Volume
2 : Misteri Kerahiman Allah
Bab 26
Keringanan bagi
jiwa-jiwa suci
Indulgensi
Mary of Quito
Terberkati dan timbunan emas
Marilah kita meneruskan indulgensi itu kepada orang yang meninggal. Disini
Kerahiman Ilahi dicurahkan dengan berlimpah ruah. Kita tahu bahwa sebuah
indulgensi adalah merupakan remisi atas hukuman sementara karena dosa, yang
diberikan oleh kuasa dari Kunci-kunci, diluar Sakramen Tobat.
Atas keutamaan dari kuasa Kunci-kunci itu yang diterima oleh Gereja dari
Yesus Kristus, maka Gereja membebaskan umat beriman dari setiap penghalang dari
masuknya mereka kedalam kemuliaan. Gereja menjalankan kuasa ini melalui
Sakramen Tobat, dimana Gereja memberikan absolusi kepada umat atas
dosa-dosanya. Gereja juga memberikan hal itu diluar Sakramen Tobat dengan
memberikan pengurangan atas hutang hukuman sementara yang masih tersisa setelah
proses absolusi. Didalam kesempatan yang kedua inilah yang disebut sebagai
indulgensi. Remisi atas hukuman sementara melalui indulgensi ini diberikan
kepada umat beriman hanya didalam kehidupan ini saja. Namun Gereja bisa
memerintah anak-anaknya ketika mereka masih hidup di dunia untuk memberikan
kepada saudara-saudara mereka yang meninggal remisi yang diberikan kepada
mereka itu. Inilah indulgensi yang diberikan kepada jiwa-jiwa di Api Penyucian.
Untuk menyerahkan indulgensi ini kepada orang yang meninggal adalah
mempersembahkan hal itu kepada Allah demi nama GerejaNya yang kudus, agar Dia
berkenan melimpahkan hal itu bagi jiwa-jiwa yang menderita di Api Penyucian. Kepuasan-kepuasan yang dipersembahkan kepada
Pengadilan Ilahi dalam nama Yesus Kristus adalah selalu bisa diterima dan Tuhan
mengenakan hal itu kepada jiwa-jiwa tertentu atau kepada jiwa-jiwa yang
dikehendakiNya atau kepada jiwa-jiwa secara umum. Indulgensi bisa bersifat
sebagian ataupun penuh. Sebuah indulgensi penuh adalah remisi atas seluruh
hukuman sementara yang harus dijalani oleh suatu jiwa di mata Allah. Misalkan
saja, untuk melepaskan diri kita dari hutang ini, kita harus melakukan 100
tahun penebusan kanonikal di dunia, atau menderita lebih lama lagi di Api Penyucian,
dan dengan keutamaan dari sebuah indulgensi penuh maka dia memperoleh karunia
secara layak sehingga semua hukuman ini diampuni, dan jiwa itu di mata Allah
tidak lagi memiliki bayangan dosa itu lagi, yang telah mencegahnya untuk bisa
memandang wajah Allah yang ilahi.
Indulgensi sebagian berisi remisi atas sejumlah hari atau tahun tertentu.
Hari atau tahun ini merupakan hari atau tahun lamanya menderita didalam Api Penyucian.
Haruslah dimengerti bahwa hari dan tahun penebusan dosa kanonikal umum, adalah
berisi terutama puasa, dan itulah yang dikenakan kepada para pendosa, menurut
disiplin lama dari Gereja. Maka sebuah indulgensi selama 40 hari atau 7 tahun
adalah sebuah remisi yang diperoleh dihadapan Allah dengan 40 hari atau 7 tahun
penebusan dosa kanonikal. Apakah perbedaan antara hari-hari penebusan dosa dan
lamanya penderitaan di Api Penyucian ? Ini adalah sebuah rahasia yang tidak
diungkapkan oleh Allah kepada kita.
Didalam Gereja, indulgensi adalah sebuah harta kekayaan rohani yang sejati
yang digelar secara terbuka dan boleh dimiliki oleh setiap umat beriman. Setiap
orang diijinkan untuk mengambilnya, guna membayar hutang-hutang mereka dan
hutang-hutang orang lain. Dengan sifat seperti inilah maka Tuhan pada suatu
hari berkenan menunjukkan hal itu kepada Mary of Quito Terberkati. Pada suatu
ekstasenya, dia melihat ditengah suatu ruangan yang besar terdapat meja yang
besar yang diatasnya penuh berisi perhiasan emas, perak, ruby, mutiara, intan,
dan pada saat yang sama dia juga mendengar sebuah suara yang berkata :”Kekayaan
ini adalah milik umum. Setiap orang boleh datang dan mengambilnya
sebanyak-banyaknya”. Tuhan menyatakan kepadanya bahwa ini adalah lambang dari
indulgensi. Kita bisa berkata bersama penulis yang suci dari buku the Marveilles, betapa salahnya kita
jika didalam kelimpahan harta kekayaan yang seperti itu, kita tetap miskin dan
mengasingkan diri kita serta tidak mau menolong orang lain. Celaka sekali !
jiwa-jiwa di Api Penyucian sangat membutuhkan harta itu, mereka memohon kepada
kita dengan linangan air mata ditengah-tengah siksaan mereka. Kita memiliki
semua sarana untuk membayar hutang-hutang mereka dengan melalui indulgensi,
tetapi kita tidak mau berusaha melakukannya.
Apakah jalan menuju harta kekayaan ini membutuhkan usaha yang amat
menyakitkan di pihak kita, misalnya puasa, berpergian ke suatu tempat, atau
dengan penderitaan tertentu ? “Meskipun harus diperlukan tindakan seperti itu”,
kata Pastor Segneri, “kita harus taat melakukannya”. Tidakkah kita melihat
bagaimana orang yang mencintai emas untuk membuat sebuah karya seni, dia akan
menabung sebagian dari pendapaatn mereka atau barang berharga mereka, untuk
kemudian membakarnya kedalam api ? Bukankah kita akan segera bertindak, paling
tidak untuk menyelamatkan jiwa-jiwa itu, dari nyala api penebusan dosa, yaitu
jiwa-jiwa yang telah ditebus oleh Darah Yesus Kristus ? Namun Kebaikan Ilahi tidak menuntut apa-apa
yang terlalu menyakitkan dari kita. Tindakan itu hanya meminta dari kita
perbuatan yang biasa-biasa saja dan mudah dilakukan, misalnya berdoa rosario,
Komuni, kunjungan kepada Sakramen Terberkati, sedekah atau mengajar katekismus
kepada anak-anak yang terabaikan. Kita tidak mau berusaha untuk memperoleh harta
yang amat berharga itu dengan cara seperti ini, dan kita tidak ingin menerapkan
semua itu bagi saudara-saudara kita yang malang yang sedang merana didalam
nyala api dari Api Penyucian.
No comments:
Post a Comment