USKUP-USKUP
MEMANFAATKAN AJARAN PF UNTUK MENDORONG HOMOSEXUALITAS PADA PERTEMUAN KELUARGA
SEDUNIA TAHUN 2018
"Aku tidak akan membela imam-imamKu yang mendukung homoseksualitas
dan tidak mengizinkan mereka masuk dalam jajaran imam-imamKu! ... Aku tidak
akan berdiam diri dan membiarkan imam-imamKu dihancurkan!"
Pesan-pesan ini adalah berasal dari Tuhan dan Bunda
Maria yang diberikan kepada Veronica Lueken di Bayside, New York. Read
more
LifeSiteNews.com reported on October 17, 2017:
by Pete Baklinski
Uskup-uskup Katolik di Irlandia sedang memanfaatkan
ajaran-ajaran PF tentang keluarga dan perkawinan untuk mendukung dan mempromosikan pasangan-pasangan homosex sebagai sebuah
‘keluarga’ model baru bagi acara Pertemuan
Keluarga Sedunia mendatang, yang rencananya akan diadakan di Dublin,
Agustus 2018. Pengumuman itu ditayangkan di dalam website resmi mereka dan dianggap
sebagai peristiwa penting internasional yang akan mengumpulkan
keluarga-keluarga dari seluruh penjuru dunia untuk ikut merayakannya, untuk
berdoa dan merenungkan arti penting dari perkawinan serta keluarga sebagai batu
penjuru dari kehidupan kita, masyarakat kita dan Gereja.
Peristiwa itu berdasarkan kepada anjuran kontroversial dari
PF Amoris Laetitia, (Joy of Love – Kebahagiaan Kasih), dengan mengambil tema utama ‘Injil
Keluarga: kebahagiaan bagi Dunia.’ Diharapkan PF akan menghadiri acara itu.
Sejak Amoris Laetitia dirilis pada April 2016, ada lebih dari
seribu orang akademisi dan ilmuwan Katolik serta klerus (kardinal-kardinal,
uskup-uskup dan imam-imam) yang menyuarakan
keprihatinan mereka mengenai ketidak-sesuaian Amoris Laetitia dengan ajaran
moral Katolik. Seorang filsuf Katolik Dr. Josef Seifert telah menunjukkan
betapa ajaran PF itu (Amoris Laetitia) bisa dimanfaatkan untuk memutar-balikkan
ajaran Katolik yang sejak awal menolak kontrasepsi dan homosex.
Beberapa waktu yang lalu, ada puluhan klerus dan ilmuwan
Katolik dari seluruh dunia yang mengeluarkan sebuah koreksi
kekeluargaan (Filial
Correction) kepada PF, karena PF telah menyebarkan
kesesatan. Mereka mengatakan bahwa PF telah mendukung ide-ide sesat dalam hal
perkawinan, kehidupan moral, serta Ekaristi, yang kemudian menyebabkan sekian
banyak ‘bidaah dan kesesatan lainnya’ untuk tersebar luas di seluruh Gereja
Katolik.
Kemudian sekarang muncullah sebuah acara untuk mempersiapkan
keluarga-keluarga bagi Pertemuan Keluarga Sedunia yang akan terselenggara
melalui ‘kelalaian’ uskup agung Dublin, Diarmuid Martin.
Bagian keenam dari program pertemuan itu, yang berjudul “Amoris:
Let’s talk Family! Let’s be Family!” secara jelas mempromosikan relasi
homosex sebagai sebuah bentuk baru dari keluarga, dimana mereka mengatakan
bahwa relasi homosex itu memberikan
"dukungan bersama" bagi pasangan homoseksual aktif.
Beginilah
poster dari acara Pertemuan Keluarga Sedunia yang menampilkan pasangan homosex
secara nyata, beserta lambang LGBT (pelangi) mereka.
Halaman 24 dari dokumen tersebut, di bawah bagian "Visi Kristiani
bagi Keluarga," berisi sebuah gambar dari dua lesbian di atas jembatan
yang saling menempel erat satu sama lain.
Foto ini menunjukkan seorang wanita muda yang dipeluk oleh
wanita muda lain yang berdiri di belakangnya. Tato pada salah satu tangan dari wanita
itu adalah berupa bendera pelangi "gay-pride" yang eye-catching.
Teks yang ada di atas foto tersebut berbunyi: "Sementara
Gereja mempertahankan cita-cita pernikahan sebagai komitmen permanen antara
seorang pria dan wanita, namun ada sebuah bentuk relasi lain yang memberikan
dukungan timbal balik kepada pasangan (sejenis) tersebut. Paus Fransiskus
mendorong kita untuk tidak mengabaikan mereka, tetapi agar kita mendampingi dan
memfasilitasi pasangan itu juga, dengan penuh kasih, perhatian dan dukungan."
Disitu ada foto lengkap dari dua wanita yang saling
berpelukan. Tag yang digunakan untuk foto itu termasuk ada kata ‘lesbian’, ‘pasangan
homoseksual,’ dan hak kaum gay’.
Media LifeSiteNews berusaha menghubungi Uskup Agung
Martin, yang mengawasi acara Pertemuan
Keluarga Sedunia itu, dan bertanya apakah gambar dan teks homoseksual yang dimasukkan
ke dalam program itu adalah tidak sengaja? Namun tidak ada respon yang
diberikan olehnya.
Promosi homoseksualitas pada Pertemuan Keluarga Sedunia oleh
uskup-uskup Irlandia nampaknya memang disengaja.
Pada hari Jumat, 13 Oktober, 2017, Uskup Brendan Leahy dari
Limerick mengatakan bahwa pasangan homoseksual harus disambut baik dalam Pertemuan
Keluarga Sedunia itu.
Leahy, yang berbicara kepada wartawan setelah keuskupannya
meluncurkan program persiapan pro-homoseksual, mengatakan bahwa ini akan
menjadi kesempatan yang akan terlewatkan jika Gereja gagal untuk merangkul
"keluarga" dalam segala keragamannya (termasuk homosex).
"Kami telah mengadakan referendum yang mendukung
pernikahan sesama jenis 'dan banyak orang ikut memilih dalam referendum
tersebut dan semuanya dipersilahkan untuk bergabung dalam perayaan keluarga
ini," katanya, seperti dilansir
oleh media Independent.
“Kita sedang hidup di saat yang sedang berubah dan
keluargapun sedang berubah,” katanya.
Dublin Archbishop Diarmuid MartinPatrick Craine /
LifeSiteNews
Sebelum ini, pada bulan Oktober tahun lalu, Uskup Agung
Martin (gambar diatas) mengatakan
bahwa Uskup-uskup Katolik tidak boleh "membiarkan diri kita terjerat dalam
usaha untuk membuat definisi mengenai keluarga," karena nilai-nilai budaya
yang berbeda berarti keluarga juga "tidak dapat didefinisikan secara
sederhana."
*****
Marilah kita melihat pesan
MDM berikut ini:
Bunda Keselamatan : Kebenaran itu akan dipelesetkan dan Sabda
Allah akan dihadirkan secara terbalik
MDM, Rabu, 1 Januari 2014, jam 13.44
Anakku, doronglah semua anak-anak Allah untuk tetap teguh
selama saat-saat cobaan yang akan terjadi. Banyak sekali tantangan akan
mengenai semua umat Kristiani yang harus menyaksikan kemurtadan jahat yang akan
dipamerkan di hadapan mereka oleh orang-orang yang seharusnya menjadi tuntunan,
untuk menjalani kehidupan Kristiani secara penuh.
1Tim 4:1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu
kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran
setan-setan
1Tim 4:2 oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai
cap mereka.
1Tes 4:3 Karena inilah kehendak Allah:
pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,
1Tes 4:4 supaya kamu masing-masing mengambil
seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan
penghormatan,
1Tes 4:5 bukan di dalam keinginan hawa nafsu,
seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah,
1Tes 4:7 Allah memanggil kita bukan untuk
melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.
Mat 19:5 Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki
akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga
keduanya itu menjadi satu daging.
Mat 19:6 Demikianlah mereka bukan lagi dua,
melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh
diceraikan manusia."
Kej 2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan
ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu
daging.
*****
Namun Gereja Katolik mengajarkan bahwa Tuhan menciptakan
manusia sebagai "pria dan wanita" dan saling memberi perkawinan
sehingga mereka dapat "bertambah dan berkembang biak."
Daya tarik seksual, serta tindakan seksual antara pria dan
wanita yang sudah menikah, secara khusus diciptakan oleh Tuhan dengan tujuan untuk
prokreasi (menghasilkan keturunan). Gereja Katolik tetap setia pada rencana
kreatif Allah yang asli ketika ia menyatakan dengan otoritatif dan untuk
selama-lamanya bahwa tindakan
homoseksual adalah "tindakan kebobrokan yang parah" dan "secara
intrinsik tidak teratur (tidak wajar)" karena mereka
"bertentangan dengan hukum kodrat" karena mereka "menutup kemungkinan
bahwa hubungan seksual mereka
menghasilkan kehidupan berikutnya."
"Mereka tidak melanjutkan tujuan berikutnya dari sikap
saling melengkapi yang sejati dalam hubungan sexual (yaitu meneghasilkan
keturunan). Dalam keadaan apapun mereka tak bisa dibenarkan," demikian
tertulis dalam Katekismus Gereja Katolik.
Kardinal Carlo Caffarra, dalam salah satu presentasi
terakhirnya sebelum dia meninggal, menyebut
homoseksualitas sebagai karya setan yang "menyangkal sepenuhnya kebenaran dari
pernikahan" karena pernikahan adalah berasal dari "pikiran Tuhan, Pencipta."
Dia mengatakan bahwa setan sedang mencoba untuk menggunakan homoseksualitas sebagai
tongkat pemukul untuk menghancurkan salah satu ‘pilar penciptaan’ yang utama,
yaitu pernikahan.
Gereja juga bersikap konsisten saat ia mengajarkan bahwa ketertarikan seksual kepada seseorang dari
jenis kelamin yang sama adalah "tidak teratur (tidak wajar) secara
obyektif" karena Tuhan menciptakan ketertarikan seksual itu ada antara laki-laki dan perempuan demi
menghasilkan keturunan.
Gereja mengajarkan bahwa setiap orang yang berjuang melawan kecenderungannya
yang tidak wajar, termasuk kecenderungan kepada nafsu, masturbasi, percabulan,
perzinahan, pornografi, dan homoseksualitas, haruslah "diterima dengan rasa
hormat, penuh kasih sayang, dan kepekaan." Tetapi bukan dengan melampiaskan
kecenderungan yang tidak wajar itu.
Dengan mengikuti nasihat Santo Agustinus, Gereja berpendapat
bahwa orang Kristiani harus selalu "mengasihi" orang berdosa, namun
"membenci" dosa itu.
Anthony Murphy, pendiri dan editor surat kabar Catholic Voice dan pendiri Lumen Fidei Institute, mengatakan bahwa
homoseksualitas adalah "anti-keluarga" dan tidak memiliki tempat
dalam pertemuan keluarga-keluarga Katolik.
"Apakah tindakan homoseksual berdosa atau tidak? Iman
Katolik kita mengajarkan bahwa perbuatan itu adalah berdosa. Perbuatan itu adalah
salah satu tindakan anti-keluarga yang paling besar. Jadi, apa yang anda
pikirkan jika para pemimpin Katolik saat ini gencar mempromosikan
homoseksualitas dalam acara yang seharusnya membantu keluarga-keluarga mempersiapkan
Pertemuan Dunia Keluarga?" tanya Murphy kepada LifeSiteNews.
Murphy mengatakan bahwa sementara program tersebut memberi persetujuan
kepada perilaku homoseksual, maka sepenuhnya ia gagal untuk mewartakan ajaran
moral Katolik tentang kesucian, kontrasepsi, dan aborsi.
"Tanpa menyebut kata ‘aborsi’ adalah kelalaian yang
mencolok setiap saat, dan terutama dalam konteks Irlandia, ketika kita akan
mengadakan referendum mengenai apakah bayi kita yang akan lahir dapat dibunuh
secara sah atau tidak," katanya.
Murphy mengatakan bahwa penyelenggara acara tersebut adalah keluarga-keluarga
yang gagal.
"Memberikan persetujuan secara implisit terhadap
homoseksualitas, yang di dalam Gereja selalu diajarkan sebagai satu dari empat
dosa yang menyerukan kepada Surga untuk dibalas, sementara penyelenggara acara
itu gagal untuk mengutuk tindakan aborsi, maka mereka telah lalai dalam tugasnya,"
katanya.
Kardinal Caffarra mengatakan
kepada peserta konferensi keluarga di Roma pada bulan Mei 2016 lalu bahwa persetujuan atas tindakan homoseksualitas
yang datang dari segala penjuru menunjukkan bahwa "pertempuran
terakhir" antara Allah dengan setan telah tiba.
Caffarra, salah satu penandatangan
dubia, mengatakan bahwa visiuner Fatima, Suster Lucia, pernah menulis
kepadanya, setelah dia memintanya berdoa saat mendirikan Institut John Paul II bagi
pernikahan dan keluarga. Suster Lucia mengatakan kepadanya bahwa pertempuran terakhir antara Tuhan dengan setan
akan terjadi di bidang pernikahan dan keluarga.
"Apa yang dikatakan Suster Lucia pada hari-hari itu
sedang digenapi di zaman sekarang ini," kata Caffarra saat itu.
Pertemuan Keluarga Sedunia terakhir berlangsung pada tahun
2015 di Philadelphia dan dihadiri oleh Paus Fransiskus. Saat itu Walikota Philadelphia
menggunakan sebuah
platform yang diberikan kepadanya pada acara itu di hadapan puluhan ribu
peziarah Katolik untuk mempromosikan
"hak-hak" kaum homoseksual.
***
Readers who wish to respectfully make
their concerns known to the organizers of the 2018 World Meeting of Families
can do so by email: [email protected] or alternatively contact
the Archbishop of Dublin:
Most Rev. Diarmuid Martin, Archbishop’s
House, Drumcondra, Dublin 9. Tel: 01837 3732
Secretary to the Archbishop Mr. Joseph Merrick
Email: [email protected]
Secretary to the Archbishop Mr. Joseph Merrick
Email: [email protected]
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment