosialisme menuntut agar
kita menaruh kepercayaan buta pada siapa pun yang mengambil tampuk kekuasaan
untuk mendistribusikan barang dan jasa kepada masyarakat. Omong-omong, elit
kecil ini biasanya menikmati hak istimewa yang sangat besar dan standar hidup
yang jauh lebih tinggi daripada ‘orang kebanyakan,’ hanya dengan cara menjadi
bagian dari ‘nomenklatura’ elit.
Tentu saja, oligarki ini mengklaim diri mereka
mendistribusikan segala sesuatu atas nama ‘kesetaraan.’ Itu biasanya adalah cerita
sampulnya. Namun fakta sejarah berkata bahwa barisan depan, klik kekuasaan,
pada akhirnya mengambil kendali atas segala sesuatu yang diproduksi -
obat-obatan, pendidikan, perumahan, makanan, transportasi, dll.
Anggota-anggotanya kemudian secara birokratis menjatah keluar - sesuai dengan keinginan
mereka - sarana untuk bertahan hidup bagi manusia yang menjadi warganya. Pada
akhirnya, Anda pada dasarnya memiliki kumpulan mafia elit dengan kekuatan
mutlak untuk memutuskan orang mana yang lebih setara daripada yang lain.
Sosialisme juga memiliki cara menghasilkan birokrasi besar
yang pada gilirannya menghasilkan kelangkaan yang semakin besar. Sepanjang
jalan, sistem ini menghasilkan semakin banyak korupsi dan kronisme. Tindakan sensor meletakkan akar yang
dalam, karena perbedaan pendapat tidak
dapat ditoleransi, atau jika tidak, sistem itu akan runtuh. Itu semua
adalah bahan utama untuk masyarakat tertutup dan negara-pengawasan. Dan semua orang diharapkan untuk ‘tiduran
saja’ dan menikmatinya.
Generasi Millenial Pendukung
Bernie Sanders, Berhati-Hatilah Dengan Apa Yang Anda Harapkan
Jadi, mengapa kita harus merenung dan bermeditasi pada
peringatan mengerikan dari peristiwa eksekusi Nikolai Bukharin 78 tahun lalu di
hadapan fakta seperti ini? Karena pembersihan Stalin dan pemerintahan teror
yang ia lakukan di seluruh masyarakat Soviet sebenarnya merupakan hasil alami
dari suatu sistem yang menempatkan kekuasaan terlalu banyak di tangan terlalu
sedikit orang. Itu sebabnya.
Namun kerinduan yang dianut orang banyak saat ini untuk memeluk
paham sosialisme — sebuah sistem yang begitu kondusif bagi perbuatan korupsi,
kronisme, sensor, dan paksaan — terus saja membesarkan kepalanya yang buruk itu.
Salah satu contohnya adalah dukungan terbuka untuk Stalin sendiri di Rusia saat
ini. Pada tanggal 5 Maret, peringatan kematian Stalin, sekelompok komunis
memimpin prosesi ‘tanpa pengetahuan
memadai’ ke kubur Stalin,
untuk memberi penghormatan kepada orang ini yang bertanggung jawab atas
kematian jutaan orang yang tak terhitung banyaknya, selama masa terornya di Uni
Soviet.
Kita saat ini juga menyaksikan trend baru bagi semua hal yang
berbau sosialis dan komunis di kalangan kaum muda di berbagai kampus. Mereka
memakai kaos yang menampilkan gambar tiran-tiran pembunuh yang memuakkan,
seperti Che
Guevara. Berkat popularitas dari karya Bernie Sanders, ditambah dengan
ketidaktahuan sejarah yang menakjubkan, kaum milenial itu dengan cepat menjadi corong yang dapat
dipercaya untuk paham sosialisme. Hal ini sangat ironis, karena paham sosialisme
memiliki cara untuk mendistribusikan kembali kekuasaan atas ‘99 persen orang’ dan meletakkannya di tangan segelintir
perencana pusat — sebagian kecil dari 1 persen — yang berada di puncak.
Lalu apa? Yah, terlalu sering jawabannya ada pada judul
artikel baru-baru ini yang ditulis oleh libertarian, Matt Kibbe: “Socialism
Kills.” R.J. Rummel mencatat dan mendokumentasikan kebiasaan membunuh
rezim sosialis dalam karyanya “Death by Government.”Ada korelasi yang tak terbantahkan antara
pemerintah besar dan teror yang terus muncul sepanjang sejarah. Itu karena
pemerintah besar benar-benar pemerintahan
Borg. Hal itu hanya karena mereka tidak bisa merasa mendapatkan cukup bagi dirinya sendiri.
Lebih baik kita berkenalan dengannya jika kita ingin
menghindarinya, bukan?
Idola Berbahaya Nikolai Bukharin di Bulan
Maret
Eksekusi atas Bukharin, serta semua uji coba pertunjukan liar
dengan pengakuan dan eksekusi paksa atas begitu banyak pemimpin Soviet tingkat
tinggi, menyebabkan kejutan dan kekecewaan di antara beberapa komunis terkemuka
di Barat. (Salah satunya, Arthur Koestler, yang merefleksikan dampak dari uji coba itu dalam novelnya “Darkness
at Noon.”)
Bukharin menulis lebih dari 30 surat kepada Stalin dari dalam penjara, dan tidak ada yang
dijawab. Tetapi surat
terakhirnya sangat pedih. Itu adalah berupa kekacauan emosi dan
kontradiksi: meratapi rasa mengasihani diri sendiri, pengakuan atas kejahatan,
permohonan atas kepolosannya, Sindrom Stockholm, keputusasaan total, dan
harapan satu yang melawan harapan lainnya. Dia merujuk Stalin dengan nama
panggilan revolusionernya "Koba," dalam upaya untuk mendengarkan
kembali ke masa Bolshevik lama ketika mereka menjadi kawan seperjuangan.
Tapi Bukharin tahu bahwa dirinya
sudah tamat. Dalam surat terakhir itu, dia meminta racun untuk diminum,
daripada sebutir peluru ke kepalanya. (Menurut satu laporan,
dia dibuat menyaksikan eksekusi 16 terdakwa lainnya, lalu dia ditembak
terakhir.) Dia meminta untuk lebih dahulu menemui istri dan bayi laki-lakinya.
(Jelas, hal ini tidak diberikan atau dijawab. Istrinya dikirim ke kamp penjara gulag.)
Dia bahkan meminta untuk diasingkan ke Amerika, di mana dia
berjanji untuk mengobarkan perang Stalin melawan apa yang saat itu dianggap
‘menjadi musuh-rakyat-Leon Trotsky,’ pendiri Tentara Merah. (Tampaknya ini
adalah perjalanan Pasukan Merah yang menyedihkan.) Ia juga menyatakan
penyesalannya karena tinggal dengan Lev Kamenev, seorang Bolshevik Stalin
berpangkat tinggi lainnya yang juga telah ‘dibersihkan’ sebelumnya.
Beginilah surat Bukharin kepada Stalin berakhir:
Dalam diri saya, Anda telah
kehilangan salah satu jenderal yang paling cakap, orang yang benar-benar
mengabdi kepada Anda. Tapi itu semua sudah lewat. Pahit untuk merenungkan semua
ini. Tapi saya mempersiapkan diri secara mental untuk berangkat dari lembah air
mata ini, dan tidak ada sikap lain dalam diri saya terhadap kalian semua, terhadap
partai dan tujuannya, kecuali rasa cinta yang besar dan tanpa batas. Saya
melakukan segala sesuatu yang secara manusiawi adalah mungkin dan sekaligus tidak
mungkin.
Saya telah mengamati semua huruf dan menghiasi semua huruf itu, terlepas dari sakit kepala dan air mata di mata saya. Hati nurani saya sudah jelas di hadapan Anda sekarang, Koba. Saya meminta Anda untuk terakhir kalinya, untuk memberikan pengampunan Anda (hanya di dalam hati Anda, bukan sebaliknya). Karena itu saya memeluk Anda di dalam pikiran saya.
Salah seorang sarjana Soviet khususnya, Stephen Cohen, telah membela
Nikolai Bukharin sebagai orang yang berani, dan sebagai orang yang
tidak pernah benar-benar mengaku tetapi terlibat dalam perang kata-kata — dalam
bahasa Aesopian — selama pembelaannya berbicara di persidangan itu sendiri.
Meski demikian, surat Bukharin menampilkan puing-puing manusia yang berada di
ujung jalan sosialisme.
Sebuah catatan tambahan yang menarik di sini adalah bahwa
Cohen memiliki
surat terakhir
yang ditulis Bukharin dari dalam penjara kepada istrinya yang masih muda, Anna
Larina. Cohen benar-benar menyerahkannya ke tangannya pada tahun 1992,
54 tahun kemudian.
Sosialisme Memisahkan Orang-Orang Dan Menyebabkan
Kesengsaraan Besar Bagi Manusia
Surat Bukharin kepada Anna menunjukkan dengan sangat jelas
apa yang akhirnya dilakukan sistem sosialis sampai kepada hubungan manusia yang
paling intim. Begitu sosialisme mengakar, ia dibuat khusus untuk memisahkan
manusia dengan sesamanya dan menghalangi keintiman. Memang, premis umum dan utama dari paham ini adalah bahwa kebaikan kolektif mengalahkan kebaikan
individu, yang berarti paham itu sebenarnya
ditujukan untuk mendatangkan malapetaka pada hubungan keluarga dan loyalitas.
Di bawah ini adalah kutipan dari surat Bukharin kepada Anna
Larina. Surat itu penuh dengan kesedihan, penderitaan, kesepian, dan segala
macam kontradiksi. Ini adalah bukti dari kenyataan bahwa pada akhirnya, kami
hanya ingin kedekatan keluarga dengan orang-orang yang nyata, dari daging dan
darah. Bukan efisiensi ‘komunitarian.’ Namun, pada saat yang sama, Bukharin
memuji sistem sosialisme, yang akan menghancurkan hubungan-hubungan ini untuk
dirinya dan untuk semua orang:
Anushka manisku! Sayangku!
Saya menulis surat ini
kepadamu pada malam persidangan, dan saya menulis kepadamu dengan tujuan yang
pasti, yang saya tekankan tiga kali: Tidak peduli apa yang kau baca, tidak
peduli apa yang kau dengar, tidak peduli betapa mengerikannya hal-hal ini,
tidak ada apa pun yang bisa dikatakan kepada saya atau apa yang akan saya
katakan – selain untuk menanggung semuanya
dengan berani dan tenang. Persiapkan keluarga. Bantulah mereka semua. Saya
mengkhawatirkan kamu dan yang lainnya, tetapi yang terpenting untuk kamu.
Jangan merasa dengki tentang apa pun. Ingatlah bahwa penyebab besar USSR (Uni
Soviet) hidup dan ini adalah hal yang paling penting: Nasib pribadi bersifat
sementara dan buruk jika dibandingkan dengan nasib
bersama. Cobaan berat menantimu. Saya mohon kepadamu, yang terkasih,
kumpulkan semua kekuatanmu, kencangkan semua ikatan hatimu, tetapi jangan
biarkan ia hancur.
Jangan berbicara sembarangan dengan siapa pun tentang apa pun. . . .
Itu dia. Bukharin merasa terdorong untuk mengatakan bahwa
Republik Besar Uni Sosialis Soviet (USSR) adalah "hal yang paling
penting." Dan hati-hati, oh, sangat hati-hati, terhadap
apa yang Anda katakan kepada siapa pun. ‘Sebuah
kebenaran politik tentang steroid.’ Itulah sosialisme secara singkat, untuk Anda.
Tidak diragukan lagi niat yang dinyatakan adalah: ‘oh-begitu-murni’ dan ‘oh-begitu-baik,’
seperti "liberte, egalite, fraternite." Ini semacam welas asih yang
ditulis Flannery O'Connor ketika dia mencatat bahwa "kelembutan mengarah
ke kamar gas (hukuman mati)." Itu karena, pada akhirnya, sosialisme adalah
mesin manipulatif dari kekejaman manusia yang hanya ditenagai oleh keserakahan
buta akan kekuasaan. Ini memaksa orang untuk mendisain kata-kata mereka dengan
halus, atau tetap diam. Tentu saja ini beroperasi di bawah kedok mahkota
daun ara "kesetaraan." Karena
bagaimana lagi orang bisa menyembunyikan kesepakatan?
Sosialisme adalah Jalan
Menuju Kekuasaan Mutlak
Entah bagaimana, banyak orang kehilangan ingatan bahwa sebuah
sistem tanpa pemeriksaan dan keseimbangan pada kekuatan politik, maka ia
cenderung kondusif untuk menciptakan power-mongers, dan bahkan monster. Lord
Acton dengan terkenal menyatakan: "Kekuasaan cenderung korup dan
kekuasaan absolut korup secara absolut."
Peringatan Lord Acton ini sering dikutip, tetapi
sedikit diperhatikan, meskipun fakta sejarah membuktikannya pada waktu yang tepat dan ia berdarah-darah
lagi. Perhatikan zaman Nazi Jerman, Cina Mao, Korea Utara Kim Jong Un, Kamboja,
Pol Pot, dan banyak contoh lainnya. Pernyataan Lord Acton bahkan telah diuji di
laboratorium, dan Anda dapat memeriksanya di artikel Leadership
Quarterly ini.
Kawan-kawan Bolshevik dari Bukharin telah menjunjung tinggi
harga dirinya. Dia adalah pemimpin terkemuka revolusi Rusia dan ahli teori
partai yang bekerja berdampingan dengan Lenin sendiri, api penghasut yang menggulingkan Tsar Rusia hingga komunisme
mengakar di sana. Lenin bahkan menjuluki Bukharin sebagai "anak emas
revolusi."
Tetapi Bukharin pada dasarnya memiliki dua pembunuh, seperti
halnya semua kroni lainnya dalam kelompok kekuasaan pemerintah. Satu, tentu
saja, adalah diktator Soviet, Josef Stalin. Pembunuh lainnya adalah ideologi
sosialisme yang diterapkan Bukharin — sistem kekuasaan tak terkendali yang
menumbuhkan monster seperti Stalin.
Kita harus ingat bahwa, ketika sosialisme lunak dengan lagu sendu “kesetaraan” dibiarkan bertindak sendiri, ia akan mengambil
bentuk yang lebih keras. Keangkuhan politik "progresif" yang tahu
lebih baik dari Anda dan saya — dan dengan kepastian yang sangat besar —
selalu mengarah pada kontrol terpusat, korupsi, kronisme, penyensoran, dan kompromi
yang hina.
Lebih dari 100 juta orang
korban komunisme menunjukkan betapa licinnya paham sosialisme itu. Setiap orang
yang beritikad baik, yang akrab dengan sejarah dan realitas sosialisme, akan melakukan apa saja yang mungkin untuk
menghindari lewat jalan penuh ranjau itu.
*****
PARA PEMBOHONG - - Bunda Maria, Bayside, 19 November 1977
"Anak-anakku, aku bisa memberimu banyak nama yang akan mencakup dan
menggambarkan jalan masuk setan menuju duniamu: kekuatan komunisme, kekuatan atheisme.
Oh anak-anakku, kalimat apa yang dapat menggambarkan aktivitas agen-agen ini?
Mereka hanya mempromosikan khayalan: mereka mempromosikan bidaah, pencemaran,
kesalahpahaman. Dan karena iblis adalah bapa dari segala pembohong, maka mereka
juga adalah pembohong." - Bunda Maria, Bayside, 19 November 1977
“Anak-anak-Ku, nasihat Ibu-Ku, petunjuk-petunjuknya, haruslah disebarkan dengan
segera ke seluruh dunia. Umat manusia belum menebus kesalahannya di hadapan Bapa yang Kekal karena dosa-dosa penghujatan, penghujatan
umat manusia dan kutukannya. Suara-suara hujat telah mencapai seluruh Surga.
Orang-orang kudus yang menderita di bumi untuk memenangkan mahkota mereka, saat
ini berseru dengan hati yang penuh dengan kesedihan: 'Oh Tuhan, kapankah Engkau
menetapkan bagi umat manusia suatu hukuman yang tegas dan adil atas
ketidaktaatan mereka yang berkelanjutan terhadap hukum Tuhan? Tuhan yang Mahatinggi
di Surga? Oh, kapankah, Yang Setia dan Benar, bersediakah Engkau memukul umat
manusia dengan siksaan yang diperlukan untuk membersihkan Lucifer dan
agen-agennya dari bumi?' ”
-
Bunda Maria, Bayside, 1 Februari 1977
"Seperti pada zaman Nuh, begitu juga saat ini, manusia tidak pernah belajar dari sejarahnya. Dia mengulangi kesalahannya berulang kali." - Bunda Maria, Bayside, 1 Februari 1977
*****
No comments:
Post a Comment