Volume
2 : Misteri Kerahiman Allah
Bab 19
Keringanan bagi
jiwa-jiwa melalui Kurban Kudus dari Misa Kudus
Bunda Agnes
Venerabilis dan Suster Seraphique
Margaret dari Austria
the Archduke Charles
Pastor Mancinelli
Kita telah menceritakan betapa besarnya manfaat dari Kurban Kudus didalam
meringankan penderitaan jiwa-jiwa yang malang didalam Api Penyucian. Sebuah
iman yang hidup atas misteri yang amat menyenangkan ini telah mengobarkan
devosi dari umat beriman yang sejati serta meringankan kepahitan dari kesedihan
mereka. Apakah kematian telah membuat mereka kehilangan seorang bapa, ibu, atau
sahabat ? Mereka mengarahkan pandangan matanya yang berlinangan itu kearah
altar, yang menyediakan segala sarana untuk memuaskan rasa kasih dan terima
kasih mereka kepada saudara-saudara mereka yang meninggal. Namun Misa Kudus
yang banyak diselenggarakan bagi mereka, serta kesediaan yang ada dari
orang-orang untuk menolong melalui Kurban Kudus dari Perdamaian demi orang yang
meninggal.
Bunda Agnes de Lengeac Venerabilis, seorang religius Dominikan yang telah
kita bicarakan diatas, telah banyak menolong melalui Misa Kudus dengan rasa
devosi yang besar, serta dia mendorong para sahabatnya kaum religius untuk
memiliki semangat yang sama. Dia mengatakan kepada mereka bahwa Kurban Ilahi
ini adalah tindakan yang paling suci dari agama Katolik, karya Allah yang
utama, dan mengingatkan mereka akan Kitab Suci :”Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan Tuhan dengan lalai, dan
terkutuklah orang yang menghambat pedangNya dari penumpahan darah” (Yer.
48:10).
Seorang Suster dari komunitas itu yang bernama Sr.Seraphique telah
meninggal dunia. Dia belum cukup menaruh perhatian kepada nasihat dari Suster
Kepala dan dia dihukum dengan amat kerasnya didalam Api Penyucian. Bunda Agnes
mengetahui hal ini melalui pencerahan yang dialaminya. Didalam ekstase, rohnya
dibawa menuju tempat penebusan dosa dan dia melihat amat banyak jiwa-jiwa
berada ditengah-tengah nyala api. Diantara mereka itu dia mengenali ada
Sr.Seraphique yang dengan nada merintih sedih hingga menimbulkan rasa kasihan,
meminta pertolongannya. Tersentuh oleh rasa belas kasihan, Sr.Kepala yang murah
hati ini melakukan segala sesuatu sekuat tenaganya selama 8 hari dengan
berpuasa, dan menyampaikan hal itu kepada para sahabatnya dan dia ikut aktiv
didalam Misa Kudus bagi Suster yang meninggal itu. Ketika dia sedang berdoa,
dengan bercucuran air mata dan helaan-helaan napas panjang, dia memohon
Kerahiman Ilahi melalui Darah Yang Berharga dari Yesus Kristus agar Dia
berkenan melepaskan Sr.Seraphique dari nyala api yang amat mengerikan itu dan
berkenan memberinya kebahagiaan didalam kehadiranNya. Dia mendengar suara yang
berkata kepadanya :”Teruslah berdoa. Saat pembebasannya masih belum tiba”.
Bunda Agnes terus bertekun didalam doa-doanya. Dan dua hari kemudian ketika
ikut merayakan Misa Kudus, pada saat konsekrasi, dia melihat jiwa dari
Sr.Seraphique naik ke Surga dengan rasa bahagia sekali. Penglihatan yang amat
menyenangkan ini merupakan ganjaran dari kemurahan hatinya dan sekaligus
membakar semangatnya untuk berdevosi kepada Kurban Kudus dari Misa Kudus.
Keluarga-keluarga Kristiani yang memiliki semangat iman yang hidup,
menjadikan tindakan itu sebagai kewajiban mereka, untuk menyelenggarakan
sebanyak mungkin Misa Kudus bagi orang yang meninggal. Didalam tindakan mereka
yang suci itu, mereka menghabiskan segala daya upaya untuk meningkatkan
permohonan Gereja, guna memberi keringanan kepada jiwa-jiwa suci itu.
Diceritakan didalam biografi Ratu Margaret dari Austria, istri dari Pangeran
Philip III, bahwa pada suatu hari didalam proses pemakamannya, yang diadakan di
kota Madrid, ada sekitar 1100 Misa Kudus diadakan bagi jiwanya. Sang Ratu ini
telah meminta 1000 kali Misa Kudus baginya. Sang raja telah meminta 20 ribu
kali Misa Kudus untuk ditambahkan lagi. Ketika Archduke Albert meninggal di
Brussels, maka Isabella yang baik hati itu, istrinya, meminta 40 ribu kali Misa
Kudus bagi jiwa suaminya itu dan selama sebulan penuh dia sendiri mengikutinya
dengan perhatian yang besar yang diadakan pada setiap jam 10 setiap hari.
Salah satu contoh yang paling sempurna dari devosi kepada Kurban Kudus dari
Misa Kudus dan kemurahan hati terhadap jiwa-jiwa di Api Penyucian, adalah
Pastor Julio Mancinelli dari the Society
of Jesus. Banyak Misa Kudus yang dipersembahkan oleh Pastor ini, kata
Pastor Rossignoli, memiliki manfaat yang sangat istimewa bagi keringanan umat
beriman yang meninggal. Jiwa-jiwa itu sering nampak kepadanya untuk meminta
sebuah Misa Kudus.
Caesar Costa, paman dari Pastor Mancinelli, adalah Uskup Agung dari Capua.
Suatu hari dia bertemu dengan kemenakannya yang suci dengan memakai pakaian
yang buruk sekali, tidak sesuai dengan cuaca saat itu, dan dia dengan kemurahan
hati yang besar memberi bantuan dengan menyerahkan jubahnya sendiri kepadanya.
Beberapa saat kemudian Uskup Agung itu meninggal. Ketika pada beberapa saat
sesudahnya Pastor Mancinelli mengunjungi seorang yang sakit yang ternyata telah
diselimuti oleh jubahnya yang baru itu, yang mengatakan bahwa dia telah
berjumpa dengan pamannya yang telah meninggal, yang datang kepadanya dengan
diselimuti oleh nyala api dan meminta tolong kepadanya untuk meminjamkan
mantelnya kepadanya. Pastor Mancinelli memberikan kepadanya jubah itu. Dan
ketika Uskup Agung itu memakainya, maka nyala api itu segera padam. Mancinelli
mengerti bahwa jiwa itu menderita didalam Api Penyucian dan dia meminta
pertolongannya, sebagai balasan atas kemurahan hatinya yang dulu. Lalu dia
mengambil kembali jubahnya dan berjanji untuk berdoa bagi jiwa yang menderita
itu dengan bersemangat, terutama di altar.
Cerita ini segera tersebar luas dan menimbulkan rasa takjub dan hormat,
sehingga setelah kematian dari Pastor itu, diabadikan dalam sebuah lukisan yang
kini disimpan di College Macerata, tempat asalnya dulu. Pastor Julio
Manccinelli ada disana, diatas altar, dengan jubah sucinya, dan tubuhnya
sedikit terangkat diatas anak tangga altar, yang menandakan suasana sukacita
yang dikaruniakan Allah kepadanya. Dari mulutnya keluarlah kilatan-kilatan api,
yang merupakan lambang dari doa-doanya yang bersemangat, dan semangatnga selama
melakukan Misa Kudus. Dibawah altar itu terlihatlah Api Penyucian dan jiwa-jiwa
yang menerima manfaat dari doa-doa permohonannya. Diatasnya, nampak dua
malaikat yang membawa dua bejana emas yang mahal, yang mencurahkan berkat,
rahmat dan pelunasan yang diberikan kepada jiwa-jiwa malang sebagai keutamaan
dari Kurban Kudus. Kami juga melihat mantel yang diceritakan itu dan sebuah
tulisan puisi yang kalau diterjemahkan berbunyi :
Oh pakaian ajaib
yang diberikan sebagai
perlindungan
terhadap kejamnya hawa
dingin
yang sesudahnya
berfungsi
untuk mengurangi
panasnya api.
Begitulah kemurahan
hati memberikan kehangatan
atau kesegaran
sesuai dengan besarnya
penderitaan yang
disembuhkan.
No comments:
Post a Comment