PENGALAMAN LIMA ORANG KUDUS YANG
PERNAH MENYAKSIKAN NERAKA: MENGERIKAN
Kamu hanya memiliki dua tujuan:
Surga dan neraka. Ketahuilah bahwa setan berusaha untuk menghilangkan realitas
keberadaan kerajaannya, neraka, dari pikiranmu. Jika dia membuat lelucon
tentang keberadaannya diantara kamu, dia menipu kamu agar kamu berbuat dosa dan
menjauhkan dirimu dari Roh Terang. Dan jika kamu telah menjauhkan dirimu dari
Roh Terang maka kamu juga menjauhkan dirimu dari kehidupan kekal didalam
Kerajaan Bapamu, Allah Yang Maha Tinggi di Surga. - Our Lady of the Roses,
February 1, 1975
ChurchPop.com on October 28, 2015:
Seorang mistikus
besar dari abad 19, St.Faustina, menceritakan penglihatannya atas neraka dan
pengaruhnya atas dirinya:
Akibatnya, aku berdoa lebih tekun lagi
demi pertobatan para pendosa. Tidak henti-hentinya aku memohon kerahiman Allah
bagi mereka. Oh Yesusku, biarlah aku menderita hingga akhir dunia ini, ditengah
penderitaan yang terbesar sekalipun, daripada aku menentang Engkau melalui
dosaku yang terkecil sekalipun.
Karena itu janganlah ragu: menjauhlah
dari dosa-dosamu, berusahalah menuntun orang lain kepada Kristus.
1) Anne Catherine Emmerich Terberkati : Tak seorang bisa tahan (melihat
neraka) tanpa merasa gemetar.
Anne Catherine Emmerich Terberkati hidup pada akhir abad 18 dan awal
abad 19 di Kerajaan Roma. Dia adalah seorang mistikus yang menerima penglihatan
atas berbagai hal spirituil. Berikut ini adalah beberapa kutipan
dari penglihatannya:
Bagian luar neraka
sungguh nampak mengerikan dan menakutkan; ia berupa suatu bangunan yang amat besar,
nampak mengerikan, dan batu-batu granit yang membentuknya, meskipun hitam, tetapi
ia menyiratkan warna logam; dan pintu-pintu yang gelap serta memuakkan
dikuatkan dengan dengan sekrup-sekrup yang mengerikan sehingga tidak ada yang
bisa dilihatnya tanpa merasa gemetar.
Suara-suara
mengerang dan jeritan yang penuh keputus-asaan terdengar dari balik pintu-pintu
yang tertutup rapat. Namun siapakah yang bisa menggambarkan suara-suara
lengkingan dan jeritan yang menusuk telinga jika sekrup-sekrup itu dilepas dan
pintu-pintu dibuka; Oh, siapakah yang bisa melukiskan penampilan melankolis
dari para penghuni tempat yang malang itu!
Sebaliknya, semua
yang ada di dalamnya dalam keadaan tertutup, kacau, dan berdesakan. Setiap apa
yang ada disitu cenderung memenuhi pikiranku dengan rasa sedih dan penderitaan.
Tanda-tanda dari murka dan pembalasan Allah nampak terlihat dimana-mana. Rasa
putus asa, seperti seekor burung pemakan bangkai, mencekam setiap jantung,
dimana perselisihan dan penderitaan menguasai dimana-mana.
Di dalam neraka, tak
ada lainnya yang bisa terlihat kecuali ruang-ruang bawah tanah yang suram,
gua-gua yang gelap, padang gurun yang mengerikan, rawa yang berbau busuk yang
dipenuhi dengan berbagai species serangga aneh yang beracun dan menjijikkan.
Di dalam neraka,
adegan abadi yang berupa perselisihan sengit dan segala macam dosa dan kebusukan,
baik dalam wujud yang paling mengerikan yang bisa dibayangkan, atau diwujudkan oleh
berbagai jenis siksaan mengerikan. Semua yang ada di dalam tempat tinggal yang suram
ini cenderung untuk memenuhi pikiran dengan kengerian; tak ada satupun kata
atau ide penghiburan yang terdengar; satu pemikiran yang luar biasa, yang
diberikan oleh keadilan dari Tuhan Mahakuasa kepada makhluk terkutuk itu adalah
bahwa mereka sadar sepenuhnya bahwa dirinya layak menerima semua itu, dengan keyakinan
yang luar biasa, yang terus menerus membebani hati mereka.
Segala keburukan
nampak aslinya, dengan warna-warna muram yang menjijikkan, karena mereka
dilepaskan dari topeng yang tersembunyi selama di dunia ini, dan si ular beludak
dari neraka nampak melahap mereka yang dulunya dipuja dan dihormati di dunia.
Dengan kata lain, neraka adalah bait kesedihan dan keputus-asaan…
2) St. Teresa of Avila : Terbakar dan terkoyak hancur
berkeping-keping.
Seorang mistikus dan Doktor Gereja pada
memperoleh pengalaman
neraka berikut ini:
Jalan masuknya
seperti sebuah lorong sempit yang panjang, seperti sebuah tungku api, amat rendah,
gelap, dan tertutup. Tanahnya nampak lembab, berlumpur, dan sangat busuk,
memancarkan aroma penyakit, dan penuh dengan kutu yang menjijikkan. Pada
ujungnya ada sebuah tempat yang berlubang di dinding, seperti sebuah kakus, dan
disitu aku melihat diriku terkurung…
Aku merasakan api di
dalam jiwaku… penderitaan tubuhnya serasa tak tertahankan. Aku mengalami
penderitaan yang paling menyakitkan dalam hidupku… namjun semua ini nampaknya
belum seberapa dibandingkan dengan apa yang akan kurasakan kemudian, terutama
ketika aku menyadari bahwa keadaan seperti itu tak ada pengurangan atau
istirahatnya sama sekali, terus berlangsung tanpa ada akhirnya…
Aku tidak melihat
siapa yang menyiksa aku, namun aku merasa diriku terbakar dan terkoyak hingga
berkeping-keping. Dan aku mengulangi, api di dalam diriku beserta keputus-asaan
yang kurasakan ini adalah siksaan yang terbesar dari semuanya…
Aku tak bisa duduk
ataupun berbaring, karena tak ada tempat untuk itu. Aku merasa seolah di taruh
dalam sebuah lubang di dinding. Dan dinding-dinding itu yang nampak mengerikan,
seolah menyelimuti dan membatasi diriku dari segala arah. Aku tak bisa
bernapas. Tak ada cahaya, semuanya adalah serba kegelapan yang pekat…
Aku merasa ketakutan
sekali oleh penglihatan itu, dan rasa takut itu terasa hingga kini ketika aku
menulis ini, meski kejadian itu telah enam tahun berlalu; kehangatan alami
tubuhku menjadi rasa kedinginan karena rasa takut, jika sekarang aku
mengingatnya…
Penglihatan itulah
yang menguasai aku dengan kesedihan yang amat besar yang kurasakan, ketika aku
melihat ada begitu banyak sekali jiwa-jiwa yang musnah, terutama mereka yang semula
adalah anggota Gereja melalui pembaptisan, dan hal ini juga memberiku keinginan
yang bergelora demi keselamatan jiwa-jiwa itu. Aku percaya bahwa untuk
menyelamatkan satu jiwa saja dari penyiksaan itu, aku bersedia untuk mengalami
kematian hingga berkali-kali.
3) St. John Bosco : Kengerian yang tak terlukiskan.
Pada tahun 1868 St.John Bosco mengalami sebuah
mimpi tentang neraka. Ceritanya cukup
panjang, namun kutipannya adalah berikut ini:
Ketika aku telah
melewati batasnya, aku merasakan kengerian yang tak terlukiskan besarnya hingga
aku tidak berani melangkah lagi.
Di hadapanku aku
melihat sesuatu seperti sebuah gua yang amat besar yang secara perlahan
kemudian ia menghilang dan tenggelam ke dalam relung-relung yang ada di dalam
perut gunung-gunung. Semua itu nampak terbakar, namun itu bukanlah api dari dunia
ini, dengan lidah-lidah apinya. Seluruh gua itu – dinding, atap, lantai,
besi-besinya, bebatuan, kayu, batu bara, semuanya nampak membara dengan suhu
kira-kira mencapai ribuan derajat. Namun api itu tidak menghancurkan, tidak
melahap habis. Aku tak bisa menemukan kata yang tepat untuk menjelaskan
kengerian dari gua itu…
Penuntunku menangkap
tanganku, memaksa untuk membukanya, dan menekankan tanganku pada bagian yang
pertama dari ribuan dinding yang ada. Sensasi yang kurasakan adalah sangat
menyakitkan, dan aku melompat mundur sambil menjerit dan aku mendapati diriku
terduduk pada sebuah tempat tidur.
Tanganku masih
merasakan sengatan, aku menggosoknya untuk mengurangi sakitnya. Ketika aku
bangun pada pagi hari aku melihat bahwa tanganku bengkak. Karena tanganku
disentuhkan pada dinding, meskipun hanya dalam mimpi, namun aku merasakannya
sangat nyata, hingga kulit tanganku mengelupas.
Ingatlah bahwa aku
tidak ingin membuatmu ketakutan, maka aku juga tidak akan menjelaskan hal-hal
ini dalam keadannya yang sebenarnya mengerikan, seperti aku melihatnya, dan
seperti yang terkesan dalam hati dan pikiranku. Kita tahu bahwa Allah selalu
menggambarkan keadaan neraka dalam bentuk simbol-simbol, karena jika Dia
berbicara yang sebenarnya tentang neraka, maka kita tak akan bisa memahami Dia.
Tak ada makhluk yang fana ini bisa memahami hal itu.
4) Sr. Lucy of Fatima: Jeritan dan erangan kesakitan serta keputus-asaan
Sr.Lucy dari Fatima, bukanlah seorang kudus (dia
meninggal pada 2005), namun dia adalah salah satu visiuner dari Fatima pada
awal abad 20, dimana penampakan disana telah diakui oleh Gereja. Pada sebagian
dari kisah penglihatan itu, dia mengaku telah melihat neraka:
Kami melihat suatu
lautan api yang amat luas. Tercebur ke dalamnya kami melihat iblis-iblis dan jiwa-jiwa
yang terkutuk.
Jiwa-jiwa itu nampak
seperti bara api yang transparan, berwarna seperti perunggu yang menghitam atau
gelap, dalam wujud manusia. Mereka melayang-layang ditengah kobaran api,
sesekali naik ke atas oleh dorongan lidah api yang keluar dari dirinya sendiri,
bersama dengan asap pekat sekali. Kemudian mereka terjatuh lagi ke segala arah seperti
letikan-letikan api besar, tanpa beban atau keseimbangan, di tengah jeritan dan
erangan rasa sakit dan putus asa, yang sangat menakutkan kami dan membuat kami
gemetar karena ngeri. (Penglihatan inilah yang membuat kami menjerit dan menangis,
seperti yang dilaporkan oleh orang-orang yang mendengar suara kami).
Iblis-iblis itu
berbeda dari jiwa-jiwa terkutuk melalui penampilan mereka seperti binatang-binatang
yang tak kami kenal, yang mengerikan dan menjijikkan, berwarna hitam dan transparan
seperti bara api.
5) St. Maria Faustyna Kowalska: Sebuah tempat penyiksaan yang besar.
St. Maria Faustyna Kowalska,
sering dikenal dengan
nama St. Faustina,
adalah seorang biarawati Polandia yang menerima banyak sekali pengalaman mistik
pada tahun 1930an. Berikut ini adalah kutipan dari buku hariannya mengenai
salah satu penglihatannya:
Hari ini aku dituntun
oleh satu malaikat menuju jurang-jurang neraka. Ia merupakan tempat penyiksaan yang
besar. Betapa luasnya dan dahsyatnya tempat itu.
Jenis-jenis siksaan yang
kusaksikan di tempat itu : siksaan yang pertama yang mewakili seluruh neraka adalah
berupa kehilangan Allah; yang kedua adalah rasa penyesalan hati yang berlangsung
selamanya; yang ketiga, kondisi masing-masing makhluk itu yang tak pernah
berubah; ke empat, api yang menembus masuk ke dalam jiwa tanpa menghancurkannya
– sebuah penderitaan yang mengerikan, karena ia adalah sebuah api yang bersifat
spirituil murni, yang dinyalakan oleh murka Allah; ke lima adalah kegelapan yang
terus menerus serta bau yang sangat mencekik, disamping kegelapan, iblis-iblis dan
jiwa-jiwa terkutuk itu bisa saling melihat kepada satu sama lain serta semua kejahatan
mereka sendiri dan kejahatan orang lain; siksaan ke enam adalah tinggal bersama
setan selamanya; siksaan ke tujuh adalah rasa putus asa yang luar biasa, kebencian
akan Allah, kata-kata yang kotor, kutukan-kutukan dan penghujatan…
Setiap jiwa disana
mengalami penderitaan yang mengerikan dan tak terperikan, berkaitan dengan dosa
yang dilakukannya. Disana terdapat gua-gua dan lubang-lubang penyiksaan dimana
satu penderitaan berbeda dengan penderitaan lainnya…
Namun aku melihat
ada satu hal, sebagian besar jiwa-jiwa yang ada disana adalah mereka yang tidak
percaya bahwa neraka itu ada. Ketika aku kembali di dunia, rasanya aku tak bisa
pulih dari rasa takutku. Betapa mengerikan jiwa-jiwa yang menderita disana! (Diary of St. Faustina, 741)
Disana terdapat kebutaan yang lebih
buruk daripada kehilangan penglihatan jasmani, karena disana berupa kebutaan
hati. Banyak sekali orang yang berjalan menuju kobaran api neraka dalam keadaan
buta. Manusia berusaha menghilangkan bukti keberadaan neraka, namun segera mereka
akan menyadari kebenaran yang ada. Neraka itu ada dan Surga itu juga ada. Dosa-dosa
daging telah mengirim lebih banyak jiwa-jiwa ke dalam neraka. - Jesus,
October 2, 1970, Bayside.
No comments:
Post a Comment