Volume
2 : Misteri Kerahiman Allah
Bab 51
Berbagai manfaat
Rasa terima kasih
Mempelai Ilahi dari jiwa-jiwa
Archangela Panigarola
Venerabilis dan ayahnya, Gothard
Jika jiwa-jiwa suci itu berterima-kasih sekali kepada penolong mereka
(yaitu kita-kita yang mendoakan mereka), maka Tuhan kita Yesus Kristus, yang
sangat mengasihi jiwa-jiwa itu, yang menerima seluruh kebaikan yang kita
lakukan demi jiwa-jiwa itu, akan juga melimpahkan ganjaran yang berlimpah,
bahkan sering sekali ketika masih berada didalam kehidupan ini, dan hal itu
terus dilakukanNya didalam kehidupan nanti. Tuhan menyukai mereka yang suka
bermurah hati dan menghukum mereka yang lupa melakukan hal itu terhadap
jiwa-jiwa di Api Penyucian.
Marilah kita melihat sebuah contoh dari pemurnian. Archangela Panigarola
Venerabilis, seorang religius Dominikan, dan kepala biara St.Martha di Milan,
sangat bersemangat untuk meringankan penderitaan jiwa-jiwa di Api Penyucian.
Dia berdoa dan mencari bantuan doa bagi para sahabatnya yang meninggal dan
bahkan bagi jiwa-jiwa orang-orang yang tak dikenalnya namun yang kematiannya
diberitahukan kepadanya. Ayahnya, Gothard, yang sangat dia kasihi, adalah salah
satu umat Kristiani yang jarang berdoa bagi orang yang meninggal. Dia sendiri
meninggal, dan sangat menyedihkan, Archangela mengerti bahwa ayahnya itu sangat
membutuhkan doa-doanya dari pada air matanya. Lalu dia bertindak untuk
menyampaikan doa-doa permohonan kepada Tuhan bagi ayahnya. Namun sayang sekali
karena permohonan ini nampaknya tidak bermanfaat. Gadis ini, yang begitu suci
dan berbakti kepada ayahnya, hanya bisa berbuat sedikit saja bagi jiwa ayahnya.
Tuhan Allah mengijinkan hal ini terjadi, meskipun ujub-ujubnya itu bersifat
suci, hingga dia sampai melupakan ayahnya dan lebih tertarik untuk mendoakan
orang lain. Akhirnya, suatu kejadian yang tak terduga menjelaskan alasan dari
tindakan melalaikan ini, hingga membangkitkan kembali devosinya kepada ayahnya.
Pada hari pesta bagi Seluruh Jiwa-jiwa, gadis itu tetap mengurung diri di
kamarnya, sepenuhnya sibuk dengan tindakan kebajikan dan penebusan demi
keringanan jiwa-jiwa yang malang di Api Penyucian. Tiba-tiba malaikatnya nampak
kepadanya, memegang tangannya dan menuntunnya didalam roh menuju Api Penyucian.
Diantara jiwa-jiwa pertama yang dia saksikan disana, dia mengenali jiwa ayahnya
yang tercebur didalam kolam air es. Jiwa ayahnya itu mendatangi dia dan dengan
sedih dia menyesal karena telah mengabaikan ayahnya ditengah penderitaan itu,
sementara itu dia bersemangat menolong jiwa-jiwa orang lain, yang selalu dia
ringankan dan dia bebaskan dari Api Penyucian, bahkan orang-orang yang tak
dikenalnya.
Archangela berdiri terpaku beberapa lama dan merasa bingung karena
dipersalahkan ayahnya seperti itu. Segera saja dia menjawab sambil berlinangan
air mata :”Aku akan melakukannya, ayahku yang terkasih, semua permintaanmu
kepadaku. Semoga hal itu berkenan dihadapan Allah dan Dia sudi mendengarkan
permohonan-permohonanku dan segera membebaskan ayah”. Sementara itu dia masih
belum pulih dari rasa terkejutnya ataupun memahami bagaimana bisa dia telah
melupakan ayahnya itu. Setelah membawa kembali Archangela, malaikatnya
mengatakan kepadanya bahwa kelalaian itu adalah kehendak dari Pengadilan Ilahi.
Malaikat itu berkata :”Tuhan telah mengijinkan hal itu terjadi sebagai hukuman
atas semangatnya yang kecil selama hidupnya, yang diperlihatkan ayahmu kepada
Tuhan, terhadap jiwanya sendiri maupun jiwa tetangganya. Kamu melihat betapa
dia disiksa dan ditenggelamkan didalam kolam es. Hal ini merupakan pemurniannya
atas sikap kemalasannya didalam melayani Allah dan kelalaiannya untuk
menyelamatkan jiwa-jiwa lain. Memang ayahmu bukanlah orang yang jahat, hal itu
memang benar, namun dia tidak memperlihatkan keinginan untuk mendapatkan
keutamaan dan melaksanakan karya-karya kemurahan hati dan kesucian, kearah mana
Gereja selalu mengarahkan seluruh umat beriman. Inilah alasannya, mengapa Tuhan
mengijinkan dia untuk dilupakan, terutama oleh dirimu, yang akan bisa
memberinya keringanan yang besar. Ini adalah pemurnian yang biasa diberikan
oleh Pengadilan Ilahi kepada mereka yang tidak memiliki semangat dan kemurahan
hati. Tuhan mengijinkan agar orang-orang mendapatkan perlakuan yang sama
seperti halnya orang-orang itu memperlakukan Tuhan dan sesamanya. Terlebih lagi
ini merupakan aturan dari Keadilan yang telah dikehendaki oleh Juru Selamat
kita didalam Injil : Ukuran yang kamu
pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. (Mat. 7:2).
No comments:
Post a Comment