Pesan Bunda Maria Akita Semakin
Digenapi Di Tengah Meningkatnya Risiko
Pemusnahan Melalui Perang Nuklir
“Api akan
turun dari langit dan akan melenyapkan sebagian besar umat manusia' jika dosa
terus 'meningkat dalam jumlah dan kekejiannya,” Bunda Maria dari Akita
memperingatkan dan menggemakan hukuman atas Sodom.
Wed May 25, 2022 - 4:12 pm EDT
(LifeSiteNews) —Sementara neokonservatif
Barat terus secara sembrono memaparkan dunia ke arah perang nuklir dengan
Rusia, pesan dari penampakan Santa Perawan Maria Terberkati di Akita, Jepang,
memberikan peringatan kepada kita.
Biara Para Pelayan Ekaristi Kudus di Akita menjadi tempat dari berbagai
peristiwa adikodrati setelah kedatangan seorang novis tunarungu yang tak bisa disembuhkan,
bernama Sr. Agnes Katsuko Sasagawa pada tahun 1973.
Sebulan setelah dia masuk biara itu di bulan Mei, laporan tentang
penglihatan "cahaya cemerlang" yang memancar dari tabernakel bersama
dengan keluarnya sejenis asap di tempat kudus dan bahkan "banyak makhluk
yang mirip dengan Malaikat yang mengelilingi altar pemujaan" dilaporkan
dan diamati bahkan oleh uskup setempat dan yang lain-lainnya.
Kemudian,
ratusan orang menyaksikan patung Perawan Maria Terberkati yang sekarang
terkenal itu, menangis pada 101 kesempatan antara tahun 1975 dan 1981.
Tetapi
Sr. Agnes juga menerima penglihatan dan komunikasi langsung dari Malaikat
Pelindungnya dan dari Perawan Terberkati, beberapa berisi peringatan yang
mengerikan dan dorongan baginya dan bagi semua orang untuk berdoa dan melakukan
tindakan penebusan dosa.
Pada
tanggal 3 Agustus 1973, Sr. Agnes menerima pesan berikut dari Santa Perawan
Maria saat berdoa di kapel biara:
Banyak orang di dunia ini yang menentang Tuhan … Agar dunia
mengetahui murka-Nya, maka Bapa Surgawi sedang bersiap-siap untuk menjatuhkan
hukuman besar atas seluruh umat manusia … Aku telah berusaha mencegah datangnya
malapetaka itu dengan mempersembahkan kepada-Nya penderitaan Putra-Nya di atas
Salib, Darah-Nya yang Berharga dan jiwa-jiwa terkasih yang menghibur-Nya
membentuk kelompok jiwa-jiwa korban. Karena doa, penebusan dosa dan pengorbanan
yang berani dapat melunakkan murka Bapa.
Pada
tanggal 13 Oktober tahun itu, saat peringatan
Keajaiban Matahari 1917 di Fatima, Portugal, Bunda Maria berbicara sebagai
berikut kepada Sr. Agnes:
“Ulah iblis akan menyusup bahkan ke dalam Gereja sedemikian
rupa sehingga orang akan melihat kardinal melawan kardinal, uskup melawan uskup
lain ... Gereja akan penuh dengan orang-orang yang mau menerima kompromi ...
Jika dosa semakin meningkat dalam jumlah dan kekejiannya, maka tidak ada lagi
pengampunan bagi mereka.”
Dengan terjadinya konflik yang terus menerus antara para uskup Gereja
dalam beberapa tahun terakhir, termasuk kontroversi saat ini mengenai tugas
para uskup untuk menolak pemberian Komuni Kudus kepada politisi yang mengaku
Katolik namun yang mendukung aborsi secara langsung, siapakah yang dapat
menyangkal kenyataan “peningkatan jumlah dan kekejian” dosa-dosa di dunia
selama satu abad terakhir?
Sebagai contoh, setelah
Konferensi Anglikan Lambeth yang menerima penggunaan kontrasepsi pada tahun
1930, menjadi komunitas gerejawi Kristen pertama yang pernah melakukannya, maka
peningkatan penggunaan metode kontrasepsi yang tidak wajar ini telah memperkenalkan
"kekacauan sosial dan psikologis besar-besaran" yang telah
berkontribusi pada lebih dari 63 juta pembunuhan
langsung terhadap anak-anak dalam kandungan, penerimaan euthanasia, angka
perceraian yang tinggi, keluarga berantakan, kekerasan geng, serta perayaan
sodomi dan apa yang disebut ideologi “LGBTQ+”.
Mengingat
fakta bahwa aborsi (Kej. 4:10) dan sodomi (Kej.18:20-21) adalah dosa yang menuntut pembalasan ke
surga, dan kota Sodom dihancurkan oleh api dari langit (Kej.19:24), maka kata-kata
berikut ini dari Bunda Maria Akita kepada Sr. Agnes hendaknya diperhatikan
dengan baik:
“Seperti
yang kukatakan, jika orang-orang tidak bertobat dan memperbaiki diri mereka
sendiri, maka Bapa akan memberikan hukuman yang mengerikan kepada seluruh umat
manusia. Itu akan menjadi hukuman yang lebih besar dari Air Bah, seperti yang
belum pernah dilihat orang sebelumnya. Api akan turun dari langit dan akan
melenyapkan sebagian besar umat manusia, yang baik maupun yang jahat, tidak meluputkan
pula para imam maupun umat beriman. Orang-orang yang selamat akan mendapati
diri mereka begitu kesepian sehingga mereka akan merasa iri kepada orang yang mati.”
Belum pernah ada dua kekuatan nuklir berperang melawan satu sama lain, dan
ironisnya, senjata seperti itu berfungsi, sampai sekarang, sebagai faktor
penstabil, menghalangi konflik terbuka. Tetapi sejak pemerintahan Joe Biden
mengambil alih kekuasaan tahun lalu, perang dengan nuklir Rusia telah
menunjukkan dirinya sebagai tujuan
kebijakan yang dimaksudkan, dimulai dengan penghinaan
nyata pada Maret 2021 hingga pendanaan penuh kepada pemerintah dan militer
Ukraina dengan “bantuan” baru-baru ini senilai $40 miliar. Direktur Intelijen
Nasional Avril Haines mengatakan pada sidang Senat AS pada 10 Mei bahwa
pemerintah mengakui bahwa Putin dapat memulai penggunaan senjata nuklir jika
dia merasa “ada ancaman eksistensial yang efektif terhadap rezimnya dan
terhadap Rusia,” dan lebih jauh lagi, skenario seperti itu bisa terjadi jika
"dia merasa bahwa dia kalah perang di Ukraina."
Pada tahun 2019, Program Ilmu Pengetahuan dan Keamanan Global Princeton
membuat simulasi
tentang bagaimana perang nuklir dapat terjadi antara AS dan Rusia, “berdasarkan
postur kekuatan nyata, target, dan perkiraan kematian.” Ini dimulai dengan
pasukan Rusia dalam proses kekalahan dalam konflik konvensional melawan AS dan
NATO dan berakhir dengan 91,5 juta korban, termasuk 34,1 juta kematian, dimana
peningkatan jumlah ini karena dampak nuklir jangka panjang.
Terlepas dari bahaya dari bencana ini, pembentukan kebijakan luar negeri
AS menimbun senjata ofensif yang lebih canggih di Ukraina, sementara setidaknya
ia memberikan bantuan intelijen kepada militer Ukraina untuk membantu mereka
dalam menargetkan satu kapal Rusia dan beberapa jenderal untuk dibunuh, sambil membual
tentang hal itu ke media Barat.
Para komentator dengan
tepat menyebut kebijakan pemerintah Amerika Serikat dalam hal ini, serta
dorongan media
untuk eskalasi perang, adalah sangat "sembrono," "gila, dan
"benar-benar nihilistik," dengan beberapa anggota
kongres yang berani mengajukan keberatan, termasuk Rep. Matt Gaetz ( R-FL),
yang menuduh
pemerintahan Biden dengan gila-gilaan “mengutak-atik garis merah nuklir Putin.”
Ketika rencana neocon untuk "membunuh Rusia" dengan terus menggelontorkan
persenjataan besar-besaran kepada pasukan Ukraina dan rencana untuk melakukan serangan
balik pada akhir musim panas ini - dengan tujuan implisit untuk melakukan
segala sesuatu yang mungkin untuk memastikan Putin "menganggap bahwa dirinya
kalah perang di Ukraina" – maka bahaya perang nuklir dapat meningkat
secara drastis seiring waktu dalam beberapa bulan mendatang. Meskipun referensi
Bunda Maria Akita tentang api yang jatuh dari langit memusnahkan "sebagian
besar umat manusia" mungkin ya atau mungkin tidak, merujuk pada perang nuklir,
namun obat yang disarankan Bunda Maria tetap sama:
“Manusia harus “bertobat dan memperbaiki diri… Satu-satunya senjata yang
tersisa untukmu adalah Rosario dan Tanda yang diberikan oleh Putraku. Setiap
hari berdoalah Rosario. Dengan melalui Rosario, berdoalah untuk Paus, para
uskup, dan para imam.”
“Berdoalah
Rosario sebanyak-banyaknya. Aku sendirilah yang akan menyelamatkan kamu dari
malapetaka yang sedang menghampiri dunia. Mereka yang menaruh kepercayaan kepadaku
akan diselamatkan,” demikian kata Perawan Terberkati kepada St. Agnes.
Setelah melalui
banyak penelitian dan pembedaan, pada hari Minggu Paskah, 22 April 1984, Uskup
John Shojiro Ito mengeluarkan surat pastoral yang menyatakan bahwa peristiwa Akita
sebagai supernatural, termasuk juga mukjizat yang melibatkan pemulihan permanen
atas pendengaran Sr. Agnes, seperti yang
dijanjikan Santa Perawan Maria kepadanya pada 30 Mei 1982.
Bunda Akita, doakanlah kami.
Bunda Fatima, doakanlah
kami.
St Yosef, doakanlah kami.
Silakan membaca
artikel lainnya:
Nancy Pelosi
snubs Abp. Cordileone’s Communion ban by receiving at Mass in Washington DC
‘Monumental provocation’: How US and international
policy-makers deliberately baited Putin to war
The secret to peace in Ukraine lies in Our Lady of
Fatima’s call to prayer and penance
UN chief warns nuclear war ‘within the realm of
possibility’ as Russia-Ukraine conflict continues
Virgin Mary foretold a ‘terrible punishment’ from God if
people did not heed her call to repent
Our Lady of Fatima’s message of conversion is more
relevant today than 100 years ago
------------------------------------
Silakan membaca artikel lainnya di sini:
Anne,
lokusi 27 Maret 2021 (5 dari 5)
Peringatan
Profetik Kardinal
Manning Dari Ceramahnya Tahun 1861
Gereja
Jerman Akan Melegalkan Pemberian ‘Berkat’ Bagi Pasangan Sejenis
Bunda
Miriam: Umat Katolik Tidak Boleh
Mematuhi berbagai Pernyataan
Francis yang Salah dan Berdosa