Menlu Antony Blinken Memerintahkan Bendera LGBT Dikibarkan Di Kantor-Kantor Kedubes AS, Dan Akan Menunjuk Utusan Khusus Yang Mengurusi Hak-Hak Kaum Gay
U.S. Embassy & Consulates in Russia
31 Jan 2021
Para
aktivis LGBT mendukung pengumuman Menteri Luar Negeri yang baru, Antony Blinken,
bahwa ia akan membatalkan perintah sebelumnya dari Presiden Donald Trump, dan
memasang bendera "kebanggaan" LGBT di kantor-kantor Kedutaan Besar AS
di seluruh dunia.
Majalah
Outfront melaporkan
perkembangan ini:
Pemerintahan
Biden memulai dengan awal
yang penuh harapan, karena calon Menteri Luar Negeri, Antony Blinken,
telah mengonfirmasi komitmennya kembali terhadap hak-hak LGBTQ.
Dalam
sebuah memo
bulan Juli 2020, mantan Menteri Pertahanan Mark Esper, merilis daftar bendera
yang diizinkan untuk dipajang di pangkalan militer AS. Yang hilang dari daftar itu
adalah bendera kebanggaan LGBTQ. Sebelum pelarangan itu, kedutaan mengibarkan
bendera pelangi selama bulan kebanggaan LGBT di tiang bendera resmi kedutaan.
Selama
persidangan, Blinken juga mengonfirmasi bahwa ia berencana menunjuk utusan yang
mengurusi Hak Asasi Manusia kelompok LGBTQ, ini adalah jabatan yang dibuat oleh
Barack Obama pada 2015 yang tidak pernah diisi selama kepresidenan Trump.
Blinken
mengatakan bahwa kekerasan terhadap masalah LGBT itu meningkat saat Trump
menjabat.
“Kami
telah melihat kekerasan yang diarahkan terhadap orang-orang LGBTQI di seluruh
dunia meningkat,” kata Blinken. “Jadi, saya pikir Amerika Serikat memainkan
peran yang seharusnya dimainkan dalam membela dan mempertahankan hak-hak orang
LGBTQI dan ini adalah sesuatu yang akan diambil dan dilakukan oleh departemen
segera. Mengibarkan bendera kebanggaan LGBTQ adalah salah satu cara untuk
menunjukkan solidaritas LGBTQ secara langsung.”
"Biden
adalah presiden AS pertama yang secara terbuka merangkul berbagai hak ‘yang aneh,’
termasuk kesetaraan transgender," tulis majalah Outfront.
*****
Kutipan Kitab Suci:
Rm 1:24 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada
keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh
mereka.
Rm 1:26 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa
nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang
wajar dengan yang tak wajar.
Rm 1:27 Demikian juga suami-suami meninggalkan
persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi
mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman,
laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka
balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.
Rm 1:32 Sebab walaupun mereka mengetahui
tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal
demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi
mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya.
Im 20:13 Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh
dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian, pastilah mereka
dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri.
Kutipan Katekismus:
CCC 1601. "Perjanjian Perkawinan, dengan mana pria dan wanita membentuk antar mereka
kebersamaan seluruh hidup, dari sifat kodratinya terarah pada kesejahteraan
suami-isteri serta pada kelahiran dan pendidikan anak;“
CCC 1603. “Allah sendirilah Pencipta Perkawinan."
Panggilan untuk Perkawinan sudah terletak dalam kodrat pria dan wanita,
sebagaimana mereka muncul dari tangan Pencipta.
CCC 1605. “Kitab Suci berkata, bahwa pria dan wanita diciptakan satu untuk yang lain... sehingga keduanya menjadi satu daging."
CCC 2357. Homoseksualitas adalah hubungan antara para pria
atau wanita, yang merasa diri tertarik dalam hubungan seksual, semata-mata atau
terutama, kepada orang sejenis kelamin. Homoseksualitas muncul dalam berbagai
waktu dan kebudayaan dalam bentuk yang sangat bervariasi. Asal-usul psikisnya
masih belum jelas sama sekali. Berdasarkan Kitab Suci yang melukiskannya
sebagai penyelewengan besar, tradisi Gereja selalu menjelaskan, bahwa
"perbuatan homoseksual itu tidak baik" (CDF, Perny.
"Persona humana" 8). Perbuatan itu melawan hukum kodrat, karena
kelanjutan kehidupan tidak mungkin terjadi waktu persetubuhan. Perbuatan itu
tidak berasal dari satu kebutuhan benar untuk saling melengkapi secara afektif
dan seksual. Bagaimanapun perbuatan itu tidak dapat dibenarkan.
*****
de
Montfort - Rahasia Rosario (lanjutan 6 - selesai)
Bunda
La Salette: Apakah Bunda Maria berbicara tentang keadaan kita sekarang?
Video
Baru Tentang Great
Reset Mendapatkan Reaksi Keras Dari Publik
Percayalah
Kepada Rencana Maria
Eksekutif
Puncak Mengungkapkan Rincian Perangkat Pembaca Otak