Volume
2 : Misteri Kerahiman Allah
Bab
63
Cara-cara
menghindari Api Penyucian
Sakramen
Menerima
Sakramen-sakramen segera
Pengaruh
medis dari Urapan Yang Utama
St.
Alphonsus Liguori
Kita telah menunjukkan sebagai cara ke empat untuk
melakukan kepuasan terhadap pengadilan Allah di dunia ini, yaitu penggunaan
Sakramen-sakramen dan terutama penerimaan Sakramen Perminyakan Suci menjelang
kematian seseorang. Guru Ilahi kita menganjurkan kita didalam Injil untuk
mempersiapkan diri dengan baik bagi kematian kita, agar kita menjadi berharga
di mata Allah dan layak menerima mahkota kehidupan Kristiani. KasihNya kepada
kita membuatNya sangat ingin agar kita meninggalkan dunia ini dalam keadaan
murni sama sekali, bersih dari segala hutang Pengadilan Ilahi. Sehingga ketika
kita hadir dihadapan Allah, kita didapati dalam keadaan layak untuk diterima
diantara orang-orang pilihan, tanpa perlu melewati Api Penyucian. Bagi tujuan
inilah maka Dia memberikan kepada kita rasa sakit sebelum kematian, dan Dia
meneguhkan Sakramen-sakramen untuk menolong menyucikan kita melalui
penderitaan, sehingga kita semakin sempurna dihadapan Wajah Allah.
Sakramen-sakramen yang kita terima pada saat kita sakit
adalah Pengakuan Dosa, yang bisa kita terima kapanpun kita mau, kemudian
Sakramen Perminyakan serta Urapan Utama, yang bisa kita terima segera setelah
terlihat tanda-tanda kematian kita. Saat-saat disekitar kematian ini haruslah
dipahami dalam arti yang luas di dunia ini.
Tidaklah perlu bahwa harus sudah terdapat bahaya kematian
yang kelihatan, dimana semua harapan untuk sembuh dan hidup telah musnah.
Bahkan tidaklah perlu bahwa bahaya kematian itu sudah dipastikan. Cukuplah jika
semua itu masih dalam taraf ‘mungkin’ atau ‘diduga’, meskipun tak ada
tanda-tanda kelemahan lain dari pada usia tua.
Pengaruh dari Sakramen-sakramen jika diterima dengan baik,
akan bermanfaat bagi segala kebutuhan kita, yaitu semua kebutuhan dari orang
yang sakit yang sesuai dengan hukum iman yang berlaku. Penyembuhan ilahiah ini
bisa memurnikan jiwa dari dosa-dosanya dan meningkatkan hartanya yang berupa
rahmat yang menyucikan. Sakramen-sakramen itu membentengi dan memperkuat orang
yang sakit dan membuatnya mampu menanggung penderitaannya dengan sabar, untuk
bisa menang atas serangan setan pada saat-saat terakhir hidupnya, dan untuk
melakukan kurban yang penuh dari kemurahan hati dari hidupnya bagi Tuhan.
Terlebih lagi, disamping segala pengaruh yang dihasilkannya terhadap jiwa maka
Sakramen-sakramen itu memberikan pengaruh yang positif terhadap tubuh. Urapan Yang
Utama, terutama bisa menenangkan orang yang sakit dan mengurangi
penderitaannya. Bahkan ia bisa memulihkan kesehatannya, jika Tuhan menghendaki
keselamatannya.
Sakramen-sakramen, bagi umat beriman, adalah sebuah
pertolongan yang amat besar, sebuah manfaat yang tak ternilai harganya. Karena
itu tidak menegherankan jika musuh dari jiwa-jiwa menjadikannya sebagai sasaran
pertama untuk disingkirkan dari jiwa-jiwa, karena manfaatnya yang begitu besar
itu. Jika setan tidak bisa merampok Sakramen-sakramen dari Gereja maka dia akan
berusaha menghalangi Sakramen-sakramen itu dari orang yang sakit, bisa dengan
cara melupakan sama sekali pemberian Sakramen-sakramen itu, ataupun mereka
menerimanya dalam keadaan yang terlambat, sehingga orang yang sakit itu kehilangan
manfaatnya. Celaka sekali ! Betapa banyaknya jiwa-jiwa yang membiarkan dirinya
terperosok kedalam jerat setan ! Berapa banyak jiwa-jiwa karena tidak segera
menerima Sakramen-sakramen, dia jatuh kedalam neraka, atau jatuh ke lembah yang
paling dalam dari Api Penyucian.
Untuk menghindari kemalangan ini, perhatian utama dari
umat Kristiani dalam hal orang yang sakit haruslah berpikir untuk memberikan
Sakramen-sakramen, dan menerimakan hal itu sesegera mungkin. Kita katakan,
bahwa dia harus menerimanya segera, sementara orang yang sakit itu masih sadar,
dan kita melakukan hal ini atas pertimbangan :
1. Didalam menerima Sakramen-sakramen segera, sementara
penderita masih cukup kuat untuk mempersiapkan dirinya secara layak, bisa
menerima segala buah-buah dari Sakramen itu.
2. Penderita itu harus sesegera mungkin dipersenjatai dengan
pertolongan ilahiah, untuk mendukung penderitaannya, untuk mengatasi godaan,
dan untuk menyucikan saat-saat sakit terakhir yang sangat berharga itu.
3. Hanya dengan menerima minyak suci pada waktunya, maka
kita bisa merasakan adanya kesembuhan jasmani. Disini kita harus memperhatikan
hal yang penting : yaitu obat sakramental dari Urapan Utama itu yang
menghasilkan pengaruh kepada orang yang sakit dengan cara yang sama seperti
obat-obat medis. Ia merupakan obat yang baik sekali yang bisa membantu alam,
dimana masih ada kekuatan tertentu didalam tubuhnya. Maka Urapan Utama tak bisa
digunakan manfaat medisnya jika alam telah menjadi begitu lemah dan hidup
menjadi hampir mustahil. Maka ada banyak orang yang meninggal karena mereka
menunda-nunda menerima Sakramen-sakramen hingga saat terakhirnya. Sementara itu
tidaklah jarang kita melihat mereka yang sembuh sama sekali setelah mereka
menerima Sakramen-sakramen itu.
St.Alphonsus
menceritakan seorang yang sakit yang menunda-nunda menerima Urapan Utama hingga
hampir terlambat, karena pria itu mati segera setelah menerima urapan itu.
Tuhan menyatakan melalui pencerahan, kata doktor Gereja yang suci itu, bahwa
jika saja dia menerima Sakramen itu lebih awal, maka dia akan bisa menjadi
sembuh. Namun akibat yang paling berharga dari Sakramen-sakramen ini terakhir
adalah yang dihasilkan terhadap jiwa. Sakramen-sakramen itu memurnikan jiwa
dari sisa-sisa dosa, dan menghapus, atau paling tidak, mengurangi
hutang-hutangnya atau hukuman sementara. Sakramen-sakramen itu menguatkan jiwa
itu untuk menanggung penderitaan dengan cara yang suci. Sakramen-sakramen itu
memenuhi jiwa dengan kepercayaan kepada Allah dan menolongnya menerima kematian
dari tanganNya didalam persekutuan dengan Yesus Kristus.
No comments:
Post a Comment