RAHASIA ROSARIO
Oleh ST. LOUIS DE MONTFORT
https://www.ecatholic2000.com/montfort/rosary/rosary.shtml
https://rosa-devosi.blogspot.com/2021/01/de-montfort-rahasia-rosario.html
English translation by
Mary Barbour
1954 by Montfort Fathers, Bay Shore, N.Y., US.
Including supplementary Rosary Prayers.
PUBLISHER
www.eCatholic2000.com
Rahasia
Rosario (lanjutan 1)
APAKAH ROSARIO
ITU
Mawar
Pertama
Doa Rosario
Rosario terdiri dari dua hal: doa batin dan doa vokal. Dalam Rosario Kudus, doa batin tidak lain adalah meditasi dari misteri-misteri utama kehidupan, kematian dan kemuliaan Yesus Kristus dan Bunda-Nya yang Terberkati. Doa vokal terdiri dari mengucapkan Salam Maria selama lima belas dekade, setiap dekade didahului oleh Bapa Kami, sementara pada saat yang sama kita merenungkan lima belas kebajikan utama yang dilaksanakan oleh Yesus dan Maria dalam lima belas misteri Rosario Suci.
Dalam lima dekade pertama kita harus menghormati lima Misteri Gembira dan merenungkannya; dalam lima dekade kedua Misteri Sedih dan dalam lima dekade ketiga Misteri Mulia. Jadi Rosario adalah perpaduan yang terberkati dari doa batin dan doa vokal yang dengannya kita menghormati dan belajar untuk meniru misteri-misteri dan kebajikan-kebajikan kehidupan, kematian dan kesengsaraan serta kemuliaan Yesus dan Maria.
_____________________________________________
Mawar Kedua
Asal-usul
Karena Rosario Kudus, secara prinsip dan substansi, terdiri dari Doa Kristus dan Salam dari Malaikat, yaitu, Bapa Kami dan Salam Maria, maka tanpa diragukan lagi itu adalah doa pertama dan devosi pertama umat beriman dan telah dilakukan selama berabad-abad dari zaman para Rasul dan para murid Yesus hingga saat ini.
Tetapi baru pada tahun 1214, Bunda Gereja yang kudus menerima Rosario dalam bentuknya yang sekarang dan menurut metode yang kita gunakan sekarang. Doa itu diberikan kepada Gereja oleh St. Dominikus yang telah menerimanya dari Perawan Terberkati sebagai sarana yang ampuh untuk mempertobatkan kaum Albigensia dan para pendosa lainnya.
Saya akan menceritakan kepada Anda bagaimana St. Dominikus menerimanya, yang bisa ditemukan dalam buku yang sangat terkenal "De Dignitate Psalterii" oleh Beato Alan de la Roche. St. Dominikus melihat bahwa beratnya dosa umat beriman akan menghalangi pertobatan kaum Albigensia. Maka dia pergi ke hutan dekat Toulouse di mana dia berdoa tanpa henti selama tiga hari tiga malam. Selama itu dia tidak melakukan apapun selain menangis dan melakukan penebusan dosa (mati raga) yang keras untuk meredakan murka Tuhan Yang Mahakuasa. Dia melaksanakan disiplinnya begitu banyak sehingga tubuhnya terkoyak, dan akhirnya dia jatuh koma.
Pada titik ini Bunda Maria menampakkan diri kepadanya, disertai oleh tiga malaikat, dan Bunda Maria berkata: "Dominikus yang terkasih, tahukah kamu senjata manakah yang akan digunakan oleh Tritunggal Yang Mahakudus untuk mereformasi dunia?"
"Oh, Bunda," jawab St. Dominikus, "engkau tahu jauh lebih baik daripada saya, karena di samping Putramu Yesus Kristus, engkau selalu menjadi alat utama bagi keselamatan kita."
Kemudian Bunda Maria menjawab:
"Aku ingin kamu tahu bahwa dalam peperangan seperti ini, alat pendobraknya adalah selalu ‘Salam dari Malaikat’ (doa Salam Maria), yang merupakan batu fondasi Perjanjian Baru. Oleh karena itu, jika kamu ingin menjangkau jiwa-jiwa yang keras hati ini, dan memenangkan mereka bagi Tuhan, wartakanlah mazmurku (doa Rosario)."
Maka St. Dominikus bangkit, merasa terhibur, dan terbakar dengan semangat untuk mengusahakan pertobatan orang-orang di wilayah itu, dan dia langsung menuju Katedral. Para malaikat yang tak kelihatan segera membunyikan lonceng untuk mengumpulkan orang-orang dan St. Dominikus mulai berkhotbah.
Di awal khotbahnya, sebuah badai besar terjadi, bumi berguncang, matahari menjadi gelap, dan ada begitu banyak guntur dan kilat menyambar, hingga semua orang sangat ketakutan. Bahkan lebih besar lagi rasa takut mereka ketika melihat gambar Bunda Maria yang dipajang di tempat yang mudah terlihat, mereka melihat Bunda Maria mengangkat tangannya ke surga tiga kali dan menyerukan pembalasan Tuhan atas mereka jika mereka tidak mau bertobat dan merubah hidup mereka, dan mencari perlindungan kepada Bunda Allah yang Kudus.
Melalui fenomena supernatural ini, Tuhan ingin menyebarkan devosi baru Rosario Kudus dan membuatnya lebih dikenal luas.
Akhirnya, atas doa St. Dominikus, badai itu berhenti, dan dia melanjutkan khotbahnya. Dengan begitu kuat dan meyakinkan dia menjelaskan pentingnya dan nilai Rosario Kudus sehingga hampir semua orang Toulouse memeluknya dan meninggalkan keyakinan salah mereka. Dalam waktu yang sangat singkat perubahan besar terlihat di kota itu. Orang-orang mulai menjalani kehidupan Kristiani dan melepaskan kebiasaan buruk mereka sebelumnya. (Baca De Dignitate Psalterii. Pentingnya dan Indahnya Rosario Kudus, oleh Beato Alan de la Roche, O.P., pastor Dominikan Prancis dan Rasul Rosario Kudus.)
________________________________________
Mawar
Ketiga
St. Dominikus
Cara ajaib ini di mana devosi kepada Rosario Kudus dibentuk, adalah sesuatu yang sejajar dengan cara di mana Tuhan Yang Mahakuasa memberikan hukum-Nya kepada dunia di Gunung Sinai, dan hal ini jelas membuktikan nilai dan pentingnya doa Rosario.
Terinspirasi oleh Roh Kudus, dan diperintah oleh Perawan Terberkati serta oleh pengalamannya sendiri, maka St. Dominikus mengajarkan dan mewartakan Rosario Kudus selama sisa hidupnya. Dia mewartakannya melalui teladannya sendiri dan juga melalui khotbah-khotbahnya, di kota-kota dan di pedesaan, kepada orang-orang yang berkedudukan tinggi dan rendah, di hadapan para sarjana dan orang-orang yang tidak berpendidikan, kepada orang-orang Katolik dan para bidaah.
Rosario Kudus yang dia daraskan setiap hari adalah merupakan persiapannya dalam setiap khotbahnya dan pada perjumpaan-perjumpaan singkatnya dengan Bunda Maria segera setelah berkhotbah.
Pada suatu hari dia harus berkhotbah di Notre Dame di Paris, dan hal itu terjadi pada pesta St. Yohanes Rasul. Dia berada di kapel kecil di belakang altar yang tinggi dan berdoa mempersiapkan khotbahnya dengan berdoa Rosario, seperti yang selalu dia lakukan, ketika Bunda Maria menampakkan diri kepadanya dan berkata: "Dominikus, meskipun apa yang telah kau rencanakan untuk dikatakan mungkin sangat bagus, namun aku memberimu bahan khotbah yang jauh lebih baik."
St. Dominikus mengambil buku seperti yang disarankan Bunda Maria, membaca isinya dengan hati-hati dan ketika dia memahaminya dan merenungkannya, dia sangat berterima kasih kepada Bunda Yang Terberkati.
Ketika saatnya tiba, dia naik ke mimbar dan, terlepas dari hari pesta saat itu, dia tidak menyebut St. Yohanes selain mengatakan bahwa dia telah didapati layak untuk menjadi penjaga dari Ratu Surga. Umat yang hadir saat itu terdiri dari para teolog dan orang-orang terkemuka lainnya yang terbiasa mendengar ceramah ilmiah dan bermutu, yang sesuai dengan selera estetika mereka, tetapi St. Dominikus memberi tahu mereka bahwa bukan keinginannya untuk memberi mereka khotbah yang terlalu ilmiah, bijaksana di mata dunia, tetapi bahwa dia akan berbicara saat itu dalam kesederhanaan Roh Kudus dan dengan kuasa-Nya.
Maka dia mulai berbicara tentang Rosario Kudus dan menjelaskan doa Salam Maria kata demi kata seperti yang dia lakukan kepada sekelompok anak-anak dan menggunakan ilustrasi yang sangat sederhana yang ada di buku yang diberikan oleh Bunda Maria kepadanya.
Carthagena, seorang sarjana terkenal, mengutip perkataan Beato Alan de la Roche dalam "De Dignitate Psalterii", menjelaskan bagaimana hal ini terjadi: "Beato Alan menulis bahwa pada suatu hari Pastor Dominikus berkata kepadanya dalam sebuah penglihatan: 'Putraku, adalah baik untuk berkhotbah; tetapi selalu ada bahaya untuk mencari pujian, bukannya keselamatan jiwa. Dengarkan baik-baik apa yang terjadi padaku di Paris sehingga kamu waspada terhadap kesalahan semacam ini: Saya harus berkhotbah di gereja besar yang didedikasikan untuk Perawan Maria yang Terberkati dan saya sangat ingin memberikan khotbah yang cemerlang, bukan karena kesombongan, tetapi karena tingginya tingkat kecerdasan para jemaat.
‘Satu jam sebelum waktu saya harus berkhotbah, saya berdoa Rosario - seperti yang selalu saya lakukan sebelum memberikan khotbah – dan saya larut dalam ekstase. Saya melihat Bunda Allah datang ke arah saya dengan sebuah buku di tangannya.
'"Dominikus," kata Bunda Maria, "' khotbahmu hari ini mungkin sangat bagus, tapi tidak peduli seberapa bagusnya itu, aku membawakan kepadamu satu bahan khotbah yang jauh lebih baik."
Tentu saja saya sangat senang, saya mengambil buku itu dan membaca setiap kata di dalamnya. Seperti yang dikatakan Bunda Maria, saya menemukan hal yang tepat untuk dikatakan dalam khotbah saya, jadi saya berterima kasih kepadanya dengan sepenuh hati.
‘Ketika tiba waktunya untuk memulai, saya melihat bahwa Universitas Paris telah sangat berubah dengan hadirnya sejumlah besar para bangsawan. Mereka semua telah melihat dan mendengar tentang hal-hal besar yang telah dilakukan Tuhan Yang Mahabaik melalui saya. Maka saya naik ke mimbar.
'Saat itu adalah hari pesta St. Yohanes Rasul, tetapi yang saya katakan tentang dia adalah bahwa dia telah didapati layak untuk menjadi penjaga dari Ratu Surga. Kemudian saya berbicara kepada jemaat: "'Yang Mulia dan para Doktor Universitas yang terkenal, Anda terbiasa mendengar khotbah yang ilmiah yang sesuai dengan selera estetika Anda. Sekarang saya tidak ingin berbicara kepada Anda dalam bahasa ilmiah tentang kebijaksanaan manusia, tetapi sebaliknya, untuk menunjukkan kepada Anda Roh Tuhan dan Kebesaran-Nya.'
Seperti inilah akhir kutipan dari Beato Alan, dan setelah itu Carthagena melanjutkan dengan kata-katanya sendiri: "Kemudian St. Dominikus menjelaskan doa Salam dari Malaikat (doa Salam Maria) kepada mereka, dengan menggunakan perbandingan dan contoh sederhana dari kehidupan sehari-hari."
Beato Alan, menurut Carthagena, juga menyebutkan beberapa kesempatan lain ketika Tuhan dan Bunda Maria menampakkan diri kepada St. Dominikus untuk menganjurkan dan menginspirasi dia untuk lebih banyak berkotbah tentang Rosario untuk menghapus dosa dan untuk mempertobatkan orang-orang berdosa dan bidaah.
Di bagian lain Cathagena mengatakan: “Beato Alan berkata bahwa Bunda Maria berkata kepadanya, bahwa setelah dia menampakkan diri kepada St. Dominikus, Putranya yang Terberkati menampakkan diri kepadanya dan berkata: 'Dominikus, Aku senang melihat bahwa kamu tidak mengandalkan kebijaksanaanmu sendiri dan bahwa kamu tidak mencari pujian kosong dari manusia, tetapi kamu bekerja dengan kerendahan hati yang besar untuk keselamatan jiwa.
'Tetapi banyak pastor yang ingin berkhotbah dengan keras menentang berbagai jenis dosa terburuk sejak awal, tidak menyadari bahwa sebelum orang yang sakit diberikan obat yang pahit, dia perlu dipersiapkan dengan meletakkan kerangka pikiran yang benar agar bisa mendapat manfaat darinya.
'Inilah sebabnya, sebelum melakukan hal lain, para imam harus berusaha mengobarkan semangat untuk berdoa di dalam hati umatnya dan terutama kasih akan Mazmur Malaikatku. Andai saja mereka semua mulai mendaraskan mazmur itu dengan tulus, maka Tuhan, dalam belas kasihan-Nya, hampir tidak dapat menolak untuk memberi mereka kasih karunia-Nya. Jadi aku ingin kamu mewartakan dan mengajarkan Rosarioku.'
Di bagian lain, Beato Alan juga berkata:
"Semua imam hendaknya berdoa Salam Maria bersama dengan umat beriman, sebelum dia berkhotbah, untuk meminta rahmat Tuhan. Mereka melakukan hal ini karena pesan yang diterima oleh St. Dominikus dari Bunda Maria: 'Putraku,' katanya pada suatu hari 'janganlah terkejut jika khotbahmu gagal untuk memberikan hasil seperti yang kau harapkan. Kamu mencoba untuk mengolah sebidang tanah yang belum pernah diguyur hujan sama sekali. Sekarang ketika Tuhan Yang Mahakuasa berencana untuk memperbaharui muka bumi ini, Dia mulai dengan mengirimkan hujan dari surga - dan ini adalah berupa Salam Malaikat (doa Salam Maria). Dengan cara ini Tuhan membaharui dunia.”
'Jadi ketika kamu memberikan khotbah, doronglah orang-orang untuk berdoa Rosarioku, dan dengan cara ini perkataanmu akan menghasilkan banyak buah bagi jiwa-jiwa.'
"St. Dominikus tidak membuang-buang waktu untuk segera mematuhinya, dan sejak saat itu dia memberikan pengaruh yang besar melalui khotbahnya." Kutipan terakhir ini adalah dari "Kitab Mukjizat Rosario Suci" (ditulis dalam bahasa Italia) dan juga dapat ditemukan dalam karya Justin (Khotbah 143d).
Saya sangat senang mengutip kata demi kata dari para penulis terkenal ini dalam bahasa Latin asli [2] demi kepentingan para imam atau orang-orang terpelajar lainnya yang mungkin meragukan kekuatan menakjubkan dari Rosario Suci.
Selama para imam mau mengikuti teladan St. Dominikus dan mewartakan devosi kepada Rosario Kudus, maka kesalehan dan semangat spirituil tumbuh subur di seluruh dunia kristiani dan dalam ordo-ordo religius yang berdevosi kepada Rosario. Tetapi karena orang-orang telah mengabaikan pemberian dari surga ini, maka segala jenis dosa dan kekacauan telah menyebar jauh dan luas di dunia.
(Bersambung)
________________________________________
Mawar
Keempat
Beato Alan de la Roche
*****
Vigano:
Gereja Katolik Disusupi Oleh Kaum Globalis