KARDINAL
BRANDMULLER : BARANGSIAPA YANG MENGIRA BAHWA ‘PERBUATAN ZINA YANG
DILAKUKAN SECARA MENETAP’ DAN ‘MENERIMA KOMUNI KUDUS’ ADALAH BISA BERJALAN SEJAJAR,
MAKA DIA ADALAH SEORANG BIDAAH DAN PENDUKUNG TERJADINYA SKISMA DI DALAM GEREJA
23 December 2016
ROME, December 23, 2016 (LifeSiteNews) Dalam sebuah wawancara yang baru dengan majalah Jerman Der Spiegel, salah satu dari ‘kardinal dubia’
berkata: “Barangsiapa yang mengira bahwa
‘perbuatan zina yang dilakukan secara menetap’ dan ‘menerima komuni kudus’
adalah bisa berjalan sejajar, maka dia adalah seorang bidaah dan pendukung
terjadinya skisma di dalam gereja.”
Cardinal Walter Brandmuller membuat
pernyataan ini di hadapan Walter Mayr reporter Spiegel mengenai the dubia – yaitu lima
buah pertanyaan yang hingga saat ini tidak dijawab, yang diajukan oleh empat orang
kardinal dan dilakukan secara terbuka dan resmi, agar PF membuat klarifikasi terhadap
penafsiran terhadap anjuran Amoris Laetitia, yang berpotensi menimbulkan
kesesatan atau bidaah.
Dalam wawancara
terpisah hari ini dengan Vatican Radio, orang kepercayaan PF, Cardinal Walter Kasper, berkata
bahwa PF telah menyampaikan secara jelas di dalam Amoris Laetitia, dan bahwa PF
telah menegaskan sikapnya melalui pernyataannya yang menyetujui pendekatan yang
dilakukan oleh uskup-uskup Argentina (mengenai penerimaan Komuni oleh umat yang
bercerai dan menikah lagi). Surat PF kepada uskup-uskup Argentina yang dimaksud
oleh Kasper itu mengatakan bahwa adalah benar untuk menafsirkan Amoris Laetitia
seperti itu, yaitu mengijinkan pemberian Komuni Kudus, dalam kasus terbatas, kepada
orang yang bercerai dan menikah lagi, meski tanpa adanya anulasi atas
perkawinan pertamanya.
Dalam pengertian
Katolik, hal itu berarti penerimaan Komuni bagi orang yang berzinah, yang menurut
Sabda Kristus sendiri : Luk 16:18 “Setiap orang yang menceraikan isterinya,
lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin
dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah."
Dari pernyataan-pernyataan
itu, secara bersama-sama, menunjukkan kepada kita adanya perbedaan mencolok
antara pendekatan dari berbagai kardinal mengenai dubia. Bagi beberapa orang, keterbukaan untuk merubah ajaran Gereja
berarti tindakan yang termasuk bidaah; sedangkan bagi orang-orang yang lain,
perubahan itu adalah perlu dan merupakan evolusi atas ajaran Gereja yang didorong
oleh Roh Kudus, atau paling tidak, dalam hal praktek pastoral.
Cardinal Brandmuller berkata
kepada Der Spiegel bahwa klerus
tidak berhak untuk merubah ajaran-ajaran Kristus. “Menurut St.Paulus, kita
adalah sebagai pengelola dari misteri-misteri Allah, tetapi bukan sebagai pemilik
hak untuk membuang (ajaran-ajaran Kristus).”
Perbedaan mencolok
antara para pemimpin tertinggi Gereja Katolik tidaklah terlepas dari tindakan PF.
Laporan Mayr dari Der Spiegel menyampaikan
adanya perkataan PF kepada ‘lingkup kecil’ di Vatikan yang berkata: “Tidak bisa
dipungkiri bahwa saya akan tercatat dalam sejarah sebagai orang yang memecah Gereja
Katolik.”
Read the full article at Life Site News
No comments:
Post a Comment