CARDINAL ZEN: JANGANLAH
MENGIKUTI RENCANA-RENCANA JAHAT DARI PAUS INI, YANG MAU MENGHANCURKAN BUNDA
GEREJA YANG KUDUS
|
Francis
|
Kita semua tahu bahwa kita sedang
menantikan munculnya keretakan yang berasal dari berbagai sudut Gereja, yang
hampir-hampir tidak diperhatikan oleh setiap orang, dimana Francis dari Vatikan
akan menjerumuskan Gereja Katolik di China ke dalam mulut serigala komunis.
Seperti
halnya dalam setiap yurisdiksi, Vatikan selalu berusaha berkompromi dengan
pemerintahan-pemerintahan Komunis dimana hal ini menimbulkan aroma
pengkhianatan. Telah terjadi empat kali pertemuan rahasia antara wakil Vatikan
dengan pemerintah China selama dua tahun terakhir ini. Yang paling baru
dilakukan pada akhir April 2016 lalu. Cardinal Zen, pensiunan uskup Hong Kong
tidak merasa optimis sama sekali dengan pertemuan itu. Dia tidak mempercayai
apapun yang ditawarkan oleh pemerintah Beijing:
"Kami
tidak melihat adanya tanda-tanda yang mendorong harapan bahwa Komunis Cina akan
mengubah kebijakan pembatasan agama mereka ... sungguh tidak habis pikir jika melihat Vatikan menyerahkan proposal
awal di tangan sebuah pemerintahan atheis yang tidak mungkin bisa menilai
kelayakan seseorang untuk menjadi uskup."
Inti dari perundingan itu nampak bahwa
Vatikan berusaha membuat kesepakatan dengan komunis Cina untuk menyetujui
campur tangan pemerintah China dalam memilih uskup Katolik, dan dengan begitu
Vatikan telah meletakkan orang-orang beriman sejati ke dalam pemeliharaan dari uskup-uskup yang dianggap layak oleh
pemerintah komunis yang brutal dan berandalan itu.
Kenyatannya, inilah pertama kalinya
seorang Cardinal dari Gereja Katolik yang berani menentang Francis.
Cardinal Zen,
yang terkenal sebagai pembela Iman sejati dalam keadaan-keadaan yang paling
burk saat ini, dia berkata: Janganlah mengikuti rencana-rencana jahat dari
paus ini, yang mau menghancurkan Bunda Gereja yang kudus
Cardinal Zen
memberi saran kepada umat Katolik : jika persetujuan (Vatikan) dengan
pemerintah China itu ditanda-tangani, janganlah mengikuti paus ini.
Jika
kesepakatan itu dicapai antara China dan Tahta Suci, hal ini tentu saja telah
memperoleh "persetujuan dari Paus". Tapi umat Katolik China tidak wajib
untuk mematuhi persetujuan itu "hati nurani" mereka mengatakan bahwa
hal itu bertentangan dengan " prinsip iman mereka". Demikian menurut Uskup
Emeritus dari Hong Kong, Kardinal Joseph Zen.
Untuk lengkapnya silakan lihat disini.
No comments:
Post a Comment