KARDINAL BURKE: DALAM
MASALAH DUBIA, SAYA LEBIH KHAWATIR DENGAN PENGHAKIMAN AKHIR DARIPADA KEHILANGAN
GELAR SAYA
January 12, 2017 (LifeSiteNews) - Kardinal
Raymond Burke tetap bertahan pada pendapatnya bahwa empat
orang kardinal yang berada di belakang dubia
Amoris Laetitia sedang melakukan tanggung
jawab Katolik mereka dengan cara meminta klarifikasi
dari PF
mengenai ide-idenya
tentang ajaran Gereja Katolik yang berhubsungan dengan perkawinan
dan Ekaristi.
Dalam
wawancara baru-bari ini dengan media Italia LaVerita, Kardinal Burke mengatakan
bahwa ada lebih dari empat orang kardinal yang merasa khawatir dengan Amoris
Laetitia, namun tak ada batasan waktu yang pasti bagi mereka untuk melakukan koreksi
yang resmi kepada PF.
Menurut
Kardinal Burke, dia lebih memilih pada hari penghakiman nanti untuk berdiri
tegak dengan hati nurani yang benar di hadapan Allah daripada saat ini mengkhawatirkan
datangnya gelombang
politik yang mungkin akan menerjang para kardinal pengusung dubia karena telah
mengajukan permintaan klarifikasi kepada PF.
Sementara
itu ada banyak berita yang berkembang bahwa PF
akan menurunkan
jabatan para kardinal pengusung dubia – kehilangan gelar kardinal mereka – karena
mereka dianggap berbuat tidak sopan melalui usulan
dubia itu, tetapi semua ini tidaklah mengusik atau menakutkan bagi Kardinal
Burke.
Dia
berkata: “Saya bahkan tidak memikirkan akibat-akibat seperti itu. Memang dulu pernah
terjadi bahwa ada seorang kardinal kehilangan gelarnya. Namun saya tidak memikirkan
hal itu, karena saya sadar akan kewajiban saya dan saya tak bisa dibelokkan dari
pikiran-pikiran semacam ini… anda tahu bahwa saya tidak khawatir akan dianiaya karena
membela kebenaran.”
Kardinal
Burke berkata bahwa dia telah ditanya apakah dia merasa takut mengeluarkan
dubia itu, tetapi dia menjawab bahwa dia hanya merasa takut jika nanti memberikan
jawaban yang salah di hadapan Allah jika dia ditanya apakah dia telah membela Allah
serta ajaranNya.
Selanjutnya
Kardinal Burke mengatakan: “Dan saya berkata bahwa apa yang saya takutkan
adalah jika saya harus hadir di hadapan Allah pada saat Penghakiman Terakhir
nanti dan saya terpaksa berkata kepadaNya: ‘Tidak, saya tidak membela Engkau ketika
Engkau diserang, tidak membela kebenaran yang Kau ajarkan ketika Engkau dikhianati.’
Dengan begitu saya tidak mempunyai niat untuk membatalkan niatan saya ini.”
Kritik
terhadap Amoris Laetitia telah menghadapi tolakan keras dari para
pendukung PF, dan ada sementara orang
yang mempertanyakan atau mengkritik para kardinal itu karena telah menyampaikan
dubia, banyak pula tokoh-tokoh
yang berkata bahwa pengusulan dubia itu adalah merupakan
tugas dan tanggung jawab mereka
Ed Pentin, koresponden National Catholic
Register
di Vatikan, melaporkan
minggu lalu bahwa kenyatannya ada 30 orang kardinal yang ikut merasa prihatin kepada
PF setelah mereka membaca Amoris Laetitia.
Dalam
wawancara dengan media LaVerita,
yang diterjemahkan
oleh Andrew
Guernsey, Kardinal Burke mengatakan bahwa ‘tidak ada deadline yang mutlak’ untuk
melakukan koreksi resmi terhadap paus. Dia mengatakan bahwa komentarnya
yang disampaikan kepada media LifeSite menunjukkan
bahwa koreksi resmi itu tidak akan dilakukan sebelum Epifani 2017.
Lebih
dari itu, demikian Kardinal Burke menambahkan, sama sekali tidak ada perbedaan
pendapat diantara empat kardinal ini. “Kenyataannya, saya juga tidak pernah
mengatakan bahwa konfrontasi terbuka harus dilakukan,” katanya lagi, “Saya setuju
dengan Kardinal Brandmüller bahwa langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah mengadakan pertemuan pribadi dengan paus untuk menunjukkan kepadanya adanya
beberapa pernyataan yang tak bisa diterima di dalam Amoris Laetitia, dan menunjukkan
dengan satu dan lain cara, bahwa pernyataan-pernyataan itu tidak mencerminkan
apa yang selalu diajarkan oleh Gereja.”
Dalam
wawancara baru-baru ini dengan media The Remnant, Kardinal Burke menekankan perlunya membuka isi dubia
itu kepada publik. Dia berkata bahwa jika kita tidak menyampaikan kekhawatiran
kita, maka hal ini akan menuntun umat Katolik untuk percaya bahwa segala
sesuatu berjalan mulus-mulus saja di dalam Gereja Katolik. Padahal
sebenarnya tidak.
Tetapi
tidak, tidaklah cukup dengan menerima saja hal itu ( yang dimaksud: menerima ambiguitas,
karena ia berasal dari paus sendiri),” demikian lanjut
Kardinal Burke. “Karena kemanapun saya pergi, dan saya banyak melakukan
perjalanan sekarang, banyak sekali saya menjumpai orang-orang yang bertanya:
Ada apa dengan anda, Kardinal-kardinal? Ini adalah pertanyaan yang serius,
namun anda tetap diam. Anda tidak berkata apa-apa.”
“Ya,
mereka memang benar,” lanjut Kardinal Burke, “jika kita tetap diam, hal ini memberi
kesan kepada umat beriman bahwa seolah semuanya berjalan dengan baik. Padahal segala
sesuatunya tidak baik.”
No comments:
Post a Comment