CARDINAL BURKE:
KEMURTADAN IMAN
DI ZAMAN KITA SEKARANG INI BENAR-BENAR SANGAT MENAKUTKAN KITA…
“Kamu harus
membersihkan dirimu dari pencemaran yang telah kau ijinkan memasuki GerejaKu.
Luruskanlah yang salah. Pulihkanlah RumahKu. Bapa Yang Kekal sangat bermurah
hati dalam menghadapi sebuah angkatan yang sedang merosot moralnya ini. Dia
telah lama menderita dan sangat bermurah hati, namun waktunya semakin habis
dengan cepatnya. Aku berkata ini bukan untuk menaruh rasa takut di dalam
hatimu, tetapi untuk memberimu sebuah pernyataan berdasarkan fakta. Kamu semua
harus berusaha, berdoa, dan memberi contoh bagi perjalanan ke depan. Terangilah
jalan itu dengan melalui contohmu, agar orang-orang lain bisa memperoleh
terang.”
The above Messages from Our Lady were given to Veronica
Lueken at Bayside, New York. Read more
LifeSiteNews.com reported on October 13, 2017:
by Lisa Bourne
“Krisis
yang terjadi di dunia 100 tahun yang lalu ketika Bunda Maria menampakkan diri
di Fatima berlanjut hingga kini dan telah merasuki kehidupan Gereja,” demikian
kata Cardinal Raymond Burke
kemarin.
Berbicara
mengenai konperensi Fatima di Inggris berkenaan dengan ulang tahun ke 100 dari
penampakan terakhir disana, Cardinal Burke
berkata bahwa umat beriman harus bersikap realistis mengenai berbagai kejahatan
besar yang menguasai dunia dan Gereja saat ini, dan agar umat beriman selalu
berharap akan kemenangan Hati Kudus Yesus melalui Hati Maria Yang Tak Bernoda.
“Realitas
adanya kemurtadan iman saat ini benar-benar sangat menakutkan kita,” demikian
kata Cardinal Burke.
“Kasih
kita kepada Kristus dan Tubuh MistikNya membuat kita mengerti dengan jelas
betapa dahsyatnya setan berusaha merampok keselamatan kekal kita di dalam
Kristus.”
“Janganlah
kita memberi kesempatan kepada rasa takut,” kata Burke, “tetapi ingatlah bahwa
Hati Yang Tak Bernoda dari Perawan Maria Terberkati yang tinggal di dalam
kemuliaan tak pernah berhenti berdenyut dengan kasih kepada kita semua,
anak-anak yang telah diberikan kepadanya oleh Puteranya, ketika Dia menderita
di kayu salib.”
Cardinal Burke, salah satu dari empat cardinal pengusung dubia,
yang bertanya kepada PF, meminta klarifikasi yang jelas atas Amoris Laetitia,
dia menjadi pembicara kunci pada konperensi Fatima, 100 tahun setelah peristiwa
Fatima dulu, yang berjudul ‘A Marian Call for the Whole
Church’ di Buckfast Abbey, Inggris.
Pidatonya
seolah menarik garis paralel antara kebingungan yang merebak luas saat ini
dengan ‘kemunduran iman’ di dalam Gereja saat ini, jika dibandingkan dengan
saat-saat yang lalu.
Kita dipanggil untuk berkurban
Cardinal
yang (dulu) menjadi pelindung dari the Knights of Malta meminta agar umat Katolik bersiap-siap, dengan
pertolongan dari Bunda Allah, untuk menerima kurban apapun yang diminta dari
mereka agar bisa menjadi laskar Kristus yang setia. Hal ini berarti kita harus
berdoa, melakukan silih, pertobatan, seperti yang diajarkan oleh Bunda Fatima.
Dengan mengutip
kebijaksanaan dan tulisan-tulisan Paus St. John Paul II, bersama dengan para Bapa
Gereja lainnya, Kardinal Burke mengatakan bahwa kemurtadan iman saat ini adalah
"buah yang beracun dari kegagalan para pastor di dalam Gereja," dan
inilah yang disampaikan dalam rahasia ketiga Fatima, dan hal ini juga menjadi
alasan dari kebutuhan mendesak untuk mengkonsekrasikan Rusia kepada Hati Maria Yang
Tak Bernoda seperti yang diminta oleh Bunda kita.
Kemurtadan
Cardinal Burke mengatakan dalam konperensi itu bahwa kemurtadan
bisa didefinisikan sebagai tindakan mengabaikan iman. “Sifat fundamental dari
kemurtadan adalah menjauhkan diri dari rahmat ilahi, yang lebih dahulu
diberikan oleh Allah dan diterima oleh manusia.” “Karena kemurtadan dilakukan
oleh seseorang yang telah menerima karunia iman, yang telah mengenal Allah
serta Hukum IlahiNya, maka tindakan itu adalah dosa terhadap agama, sebuah
tindakan ketidak-adilan di hadapan Allah.”
“Kemurtadan
bisa bersifat eksplisit atau implisit,” kata Cardinal Burke.
Dia
mengutip tulisan St. Thomas Aquinas ‘Summa Theologica’ untuk
menjelaskan bagaimana kata dan perbuatan (keluar) bisa menjadi saksi dari iman
(di dalam).
Hal ini
mengungkapkan kesatuan iman dan kebajikan yang tak terpisahkan, kata Kardinal
Burke.
“Iman
akan Allah haruslah dinyatakan dalam wujud kasih kepada Allah.”
Kemurtadan
berbeda dengan bidaah, katanya, yang juga merupakan dosa berat terhadap iman.
Kemurtadan ada pemisahan total dari iman Katolik, sedangkan bidaah adalah
penyangkalan terhadap satu atau lebih artikel iman. Bidaah, bergantung kepada
cara dimana hal itu dilakukan, bisa menjurus kepada kemurtadan.
Modernisme
Paus St.
Pius X dan ensiklik E Supremi tahun 1903
muncul dalam pikirannya, demikian kata Cardinal Burke, saat dia merenungkan
betapa Gereja telah dan terus menderita karena "doktrin-doktrin bidaah
modernisme yang terus-menerus."
Dalam
dokumen tersebut, St.Pius membahas "keadaan bencana dari masyarakat
manusia" yang terjadi saat itu, dimana dia menyebut keadaan murtad dari
Tuhan sebagai "penyakit yang mengerikan dan berakar kuat" yang
menyeret masyarakat kepada kehancuran.
"Betapa
lebih besar lagi saat ini uskup Roma harus menghadapi tantangan mengerikan dari
kemurtadan yang meluas, yang menjauhi Tuhan dan iman?" demikian kata Cardinal
Burke kepada mereka yang hadir.
Kemudian
ensiklik St.Pius X, Notre charge apostolique, juga berbicara soal gerakan
politik dan keagamaan Prancis Le Sillon, dan mendukung
dibentuknya sebuah "Gereja Tunggal Dunia."
“Betapa
lebih besar lagi gerakan-gerakan yang terjadi saat ini pada sebuah pemerintahan
di dunia, serta gerakan-gerakan tertentu di dalam Gereja, yang melanggar hukum
moral dan tak memiliki landasan rencana Allah bagi kita,” katanya.
Kardinal
Burke merujuk pada ensiklik St.Pius X Pascendi
Domonici Gregis untuk menunjukkan bagaimana doktrin bidaah Modernisme
mengalir dari "sebuah paham rasionalisme dan sentimentalisme, yang menarik
jiwa-jiwa menjauh dari iman itu sendiri," dan bahwa "pelaku kesalahan
itu" bisa ditemukan di dalam dan di luar Gereja, di kalangan umat awam maupun
imam-imam.
Kardinal
Burke menyesalkan bahwa "umat beriman yang tidak berdosa dapat ditipu dan
dibodohi oleh penampilan luar, teater yang menarik serta slogan-slogan yang
menyilaukan, yang di dalamnya berisi racun bagi jiwa mereka."
Pertempuran berlanjut hingga kini
"St
Pius X menunjukkan bagaimana terpisahnya iman dari akal, yang sejalan dengan pendekatan
para rasionalist dan sentimentalist, yang menuntun manusia menjauh dari
Tuhan," katanya. "Paus St.Pius X dengan berani mengidentifikasi adanya
cara berpikir yang beracun, yang telah mengganggu Gereja selama beberapa abad
ini, dan yang terus mengganggu Gereja hingga di zaman kita sekarang."
Kardinal
Burke berbicara bahwa kemurtadan adalah sebuah bentuk "bunuh diri
spiritual" dan menurut Le
dictionnaire de théologie catholique: "Bunuh diri spiritual ini,
setelah kebencian terhadap Tuhan, adalah dosa yang paling serius, karena hal
itu sepenuhnya dan secara definitif memisahkan kekuatan jiwa, kecerdasan dan
kehendak manusia dari Tuhan. "
"Jelas
bahwa kemurtadan, baik eksplisit maupun implisit, membawa hati menjauhi Hati
Maria Yang Tak Bernoda," kata Kardinal Burke, "dan dengan demikian
dari Hati Kudus Yesus - satu-satunya sumber keselamatan kita."
"Dalam
hal ini, seperti pesan Fatima menjelaskan, bahwa pastor-pastor dalam Gereja
yang dengan beberapa cara telah bekerja sama dengan kemurtadan, termasuk melalui sikap diam mereka, maka
mereka menanggung beban tanggung jawab yang paling berat di hadapan Tuhan."
Kardinal
Burke mengakui adanya perbedaan-perbedaan mengenai apakah rahasia ketiga Fatima
telah terungkap sepenuhnya atau belum, maka dia memilih untuk tidak menanggapi
masalah ini dalam pembicaraannya.
Tetapi
dia berkata, "Nampak jelas dari studi yang paling bisa dipercaya tentang
penampakan Bunda Maria di Fatima, bahwa hal itu (penyampaian rahasia ketiga
Fatima) berkaitan dengan kuasa-kuasa jahat yang dilepaskan kepada dunia pada
zaman kita sekarang hingga sampai memasuki kehidupan Gereja, yang menyebabkan
jiwa-jiwa menjauh dari kebenaran iman, dan karena itu dari kasih ilahi, yang
mengalir keluar dari Hati Yesus yang tertusuk. "
Pemurnian spirituil
Rahasia
ketiga Fatima bukan berbicara tentang perang nuklir atau akhir dunia ini,
katanya, menurut mantan Uskup Leiria-Fatima, Alberto Cosme do Amaral, yang pada
tahun 1984 mengatakan bahwa rahasia itu berbicara mengkhawatirkan iman Katolik
itu sendiri, khususnya kemunduran di Eropa.
Sudah
jelas bahwa hanya iman yang bisa menyelamatkan manusia dari pemurnian-pemurnian
spiritual, yang diakibatkan oleh pemberontakan terhadap Tuhan, kata Cardinal
Burke, dan para klerus memikul tanggung jawab tersendiri dalam hal ini.
Cardinal
Burke berkata lebih jauh,
"Kegagalan mereka untuk mengajarkan iman dalam kesetiaan kepada doktrin
dan praktik Gereja yang menetap, baik melalui kesalahan di dalam pernyataan-pernyataan
dan tindakan yang eksplisit, atau melalui pendekatan yang dangkal, membingungkan
atau bahkan bersifat duniawi, atau melalui sikap diam mereka, sangat membahayakan
manusia dalam bidang spiritual yang paling dalam, yaitu jiwa-jiwa yang telah diserahkan
kepada pemeliharaan mereka secara rohani."
Menggambarkan
akibat dari meluasnya kegagalan untuk mempertahankan iman ini, dia berkata,
"Buah beracun dari kegagalan para pastor terlihat dalam cara pemujaan,
pengajaran dan disiplin moral yang tidak sesuai lagi dengan hukum ilahi."
Kejahatan
besar dari kemurtadan telah disoroti terus-menerus dan telah banyak sanksi
diterapkan di sepanjang sejarah Gereja, katanya lagi, termasuk Paus St. Yohanes
Paulus II yang juga telah berbicara tentang kemurtadan pada zaman kita dalam berbagai
kesempatan.
Kardinal
Burke mengatakan adanya permintaan Paus Yohanes Paulus bagi sebuah evangelisasi
baru, adalah sebagai tanggapan atas semakin meluasnya ketidak-pedulian terhadap
iman dan praktik keagamaan yang terus-menerus, dimana paus mengajukan seruan
evangelisasi ini dengan menunjukkan betapa banyak pemikiran filosofis yang
bertentangan dengan iman dan praktik keagamaan yang kemudian mempengaruhi
kehidupan Gereja.
Kekhawatiran
Paus Yohanes Paulus II tentang "budaya kematian" juga berasal dari
analisisnya mengenai kemurtadan yang terjadi di dalam Gereja, kata cardinal
Burke lagi.
"Kami
berpikir di zaman kita ini tentang adanya kemurtadan praktis dari umat Katolik
yang mendukung dan mempromosikan program dan undang-undang yang bertentangan
dengan hukum moral atau yang justru berdiam diri saja dan tidak ikut aktif mengatasi
kesesatan itu," kata Cardinal Burke. "Kami memikirkan tentang
terjadinya kebingungan dan kesesatan yang terus meluas yang terjadi pada masa
depan Gereja, mengenai fondasi-fondasi iman, tentang Ekaristi Kudus dan Pernikahan
Kudus serta tentang Kitab Suci. Dan tentang kehidupan moral, tentang tindakan
yang selalu dan di mana saja tetap jahat, dan tentang hukuman atas dosa yang
adil, termasuk hukuman kekal bagi jiwa yang tetap tidak mau bertobat atas dosa berat
yang dilakukan."
Terutama
akhir-akhir ini, kesesatan ini bisa terjadi dengan tanpa menerima hukuman dari
pihak yang berwenang dalam Gereja.
"Dan
semua ini pada berbagai tempat, tidak hanya berjalan tanpa mendapatkan teguran
dan koreksi melalui pemberitahuan yang jelas atas pengajaran dan praktik beragama
dalam Gereja yang bersifat menetap, namun kesesatan itu justru dimaafkan dan
bahkan dipromosikan oleh orang-orang yang ditunjuk oleh Tuhan untuk memelihara jiwa
kita," demikian Cardinal Burke mengatakan pada konferensi tersebut.
"Kami tidak berbicara tentang pertanyaan teoretis, tapi tentang
kebingungan dan kesalahan yang membahayakan keselamatan jiwa-jiwa."
Gereja dalam keadaan membutuhkan, lebih besar daripada
saat-saat sebelumnya
Pada
saat dunia tidak lagi membutuhkan lebih banyak kesaksian yang jelas dan berani
tentang Gereja, kata cardinal Burke, maka Gereja nampaknya juga tidak mengenal
dirinya sendiri.
"Mendesaknya
evangelisasi baru bagi dunia, melalui evangelisasi baru bagi Gereja, belum pernah
dirasakan pentingnya saat ini daripada saat-saat sebelumnya," kata
Kardinal Burke. "Pesan Bunda Fatima tidak pernah lebih dibutuhkan saat ini
daripada saat sebelumnya."
Bunda
Maria mengatakan bahwa damai Tuhan akan datang melalui dua cara, kata kardinal
Burke: konsekrasi Rusia kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda, dan kedua, menjalankan
komuni silih tiap Sabtu pertama dalam bulan.
Mengenai
konsekrasi Rusia, cardinal mengatakan bahwa dia tidak meragukan bahwa ini
adalah niat dari Paus St. Yohanes Paulus untuk melaksanakan konsekrasi itu pada
tahun 1984, dan dia berkata bahwa Suster Lucia telah mengindikasikan bahwa Bunda Maria berkenan menerimanya.
"Tapi
jelas bahwa konsekrasi Rusia belum dilakukan dengan cara seperti yang diminta
oleh Bunda Maria," kata Cardinal Burke. "Dengan menyadari perlunya
sebuah pertobatan total dari materialisme atheistik dan Komunisme kepada
Kristus, maka seruan Bunda Fatima untuk mengkonsekrasikan Rusia kepada Hatinya Yang
Tak Bernoda sesuai dengan perintahnya yang eksplisit tetaplah mendesak."
Bunda Maria akan menang pada akhirnya nanti, namun kita harus
berusaha
"Kami
memiliki kepastian dari Bunda Maria bahwa Hatinya Yang Tak Bernoda akan
menang," tambahnya, "bahwa kebenaran dan kasih Putra ilahi-Nya akan
menang, dan kita dipanggil untuk menjadi peserta dari kemenangannya itu melalui
ketaatan kita terhadap nasihat kasihnya."
Penjelasan
Suster Lucia tentang rahasia ketiga termasuk hadirnya malaikat di samping Bunda
Kita yang menunjuk ke arah bumi dan berulang kali meneriakkan
"Tobat!"
Dia
juga menggambarkan terjadinya kemartiran orang-orang yang tetap setia kepada
Tuhan.
Atas hal
ini Cardinal Burke berkata, "Janganlah kita tidak mau menerima penderitaan
apa pun demi kesaksian kita kepada Dia yang merupakan harta sejati dari hati
kita."
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment