Saturday, July 25, 2020

VATICAN TENTANG PANDEMI: SEAKAN ‘TUHAN TELAH MATI’


VATICAN tentang PANDEMI: seakan tuhan telah mati








by Jules Gomes  •  ChurchMilitant.com  •  July 23, 2020

 


Kata ‘Tuhan,’ ‘Kristus’ atau ‘Gereja’ tidak disebutkan sama sekali dalam meditasi Vatikan sepanjang 4.000 kata.


VATICAN CITY (ChurchMilitant.com) - Sebuah dokumen Vatikan yang baru terbit, sepanjang 4.000 kata, tentang pandemi virus Wuhan, telah banyak mengundang celaan karena dokumen itu sama sekali tidak menyebut kata ‘Tuhan,’ ‘Yesus Kristus,’ ‘Gereja,’ ‘Injil,’ ‘Alkitab’ atau ‘sakramen-sakramen.’

Dokumen Vatikan itu yang sama sekali tidak berisi ajaran Katolik secara eksplisit, adalah laporan singkat mengenai koronavirus dari Akademi Kepausan untuk Kehidupan, yang diterbitkan hari Rabu, berjudul: "Humana Communitas in the Age of Pandemic: Untimely Meditations on Life's Rebirth."



Abp.. Vincenzo Paglia, president, Pontifical Academy for Life


Menyalahkan pandemi virus Wuhan atas "kerusakan bumi kita dan penghancuran nilai intrinsiknya" dokumen Vatikan itu bertanya "perubahan pemikiran dan tindakan apa yang kita siapkan dalam tanggung jawab kita bersama untuk keluarga umat manusia?"
Dokumen itu sama sekali tidak menyerukan "pertobatan kepada Kristus" tetapi mengajak pembaca untuk melakukan "pertobatan moral" dan "pertobatan" yang ditujukan kepada "tanggung jawab kita."

Hanya dua kali dokumen delapan halaman kepausan itu menyebutkan kata "spiritual," menjelaskan bahwa dalam "wajah kematian yang paling tragis," para korban virus telah mengalami "kesepian karena pemisahan fisik dan spiritual dari semua orang," bahkan mereka tidak dapat menerima "penguburan yang layak."

Pandemi "adalah gejala dari kelesuan bumi kita dan kegagalan kita untuk bersikap peduli; lebih lagi, ia adalah suatu tanda kelesuan spiritual kita sendiri," kata dokumen itu, mengutip ensiklik ramah lingkungan Paus Francis, Laudato Sí.

Berbicara kepada Church Militant, penulis populer Dcn. Nick Donnelly berkata bahwa "Renungan Kepausan untuk Meditasi Kehidupan tentang COVID-19 adalah dokumen yang hanya layak bagi filsuf atheis Friedrich Nietzsche, karena menurut Nietzsche, Tuhan sudah mati."

"Tidak ada penyebutan kata atau nama Tuhan, penyebutan tentang Allah kita, tidak ada penyebutan tentang Roh Kudus, penyebutan tentang Kerajaan," keluh wartawan dan komentator itu. "Sebaliknya, dokumen Vatikan itu bahkan melangkah lebih jauh dengan menyangkal asal usul kita sebagai ciptaan Tuhan dan tujuan supernatural kita di Surga dengan pernyataan ala Luciferian dan nihilistiknya: 'Kita muncul dari sebuah malam yang asal-usulnya misterius ... Sudah terlambat bagi kita untuk belajar menyetujui kegelapan dari mana kita berasal, dan ke arah mana akhirnya kita akan kembali.' "


Renungan Kepausan untuk Meditasi Kehidupan tentang COVID-19 adalah dokumen yang hanya layak bagi filsuf atheis Friedrich Nietzsche, karena karena menurut Nietzsche, Tuhan sudah mati." Tweet


"Dokumen Vatikan ini berbunyi seperti aliran arus omong kosong yang mengoceh serta penolakan terhadap Tuhan yang dapat membuat Anda takut dan menduga bahwa orang [yang menulisnya] telah kerasukan," kata Dcn. Nick Donnelly mengkritik.

Dokumen Vatikan ini berkutat pada perampasan "kegembiraan dari pelukan, kebaikan dari berjabat tangan, kasih sayang dari ciuman," tetapi dokumen itu gagal untuk memasukkan suara-suara umat Katolik yang setia yang telah berulang kali mengungkapkan rasa kesedihan mereka karena dirampas hak mereka untuk mendapatkan sakramen-sakramen, Misa Kudus. dan partisipasi secara teratur dalam ibadat.

"Selain dilarang menerima sakramen-sakramen melalui penutupan gereja-gereja serta tidak adanya bantuan para pastor selama pandemi, maka tanggapan dokumen Vatikan kali ini bisa diartikan sebagai tindakan menjauhkan umat beriman dari Firman Tuhan," demikian kata Donnelly.

Menganggap memiliki tempat istimewa di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), "Humana Communitas" menyerang "pikiran sempit kepentingan pribadi nasional yang telah membuat banyak negara membenarkan kebijakan kemerdekaan dan isolasi dari negara-negara lain untuk diri mereka sendiri," seolah-olah pandemi ini dapat dihadapi tanpa strategi global yang terkoordinasi "- sebuah referensi yang mungkin ditafsirkan sebagai polemik terhadap Presiden AS Donald Trump dan penarikan diri Amerika dari WHO.

Dokumen itu diakhiri dengan mengutip nasihat apostolik Paus Fransiskus Querida Amazonia, yang mengungkapkan harapan bahwa "mimpi yang baru-baru ini dibayangkan untuk kawasan Amazon dapat menjadi mimpi universal, mimpi bagi seluruh planet untuk "mengintegrasikan dan mempromosikan semua penghuninya, memungkinkan mereka untuk menikmati 'kehidupan yang baik.' "

Akademi Kepausan Di Bawah Kecaman
Di bawah kepausan saat ini, Akademi Kepausan untuk Kehidupan telah mendapat banyak kecaman karena menunjuk seorang eugenicist yang terlibat dalam penelitian sel induk, seorang filsuf pro-aborsi, seorang eugenicist pro-aborsi lainnya dan seorang imam pro-aborsi, yang juga mendukung eutanasia dengan cara membuat pasien kelaparan hingga mati, demikian Church Militant melaporkan.

Uskup Agung Vincenzo Paglia, presiden akademi itu, telah mengejutkan umat Katolik yang setia tahun lalu dengan mengklaim bahwa adalah bidaah jika mengatakan bahwa Yudas berada di dalam Neraka. Berarti dia tidak percaya bahwa Yudas berada di dalam neraka.

Pada bulan Maret, Paglia memberi Paus Francis sebuah dokumen tentang virus Wuhan berjudul "Global Pandemic and Universal Brotherhood." 

Dokumen sebelumnya telah mengajak umat Kristiani untuk "bersaksi" atas "Yesus yang Bangkit" dan mendengarkan Kitab Suci. Dan dokumen ini menyerukan "doa pengantaraan" dalam menghadapi pandemi, dengan mengamati bahwa "ajakan untuk melakukan doa pengantaraan dari umat beriman adalah tempat di mana kita dapat berdamai dengan misteri kematian yang tragis."

Ini juga mengutip surat St. Paulus kepada orang-orang Romawi yang menyatakan bahwa "seluruh ciptaan" sedang menjalani "rasa sakit melahirkan."


Pope Francis addresses the Pontifical Academy for Life


"Paus menyampaikan kepada saya dua keprihatinannya - bagaimana membantu sekarang, terutama mereka yang paling lemah; dan untuk masa depan, bagaimana keluar dari (krisis) ini yang diperkuat dalam solidaritas, termasuk pada tingkat global," kata Paglia, dimana hal ini mendorong para pengamat Vatikan menyimpulkan bahwa dokumen kedua kemungkinan besar disusun sebagai tanggapan atas instruksi khusus dari Paus Francis.


"Dokumen Vatikan ini berbunyi seperti aliran arus omong kosong yang mengoceh serta penolakan terhadap Tuhan yang dapat membuat Anda takut dan menduga bahwa orang [yang menulisnya] telah kerasukan." Tweet

Menggambarkan dokumen terbaru ini sebagai "perspektif mengejutkan Vatikan tentang pandemi," koresponden Vatikan, Phil Lawler (penulis buku The Lost Shepherd), mengatakan bahwa hal itu "sangat memalukan bagi umat beriman Katolik." Lawler mengecam deklarasi itu sebagai latihan dalam "perenungan hambar" yang merupakan "sikap sentimental (dan terlalu bertele-tele)."

"Akademi Kepausan untuk Kehidupan, Anda tahu, menganggap pandemi ini sebagai hukuman atas dosa manusia terhadap lingkungan," katanya. "Jelas itu bukan pernyataan ilmiah. Tapi itu bisa dianggap sebagai klaim agama jika agama yang dimaksud adalah paham environmentalisme (agama lingkungan hidup)."

"Ini jelas merupakan panggilan kepada pertobatan ideologis, bukan pertobatan agama," katanya.


*****





1 comment:


  1. menang berapapun di bayar
    ayo segera bergabung bersama kami di bandar365*com
    WA : +85587781483

    ReplyDelete