Wednesday, February 17, 2021

Para Elit Dunia Menggunakan Film Dokumenter Tipuan Tentang Pemanasan Global

 

Para Elit Dunia Menggunakan Film Dokumenter Tipuan Tentang Pemanasan Global Untuk Memajukan Agenda 'Penyetelan Ulang Besar’ (Great Reset) 

https://www.lifesitenews.com/news/elites-use-fraudulent-global-warming-documentary-to-advance-great-reset-agenda

 

Sebuah klip di serial Netflix dari seorang naturalis terkenal dunia, David Attenborough, 'Our Planet', ditampilkan di KTT Davos Forum Ekonomi Dunia 2019 untuk meyakinkan para hadirin bahwa perubahan iklim benar-benar berdampak mematikan pada dunia dan segala isinya. 

 

Fri Feb 5, 2021 - 8:55 pm EST

 ·       

FLORIDASTOCK / SHUTTERSTOCK.COM 

 

By David McLoone

 

 

DAVOS, Swiss, 5 Februari 2021 (LifeSiteNews) - KTT Davos tahun 2019 menampilkan Sir David Attenborough, seorang naturalis terkenal di dunia, mengungkapkan sebuah film dokumenter yang "mendemonstrasikan" "efek merusak" dari perubahan iklim dalam klip film yang bernada emosional. Namun bukti-bukti kini telah terungkap yang menunjukkan Attenborough menyajikan informasi yang curang dan menyesatkan dalam rekamannya untuk menipu orang-orang yang berkumpul di Davos tentang laju dan efek perubahan iklim.

 

Forum Ekonomi Dunia (WEF) menjadi tuan rumah KTT Davos setiap tahun, di mana kaum elit dan miliarder dunia berkumpul untuk membahas masa depan dunia, sering kali juga menyusun rencana untuk secara radikal mengubah struktur ekonomi dan sosial dunia yang ada saat ini.

 

Kata-kata yang sering diucapkan para pemimpin WEF adalah istilah yang sekarang dikenal, "Great Reset," yang merujuk pada upaya bersama dan perusahaan untuk membentuk kembali ekonomi dunia dengan cetakan berbau sosialis, dengan menggunakan "pandemi" COVID-19 sebagai katalis. Bersamaan dengan kehancuran kapitalisme, konstituen utama dari Great Reset adalah gerakan hijau, sebuah tanggapan terhadap "darurat iklim" yang menurut para elit Davos telah disumbangkan oleh manusia melalui pemanasan global. Hal ini, menurut pertimbangan mereka, mengharuskan pemerintah-pemerintah di dunia untuk memberlakukan kebijakan sosial yang memungut pajak besar atas barang-barang penghasil karbon dioksida dan mendorong veganisme, misalnya.

 

Klip dari serial Attenborough yang disiarkan Netflix, Our Planet, ditampilkan di KTT Davos 2019 untuk meyakinkan para hadirin bahwa perubahan iklim benar-benar berdampak mematikan pada dunia dan segala isinya. Klip itu menunjukkan sekelompok walrus di atas tebing yang curam dan tajam, yang tampaknya mau melemparkan diri mereka sendiri ke bawah, tanpa alasan, hingga kematian mereka bisa dikatakan sebagai "disebabkan karena perubahan iklim."

 

Klaim, yang diajukan oleh Attenborough selama acara tersebut, adalah bahwa walrus itu sedang sekarat karena kekurangan es di laut, tempat perburuan alami binatang buas itu, yang disebabkan oleh perubahan iklim. Kenyataannya, beruang kutub itulah yang mengejar walrus, yang bertengger di tepi jurang seperti itu, dan memiliki penglihatan yang buruk, dan membuat mereka jatuh lurus ke bawah.

 

Ahli zoologi Dr. Susan Crockford, sebelumnya dari Universitas Victoria (UV) di British Columbia, mengkritik film tersebut sebagai "omong kosong yang dibuat-buat" dan "tragedi porno" setelah dia menemukan bahwa beruang kutub di dekatnya adalah alasan sebenarnya bagi walrus itu hingga ia berlari menghindar dan jatuh kepada kematian mereka.

 

Susan Crockford mencatat bahwa populasi walrus di sekitar Siberia timur, kira-kira area tempat pembuatan film Netflix itu, telah meningkat jumlahnya dalam dekade terakhir. Meningkatnya "haul-out", kata Crockford, bukanlah tanda bahwa "pemanasan global menyebabkan masalah"; itu adalah "tanda bahwa walrus sedang berkembang."

 

Faktanya, spesies walrus di Pasifik telah berkembang pesat sehingga The U.S. Fish and Wildlife service telah menemukan bahwa walrus Pasifik tidak memerlukan perlindungan karena terancam atau hampir punah di bawah Undang-undang Endangered Species,” catat Crockford.

 

Pemandangan pantai yang penuh dengan walrus tidak seperti yang digambarkan Attenborough, dan Crockford mengklaim bahwa dia dan kru film mengetahui hal ini. Sutradara film yang diproduksi Netflix, Sophie Lanfear, mengakui banyak hal ketika dia memberi tahu Telegraph bahwa ada beruang kutub yang terlihat saat mereka merekam walrus, tetapi membantah bahwa beruang itu mendekati cukup dekat dengan kelompok walrus itu untuk mendapatkan reaksi apa pun.

 

Attenborough sendiri kemudian mengakui, dalam sebuah dokumenter BBC yang menampilkan beberapa rekaman yang sama berjudul ‘Seven Worlds: One Planet,’ bahwa kematian walrus karena jatuh dari tepi tebing yang sama disebabkan oleh perburuan beruang kutub. Meninjau rekaman tersebut, Crockford, yang merupakan pakar beruang kutub yang cukup terkenal, mengatakan itu adalah "bukti yang memberatkan bahwa laporan planet kita bertanggung-jawab atas kematian walrus, adalah narasi yang salah, yang dibuat untuk mendapatkan respons emosional dari publik."

 

Ini bukan satu-satunya kontroversi terkait beruang kutub yang melibatkan David Attenborough. Juga pada tahun 2019, pembuat film tersebut dituduh "menyesatkan publik tentang keadaan populasi beruang kutub di Kanada." Faktanya, dalam film ‘Seven Worlds: One Planet yang disebutkan di atas, pengirim clip Perubahan Iklim menulis pada saat itu, “David Attenborough membuat klaim palsu, menggunakan bahasa manipulatif secara emosional, dan secara terang-terangan salah mengartikan beberapa proses biologis alami dan kondisi habitat sebagai efek dari perubahan iklim akibat ulah manusia." Di antara klaim yang dibantah lainnya, Attenborough menuduh bahwa beruang kutub di Kanada menderita kelaparan di musim panas dan bahwa beruang kutub baru-baru ini mulai berburu paus beluga di musim panas sebagai akibat dari efek perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia di habitat mereka.

 

Setelah 15 tahun sebagai profesor di U.V., Crockford dipecat oleh universitas, tanpa penjelasan, meskipun profilnya yang tinggi dalam penelitian ilmiah tentang beruang kutub, yang ia temukan berkembang pesat, bertentangan dengan narasi gerakan perubahan iklim. Prihatin tentang "budaya membatalkan" dan mencekik kebebasan akademik, Crockford menyebut langkah oleh universitasnya itu sebagai "hukuman gantung akademik tanpa pengadilan, yang dilakukan di balik pintu tertutup."

 

KTT Davos virtual WEF tahun 2021, hanya beberapa minggu yang lalu, memastikan untuk memanfaatkan tipu muslihat Attenborough yang berhasil dengan menyebut perubahan iklim sebagai bagian integral dari inisiatif Great Reset WEF yang lebih luas, mengklaim bahwa itu "menimbulkan ancaman mendesak yang menuntut tindakan tegas."

 

Selain memerlukan "pengaturan ulang" (Great Reset) di bidang ekonomi, "penting bahwa dunia bisnis, pembuat kebijakan, dan masyarakat sipil memajukan tindakan iklim jangka pendek dan panjang yang komprehensif sejalan dengan tujuan Kesepakatan Paris tentang perubahan iklim." Tujuan-tujuan ini tidak terbatas pada “emisi karbon nol,” tetapi juga meluas kepada “kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan,” dan “hak kesehatan reproduksi” – dan yang terakhir ini adalah referensi terselubung untuk kontrasepsi dan aborsi.

 

“Perubahan sejati akan membutuhkan perubahan sistem, bukan hanya reformasi,” demikian Agenda Davos mengatakan. “Membangun dunia yang lebih baik ada dalam jangkauan kami, tetapi itu membutuhkan kerja sama global pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

 

Klaus Schwab, pendiri dan ketua eksekutif WEF, yang menulis buku tentang Great Reset, mengklaim bahwa "pandemi ini mewakili jendela kesempatan yang langka namun sempit untuk merefleksikan, menata ulang, dan mengatur ulang dunia kita."

 

WEF telah menyusun "Prakarsa Iklim" untuk tujuan ini, yang "mendukung pembuatan skala prioritas dan percepatan aksi dalam mengatasi iklim global melalui kolaborasi sektor publik dan swasta." Konferensi Agenda Davos bulan lalu, yang menyertakan Presiden China Xi Jinping sebagai salah satu pembicara utamanya, sangat bersandar pada gerakan "hijau."

 

Upaya licik Attenborough telah membantu membentuk bagian menyeluruh dari Agenda Davos ini. Meskipun disangkal, naturalis itu, sebagai bagian dari upaya berkelanjutan, telah berhasil meyakinkan elit global bahwa waktunya amat singkat, efeknya menghancurkan, dan, kemudian, klaim Schwab bahwa “pandemi menawarkan jendela kesempatan yang langka tetapi sempit untuk ... mengatur ulang dunia kita” adalah benar.

 

*****

 

Tanda-Tanda Datangnya Penganiayaan Yang Menakutkan

Pemerintahan Antikris

Bung Besar Terus Memata-Matai Anda Dengan Ribuan Cara

Pedro Regis 5081 - 5085

Yayasan Milik Kepausan Ini Membawa Ideologi LGBT

Freemason Spanyol Memuji Paus Francis

Bagaimana Komunis Berencana Untuk Menggulingkan Amerika Serikat