Volume
2 : Misteri Kerahiman Allah
Bab 52
Berbagai manfaat
Kemurahan hati kepada
jiwa-jiwa suci yang dibalas oleh Yesus Kristus
St.Catherine dari
Siena dan Palmerine
St.Magdalen de Pazzi
dan ibunya
Tuhan itu cenderung lebih banyak memberikan ganjaran dari pada hukuman. Dan
jika Dia memberikan pemurnian kepada orang-orang yang melupakan jiwa-jiwa yang
dikasihiNya, maka Dia juga menunjukkan rasa terima kasih yang besar kepada
mereka yang menolongNya didalam diri para mempelaiNya yang sedang menderita itu.
Sebagai balasannya, suatu hari Dia akan berkata kepada mereka (Mat 25:34) Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang
telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab kamu telah menunjukkan
kemurahan hati kepada saudaramu yang menderita dan membutuhkan. Amin. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling
hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (Mat.25:40) Sering sekali
didalam kehidupan ini Yesus memberikan ganjaran kepada jiwa-jiwa yang berbelas
kasih dan bermurah hati dengan memberinya banyak karunia. St.Catherine dari
Siena melalui kemurahan hatinya telah mempertobatkan seorang pendosa yang
bernama Palmerine yang meninggal dan masuk kedalam Api Penyucian. Orang kudus
itu tidak berhenti berdoa hingga dia bisa membebaskan jiwa orang itu. Sebagai
balasannya, Tuhan mengijinkan jiwa itu menampakkan diri kepada St.Catherine
atau lebih tepatnya, Juru Selamat sendiri menunjukkan dia kepada hambaNya
sebagai bukti yang nyata dari kemurahan hatinya. Raymond Terberkati yang
menceritakan hal itu : Di pertengahan abad ke 14 ketika St.Catherine
mengharumkan nama kota kelahirannya dengan segala macam karya kemurahan hati,
ada seorang wanita yang bernama Palmerine. Setelah dia menjadi sasaran dari
kemurahan hati Catherine, dia memiliki rasa bosan secara diam-diam kepada
penolongnya itu, yang kemudian menjadi rasa benci sekali. Tidak lagi dia mau
melihat atau mendengarkan orang kudus itu, malahan Palmerine yang tidak tahu berterima-kasih
itu bahkan menyakiti hamba Allah itu, menjatuhkan nama baik Catherine dengan
berbagai fitnah. Catherine berusaha dengan sekuat tenaganya untuk berdamai
dengan Palmerine, tetapi sia-sia saja. Kemudian demi menyadari bahwa segala
kebaikannya, ketulusannya, dan ketekunannya didalam melayani Palmerine hanya
menghasilkan kemarahan dari wanita yang malang itu, maka Catherine memohon
kepada Tuhan untuk melunakkan kekerasan hati wanita itu.
Tuhan mendengar doa-doanya dengan memberikan sebuah penyakit yang parah
kepada Palmerine. Namun pemurnian ini belum cukup untuk menyadarkan dia.
Sebagai balasan atas semua pelayanan dari Catherine yang lembut itu kepadanya,
wanita yang jahat itu justru menghinakan dan mengusir Catherine dari
hadapannya. Sementara itu saat akhir dari hidup Palmerine mendekat, dan seorang
imam dipanggil untuk memberikan Sakramen Perminyakan. Orang yang sakit itu
belum siap untuk menerimanya karena kebencian yang dia miliki, dimana dia tidak
mau menyerah. Demi mengetahui hal ini, dan menyadari bahwa wanita yang malang
itu satu kakinya sudah berada didalam neraka, maka Cataherine menangis dan
bersedih. Selama 3 hari 3 malam dia tidak berhenti memohon kepada Tuhan bagi
wanita itu sambil berpuasa. “Akankah Engkau membiarkan wanita ini musnah karena
aku ? Aku memohon kepadaMu, berikanlah kepadaku harga dari pelunasan bagi
pertobatan dan keselamatannya. Hukumlah aku saja bagi dosa-dosanya, berikanlah
pemurnian itu kepadaku saja, jangan dia. Yesus, janganlah menolak permohonanku
ini. Aku tidak akan meninggalkan Engkau hingga aku telah memperoleh rahmat itu.
Demi KebaikanMu, KerahimanMu, aku memohon kepadaMu, Juru Selamat yang amat
murah hati, jangan ijinkan jiwa dari saudaraku itu meninggalkan tubuhnya hingga
ia dipulihkan kedalam rahmatMu”.
Doa-doanya itu begitu kuatnya sehingga dia bisa mencegah orang yang sakit
itu dari kematian. Penderitaan Palmerine berlangsung selama 3 hari 3 malam
hingga mengherankan para perawatnya. Dan selama itu pula Catherine terus
berperan serta dengan melalui permohonan-permohonannya hingga dia memperoleh
kemenangan. Tuhan tidak lagi bisa menahan, dan Dia melakukan sebuah keajaiban
kemurahan hati. Suatu sinar Surgawi menembusi hati dari wanita yang sekarat
itu, yang mampu membuka segala kesalahannya, dan mendorongnya untuk menyesali
semua perbuatannya. Orang kudus itu, kepada siapa Tuhan menyatakan hal ini,
segera menuju ke samping orang yang sakit itu. Segera setelah dia melihat
Cataherine, dia menunjukkan tanda-tanda rasa hormatnya dan persahabatannya, dan
dia menyesali segala perbuatannya yang salah itu. Wanita ini menerima Sakramen
Perminyakan dan meninggal didalam rahmat Allah.
Namun meskipun pertobatannya itu sangat tulus, dan meskipun dia bisa lolos
dari api neraka, tetapi dia masih harus menjalani hukuman yang keras didalam
Api Penyucian. Catherine yang murah hati itu meneruskan usahanya dengan sekuat
tenaganya untuk mempercepat masuknya Palmerine ke Surga.
Kemurahan hati yang begitu besar ini tidak akan gagal mendapatkan
ganjarannya. “Tuhan kita”, demikian tulis Raymond Terberkati, “menunjukkan
kepada mempelaiNya itu, jiwa yang telah diselamatkan oleh doa-doanya itu. Ia
sangat bercahaya sekali, dimana Catherine mengatakan kepadaku bahwa dia tak
mampu menemukan kata yang tepat untuk melukiskan keindahannya. Jiwa itu masih
belum sampai kepada kemuliaan Surgawi, tetapi sudah memiliki cahaya yang
berkilauan seperti itu yang disampaikan kepada ciptaan melalui rahmat dari
pembaptisan. Tuhan bersabda kepadanya :”Lihatlah puteriKu, jiwa yang tersesat
ini yang telah kau temukan kembali !”. Dan Tuhan menambahkan :”Bukankah ia
nampak cantik dan indah dan amat berharga bagimu ? Siapakah yang tidak akan mau
menanggung semua penderitaan untuk bisa menyelamatkan suatu makhluk yang begitu
sempurna dan mengantarnya memasuki kehidupan kekal ? Jika Aku, yang merupakan
Keindahan Yang Utama, dari mana seluruh keindahan berasal, telah begitu
tertawan oleh keindahan dari jiwa-jiwa hingga Aku mau turun ke dunia dan
mencucurkan DarahKu untuk menebus mereka, maka dengan alasan yang lebih besar
lagi hendaklah kamu berusaha dengan sekuat tenagamu untuk saling menolong satu
sama lain, agar makhluk yang sangat terhormat itu tidak sampai musnah. Jika Aku
telah menunjukkan jiwa ini kepadamu, maka kamu harus lebih bersemangat dalam
segala hal yang berhubungan dengan keselamatan jiwa-jiwa”.
St.Magdalen de Pazzi sangat berdevosi kepada orang-orang yang meninggal.
Dia telah menghabiskan hampir seluruh kemurahan hati Kristiani bagi ibunya,
setelah ibunya meninggal. Empat belas hari setelah kematian ibunya, maka Yesus,
untuk menghibur mempelaiNya itu, menunjukkan kepadanya jiwa dari ibunya.
Magdalen melihat ibunya berada di Surga, penuh kemilau yang indah dan
dikelilingi oleh para kudus yang nampak sangat tertarik kepada ibunya itu.
Magdalen mendengar jiwa yang terberkati dari ibunya memberinya tiga buah
perintah yang selalu diingatnya :”Puteriku”, katanya, “hendaknya kamu
merendahkan dirimu serendah mungkin, selalu memperhatikan kepatuhan rohani, dan
menjalankan Perintah-perintahNya dengan hati-hati”. Berkata demikian, Magdalen
melihat ibunya menghilang dan dia terpaku dengan penuh rasa penghiburan yang
paling manis.
No comments:
Post a Comment