the Vortex
KRISTUS DAN KOMUNISME
Kita Sudah Berada Di Jalur Ini Selama Lebih Dari Seabad
Terakhir.
https://www.churchmilitant.com/video/episode/vortex-christ-and-communism
February 19, 2021
Sebuah
Pemilu yang dicuri, pemimpin yang tidak
terpilih, keruntuhan budaya, populasi yang menurun
moralnya, murtad dari iman, semakin merangkul sosialisme: Ini adalah ciri khas
Amerika saat ini, dan tidak ada satu pun tanda harapan di antara semua itu.
Masing-masing orang berbicara
tentang penghancuran nilai-nilai Kristen - dan khususnya Katolik. Bagaimana ini
bisa terjadi? Bagaimana Marxisme bisa membuat
terobosan seperti itu dalam waktu sesingkat itu ke dalam budaya Amerika
Serikat, dan menghancurkannya?
Marxisme adalah sebuah sistem
pemerintahan yang, pada intinya, menggantikan Tuhan dengan Negara. Untuk semua
kebohongannya tentang persamaan kewarganegaraan dan semua orang adalah
sama, itu semua adalah
omong kosong. Marxisme hanya menggeser
dinamika pemerintahan dari pandangan dunia yang berpusat kepada Tuhan menjadi pandangan dunia yang berpusat kepada kaum elit.
Seseorang harus menjadi penanggung jawab. Begitulah cara
manusia bekerja. Ini sebenarnya cara kerja seluruh alam semesta. Ada
prinsip-prinsip yang mengatur dan lembaga-lembaga yang mengatur, yang semuanya
menjamin ketertiban. Tujuan dari Marxisme adalah untuk mengalihkan semua itu
(bukan menghancurkannya) ke tangan segelintir orang yang berkuasa.
Ide ini mengambil bentuk politik yang solid dari Marx dan Engels pada pertengahan abad ke-19, dan di sinilah kita berada, lebih dari satu abad kemudian, dengan ideologi mereka yang telah menaklukkan dan menggulingkan peradaban Barat.
Revolusi Seksual adalah senjata kaum Marxis untuk
menggulingkan budaya Katolik. Tweet
Jadi
bagaimana mereka (komunis) bisa melakukan hal ini dengan begitu cepat, sangat
teliti, dan sepenuhnya? Hanya satu kata sederhana: seks. Revolusi Seksual adalah senjata kaum Marxis untuk
menggulingkan budaya Katolik. Seks dipisahkan dari prokreasi (menghasilkan
anak) dan diarahkan kepada tindakan kesenangan semata.
Setelah
premis itu diterima, surat perintah kematian budaya sudah ditandatangani,
disegel dan, di zaman kita sekarang, itu sedang dilaksanakan. Revolusi seksual
menciptakan negara yang menolak hukum moral dan menganut mentalitas lakukan-keinginanmu-sendiri.
Hal itu telah mengakibatkan kehancuran keluarga dan mengarahkan ketergantungan kepada
Negara.
Perceraian
dan pernikahan kembali, rumah tangga tanpa ayah, ledakan jumlah ibu yang tidak
menikah, melonjaknya angka kemiskinan, pembunuhan 60 juta lebih anak-anak tak
berdosa melalui aborsi, kejahatan kekerasan, pornografi, hilangnya sifat maskulinitas,
paham feminisme radikal dan amat memuakkan, sebut saja: Seluruh gejala masyarakat
yang mengarah kepada keruntuhan, dapat dicentang. Semuanya telah ada disini, di
Amerika Serikat.
Dan
sekarang kita mendekati ujung jalan dengan angka kelahiran yang menurun.
Kembali pada tahun 1910, Presiden Theodore Roosevelt memberikan pidato di
Sorbonne di Paris. Dia bisa saja (seakan) menjadi nabi Perjanjian Lama dalam
prediksinya:
Akhirnya,
yang bahkan lebih penting daripada kemampuan untuk bekerja, bahkan lebih
penting daripada kemampuan untuk berperang saat dibutuhkan, adalah mengingat
bahwa berkat utama bagi bangsa mana pun adalah bahwa ia akan meninggalkan
benihnya untuk mewarisi tanah. Itu adalah mahkota berkat di zaman Alkitabiah
dan sekarang adalah mahkota berkat juga. Kutukan terbesar dari semua kutukan
adalah kutukan kemandulan (sterilitas), dan kutukan terberat harus ditujukan
pada kemandulan yang disengaja.
Singkatnya,
dia menyinggung tentang kontrasepsi. Ketika Roosevelt memberikan pidato itu,
kekuatan gerakan pengendalian kelahiran (KB), di bawah bendera eugenika, sedang
bergerak di Amerika Serikat dan Inggris Raya.
Faktanya,
hanya 20 tahun kemudian, orang Anglikan menerima pengendalian kelahiran (KB) sebagai
cara yang diperbolehkan dan tidak berdosa - pertama kalinya dalam 2.000 tahun,
bangsa yang disebut pengikut Kristus, akan menyatakan perbuatan itu dapat
diterima. Dan dia melanjutkan:
Esensi pertama dalam peradaban apapun adalah bahwa laki-laki dan perempuan harus menjadi ayah dan ibu dari anak-anak yang sehat, sehingga ras akan meningkat dan tidak menurun. Jika kegagalan (untuk berkembang biak) disebabkan oleh kesalahan yang disengaja dan diatur, maka itu bukan hanya kemalangan, itu adalah salah satu ‘kejahatan kesenangan’ dan suatu bentuk kesenangan diri, menghindari rasa sakit dan usaha dan risiko, yang dalam jangka panjang, alam akan menghukum lebih berat lagi daripada yang lain.
Sekarang, berhentilah sejenak dan renungkan tentang hal ini, wahai umat Katolik! Kapan terakhir kalinya Anda pernah mendengar ada seorang uskup di Amerika Serikat berbicara seperti itu? Padahal, Perintah pertama yang Tuhan berikan kepada umat manusia adalah untuk berkembang biak. Tweet
Theodore
Roosevelt, yang dijiwai dengan "akal sehat" Katolik (meskipun ia
sendiri bukan Katolik), menyatakan kebenaran hukum moral kodrati, yang oleh
Gereja berkomitmen dengan piagam ilahi untuk ditegakkan dan diwartakan. Dan,
bagi umat Protestan di Amerika Serikat, Anda telah menolak warisan spiritual
Anda sendiri -- karena dengan penolakan Anda terhadap hukum ilahi itulah
kejahatan menemukan cara untuk menyelinap ke dalam budaya Amerika dan
membawanya ke jalur menuju kehancurannya yang terakhir. Dan itu adalah ucapan dari
sesama Protestan (Theodore Roosevelt), bukan dari media Militan Gereja.
Perintah
pertama yang Tuhan berikan kepada umat manusia adalah untuk berkembang biak,
dan, dengan perintah itu, Dia memberi kita kekuatan yang bahkan tidak dimiliki
para malaikat - untuk bekerja sama dengan-Nya dalam tindakan penciptaan. Setan
yang iri membenci aspek kodrati manusia ini, hampir sebesar dia membenci kita yang
dapat menerima Tubuh dan Darah Juruselamat kita, yang mempersatukan kita secara
rohani dan materi dengan Yang Ilahi: sekali lagi, dimana kekuatan para malaikat
-- lebih unggul dalam sifatnya daripada kita - tidak memilikinya.
Kebanggaan Protestan dan keruntuhan Katolik dalam menghadapi Revolusi Seksual yang diilhami paham Marxis adalah bagaimana bangsa itu berantakan. Kaum Marxis memahami bahwa Kekristenan harus dihancurkan untuk bisa mengambil alih budaya. Mereka mengerti - bahwa ini adalah selalu merupakan bentuk pertempuran Kristus vs. komunisme.
Sayangnya, terlalu sedikit orang Kristen yang melakukannya. Akibatnya, kita sekarang dihadapkan pada kekalahan rohani yang sangat besar, meski tidak permanen, karena Kristus selalu menang pada akhirnya. Tetapi, meski demikian, kita sekarang memiliki momok kemartiran yang besar, sebagian orang akan menjadi saksi dan sebagian sebagai hukuman.
*****
Para
Elit Dunia Menggunakan Film Dokumenter Tipuan Tentang Pemanasan Global
Giselle
Cardia 3, 6, 9, 13, 16 Februari 2021
Giselle
Cardia, 20 & 23 Februari 2021