Erin
Baklinski
Thu Oct
12, 2017 - 8:09 pm EST
PESAN PERTOBATAN BUNDA FATIMA LEBIH RELEVAN BAGI SAAT INI
DARIPADA 100 TAHUN YANG LALU
Catatan editor: Jumat, 13
Oktober menandai peringatan 100 tahun "keajaiban matahari" di Fatima.
Hari itu memperingati penampakan terakhir Bunda Fatima kepada ketiga anak dan
pemenuhan dari "tanda" yang dijanjikannya. Ada puluhan ribu orang,
termasuk orang-orang atheis dan orang-orang yang telah mengejek anak-anak visiuner
disana, telah menyaksikan matahariyg menari-nari dan memancarkan warna-warna cerah
di langit. LifeSiteNews dengan senang hati memberi anda gambaran tentang
mengapa pesan Bunda Maria masih sangat penting pada hari ini.
12 Oktober 2017 (LifeSiteNews)
- Pada saat terakhir sebelum Dia meninggal, “Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang
dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah,
anakmu!" (Yoh. 19:26). Didalam menyerahkan muridNya, Yohanes, kepada pemeliharaan
Ibunya, Yesus juga mempercayakan setiap manusia kepada pemeliharaan kasih
Maria, sehingga Maria bisa membantu kita mengarahkan hati kita kepada Tuhan.
Dan Maria, sebagai jawabannya, berkata kepada kita masing-masing: "Apa
yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!" (Yoh. 2: 5). Ini adalah perkataan Maria
yang selalu diucapkan kepada anak-anaknya, yang diulang-ulang selama
berabad-abad ini, dalam berbagai penampakan pribadi, termasuk penampakan di
Fatima, Portugal, di mana kita merayakan ulang tahun ke 100 tahun ini.
(Tepatnya 13 Oktober 2017)
Dari tanggal 13 Mei sampai 13 Oktober 1917, Bunda
Maria menampakkan diri sebanyak enam kali kepada ketiga anak gembala, Lucia
Santos, Jacinta dan Francisco Marto. Pesannya dipusatkan pada pencarian
pertobatan bagi "para pendosa yang malang," melalui banyak tindakan
kurban dan doa, terutama rosario, dan melalui devosi kepada Hati Maria yang Tak
Bernoda.
Bunda Maria juga meminta konsekrasi Rusia, dimana
dia berjanji bahwa jika tempat kelahiran komunisme itu tidak bertobat, maka ia akan
"menyebarkan kesalahannya ke seluruh dunia, menimbulkan peperangan dan
penganiayaan terhadap Gereja."
Perkataan terakhir Bunda Maria kepada anak-anak visiuner
pada tanggal 13 Oktober 1917 adalah, "Janganlah menentang Tuhan, Allah
kita, karena Dia telah sangat ditentang."
Pesan Bunda Fatima, meskipun sebuah pewahyuan
pribadi tidaklah menambahkan apapun kepada pewahyuan Allah yang telah lengkap di
dalam Yesus Kristus, tetapi ia telah diterima dan dipromosikan oleh gereja,
justru karena ia sesuai dengan inti panggilan Yesus: "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil"(Mark. 1:15).
Santo Yohanes Paulus II berkata :"Adalah didalam
kasih seorang ibu maka kita memahami keseluruhan pesan dari Bunda Fatima.
Hambatan terbesar dalam perjalanan manusia menuju Tuhan adalah dosa, keteguhan di
dalam dosa, dan akhirnya: penyangkalan terhadap Tuhan. Pengusiran Tuhan secara sengaja
dari alam pikiran manusia. Pemisahan seluruh aktivitas duniawi manusia dari Tuhan.
Penolakan Tuhan oleh manusia. ... Dapatkah seorang Ibu, yang dengan segenap
kekuatan kasihnya, yang tumbuh di dalam Roh Kudus, yang sangat merindukan keselamatan
atas setiap orang, akan bersikap diam saja terhadap apa yang saat ini sedang merongrong
fondasi keselamatan mereka? Tidak ! Bunda Maria tak bisa bersikap seperti itu. Maka
... pesan Bunda Fatima... sesungguhnya mengundang seluruh umat manusia kepada pertobatan.
Pesan itu merupakan peringatan. Ia memanggil kita untuk berdoa.”
Pesan Bunda Maria tentang perlunya kembali kepada
Puteranya diberikan bukan hanya bagi orang-orang di Portugal pada tahun 1917
itu saja. Sebaliknya, pesan itu ditujukan kepada semua orang, dan sekaligus merupakan
pesan yang diberikan secara khusus bagi zaman kita sekarang.
"Pada akhirnya, Hati Hatiku Yang Tak Bernoda
akan menang," demikian kata Bunda Maria. Janji ini masih belum terpenuhi
saat ini. Di Fatima, Bunda Maria menyampaikan dua permintaan khusus kepada anak-anaknya,
dimana dengan hal itu dia akan menolong kita mengalahkan dosa dan pertikaian dengan
cara yang paling ampuh.
Pertama, Bunda Maria meminta agar kita
"berdoa rosario setiap hari" sehingga melalui doa itu, dia dapat menolong
kita untuk belajar mengenal Kristus, agar kita menyelaraskan diri kita dengan Kristus,
untuk berdoa kepada Kristus, dan akhirnya untuk memberitakan Kristus.
Kedua, Bunda Maria mengatakan bahwa "untuk
menyelamatkan para pendosa, Tuhan berkehendak untuk membangun devosi kepada Hatinya
Yang Tak Bernoda di dunia," dan khususnya "tindakan konsekrasi kepada
Hatinya Yang Tak Bernoda."
St. Yohanes Paulus II berkata : "Mengkonsekrasikan
dunia kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda berarti mendekatkan dunia, melalui pengantaraan
Bunda Maria, kepada Sumber Air Kehidupan yang mengalir keluar dari Golgota. Sumber
Air Kehidupan ini mencurahkan rahmat dan penebusan yang tak ada hentinya. Di
dalamnya pemulihan terus dilakukan terhadap dosa-dosa dunia. Ini adalah sumber kehidupan dan kesucian
yang baru yang tak ada hentinya. ... Seperti itulah Bunda Maria memanggil kita.
Dia bukan hanya memanggil kita untuk dipertobatkan, tetapi dia memanggil kita
untuk menerima pertolongan keibuannya untuk kembali kepada sumber Penebusan."
Pada tanggal 13 Juni 1929 Lucia menerima
penampakan lain yang merangkum keseluruhan pesan Fatima.
Secara tiba-tiba seluruh kapel nampak diterangi oleh
cahaya supranatural, dan di atas altar muncullah Salib cahaya, sampai ke
langit-langit. Dalam cahaya yang lebih terang di bagian atas Salib, bisa
dilihat adanya wajah seorang pria sampai tubuhnya sejauh pinggang; pada dadanya
nampak ada seekor burung merpati kecil; dipaku pada kayu Salib adalah tubuh seorang
yang lain. Sedikit di bawah pinggang, saya melihat ada piala dan Hosti besar yang
mengapung di udara, ke tempat mana nampak tetes-tetes darah jatuh dari Wajah
Yesus yang Disalibkan dan dari luka di lambungaNya.
Tetes-tetes darah ini jatuh kearah Hosti dan masuk ke dalam
piala.
Di bawah lengan kanan Salib nampak Bunda Maria yang
di tangannya nampak dia memegang Hatinya Tak Bernoda. (Itu adalah Bunda Fatima,
dengan Hatinya Yang Tak Bernoda di tangan kirinya, tanpa pedang ataupun mawar,
tapi dihiasi dengan mahkota duri dan kobaran api). Di bawah lengan kiri Salib, ada
huruf-huruf besar, seolah-olah terbuat dari air jernih seperti kristal yang mengalir
di atas altar, dan membentuk kata-kata ini: "Rahmat dan Kerahiman."
Setiap paus, sejak Paus Pius XII, telah mendorong
devosi kepada Bunda Fatima. Pada zaman kita sekarang, Paus Fransiskus telah
memberi kesempatan kita untuk mendapatkan indulgensi penuh selama peringatan seratus
tahun penampakan di Fatima.
Bagi mereka yang tidak bisa mengunjungi tempat suci
Fatima, orang-orang yang saleh dan setia, yang dengan rasa devosi yang besar mengunjungi
patung Bunda Fatima yang ditahtakan untuk dihormati secara terbuka di gereja, atau
di tempat-tempat umum pada hari-hari peringatan penampakan tersebut, yaitu pada tanggal 13 setiap bulan dari
bulan Mei sampai Oktober (2017), dan di sana mereka dengan sungguh hati
ikut berpartisipasi dalam perayaan atau doa untuk menghormati Perawan Maria dapat memperoleh indulgensi penuh dengan beberapa
persyaratan yang musti dilakukan.
Di Fatima, Bunda Maria ingin membawa kepada kita
kasih dan kerahiman Allah yang telah dimenangkan
bagi kita melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Terutama saat ini,
100 tahun setelah penampakan disana, marilah kita selalu berpaling kepada Bunda
Fatima, karena dia masih terus memanggil kita untuk menerima pertolongannya untuk
kembali kepada Puteranya.
Erin
Baklinski has a Masters in Theology. She is married and the mother of seven
children (with three in heaven). She and her husband live in Canada.
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment