Monday, May 30, 2022

Soros Mengakui COVID Membantu 'Melegitimasi Instrumen Kontrol'

 Soros Mengakui COVID Membantu 'Melegitimasi' 'Instrumen Kontrol'

Yang Mendorong Munculnya 'Rezim Represif'

https://www.lifesitenews.com/news/soros-admits-covid-helped-legitimize-instruments-of-control-that-aid-repressive-regimes/ 

 

George Soros mengatakan bahwa 'Covid-19 juga membantu melegitimasi instrumen kontrol karena sangat berguna dalam menangani virus.' 

 


 

by Emily Mangiaracina 

 

Wed May 25, 2022 - 5:43 pm EDT

 

DAVOS, Swiss (LifeSiteNews) — George Soros, penyandang dana globalis dan miliarder sayap kiri radikal, kemarin menyatakan bahwa COVID-19 telah membantu "melegitimasi" metode pengendalian yang dimungkinkan oleh kecerdasan buatan (AI).

 

Komentar Soros ini muncul selama sambutan yang disampaikan pada KTT tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2022 di Davos, saat dia menyinggung bahaya yang dia katakan ditimbulkan oleh AI terhadap masyarakat bebas.

 

Soros menyatakan bahwa “Rezim represif (penindas) sekarang sedang berkuasa dan masyarakat terbuka sedang dikepung,” dan menunjuk ke negara-negara yang dia yakini menimbulkan “ancaman terbesar bagi masyarakat terbuka” hari ini: Cina dan Rusia.

 

“Saya telah merenungkan lama dan mendalam mengapa itu harus terjadi. Saya menemukan sebagian jawabannya dalam pesatnya perkembangan teknologi digital, khususnya kecerdasan buatan,” lanjut Soros yang beberapa editorialnya telah diterbitkan oleh WEF.

 

“Secara teori, AI (kecerdasan buatan) seharusnya netral secara politik: bisa digunakan untuk kebaikan atau keburukan. Namun dalam praktiknya efeknya asimetris. AI sangat bagus dalam menghasilkan instrumen kontrol (sarana penindasan) yang membantu rezim represif dan membahayakan masyarakat terbuka,” lanjutnya, dan dia menambahkan, “Covid-19 juga membantu melegitimasi instrumen kontrol karena sangat berguna dalam menangani virus.”

 

Memang, tidak hanya negara-negara yang biasanya dianggap “represif”, tetapi mayoritas negara di dunia menjadi “tertutup” dalam berbagai tingkatan selama wabah COVID-19, dengan negara-negara seperti Prancis dan Kanada, misalnya, sama-sama dipimpin oleh para pemimpin muda globalis hasil didikan WEF. Para pemimpin itu menerapkan paspor COVID untuk mengontrol akses ke tempat-tempat umum, dan membatasi perjalanan internasional bagi warganya.


Faktanya, di bawah Perdana Menteri Justin Trudeau, Kanada terus memberlakukan beberapa kontrol perjalanan internasional paling ketat di dunia, bahkan ketika profesional kesehatan AS, misalnya, secara luas mengakui bahwa COVID-19 menjadi “semakin seperti flu biasa...”

 

Editor Catholic Family News, Matt Gaspers menyebut pengakuan Soros bahwa COVID-19 membantu memfasilitasi kontrol yang lebih besar ini cukup "menarik," tetapi menambahkan, "dia (Soros) salah tentang 'instrumen kontrol' yang efektif untuk 'menangani virus, dengan mengatakan,' bahwa ‘Lockdown tidak berfungsi."

 

Soros sendiri juga telah melanjutkan pembatasan kebebasan demi alasan COVID-19 dan tujuan sosial lainnya melalui jaringan Open Society Foundations-nya. September lalu, American Civil Liberties Union, yang menerima lebih dari $37 juta dari Soros antara tahun 2000 dan 2014 saja, dan mengatakan suntikan wajib COVID akan “meningkatkan kebebasan sipil.”

 

“Instrumen kontrol” yang, menurut Soros, diaktifkan oleh AI dan “dilegitimasi” oleh COVID-19 telah memfasilitasi apa yang disebut Harari sebagai “kediktatoran digital.”

 

“Para diktator selalu bermimpi untuk sepenuhnya menghilangkan privasi orang banyak, memantau semua orang sepanjang waktu dan mengetahui semua yang Anda lakukan, dan bukan hanya semua yang Anda lakukan, tetapi bahkan semua yang Anda pikirkan dan semua yang Anda rasakan … Mereka tidak pernah bisa melakukannya karena secara teknis tidak mungkin; dan sekarang hal itu menjadi mungkin,” Harari menjelaskan kepada moderator New York Times Liz Alderman selama pertemuan Forum Demokrasi Athena, dalam sebuah video yang sekarang lagi viral.

 

WEF tidak hanya mendukung pengawasan luas dengan alasan COVID – tetapi WEF juga mendukung, misalnya, aplikasi pencarian-dan-pelacakan untuk "mengisolasi orang yang terinfeksi dari yang tidak terinfeksi" - tetapi bertanya bagaimana pemerintah dapat "mengaktifkan sistem perawatan kesehatan" untuk menggunakan pelacakan kontrak digital “di luar COVID-19.”

Pertanyaan untuk Soros, WEF, dan rekan kelompok mereka: Di manakah mereka menarik garis batas antara kontrol yang bersifat "represif" dan kontrol yang bersifat "menguntungkan" masyarakat luas?

------------------------------

Silakan membaca artikel lainya di sini:

Hindari Pencemaran Terhadap Ekaristi Kudus

LDM, 21 Mei 2022

Pesan Bunda Maria Akita Semakin Digenapi ...

Pejabat Vatikan Di Davos: Gereja Katolik Sedang Melaksanakan Agenda Forum Ekonomi Dunia

LDM, 27 Mei 2022

Gereja Jerman Membuat Langkah Selanjutnya...

Perjanjian WHO Terkait dengan Paspor Digital Global dan Sistem ID