DEVOSI KEPADA HATI MARIA YANG TAK BERNODA AKAN
MENYELAMATKAN DUNIA
January 26, 2017 | Plinio Corrêa de Oliveira
Bunda Maria
menampakkan diri kepada Lucia, Jacinta dan Francisco, dan memberi mereka pesan
bagi dunia. Para penglihat itu menegaskan penampakan ini harus diberitahukan
kepada Bapa Suci, Hirarki Gereja, dan seluruh umat kristiani. Mungkin orang
bertanya, apakah bukti-buktinya sudah jelas, pasti, dan konklusif, untuk memberitakan
penampakan yang layak mendapat pujian, atau bukti-buktinya masih meragukan,
membingungkan, bisa diperdebatkan, dan pesan-pesannya salah? Jika Bunda Maria
ingin menyampaikan pesannya kepada dunia, dia tidak akan gagal untuk mengatur
peristiwa-peristiwa hingga dapat memberi umat manusia dengan motif-motif yang
masuk akal untuk mempercayai keaslian pesan itu — dan Bunda Maria telah
melakukannya.
Oleh karena itu,
jika bukti-buktinya adalah pasti dan pesan-pesannya asli, kita tidak bisa tidak
musti mempercayai dan menghargai nilai penting dari apa yang diberitakannya.
Jika Bunda Maria benar-benar berbicara kepada kita melalui para penglihat kecil
itu, kita harus menjunjung tinggi perkataannya, merenungkannya, dan melalui
analisis yang tekun, menarik kesimpulan sepenuhnya dari maknanya. Di sisi lain,
jika buktinya tidak pasti, lebih baik kita tidak membuang-buang waktu untuk
memikirkan masalah ini.
Gawatnya Situasi Dunia Menurut Pesan Fatima
Bunda Maria berbicara
kepada dunia. Dia menggambarkan situasi dunia sebagai sangat parah, dan menunjuk dekadensi moral yang mengerikan dari
umat manusia sebagai penyebab dari situasi ini, dan memperingatkan kita akan hukuman
duniawi yang mengerikan — sebuah perang yang baru, penyebaran kesesatan komunisme,
penganiayaan terhadap Gereja, dan apa yang seribu kali lebih buruk: hukuman kekal
jika kita gagal untuk mengubah perilaku kita, dan Bunda Maria kemudian menunjukkan
cara yang diperlukan bagi kita untuk menghindari semua hukuman ini.
Meskipun beberapa
orang ada yang menutup mata mereka terhadap kenyataan dan mengatakan bahwa
dunia yang penuh keraguan ini, ramainya paham naturalisme, kelemahan moral dan
pemujaan kesenangan duniawi kita, adalah sesuai dengan Tuhan, tetapi kita harus
percaya yang sebaliknya — karena semua itu bertentangan dengan apa yang dikatakan
Bunda Maria kepada kita.
Beberapa sosiolog
evolusionis senang mengatakan bahwa hari ini lebih baik dari kemarin, dan hari
esok pasti lebih baik dari hari ini. Bagaimanapun, Bunda Maria menegaskan bahwa
kenyataannya sama sekali berbeda:
Besok akan lebih
baik dari hari ini hanya jika kita mau mengubah hidup kita dan melakukan pertobatan
dan penebusan atas dosa-dosa kita. Jika tidak, tidak peduli berapa banyak
kemajuan materi yang dicapai dalam bidang kedokteran, keuangan, hiburan dan
kenyamanan pribadi, kita sedang menuju keruntuhan universal yang besar.
Sayangnya, banyak teolog optimis juga mencoba menciptakan suasana yang menyenangkan dengan mengklaim bahwa hampir tidak ada orang yang pernah dihukum di dalam Neraka. Namun, Bunda Maria mengatakan yang sebaliknya, tidak hanya dengan kata-kata tetapi dengan argumen konkret yang tak terkalahkan: dia menunjukkan neraka kepada para gembala kecil yang sangat ketakutan, sehingga mereka dapat memberitahu dunia apa yang telah mereka saksikan. Dan kita harus lebih percaya kepada Bunda Maria daripada seorang teolog yang plin-plan.
Kehidupan Spirituil Adalah Solusi Sejati
Bunda Maria
menunjukkan bahwa doa, tobat dan penebusan dosa, sebagai solusi mendasar bagi dunia
kontemporer sekarang ini. Menurut Bunda Maria, pada tiga langkah spiritual ini
bergantunglah perdamaian dunia, keselamatan Barat dari propaganda komunis, dan
kelangsungan hidup peradaban.
Hal ini dapat
mengejutkan banyak umat Katolik yang tidak berhati-hati, yang menaruh semua
harapan mereka pada sumber daya manusia, seperti di seminari-seminari,
universitas, surat kabar, majalah, toko buku, bioskop, karya amal dan bantuan
sosial. Melalui konsep sesat ini, semuanya direduksi menjadi alam material
belaka; de-Kristenisasi, menurut mereka, disebabkan oleh kurangnya sumber daya
dan sarana tindakan untuk mempromosikan Iman. Pada saat kita berupaya memperbaiki
kekurangan ini, kita mengira akan dapat mengatasi de-Kristenisasi. Namun, Bunda
Maria hadir di Fatima dan tidak mengucapkan sepatah kata pun tentang semua
sarana tindakan semacam itu. Bagaimana menjelaskan misteri ini? Dan bagaimana
menjelaskan bahwa para paus telah merekomendasikan tanpa henti segala sesuatu
yang sama sekali tidak dikatakan oleh Bunda Maria? Apakah pesan Fatima
bertentangan dengan pedoman kepausan?
Para paus tanpa
kenal lelah merekomendasikan untuk menggunakan semua cara duniawi dan sah untuk
mempromosikan kerajaan sosial dari Tuhan kita Yesus Kristus. Namun, dalam
dokumen yang tak terhitung jumlahnya para paus juga menunjukkan bahwa cara-cara
duniawi tidak akan berguna tanpa kehidupan yang berkelanjutan dalam kesalehan, matiraga,
dan kurban. Para prajurit Kristus harus terus-menerus mengingat bahwa sarana duniawi
harus menjadi saluran bagi kasih karunia Allah; dan bahwa seorang rasul, baik
seorang religius atau umat awam, harus menjadi reservoir rahmat yang harus
menghidupkan karya-karya-Nya.
Dengan kata lain, para paus tidak henti-hentinya mempromosikan tesis penting dalam buku Dom Jean-Baptiste Chautard, The Soul of the Apostolate, dan ini adalah prinsip yang sama yang diajarkan Bunda Maria kepada kita di Fatima. Jauh dari mengecilkan hati kita untuk mendedikasikan diri kita sepenuhnya bagi karya kerasulan, Perawan Suci tetap mengulangi ajaran Tuhan kita di Betania: Seseorang harus hidup dalam persatuan yang erat dengan Tuhan, karena semuanya berasal dari persatuan ini, dan tanpa hal itu bahkan upaya yang terbaik dan paling berguna, upaya itu tidak akan menghasilkan buah.
Malaikat Pelindung Bangsa/Negara
Sekarang mari kita meninjau aspek lain dari pesan Fatima. Penampakan Malaikat Portugal bisa mengingatkan kita pada doktrin Gereja, bahwa setiap bangsa memiliki malaikat pelindungnya sendiri. Ada suatu masa ketika bangsa-bangsa memiliki devosi khusus kepada malaikat pelindung mereka, memanggilnya dalam kesengsaraan mereka dan terutama dalam perjuangan untuk mempertahankan umat mereka di dalam Gereja. Sudahkah kita memikirkan tentang ini? Apakah kita menghormati malaikat pelindung negara kita sendiri?
Kasih dan Takut akan Tuhan
Para Malaikat ikut berdoa bersama para gembala yang sujud ke tanah di depan palungan. Ini adalah contoh yang harus kita tiru. Dalam doa kita, kita harus curhat, intim, dan berbakti. Kita tidak boleh lupa bahwa kesalehan anak yang sejati tidak mengecualikan rasa hormat yang paling dalam. Ini adalah poin lain di mana pesan Fatima berisi ajaran yang berharga bagi manusia modern. Karena berbicara terus-menerus tentang demokrasi, terkadang kita cenderung memperkenalkan "nada" egaliter, termasuk relasi kita dengan Tuhan.
Sebuah devosi yang dimusuhi oleh para ahli liturgi
Ada sebuah pola
pikir liturgis tertentu di dalam Gereja selama bertahun-tahun ini, telah membuat
umat Katolik menentang devosi-devosi tertentu, termasuk menyembah Sakramen
Mahakudus di luar Misa dan mendaraskan rosario suci. Namun, dua devosi ini
sangat dianjurkan di Fatima. Bagi Tuhan, tidak ada yang mustahil, dan jika Dia
berkenan, ketiga anak gembala kecil itu bisa saja dipindahkan ke suatu tempat
di mana Kurban Kudus dirayakan sehingga mereka bisa menerima Komuni Kudus.
Namun Tuhan menetapkan bahwa seorang malaikat memberi mereka Komuni Kudus di tempat
mereka saat itu berada, di luar Misa Kudus, di luar Gereja. Jika menyembah
Sakramen Mahakudus “extra
Missam” (diluar Misa) dengan cara apa pun, dianggap bertentangan
dengan cara yang benar dalam memahami Kehadiran Nyata, maka Kuasa Ilahi tidak
akan mengijinkan bahwa adorasi Ekaristi oleh malaikat dan Komuni Pertama bagi para
gembala kecil Fatima berlangsung seperti yang sebenarnya terjadi saat itu.
Adapun doa rosario
suci, hampir tidak mungkin direkomendasikan dengan desakan yang lebih besar.
“Akulah Bunda Rosario,” kata Perawan Terberkati pada penampakan terakhir di
Fatima. Dan di hampir semua penampakan dia bersikeras pada devosi seperti yang
dilakukan oleh para gembala kecil Fatima.
Untungnya kedua devosi ini, penyembahan Sakramen Mahakudus dan Rosario Kudus, dihidupkan kembali saat ini karena permintaan banyak umat beriman.
Devosi yang akan dihapuskan oleh para ahli liturgi dari hati umat beriman
Bunda Fatima dengan
pesan-pesannya sangat mendorong devosi kepada Hati Kudus Yesus, yang juga telah
dikesampingkan oleh gaya modern dari spiritualitas tertentu. Semua teolog
menganggap devosi kepada Hati Kudus Yesus sebagai salah satu rahmat paling
berharga yang bermanaat bagi Gereja selama beberapa abad terakhir. Devosi kepada
Hati Kudus Yesus ditujukan untuk menghidupkan kembali kasih Allah di dalam diri
umat manusia, yang telah mati rasa oleh paham naturalisme Renaisans dan
kesalahan-kesalahan Protestan, kaum Jansenis, para deist, dan rasionalis.
Melalui devosi inilah, di abad kesembilan belas, Kerasulan Doa menghasilkan
refleksi kehidupan religius yang mengagumkan di seluruh dunia. Dengan devosi
ini Hati Kudus Yesus akan melindungi kita dari kejahatan, yang terus tumbuh
setiap hari. Karena itu jelas kebutuhan akan devosi yang tak tertandingi ini haruslah
selalu bertumbuh.
Namun demikian,
seseorang harus menambahkan bahwa di tengah kegilaan kejahatan kontemporer saat
ini, Penyelenggaraan Ilahi, boleh dikatakan, bersedia mengalahkan dirinya
sendiri dengan menunjukkan kepada manusia devosi
kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda, yang kemudian hal itu dengan sendirinya
akan memurnikan devosi kita kepada Hati Kudus Yesus dan membawanya kepada
kepenuhannya. Pelajaran dan pelaksanaan devosi kepada Hati Maria bukanlah hal
baru. Namun, pembacaan atas pesan-pesan Fatima menunjukkan betapa Bunda Maria
sangat menginginkan devosi ini bagi hari-hari kita sekarang ini. Misi yang dia
percayakan kepada Suster Lucia adalah untuk tetap tinggal di bumi untuk menarik
hati manusia kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda. Selama beberapa kali penampakannya
di Fatima, devosi ini sering dianjurkan. Pada penampakan kedua, Hati Yesus Yang
Mahakudus nampak dimahkotai dengan duri oleh dosa-dosa kita dan Bunda Maria meminta
doa-doa silih dari umat manusia. Tampak bagi kita bahwa poin ini, seolah-olah,
mengandung semua harta dari pesan-pesan Fatima.
Jadi, secara keseluruhan, penampakan Fatima di satu sisi memberi petunjuk kepada kita tentang betapa mengerikan situasi dunia saat ini dan tentang penyebab yang sebenarnya dari segala kejahatan kita, dan di sisi lain, pesan Fatima mengajari kita cara-cara yang dengannya kita harus menghindari hal-hal duniawi dan hukuman kekal yang menunggu kita. Kepada orang-orang jaman dahulu, Tuhan mengutus para nabi. Di zaman kita, Dia berbicara kepada kita melalui Ratu dari para Nabi sendiri, Maria Terberkati. Setelah mempelajari apa yang dikatakan Bunda Maria, apa yang dapat kita katakan? Satu-satunya kalimat yang cocok untuk ini adalah Sabda Tuhan kita di dalam Injil: “Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" (Mark. 4:23).
*****
Menlu
Antony Blinken Memerintahkan Bendera LGBT Dikibarkan Di Kantor-Kantor Kedubes
AS
Giselle
Cardia 19, 20, 21, 26, 30 Januari 2021
Kardinal
Müller Mencela Great Reset