Friday, May 27, 2022

Pesan Bunda Maria Akita Semakin Digenapi ...

 

Pesan Bunda Maria Akita Semakin Digenapi Di Tengah Meningkatnya Risiko

Pemusnahan Melalui Perang Nuklir 

https://www.lifesitenews.com/blogs/the-message-of-our-lady-of-akita-looms-large-amid-increased-risk-of-nuclear-annihilation/

  

“Api akan turun dari langit dan akan melenyapkan sebagian besar umat manusia' jika dosa terus 'meningkat dalam jumlah dan kekejiannya,” Bunda Maria dari Akita memperingatkan dan menggemakan hukuman atas Sodom. 

 

Statue of Our of Lady Akita

 

Patrick Delaney

Wed May 25, 2022 - 4:12 pm EDT

(LifeSiteNews) —Sementara neokonservatif Barat terus secara sembrono memaparkan dunia ke arah perang nuklir dengan Rusia, pesan dari penampakan Santa Perawan Maria Terberkati di Akita, Jepang, memberikan peringatan kepada kita.

 

Biara Para Pelayan Ekaristi Kudus di Akita menjadi tempat dari berbagai peristiwa adikodrati setelah kedatangan seorang novis tunarungu yang tak bisa disembuhkan, bernama Sr. Agnes Katsuko Sasagawa pada tahun 1973.

 

Sebulan setelah dia masuk biara itu di bulan Mei, laporan tentang penglihatan "cahaya cemerlang" yang memancar dari tabernakel bersama dengan keluarnya sejenis asap di tempat kudus dan bahkan "banyak makhluk yang mirip dengan Malaikat yang mengelilingi altar pemujaan" dilaporkan dan diamati bahkan oleh uskup setempat dan yang lain-lainnya.

 

Kemudian, ratusan orang menyaksikan patung Perawan Maria Terberkati yang sekarang terkenal itu, menangis pada 101 kesempatan antara tahun 1975 dan 1981.

 

Tetapi Sr. Agnes juga menerima penglihatan dan komunikasi langsung dari Malaikat Pelindungnya dan dari Perawan Terberkati, beberapa berisi peringatan yang mengerikan dan dorongan baginya dan bagi semua orang untuk berdoa dan melakukan tindakan penebusan dosa.

 

Pada tanggal 3 Agustus 1973, Sr. Agnes menerima pesan berikut dari Santa Perawan Maria saat berdoa di kapel biara:

 

Banyak orang di dunia ini yang menentang Tuhan … Agar dunia mengetahui murka-Nya, maka Bapa Surgawi sedang bersiap-siap untuk menjatuhkan hukuman besar atas seluruh umat manusia … Aku telah berusaha mencegah datangnya malapetaka itu dengan mempersembahkan kepada-Nya penderitaan Putra-Nya di atas Salib, Darah-Nya yang Berharga dan jiwa-jiwa terkasih yang menghibur-Nya membentuk kelompok jiwa-jiwa korban. Karena doa, penebusan dosa dan pengorbanan yang berani dapat melunakkan murka Bapa.

 

Pada tanggal 13 Oktober tahun itu, saat peringatan Keajaiban Matahari 1917 di Fatima, Portugal, Bunda Maria berbicara sebagai berikut kepada Sr. Agnes:

 

“Ulah iblis akan menyusup bahkan ke dalam Gereja sedemikian rupa sehingga orang akan melihat kardinal melawan kardinal, uskup melawan uskup lain ... Gereja akan penuh dengan orang-orang yang mau menerima kompromi ... Jika dosa semakin meningkat dalam jumlah dan kekejiannya, maka tidak ada lagi pengampunan bagi mereka.”

 

Dengan terjadinya konflik yang terus menerus antara para uskup Gereja dalam beberapa tahun terakhir, termasuk kontroversi saat ini mengenai tugas para uskup untuk menolak pemberian Komuni Kudus kepada politisi yang mengaku Katolik namun yang mendukung aborsi secara langsung, siapakah yang dapat menyangkal kenyataan “peningkatan jumlah dan kekejian” dosa-dosa di dunia selama satu abad terakhir?

 

Mengingat fakta bahwa aborsi (Kej. 4:10) dan sodomi (Kej.18:20-21) adalah dosa yang menuntut pembalasan ke surga, dan kota Sodom dihancurkan oleh api dari langit (Kej.19:24), maka kata-kata berikut ini dari Bunda Maria Akita kepada Sr. Agnes hendaknya diperhatikan dengan baik:

 

“Seperti yang kukatakan, jika orang-orang tidak bertobat dan memperbaiki diri mereka sendiri, maka Bapa akan memberikan hukuman yang mengerikan kepada seluruh umat manusia. Itu akan menjadi hukuman yang lebih besar dari Air Bah, seperti yang belum pernah dilihat orang sebelumnya. Api akan turun dari langit dan akan melenyapkan sebagian besar umat manusia, yang baik maupun yang jahat, tidak meluputkan pula para imam maupun umat beriman. Orang-orang yang selamat akan mendapati diri mereka begitu kesepian sehingga mereka akan merasa iri kepada orang yang mati.”

 

Belum pernah ada dua kekuatan nuklir berperang melawan satu sama lain, dan ironisnya, senjata seperti itu berfungsi, sampai sekarang, sebagai faktor penstabil, menghalangi konflik terbuka. Tetapi sejak pemerintahan Joe Biden mengambil alih kekuasaan tahun lalu, perang dengan nuklir Rusia telah menunjukkan dirinya sebagai tujuan kebijakan yang dimaksudkan, dimulai dengan penghinaan nyata pada Maret 2021 hingga pendanaan penuh kepada pemerintah dan militer Ukraina dengan “bantuan” baru-baru ini senilai $40 miliar. Direktur Intelijen Nasional Avril Haines mengatakan pada sidang Senat AS pada 10 Mei bahwa pemerintah mengakui bahwa Putin dapat memulai penggunaan senjata nuklir jika dia merasa “ada ancaman eksistensial yang efektif terhadap rezimnya dan terhadap Rusia,” dan lebih jauh lagi, skenario seperti itu bisa terjadi jika "dia merasa bahwa dia kalah perang di Ukraina."

 

Pada tahun 2019, Program Ilmu Pengetahuan dan Keamanan Global Princeton membuat simulasi tentang bagaimana perang nuklir dapat terjadi antara AS dan Rusia, “berdasarkan postur kekuatan nyata, target, dan perkiraan kematian.” Ini dimulai dengan pasukan Rusia dalam proses kekalahan dalam konflik konvensional melawan AS dan NATO dan berakhir dengan 91,5 juta korban, termasuk 34,1 juta kematian, dimana peningkatan jumlah ini karena dampak nuklir jangka panjang.

 

Terlepas dari bahaya dari bencana ini, pembentukan kebijakan luar negeri AS menimbun senjata ofensif yang lebih canggih di Ukraina, sementara setidaknya ia memberikan bantuan intelijen kepada militer Ukraina untuk membantu mereka dalam menargetkan satu kapal Rusia dan beberapa jenderal untuk dibunuh, sambil membual tentang hal itu ke media Barat.

 

Para komentator dengan tepat menyebut kebijakan pemerintah Amerika Serikat dalam hal ini, serta dorongan media untuk eskalasi perang, adalah sangat "sembrono," "gila, dan "benar-benar nihilistik," dengan beberapa anggota kongres yang berani mengajukan keberatan, termasuk Rep. Matt Gaetz ( R-FL), yang menuduh pemerintahan Biden dengan gila-gilaan “mengutak-atik garis merah nuklir Putin.”

 

Ketika rencana neocon untuk "membunuh Rusia" dengan terus menggelontorkan persenjataan besar-besaran kepada pasukan Ukraina dan rencana untuk melakukan serangan balik pada akhir musim panas ini - dengan tujuan implisit untuk melakukan segala sesuatu yang mungkin untuk memastikan Putin "menganggap bahwa dirinya kalah perang di Ukraina" – maka bahaya perang nuklir dapat meningkat secara drastis seiring waktu dalam beberapa bulan mendatang. Meskipun referensi Bunda Maria Akita tentang api yang jatuh dari langit memusnahkan "sebagian besar umat manusia" mungkin ya atau mungkin tidak, merujuk pada perang nuklir, namun obat yang disarankan Bunda Maria tetap sama:

“Manusia harus “bertobat dan memperbaiki diri… Satu-satunya senjata yang tersisa untukmu adalah Rosario dan Tanda yang diberikan oleh Putraku. Setiap hari berdoalah Rosario. Dengan melalui Rosario, berdoalah untuk Paus, para uskup, dan para imam.”

 

“Berdoalah Rosario sebanyak-banyaknya. Aku sendirilah yang akan menyelamatkan kamu dari malapetaka yang sedang menghampiri dunia. Mereka yang menaruh kepercayaan kepadaku akan diselamatkan,” demikian kata Perawan Terberkati kepada St. Agnes.

 

Setelah melalui banyak penelitian dan pembedaan, pada hari Minggu Paskah, 22 April 1984, Uskup John Shojiro Ito mengeluarkan surat pastoral yang menyatakan bahwa peristiwa Akita sebagai supernatural, termasuk juga mukjizat yang melibatkan pemulihan permanen atas  pendengaran Sr. Agnes, seperti yang dijanjikan Santa Perawan Maria kepadanya pada 30 Mei 1982.

 

 

Bunda Akita, doakanlah kami.

Bunda Fatima, doakanlah kami.

St Yosef, doakanlah kami.

 

 

Silakan membaca artikel lainnya: 

 

Nancy Pelosi snubs Abp. Cordileone’s Communion ban by receiving at Mass in Washington DC

‘Monumental provocation’: How US and international policy-makers deliberately baited Putin to war

The secret to peace in Ukraine lies in Our Lady of Fatima’s call to prayer and penance 

UN chief warns nuclear war ‘within the realm of possibility’ as Russia-Ukraine conflict continues  

Virgin Mary foretold a ‘terrible punishment’ from God if people did not heed her call to repent 

Our Lady of Fatima’s message of conversion is more relevant today than 100 years ago 

 

------------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini: 

Anne, lokusi 27 Maret 2021 (5 dari 5)

Peringatan Profetik Kardinal Manning Dari Ceramahnya Tahun 1861

Gereja Jerman Akan Melegalkan Pemberian ‘Berkat’ Bagi Pasangan Sejenis

Pedro Regis 5281-5285

Bunda Miriam: Umat Katolik Tidak Boleh Mematuhi berbagai Pernyataan Francis yang Salah dan Berdosa

Hindari Pencemaran Terhadap Ekaristi Kudus

LDM, 21 Mei 2022