VORTEX – ROMA (VATIKAN) DALAM
KEADAAN KACAU BALAU, NAMUN TAK ADA YANG MENGEJUTKAN.
Karena Ada Sesuatu Yang Jauh Lebih
Buruk Lagi
September 29, 2017
Kurang
dari seminggu yang lalu "koreksi kekeluargaan" dipublikasikan oleh
berbagai umat awam yang terdiri dari para ilmuwan, akademisi, teolog dan
sejenisnya. Mereka meminta dengan hormat - dalam bahasa yang keras - agar Bapa
Suci merubah keadaan yang terjadi saat ini dan memperbaiki pernyataan-pernyataannya
yang bersifat sesat, atau mendekati kesesatan, yang menampilkan bidaah atau
setidaknya menimbulkan kerusakan besar pada umat beriman, karena kebingungan
diciptakan oleh PF. Inilah koreksi / permohonan / permintaan keenam yang diajukan kepada Paus
Fransiskus – dimana salah satunya yang paling terkenal adalah dubia yang disampaikan oleh Cdl.
Raymond Burke dan tiga kardinal lainnya. Dua di antaranya telah meninggal dunia
pada musim panas yang lalu – semoga Tuhan memberi istirahat kekal bagi jiwa
mereka.
Di
tengah semua perdebatan tentang apakah paus akan melakukan seperti yang diminta
darinya - apa akibatnya jika dia tidak melakukannya, apakah dia bahkan akan
mengakui koreksi ini atau tindakan dan sikap yang lainnya – namun ada sesuatu
yang lebih tidak menyenangkan lagi untuk diperhatikan. Itu adalah berupa tidak
adanya kesetiaan dan kepatuhan kepada ajaran Allah Yang Terberkahi, baik yang secara
langsung keluar dari BibirNya yang terberkati atau melalui MempelaiNya, dimana
ketidak-setiaan ini telah menyebar luas kepada sebagian besar klerus (di
Amerika Serikat) - dari atas ke bawah.
Bukan
hanya salah satu dari langkah-langkah ini yang harus diambil, tetapi total ada enam, dalam waktu yang sangat singkat, yang
belum pernah terjadi dalam sejarah Gereja. Sungguh, belum pernah terjadi
sebelumnya yang seperti ini. Tetapi marilah kita berbicara tentang hal ini
tanpa membicarakan semua isu spesifik mengenai paus ini. Tidaklah mungkin
situasi ini berkembang luas jika bukan karena terjadinya penolakan terhadap Iman yang telah terjadi pada skala global oleh
begitu banyak anggota hirarki. Apa yang kita saksikan adalah sebuah situasi
dimana ada berlimpah ruah Judas-Judas telah masuk ke dalam kancah Gereja
Katolik dengan sangat jelas.
Karena
itu umat Katolik sekarang harus mengakui dan melihat dengan jernih dan tulus
hati, bahwa ada ratusan, bahkan ribuan, uskup yang telah menjadi mangsa dari bidaah
kaum modernis. Penyesatan ini dikatakan oleh Paus St. Pius X sebagai
"sintesis dari semua ajaran sesat," di mana segala hal yang ada sebelumnya
dipertanyakan, ditafsirkan ulang, dianalisis sampai mati, dibingkai ulang dan
dirubah sehingga hampir tidak ada hal-hal yang dulu bisa dikenali lagi. Sebenarnya hal ini telah
berlangsung cukup lama sehingga hanya sedikit saja umat yang masih memiliki
ingatan akan Gereja lama, sebelum kegilaan teologis mencengkeram dan
menimbulkan bukan saja kebingungan, bukan hanya krisis, tapi adalah kekacauan
yang sebenar-benarnya. Apa yang telah ditolak oleh kegilaan ini adalah penalaran.
Sebuah pemahaman iman yang salah atau terdistorsi telah diizinkan untuk merampok
istana, dan kemudian diundangkan sebagai satu-satunya pemahaman hidup spiritual
yang layak dan diijinkan.
Apa
yang terjadi di Roma (Vatikan) saat ini tidak lain adalah kesimpulan logis dari
penyakit kanker ini, yang telah disuapkan ke dalam pikiran umat beriman dan yang
didorong maju oleh para uskup yang jahat, apa pun motif mereka, dimana mereka tidak
lebih dari orang-orang sewaan. Marilah kita lupakan sejenak tentang semua drama-super
Romawi ini, karena yang patut diperhatikan: mikrokosmos dari kejahatan makro ini
telah dimainkan 10.000 kali sehari di dalam gereja-gereja lokal di seluruh
dunia Barat. Dari teologi pembangkangan selama puluhan tahun yang diajarkan
secara otoriter di berbagai paroki dan seminari dalam bentuk pendidikan bagi orang
dewasa (baca: pendidikan sex) kepada seminari-seminari hingga kepada sekolah-sekolah
dasar, sekolah menengah dan perguruan tinggi Katolik, sampai kepada ratusan
ribu homili yang tidak benar dan tidak berperasaan setiap hari Minggu-nya, semua
ini telah memberi nutrisi kepada ‘kanker’ iman-tak-bernalar ini.
Program Alpha adalah salah satu
contoh lokal yang menyoroti iman tanpa nalar - dipromosikan atau diizinkan oleh
sejumlah uskup dimana para penerusnya akan bertanya-tanya mengapa dalam 10
tahun mereka menutup paroki terakhir mereka, setelah pelaku kejahatan yang
memasukkan teologi sesat mereka, telah lama diadili oleh Gembala Utama. Ada ribuan
guru agama di sekolah-sekolah Katolik dan perutusan-perutusan kaum muda yang
tidak tahu apa-apa tentang Iman, yang kemudian menyebarkan ketidak-tahuan mereka
kepada pikiran muda yang masih tersisa sedikit di dalam Gereja Katolik. Semua pendidik
kaum muda, yang imannya tidak memiliki nalar yang benar, memasukkan ide-ide
omong kosong mereka kepada kaum muda ini, dimana mereka segera ditahbiskan, dan
hal ini telah memastikan bahwa dalam waktu beberapa tahun saja keruntuhan akan
berubah dari ‘hampir runtuh’ kepada ‘hampir total keruntuhannya’.
Atas semua
kebisingan besar yang menyelimuti Paus Fransiskus dan sekutunya di Vatikan,
orang-orang di sekitar paus yang ingin memperkenalkan ajaran katolisitas palsu
yang sama sekali baru, sangat aneh bahwa hanya ketika ada berita-berita utama
dan teriakan-teriakan untuk meluruskan paus secara formal, hanya sedikit saja
yang terbangun dan memperhatikan kenyataan ini dan mulailah mereka panik. Dimanakah
mereka yang lain selama 50 tahun terakhir, ketika orang-orang yang sangat banci
ditakdirkan untuk belok ke kiri dan ke kanan, ketika ada ratusan imam yang menganiaya
ribuan remaja laki-laki (pedofilia) hingga berjumlah puluhan ribu kali, ketika
uskup mereka mengacaukan mereka, bersembunyi di balik alasan lemah bahwa para ahli
psikologi mengatakan kepada mereka bahwa homoseksual, pemerkosaan terhadap anak-anak
akan bisa disembuhkan, sementara para pelanggarnya terus-menerus melakukan
kesalahan yang sama.
Apa
yang dipikirkan oleh setiap orang (di Amerika Serikat), jika anggota keluarga
dan teman-teman Katolik mereka meninggalkan Iman dalam jumlah besar, sementara
para imam dan uskup mengoceh tentang perdamaian, tentang cinta, tentang
sukacita, dan betapa kuat dan antusiasnya Gereja di tengah perjuangannya untuk membela
DACA dan perubahan iklim, dan keadilan sosial, dan para pengungsi, dan
ekumenisme, dan bagaimana kita bisa memiliki harapan yang masuk akal bahwa
semua orang akan diselamatkan (termasuk orang berdosa yang tidak mau bertobat) ?
Di manakah sikap setiap klerus ketika generasi muda Katolik ini yang berpotensi
menjadi ortodoks yang teguh, kemudian semangat perjuangan mereka dicopot dari
mereka, yang pada suatu hari nanti akan bisa melumpuhkan iman mereka?
Di
manakah sikap semua orang ketika krisis homoseksualitas yang kini dianggap normal
di seluruh Gereja, bisa terus berjalan selama seperempat abad ini, dimana saat
ini mencapai titik tertinggi yang pernah ada dan dengan kebusukan yang makin menanjak
dengan cepatnya? Bahkan sampai hari ini, telah ada lebih banyak sanksi dari pejabat
sekuler resmi daripada teguran dari para gembala terhadap kejahatan (sexual)
yang dilakukan oleh pastor James Martin. Namun, kelompok gay Katolik seperti Dignity dan New Ways Ministry, yang secara resmi dikutuk oleh Gereja, dengan
beraninya dan tanpa malu-malu telah meminta kepada para uskup untuk memuji dan
mendukung mereka dan para klerus homoseksual yang bersembunyi di balik jubah mereka,
ikut mendukung kelompok gay itu dengan alasan "belas kasihan" dan
"membangun jembatan" (antara Gereja dengan LGBT).
Semua
ini tidaklah disebabkan oleh kekacauan di Roma. Tetapi kekacauan di Roma telah
disebabkan olehnya – karena ada berpuluh-puluh penyalahgunaan sexual, tidak
hanya terhadap para putera altar, tapi juga penyalah-gunaan liturgi dan
pendidikan agama dan kehidupan devosional – ini adalah bentuk pengkhianatan dan
penghilangan iman yang lengkap dan menghancurkan yang tidak terlihat oleh umat sejak
malam hari di Taman Getsemani dulu. Dan di tengah kegagalan dan kehilangan
kepercayaan supranatural yang bersejarah di seluruh Gereja ini – sebuah kemurtadan
global - rintihan tangis apa yang kita dengar? "Mari kita bersikap lebih sopan dan beradab" – ini adalah
tanggapan yang khas, banci, tidak jantan, terhadap tragedi yang begitu besar, yang
mencakup segala hal, sehingga tidak ada kata sifat yang cukup memadai untuk
menggambarkan karut-marut dalam Gereja Katolik saat ini.
Memang
baik dan layak untuk terus membicarakan paus, karena dia terus melanjutkan
segala tindakan, yang oleh semakin banyak sekali suara di dalam Gereja mengatakan
bahwa segala tingkah-polahnya sama sekali tidak Katolik. Tetapi bagi segala kebingungan
dan kebusukan dan kemerosotan – di bidang moral, teologis dan keuangan - yang tertumpah
keluar dari Roma akhir-akhir ini, maka pemandangan yang terbentang di hadapan
dunia Katolik sebenarnya adalah sesuatu yang jauh lebih tidak menyenangkan. Suatu hari nanti paus ini tidak akan
lagi menjadi paus. Jika kecenderungan saat ini tetap bertahan di antara para kardinal,
maka kemungkinan besar bahwa orang yang berpikiran sama akan menerima takhta
Petrus.
Sementara
itu, adalah tidak baik untuk menebak atau berspekulasi bagaimana Tuhan akan
mengarahkan perjalanan sejarah, tetapi adalah bijaksana untuk mempersiapkan
kemungkinan yang masuk akal sebanyak mungkin. Ini adalah salah satu
kemungkinan. Jadi, apa yang akan dilakukan oleh para pengusul tindakan koreksi terhadap
PF? Tunggu saja beberapa bulan ke depan sampai muncul pernyataan membingungkan
baru, tabuhlah genderang dan kemudian potong dan tempelkan koreksi-koreksi yang
ada saat ini dan sebarkan itu melalui media sosial, lagi?
Ini
semua sudah terjadi karena terlalu sedikit umat Katolik yang mengenal Iman, dan
sedikit orang ini, apakah itu umat awam atau imam-imam, tidak cukup keras dalam
berjuang setiap hari dalam setiap keadaan, dalam setiap situasi, seperti
orang-orang yang sangat membenci dosa dan ajaran sesat. Para imam dengan
khotbah idiot mereka yang menghangat di tahun 1970-an belum tertantang cukup
keras setelah Misa hari Minggu oleh anda, kaum awam. Ada banyak umat beriman yang
tidak dianjurkan untuk menghentikan sumbangan dana mereka kepada keuskupan dan
mengalihkannya kepada tindakan-tindakan yang lebih ortodoks di dalam Gereja.
Terlalu banyak orang yang hanya duduk dan mengutuk dan membunuh para utusan,
nabi-nabi tidak terkenal yang meramalkan malapetaka melalui peringatan-peringatan
mereka mengenai bencana yang akan terjadi. Terlalu banyak orang yang secara membabi
buta akrab dengan uskup-uskup "yang baik", yang sama sekali tidak
berbuat apa-apa menghadapi kemurtadan di paroki mereka sendiri, namun
berkhotbah tentang kebaikan saat menulis artikel atau memberikan wawancara.
Ya,
sesuatu yang jauh lebih tidak menyenangkan sedang terjadi di dalam Gereja -
jauh lebih besar dari kebingungan seorang paus yang secara terbuka meminta
kritikan terhadap dirinya sendiri dan kemudian mengabaikannya saat kritikan itu
disampaikan. Sesuatu yang jauh lebih tidak menyenangkan sedang menimpa Bunda Gereja
yang kudus, karena ia telah berada dalam selat-selat yang membawa keputus-asaan
sementara itu hampir tidak ada orang yang mau mengakuinya. Masalahnya bukan hanya
pada paus, sebab dia selalu menyulut berbagai masalah dengan melalui penolakannya
yang berulang-ulang untuk memberikan kejelasan mengenai tindakan dan ucapannya kepada
umat awam. Masalah yang sebenarnya adalah
hilangnya iman secara menyeluruh pada ribuan uskup dan puluhan ribu klerus yang
menaruh tangan mereka pada tuas kekuasaan di semua tingkatan dalam Gereja.
Jika
bukan karena adanya janji dari Tuhan kita, maka tidak akan ada alasan bagi kita
untuk berharap. Tapi dalam keadaan sekarang ini telah ada janji, ada jaminan, dari Tuhan kita, maka hendaknya hal ini menginspirasi
kita untuk bangun dan terlibat dalam persoalan yang ada. Bangunlah dan mintalah
kepada Gereja. Mintalah kesetiaan. Mintalah ketaatan. Mintalah sikap ortodoksi.
Tantanglah dan hadapilah bidaah dan kemurtadan yang terjadi saat ini di dalam Gereja,
serta segala ketidaksetiaan yang dilakukan di setiap kesempatan.
Atas segala komentar membingungkan yang dikeluarkan
oleh kepausan ini, mungkin tidak ada kata
lain yang pas untuk melukiskannya, kecuali : MEMBUAT KEKACAUAN.
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment