Saturday, April 23, 2022

Transkrip Wawancara Uskup Agung Vigano

 


Transkrip Wawancara Uskup Agung Vigano

  

Artikel ini adalah kelanjutan dari:

Uskup Agung Vigano: Kita Sedang Menghadapi Kudeta Global.... 

 

Terjemahan dari bahasa Inggris wawancara yang dirilis oleh Uskup Agung Carlo Maria Vigano kepada Dr. Armando Manocchia untuk saluran TV “Canale Italia”, 2 April 2022. 

Berikut ini link-nya:

https://www.youtube.com/watch?v=JXIjgGekLcE&t=30s

  

1.             Dimulai dengan Konsili Vatikan Kedua (1962-1965), penyusupan Masonik ke dalam Gereja Katolik menjadi semakin substansial. Progresivisme dan relativisme telah digunakan sebagai senjata untuk melemahkan kesetiaan kepada Tradisi. Apakah Uskup Agung Marcel Lefebvre, yang di-exkomunikasi oleh Yohanes Paulus II pada tahun 1988, merasakan bahwa ajaran Katolik berada di ambang jurang maut?

Tentu. Uskup Agung Lefebvre adalah salah satu dari sedikit, sangat sedikit, wali gereja yang ingin mencela revolusi dalam konsili (KV II), karena dia memahami sifat subversifnya. Dan saya katakan "siapa yang menginginkan" karena banyak uskup lainnya juga mengerti bahwa sebuah revolusi yang sebenarnya sedang berlangsung. Beberapa orang melihatnya sebagai bahaya, yang lain melihatnya sebagai "musim semi Gereja." Tetapi di antara mereka yang melihat bahwa itu adalah bahaya, hampir tidak ada yang tahu bagaimana mencelanya secara terbuka. Hari ini kita memahami manfaat historis dari Uskup Agung Lefebvre dalam memberontak melawan garis yang didiktekan oleh politbiro konsili (KV II) dan telah menciptakan tempat untuk kembalinya Gereja kepada doktrin dan Misa Kudusnya sepanjang masa.

2.             Bisakah Mafia St. Gallen dianggap sebagai semacam Forum Ekonomi Dunia di bidang gerejawi?

Jika kita mengidentifikasi Forum Ekonomi Dunia ciptaan Klaus Schwab sebagai lobi swasta yang telah menempatkan para pengikutnya di pos-pos terpenting di lembaga-lembaga publik nasional dan internasional untuk memaksakan agenda kaum globalis melawan kehendak masyarakat, tentu pantas untuk melihat adanya hal yang paralel pada Mafia St. Gallen di dalam Gereja. Dengan cara yang sama, komplotan-komplotan ini juga menempatkan agen-agennya di Kuria Roma dan di organ-organ periferal Gereja, di daerah-daerah, sama seperti ia memaksakan agenda konsili yang bertentangan dengan kehendak umat beriman. Tetapi sebagaimana ada Forum Ekonomi Dunia di ruang publik, demikian pula ada Mafia St. Gallen di bidang gerejawi.

Kita sedang menghadapi sebuah kudeta global yang melibatkan masyarakat sipil dan Gereja. Keduanya disusupi dan dikendalikan oleh tokoh-tokoh yang menggunakan kekuatan dan otoritas yang berasal darinya, bukan untuk tujuan lembaga-lembaga yang mereka pimpin (masyarakat dan Gereja), tetapi untuk menghancurkan mereka. Krisis otoritas ini harus dikecam, karena tindakan mereka yang telah mencapai tingkat kepemimpinan tertinggi baik bangsa maupun Gereja, adalah tindakan subversif dan kriminal.

3.             Dalam bukunya Non Francesco [Dia Bukanlah Fransiskus], Antonio Socci berpendapat bahwa, dari sudut pandang hukum kanon, pemilihan Fransiskus untuk tahta kepausan tidak berlangsung secara teratur dan bahwa Konklaf 2013 adalah tidak sah. Apa pendapat Anda tentang ini?

Rekonstruksi Antonio Socci mengikuti hal-hal yang diabaikan oleh Elisabetta Piqué, yang sangat dekat dengan Bergoglio, dan Austin Ivereigh: mereka tampak masuk akal, meski mereka tidak didukung oleh bukti yang tegas. Tetapi pada saat yang sama mereka tidak pernah disangkal oleh Takhta Suci, dan ini berarti bahwa spekulasi tentang pengunduran diri Benediktus XVI dan manuver Mafia St. Gallen di dalam Konklaf telah berlipat ganda besarnya, hingga menciptakan kecemasan, kebingungan, dan perpecahan di antara umat yang setia.

Jika kita merenungkan intervensi Vatikan dalam banyak masalah, sikap diamnya terhadap masalah-masalah penting seperti itu sangat membingungkan. Bahkan yang lebih besar adalah kebingungan pada sikap diam para Kardinal yang berpartisipasi dalam Konklaf itu. Beberapa orang menganggap itu adalah rahasia kepausan, tetapi dalam menghadapi kemungkinan pelanggaran norma-norma yang ditetapkan oleh Konstitusi Apostolik [Universi Dominici Gregis], yang akan membuat pemilihan Paus menjadi tidak sah, tidak ada pembenaran atas sikap diam membisu yang berkepanjangan seperti itu.

Saya tahu dari sebuah sumber yang dapat dipercaya, bahwa ketika Kardinal Giovanni Battista Re – yang menjabat sebagai Wakil Dekan Kolese Kardinal yang memimpin Konklaf 2013 – ditanyai secara pribadi dan ditanya paragraf mana dari Konstitusi Apostolik Universi Dominici Gregis yang menjadi dasar untuk berlangsungnya konklaf saat itu, menjelang pemeriksaan ketiga pada malam pemilihan, dia tetap menolak untuk menjawab, mengatakan dengan tegas dan marah bahwa segala sesuatu telah terjadi secara benar.

Cepat atau lambat, kebenaran akan muncul dan kerusakan yang sangat serius yang terjadi pada Gereja harus ditolak dan diperbaiki.

4.             Gereja Katolik [kelembagaan], yang selama beberapa waktu sekarang telah berkomitmen pada ekumenisme, dan sejalan dengan logika persetujuan yang diadvokasi oleh kaum oligarki globalis, tampaknya hari ini bertujuan untuk menciptakan satu agama tunggal, sebuah sinkretisme yang mencampuradukkan doktrin monoteistik dan kepercayaan pagan, seperti kultus Andes dari Pachamama: apakah ini tindakan pembunuhan atau lebih tepatnya isyarat tindakan bunuh diri?

Keduanya. Di satu sisi, bagian yang korup dari Hirarki – yang demi singkatnya saya sebut the deep church – karena mereka tunduk kepada Setan, membenci Gereja sebagai Tubuh Mistik Kristus dan berniat untuk membunuhnya, seperti yang terjadi pada Kepala Gereja (Kristus). Tetapi kita tahu bahwa sama seperti Kristus telah dibangkitkan, demikian pula Tubuh Mistik-Nya juga akan dibangkitkan setelah Sengsara-Nya. Jadi ya, mereka yang melayani Iblis yang getol melakukan operasi pembunuhan, betapa pun gilanya, mereka pasti akan gagal.

Di sisi lain, bagian Hirarki yang sehat sebagian besar terdiri dari Uskup dan klerus, mereka tetap menerima berbagai premis ideologis dari kemurtadan saat ini, karena mereka menerima Konsili dan liturgi baru yang menyebarkan kesalahannya kepada masyarakat. Mereka tidak ingin Gereja menyerah, tetapi mereka menipu diri mereka sendiri, melawan semua bukti dan setelah enam puluh tahun gagal, dengan berpikir bahwa Konsili itu (KV II) hanya disalahartikan, bahwa Misa baru dirayakan dengan buruk tetapi kita dapat kembali ke martabat tertentu dalam liturgi, bahwa ekumenisme itu adalah baik selama itu hanya dengan Gereja Ortodoks [Timur] tetapi tidak dengan para penyembah berhala. Tetapi jika mereka tidak yakin bahwa krisis dimulai dengan KV II, jika mereka tidak mengerti bahwa Konsililah yang menyebabkan bencana ini, dan bahwa untuk memperbaikinya perlu kembali kepada iman, moral dan liturgi yang ada sebelum Konsili itu, maka tanpa disadari mereka adalah bagian dari masalah. Mereka, meskipun dengan niat yang terbaik, mewakili bagian dari kaum moderat yang, dalam menghadapi serangan di semua lini, jika mereka tidak melawan, merupakan hambatan bagi solusi atas krisis yang muncul. Dukungan mereka untuk Konsili dan mentalitas sekular dari the deep church membuat gerakan mereka, tentu saja, adalah bunuh diri.

5.             Bergoglio selalu mengawasi ordo-ordo yang paling tradisionalis: the Franciscans of the Immaculate, the Heralds of the Gospel, the Little Sisters of Mary Mother of the Redeemer. Apakah dia mungkin alergi terhadap panggilan-panggilan yang otentik ini? ataukah barang-barang milik kongregasi ini menggoda seseorang?

Pada saat Gereja menderita penurunan drastis dalam persembahan dan sumbangan yang diberikan oleh umat beriman karena krisis ekonomi yang disebabkan oleh psikopandemi ini, penutupan gereja-gereja, dan rasa jijik banyak umat Katolik atas ulah Bergoglio dan para Uskup, terbukti bahwa mengumpulkan sedikit uang dan real estate adalah cara yang nyaman untuk menutupi pundi-pundi Vatikan yang membawa malapetaka itu.

Tetapi alasan sebenarnya, yang memotivasi setiap tindakan Gereja Bergoglian, adalah kebencian yang tak henti-hentinya terhadap Tradisi, di mana ordo-ordo kontemplatif dan konservatif merupakan manifestasi yang mengesankan. Bayangkan kemarahan kaum modernis Bergoglioan ini yang, pada saat yang sama ketika komunitas paling progresif sedang sekarat dan ordo-ordo religius menghilang dalam hal krisis panggilan dan kehilangan banyak orang karena meninggalkan kehidupan religius, menyaksikan biara-biara dan institut tradisionil berkembang kembali di mana yang dominan adalah disiplin, kesetiaan pada Aturan Pendirinya, hidup dalam kemiskinan sejati, penebusan dosa, semangat rekoleksi dan Liturgi Tridentin. Semua ini menunjukkan kegagalan mereka (kaum Bergoglian) dan oleh karena itu Tradisi harus dihilangkan, sehingga tidak terlihat bahwa Tradisi memiliki pengikut yang jauh lebih besar (dan akan memiliki lebih banyak lagi, jika tidak diboikot secara sistematis) daripada agama pasca-konsili dengan para imamnya. tanpa memakai jubah, biarawati tanpa memakai kerudung, para religius yang tidak rajin berdoa, dan gereja-gereja yang kosong.

Dalam pikiran Bergoglio, satu-satunya panggilan yang layak mendapat persetujuannya adalah panggilan yang bersifat modernis, inklusif, ditujukan pada pinggiran eksistensial, dan itu terdiri dari ketiadaan doktrinal, kekosongan moral, dan slogan-slogan kemanusiaan yang basi. Segera setelah ada suatu bentuk panggilan yang menunjukkan tanda-tanda yang samar-samar untuk menjadi Katolik sejati dan digerakkan oleh keinginan untuk memuliakan Tuhan dan menyelamatkan jiwa-jiwa, maka segera ia diserang dan dituduh sebagai ekspresi klerikalisme, intoleransi, fundamentalisme, kekakuan ... dengan semua permainan kata versi Bergoglio. dari kata-kata yang kurang lebih ofensif, yang merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengkriminalisasi musuh, metode yang telah berhasil diuji sejak Konsili.

6.             Paus Francis selalu memuji multikulturalisme, ekologi, dan pengungsi, menerima hangat Soros dan Bill Gates di Vatikan, dan memainkan peran sebagai promotor dari serum gen eksperimental. Bisakah seseorang berhipotesis bahwa ada korelasi antara segala ulahnya dan formasinya sebagai seorang Yesuit?

Jika kita membatasi diri untuk "menghipotesiskan" korelasi ini, setidaknya kita akan bisa menunjukkan sifat kenaifan dan kecerobohan. Serikat Yesus, yang merupakan salah satu Ordo terpenting dalam Gereja, telah menjadi sasaran tindakan iblis, yang telah merusak karismanya dan secara progresif telah menyesatkannya jauh sebelum KV II, dan saat ini ia menjadi lembaga penyerang, bisa dikatakan seperti itu, yang dengannya the deep church menghancurkan apa yang tersisa dari Gereja Katolik untuk menggantikannya dengan LSM tanpa bentuk, yang dapat bertindak sebagai "wadah" dari Agama Kemanusiaan yang diinginkan oleh Freemason dan Tata Dunia Baru, dan konsisten dengan landasan ideologis yang ditetapkan oleh KV II.

Seperti setiap Jesuit, Bergoglio pertama-tama adalah seorang Jesuit dan kemudian seorang Katolik. Untuk alasan ini masih dilarang bagi Jesuit untuk naik pangkat Hierarki, itulah sebabnya orang Argentina itu harus meminta dispensasi kepada Paus untuk ditahbiskan menjadi Uskup Agung Buenos Aires. Jika dispensasi itu tidak diberikan dan sebaliknya Peraturan St. Ignatius dihormati, kita akan terhindar dari bencana yang telah kita saksikan sejak 2013. Jelaslah bahwa para Yesuit telah memainkan peran penting tidak hanya dalam melaksanakan konsili revolusi, tetapi juga dalam manuver untuk membawa salah satu dari anggota mereka ke Tahta Petrus.

7.             Pada tahun 2009, sebagai Sekretaris Pemerintahan Gereja, Anda memulihkan anggaran Vatikan dengan cara yang luar biasa. Faktanya, itu berubah dari defisit 8 juta euro menjadi surplus lebih dari 34 juta euro. Dalam mengejar garis transparansi dan memerangi korupsi ini, Anda tampaknya menginjak beberapa kaki orang lain. Setelah itu, secara kebetulan, mereka menunjuk Anda menjadi Dubes Apostolik untuk Amerika Serikat. Apakah itu kasus, seperti yang biasa dikatakan orang Latin, "Promoveatur ut amoveatur" [Promosikan seseorang untuk menyingkirkannya]?

Penunjukan saya sebagai Nuncio Apostolik untuk Amerika Serikat diputuskan oleh Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Bertone yang berkuasa saat itu. Saat itu saya menjabat Sekjen Pemerintahan sejak Juli 2009 dan sebelumnya saya menjabat sebagai Delegasi Perwakilan Kepausan di Sekretariat Negara.

Tugas saya termasuk mempersiapkan dan memeriksa proses untuk promosi uskup di Kuria Romawi dan di Perwakilan Kepausan. Dalam peran ini saya menentang penunjukan pejabat gereja yang tidak layak atau homoseksual, dan saya telah mengusulkan, antara lain, untuk mencopot topi kardinal McCarrick. Peran saya ini membuat saya tidak populer di kalangan para atasan saya dan khususnya dengan Bertone, yang membujuk saya untuk menerima pemindahan dari Sekretariat Negara ke gubernuran, sebagai Sekretaris Jenderal, dengan janji akan mengangkat saya menjadi Presiden menggantikan Kardinal Giovanni Lajolo saat pensiun. Pekerjaan saya untuk memerangi korupsi dan menyembuhkan bencana keuangan Vatikan ditentang oleh beberapa orang, dan mulai tahun 2010 ada “penganiayaan” [intimidasi di tempat kerja] yang nyata terhadap saya, dengan publikasi beberapa artikel fitnah dan beberapa tuduhan lain. Tuduhan skandal, yang berasal dari ‘Istana-istana’ Suci, memberi Bertone alasan untuk memecat saya dari kantor itu. Karena itu saya merasa terdorong untuk memberi tahu Bapa Suci, agar dia tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Paus Benediktus segera memanggil saya, dan bahkan sebelum saya sempat membicarakan peristiwa itu dengan Bertone, dia mengusulkan untuk mengangkat saya sebagai Presiden Dewan Kepausan untuk Urusan Ekonomi Tahta Suci, menggantikan Kardinal Velasio de Paolis. Dan dia melakukannya dengan kata-kata yang tepat ini: "Saya yakin bahwa ini adalah tugas yang dengannya Anda dapat memberikan pelayanan terbaik kepada Takhta Suci."

Tidaklah sulit untuk membayangkan adanya tekanan, informasi yang salah dan fitnah terhadap saya yang diajukan kepada Paus Benediktus, yang mendorongnya untuk berubah pikiran dan menunjuk saya menjadi Nuncio untuk Amerika Serikat, sebuah penunjukan yang saya terima dengan semangat ketaatan, tetapi bukan tanpa penderitaan, karena saya sadar betul bahwa kudeta Kuria yang dimaksudkan untuk membatalkan semua pekerjaan perbaikan yang telah saya lakukan di kantor Vatikan. Bapa Suci menulis kepada saya: "Saya menemukan diri saya diteguhkan dalam keyakinan bahwa posisi takdir Anda saat ini adalah Nunsiatur di Amerika Serikat. Di sisi lain, saya yakin bahwa pengetahuan Anda tentang negara besar ini akan membantu Anda. untuk menerima tantangan berat dari pekerjaan ini, yang dalam banyak hal tampaknya menentukan bagi masa depan Gereja universal."

Penugasan resmi saya di negara yang besar dan tercinta itu telah berakhir, tetapi tantangan itu – yang oleh Paus Benediktus hampir secara nubuat dirujuk dan di mana dia melibatkan saya – lebih terbuka dari sebelumnya.

8.             Apakah intervensi Anda yang jelas, berapi-api, dan berani melawan Tata Dunia Baru membawa konsekuensi, ancaman, serangan media, yang tidak menyenangkan bagi Anda?

Setelah pengungkapan saya tentang skandal sexual Kardinal McCarrick saat itu, saya harus menjaga keselamatan saya pribadi. Pernyataan saya tentang lelucon pandemi, yang saya ingat dimulai pada Mei 2020, pada saat itu membuat saya dihina dan seolah ‘dihukum mati tanpa pengadilan,’ tuduhan campur tangan yang tidak semestinya, atau bahwa saya mempromosikan teori konspirasi. Ada juga yang mengatakan bahwa bukan saya yang menulis pernyataan saya; itu bahkan menyindir bahwa saya menderita psikosis dan "delirium interpretasi", atau bahkan kerasukan setan. Belum lagi tuduhan-tuduhan lain yang menyusul pernyataan saya tentang krisis Rusia-Ukraina, beberapa hari yang lalu...

Saya kagum bahwa serangan-serangan yang sering berlebihan ini juga sebagian datang dari kalangan konservatisme Katolik dan apa yang disebut hak politik. Dalam banyak kasus, mereka yang saya anggap sebagai sekutu – pertama-tama menentang lelucon pandemi dan kemudian provokasi perang – telah menunjukkan bahwa mereka berpihak pada musuh, sampai pada titik mengakui keefektifan dan keabsahan moral dari apa yang disebut vaksin. atau menghadirkan Zelensky sebagai korban tak bersalah dari tujuan ekspansionis Putin. Kenyataannya sangat berbeda, dan menyangkalnya atau menyembunyikannya untuk mendukung tesisnya sendiri atau untuk mematuhi tuannya tidak akan ada gunanya selain membuat penghukuman orang yang bersalah dan kaki tangannya menjadi lebih adil dan termotivasi.

Bagaimanapun, saya berterima kasih kepada Tuhan dan Bunda Maria bahwa saya dalam keadaan sehat, dan atas perlindungan yang telah Mereka berikan kepada saya sejauh ini.

9.             Pemerintah Draghi memanfaatkan masalah Ukraina untuk memperpanjang keadaan darurat hingga 31 Desember 2022. Apa prediksi Anda tentang masa depan politik, ekonomi, dan sosial Italia?

Saya tidak tahu apakah keadaan darurat Perlindungan Sipil dapat dianggap sebagai perpanjangan dari darurat pandemi, yang terlebih lagi telah dinyatakan tidak sah dan inkonstitusional oleh hukum baru-baru ini dari pengadilan Pisa. Yang sangat jelas, jika ada keraguan, adalah bahwa Draghi menanggapi kekuatan supranasional seperti banyak eksponen lain dari pemerintahannya dan lembaga tertinggi Italia, dengan dukungan hampir semua anggota Parlemen. Sebagai anggota lobi-lobi ini, dia ditugaskan untuk menerapkan agenda kaum globalis meski hal itu bertentangan dengan kepentingan nasional dan kepentingan warga negara. Memang, agendanya justru terdiri dari penghancuran tatanan sosial, ekonomi, agama dan budaya Italia, untuk mengimplementasikan Great Reset itu, yang pencipta dan promotornya adalah Klaus Schwab, yang baru-baru ini bertemu dengan Draghi.

Tetapi mereka tidak memperhitungkan bahwa mereka tunduk pada Pecundang abadi, dan bahwa Penyelenggaraan Ilahi dapat memutuskan untuk menyelamatkan tanah air kita dari kehancuran, jika saja orang-orang Italia mau mengerti bahwa kejahatan saat ini adalah konsekuensi dari dosa-dosa kita, dari dosa publik. dosa bangsa, semua bangsa; sebuah hukuman karena telah menyangkal Iman kita, jiwa Italia kita, karena telah merebut dari Kristus Mahkota-Nya sebagai Raja Universal, dan karena itu juga Raja sejati bangsa kita.

Tuhan akan menolong kita dengan Kasih Karunia-Nya, tetapi Dia meminta kita untuk melakukan bagian atau tugas kita. Jika kita berperang dengan Kristus, dengan Kristus kita akan merayakan kemenangan. Jika kita terus tidak berpihak kepada Kristus, atau lebih buruk lagi kita berpihak pada Setan, maka bersama Setan pula kita akan jatuh ke dalam jurang.

10.          Apakah Anda bersedia untuk menemukan semacam Aliansi Suci baru di antara semua kekuatan Eropa pembangkang, untuk bergabung bersama dalam menentang totalitarianisme tekno-kesehatan jahat yang menindas kita?

Baru-baru ini saya memprakarsai seruan untuk pembentukan Aliansi Anti-Globalis, yang dapat mengkoordinasikan oposisi kekuatan dari berbagai negara melawan kudeta kaum elit. Tetapi Aliansi ini harus merupakan prakarsa kaum awam, sebagaimana orang awam harus memberikan, baik sebagai orang Kristiani maupun sebagai warga negara, kesaksian publik tentang Iman mereka dan terlibat dalam politik. Janganlah kita lupa bahwa ketika Tuhan menasihati kita "Berikanlah kepada Kaisar apa yang menjadi milik Kaisar, dan kepada Allah apa yang menjadi milik Allah" (Mat 22:21), Dia juga menasihati kita tidak hanya untuk membayar pajak, tetapi juga untuk memenuhi kewajiban kita terhadap tanah air kita, terutama ketika terancam oleh mereka yang memiliki tujuan akhir penghancuran masyarakat Kristen tradisional melalui kebencian yang tak terpadamkan terhadap Yesus Kristus.

Tetapi sementara musuh menjelaskan kepada kami secara rinci apa yang ingin dia lakukan untuk "mengatur ulang" dunia, Great Reset, dimulai dengan pengurangan populasi dunia melalui kontrasepsi, aborsi dan homoseksualitas, epidemi dan vaksin, di sisi lain orang-orang yang baik tampaknya terintimidasi oleh "kemajuan" dan malu untuk menentang proyek kriminal dari kaum elit ini dengan proposal sosial dan politik tanpa kompromi.

Sementara itu para konspirator melatih pemimpin masa depan mereka di Forum Davos / Swiss, dan menempatkan mereka di puncak negara dan lembaga internasional – memang, hampir semua yang berkuasa saat ini, dari Macron hingga Trudeau, dari Merkel hingga Zelensky – apa yang dilakukan oleh mereka yang peduli dengan kedaulatan negara, perlindungan kehidupan dan keluarga tradisional, dan pertahanan Agama dan Akhlak?

Mereka tidak melakukan apa-apa. Tidak ada pelatihan, tidak ada investasi di kelas penguasa masa depan, tidak ada formasi akademis para pemimpin Katolik menurut prinsip-prinsip yang tidak dapat dinegosiasikan. Memang, jika diamati lebih dekat, pengkhianatan para klerus di bidang ini telah terungkap, karena di samping pekerjaan the deep state di bidang sipil dan memang hampir untuk menciptakan basis ideologis dan sosialnya, the deep church telah menjual dirinya kepada tuntutan kaum Kiri: ia lebih menyukai dialog ekumenis daripada khotbah dan pertobatan jiwa; ia menerima prinsip-prinsip revolusioner dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, dan itu adalah yang pertama merebut Mahkota Kerajaan Kristus dari-Nya, dan ia menjadi rasul sekularitas Negara. Saat ini, dengan segala tindakan Bergoglio, pengkhianatan telah disempurnakan dalam kemurtadan, dengan dukungan kepada ideologi globalis, masalah pengungsi, neo-Malthusianisme, Tata Dunia Baru, dan Agama Kemanusiaan. The deep church bahkan telah terlibat dalam penipuan pandemi dan vaksinasi massal, meskipun disitu memakai garis turunan sel hasil aborsi dalam serum dan melemahnya sistem kekebalan manusia yang tidak dapat diubah yang disebabkan oleh vaksin itu; hari ini secara munafik berdiri di pihak sistem, mendukung Zelensky, boneka Schwab di Ukraina, guna melawan Presiden Putin, yang merupakan satu-satunya kepala negara yang menentang globalisasi dan prinsip-prinsip kriminal yang mengilhaminya.

Untuk kembali ke Italia, menurut saya, perlu dua hal, agar kita bisa keluar dari krisis ini.

Yang pertama, dan yang paling penting, adalah pembentukan kelas penguasa dan pemimpin politik sejati yang berkomitmen pada pemerintahan yang baik, menerapkan ajaran Injil di ranah sosial. Ini jelas mengandaikan bahwa ada umat Katolik yang mau kembali kepada keutuhan iman dan moral, tanpa kompromi, dan dengan ketegaran untuk bersaksi dengan berani.

Yang kedua adalah pembentukan koalisi yang menyatukan partai-partai dan gerakan-gerakan yang memiliki program Aliansi Anti-Globalis, juga menemukan kembali panggilan berdaulat, federalis, dan liberal moderat yang telah ditolak oleh partai-partai kanan-tengah dalam beberapa tahun terakhir. Singkatnya, menggabungkan pengalaman sebelumnya (mencatat kesalahan agar tidak terulang) dengan gerakan-gerakan baru yang sedang lahir. Saya pikir ide ini juga dapat direplikasi di negara lain, yang dengan demikian akan mampu menghadirkan front bersama melawan Leviathan globalis.

--------------------------

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

Anne – Lokusi 4 / 12

Apa Yang Dikenakan Oleh Francis Dan Mengapa?

Anne – Lokusi 5 / 12

Anne - Lokusi 6 / 12

Uskup Agung Vigano: Kita Sedang Menghadapi Kudeta Global....

Gisella Cardia, 8, 12, 16, 19, 21 April 2022

Anne - Lokusi 7 / 12