Vortex – gereja hampir punah
Tak boleh berjalan seperti ini lebih lama lagi.
October 13, 2017
Sekarang ini, tepat
100 tahun dari hari dimana Keajaiban Matahari di Fatima terjadi, dimana Bunda
Allah melakukan mukjizat untuk menggarisbawahi betapa penting pesannya. Tepat
33 tahun sebelumnya, Paus Leo XIII menerima penglihatan yang mengerikan tentang
percakapan antara Tuhan dengan setan, di mana si naga congkak tersebut
mengklaim bahwa dia dapat menghancurkan Gereja yang didirikan oleh Putera Allah
jika saja dia memiliki lebih banyak waktu dan kekuasaan - seratus tahun dia
minta. Merasa sedih oleh penglihatan ini, maka Paus Leo menyusun sebuah doa
kepada St. Michael.
Ada banyak
spekulasi akhir-akhir ini, setelah lewat 100 tahun sejak peristiwa itu, dan
keadaan yang terjadi di dalam Gereja semakin memburuk saja. Jika iblis hanya
diberi waktu 100 tahun, mengapa tidak ada sesuatu yang mulai membaik di tahun
1984, yaitu 100 tahun setelah penglihatan Paus Leo? Nah, tidak ada orang yang
tahu kapan dimulainya waktu 100 tahun yang diberikan Tuhan, ketika Dia mengabulkan
permintaan iblis itu. Sebenarnya, dengan segala kejujuran, kita bahkan tidak
tahu apakah jam sebenarnya sudah mulai berdetik ke arah itu. Itu adalah hal
yang menakutkan untuk dipikirkan, mengingat kekacauan yang terjadi saat ini di
dalam Gereja.
Bayangkan jika semua
yang telah terjadi selama abad terakhir ini atau lebih, hanyalah tindakan
pemanasan saja dan seandainya waktu 100 tahun itu sebenarnya belum dimulai.
Namun, orang lain ada yang berpendapat bahwa 100 tahun itu sebenarnya dimulai
dengan penampakan Bunda Maria kepada anak-anak di Fatima, yang berarti hari
ini, Jumat, 13 Oktober, adalah terakhir dari 100 tahun yang diberikan Tuhan kepada
setan. Sekali lagi, tidak ada cara untuk mengetahui hal itu dengan pasti,
kecuali jika Tuhan secara langsung mengungkapkannya kepada kita; tetapi akan
sangat menyenangkan untuk mengetahui bahwa kita akhirnya sampai di bagian yang
paling dasar dan, sekarang, tidak ada jalan lain kecuali naik.
Inilah yang kita ketahui:
Saat ini, Gereja telah beralih dari
krisis kepada kekacauan penuh. Para uskup hampir di seluruh dunia mendukung
dan mengajarkan ajaran sesat. Para klerus memperjuangkan kejahatan sebagai
"Kabar Baik." Keyakinan akan adanya neraka pada dasarnya telah padam di
dalam hati orang-orang yang berkerah putih kecil (imam-imam) dan memakai mitra.
Sebagian besar umat Katolik telah terjatuh dari Iman mereka bersamaan dengan
terjadinya kemurtadan global dan bahkan para uskup ‘yang baik’ nampak tidak
berdaya untuk melakukan sesuatu mengatasi hal itu. Jika ini bukan waktu 100
tahun itu, maka kita enggan memikirkan seperti apa sebenarnya 100 tahun yang
sebenarnya. Tapi kita tahu kemana semua ini menuju.
Gereja di Amerika
Serikat, yang mengikuti jejak Gereja di Eropa dan negara-negara Barat lainnya, sedang
berlayar mendekati kepunahannya. Hanya sebuah kerlipan cahaya redup saja yang
tersisa. Praktis tidak ada umat Katolik yang mengenal Imannya, atau setidaknya,
cukup mengetahuinya sedikit sekedar bisa diselamatkan. Ucapan dari santo
pelindung para pastor paroki mungkin berlaku di sini: "Kita akan melihat bahwa
pada hari penghakiman itu ada sejumlah besar umat Kristiani yang musnah dan dikutuk,
karena mereka tidak mengenal agama mereka sendiri." -St. Jean-Marie
Vianney.
Iman Katolik sebenarnya
adalah merupakan karunia rahmat, yang berbicara kepada kedalaman jiwa seseorang
– yang merupakan jawaban atas apa yang didambakan oleh hati manusia - untuk apa
kita diciptakan. Inilah jawaban atas pertanyaan apa arti hidup? Pengetahuan
tentang Iman datang kepada kita melalui intelek – itulah dinamika roh yang
memahami Kebenaran. Tentu saja ada lebih banyak hal di dalam iman daripada
sekedar pengetahuan. Tetapi tanpa pengetahuan, tidak ada iman untuk dibicarakan,
karena seseorang harus bisa memberikan jawaban yang koheren bagi pertanyaan :
apa yang anda percaya?
Seperti yang
dikatakan Santo Petrus, bersiaplah selalu untuk memberi alasan bagi pengharapan
anda. Santo Paulus mengatakan bahwa iman datang melalui pendengaran. Kehidupan
intelektual dari Iman telah ditinggalkan sepenuhnya oleh banyak sekali anggota
hirarki dan klerus. Seperti Paus St. Yohanes Paulus mengatakan kepada
sekelompok uskup Amerika saat makan malam di Vatikan, dalam salah satu
kunjungan lima tahun yang dijadwalkan, beberapa awam mungkin lolos dari neraka
karena ketidaktahuan mereka, namun para uskup yang membiarkan ketidaktahuan
berkembang, tidak akan bisa lolos.
Karena itu umat Katolik harus, harus, dan harus belajar mengenai
iman mereka. Inilah alasannya mengapa kita membentuk program Perlawanan Church Militant. Inilah alasannya mengapa kita terus-menerus mengajarkan apa
sebenarnya Kebenaran Gereja di hadapan segala kemurtadan dan perbedaan pendapat
serta ajaran sesat yang marak saat ini. Inilah sebabnya mengapa kita menuding kepada
para klerus yang sesat -- agar domba-domba tidak menjadi bingung oleh tipu daya
mereka, yang menerima dan mengabaikan perbuatan dosa. Celakalah orang yang menyebut
kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat. Inilah mengapa program kepura-puraan
seperti program Alpha dan pertunjukkan sinar laser dan sebagainya harus dibuka
kedoknya – karena ia tidak menyampaikan iman yang otentik. Mereka menghasilkan
faksimili, membuat orang merasa nyaman, tapi tidak melibatkan intelektualitas
mereka. Hal ini menciptakan sebuah lingkungan perasaan seoleh sesuatu telah
berhasil dicapai padahal, faktanya, hanya sedikit. Wartakanlah Kebenaran! Yesus
Kristus tidak datang ke bumi untuk menjadi seorang guru. Dia tidak datang ke
bumi terutama untuk memberikan sebuah filosofi seperti tokoh dunia lainnya. Dia
datang sebagai Juruselamat untuk menyelamatkan jiwa-jiwa dari neraka, dimana hal
ini adalah sungguh nyata. Selain itu, meskipun penebusanNya telah dilakukan di
Kalvari, tetapi Dia masih juga berseru dalam penderitaanNya karena banyak sekali
jiwa yang akan menolak kasihNya - "Aku haus." Kita juga harus haus bersama
Dia, haus akan jiwa-jiwa.
Kita harus rindu dengan segala hal yang kita miliki, bahwa Kebenaran
itu diwartakan, bukan semacam pengiriman barang tertentu, dimana orang-orang
yang belum siap untuk mendengarnya – akan membenci Kebenaran itu – atau mereka hanya
mendengar kebenaran itu sebagian saja, bukan sebagai sebuah khotbah yang utuh dimana
kita bertemu dengan orang-orang "dimanapun mereka berada", karena di
mana lagi anda akan bertemu orang lain diluar tempat mereka berada? Putera Allah
bertemu dengan orang-orang di mana mereka berada dan Dia menyuruh mereka segera
bangun, pergi ke tempat lain dan melakukannya sekarang. Pergilah dan jangan
berbuat dosa lagi! Mengapa begitu sedikit imam-imam di Gereja berbicara seperti
ini, begitu banyak klerus dan uskup mengukur semua yang mereka katakan - yang
diberi kepercayaan membawa dan mewartakan misteri keselamatan – selalu mencatat
setiap frase dan ukuran, menimbang konsekuensi politik dan budaya dari
kebenaran, sering bersembunyi di balik "kehati-hatian"? Anda harus
mengatakan yang sebenarnya dan membiarkan sesuatu terjadi apa adanya. Anda
harus belajar Iman, anda harus larut di dalam kebenaran.
Gereja di Barat
telah hampir punah. Dan bahkan kita tidak tahu jika 100 tahun berlalunya peristiwa Fatima
sudah dimulai. Apa yang
bisa disimpulkan dari sini?.
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment