Volume
2 : Misteri Kerahiman Allah
Bab 58
Cara-cara untuk
menghindari Api Penyucian
Devosi yang besar
kepada Perawan Terberkati
Pastor Jerome Carvalho
St.Bridget
Skapulir Gunung Karmel
Seorang hamba Allah telah meringkaskan cara-cara ini dan menyingkatkannya
menjadi dua : “Marilah kita membersihkan jiwa-jiwa kita dengan air dan api”,
yaitu dengan air dari ‘air mata’ dan api dari ‘kemurahan hati dan perbuatan
baik’. Kenyataannya, kita bisa membagi semua itu dalam dua tindakan ini, dan
hal ini memang selaras dengan Kitab Suci, dimana kita melihat bahwa seluruh
jiwa-jiwa dibersihkan dari noda dosa dan dimurnikan seperti emas didalam tungku
pembakar. Namun lebih dari semuanya, kita harus berusaha mencari hal yang
praktis, maka marilah kita mengikuti cara yang telah kita tunjukkan, dan yang
telah dilaksanakan dengan sangat berhasil oleh para kudus dan umat beriman yang
bersemangat.
Yang pertama, untuk memperoleh kemurnian yang besar dari jiwa, dan
akibatnya, tidak memiliki alasan untuk takut kepada Api Penyucian, maka kita
harus memiliki devosi yang besar kepada Perawan Maria Terberkati. Ibu yang amat
baik hati ini akan menolong anak-anaknya yang terkasih untuk memurnikan
jiwa-jiwa mereka serta memperpendek masa tinggal mereka di Api Penyucian, agar
mereka menjalani kehidupan ini dengan kepercayaan yang terbesar. Maria ingin
agar mereka tidak mengalami kesulitan didalam masalah ini, dan agar mereka
tidak membiarkan dirinya dihalangi oleh rasa takut yang berlebihan, seperti
halnya dia sendiri sudi mengatakan kepada hambanya, Jerome Carvalho yang telah
kita bicarakan diatas. “Percayalah puteraku”, Maria berkata kepadanya,”aku
adalah Bunda Kerahiman bagi anak-anakku yang ada didalam Api Penyucian dan yang
masih hidup di dunia”. Didalam buku the
Revelations of St. Bridget, kita membaca hal yang mirip : “Aku adalah”,
demikian kata Perawan Terberkati, “Bunda dari orang-orang yang berada di tempat
penebusan. Doa-doaku bisa meringankan pemurnian-pemurnian yang dijatuhkan pada
mereka atas kesalahan-kesalahan mereka”.
Mereka yang mengenakan skapulir suci memiliki hak istimewa dari
perlindungan Maria. Devosi dengan skapulir suci ini tidak seperti halnya dengan
rosario, tidaklah berisi doa-doa, tetapi lebih ditekankan kepada
perbuatan-perbuatan kesalehan dengan menjalankan tindakan tertentu, seolah
skapulir itu sebagai ‘baju dinas’ dari Ratu Surga. Skapulir dari Bunda Gunung
Karmel yang kita bicarakan ini, berasal dari abad 13, dimana pertama kali hal
itu dianjurkan oleh Simon Stock Terberkati, Kepala ke V dari Ordo Gunung Karmel.
Hamba dari Maria yang sangat bersemangat ini, yang lahir di Kent, Inggris, pada
tahun 1100, ketika masih muda, dia mengasingkan diri disebuah hutan terpencil
untuk memusatkan perhatiannya kepada doa dan silih. Sebagai tempat tinggalnya
dia memilih lubang dari sebuah pohon dimana disitu dia memasang salib dan
gambar dari Perawan Terberkati, yang dia hormati sebagai Ibunya, dan dia tak
pernah berhenti berdoa dengan perhatian yang amat besar. Selama 12 tahun dia
memohon kepada Maria agar memberitahu dia apa yang harus dilakukannya yang
sangat berkenan bagi Putera Ilahinya. Sang Ratu Surga mengatakan kepadanya agar
dia masuk Ordo Gunung Karmel, yang secara khusus bekerja untuk melayani Maria.
Simon mematuhi hal ini. Dan dengan perlindungan dari Maria, dia menjadi
religius yang patut dijadikan teladan serta menjadi hiasan bagi Ordo Gunung
Karmel, dimana dia kemudian menjadi Kepala disitu pada tahun 1245.
Pada suatu hari, 16 Juli 1251, Bunda Terberkati nampak kepadanya dengan
dikelilingi oleh banyak sekali roh-roh Surgawi dan dengan cahaya dan sukacita
yang sangat besar. Maria menunjukkan kepada Simon sebuah skapulir yang berwarna
coklat samabil berkata :”Terimalah, puteraku yang terkasih, skapulir dari
ordomu ini. Ia merupakan lencana dari konfraternitas milikku serta sebagai
jaminan dari sebuah hak istimewa yang telah kuperoleh bagimu dan bagi
saudara-saudaramu di Gunung Karmel. Mereka yang meninggal dan berdevosi
mengenakan skapulir ini, akan diluputkan dari api yang kekal. Ia merupakan
tanda keselamatan, sebagai penolong terhadap bahaya, sebagai lencana perdamaian
dan perlindungan yang khusus, hingga Akhir Zaman”. Lalu orang tua yang sangat
berbahagia itu, dimana-mana menyebarkan karunia yang dia terima tu sambil
memperkenalkan skapulir itu, menyembuhkan orang-orang yang sakit, melakukan
keajaiban-keajaiban sebagai bukti dari misinya yang amat menakjubkan itu.
Segara saja Raja Edward I, raja Inggris, kemudian Louis IX, raja Perancis, dan
semua penguasa di Eropa dan seluruh warga mereka, menerima devosi yang baru
itu. Dari sejak itu mulailah dirayakan konfraternitas skapulir, yang segera
sesudahnya hal itu disahkan oleh Tahta Suci.
Tidak puas dengan memberikan hak istimewa ini, Perawan Maria memberikan
janji berikutnya kepada para anggota konfraternitas skapulir ini, dengan
meyakinkan mereka untuk segera membebaskan mereka dari penderitaan Api Penyucian.
Sekitar 50 tahun setelah kematian Simon Terberkati, Paus Yohanes XXII ketika
sedang berdoa pagi, dia melihat Bunda Allah nampak dikelilingi oleh cahaya
terang dan dia mengenakan skapulir Gunung Karmel. Diantaranya Bunda Maria
berkata :”Jika diantara religius atau anggota konfraternitas Gunung Karmel,
yang karena kesalahan mereka, dihukum didalam Api Penyucian, maka aku akan
turun ke tengah-tengah mereka sebagai Ibu yang amat lembut pada hari Sabtu
setelah kematiannya. Aku akan mengentaskan mereka dan menuntun mereka ke gunung
yang suci dari kehidupan kekal”. Ini adalah kalimat yang ditaruh oleh Paus di
bibir Maria didalam perayaan 3 Maret 1322 yang sering disebut sebagai Sabbatine Bull. Dia menyimpulkan
:”Karena itu aku menerima indulgensi yang suci ini. Aku mengesahkan hal itu di
dunia, sebagaimana Yesus Kristus yang bermurah hati dengan memberikan hal itu
di Surga melalui jasa-jasa dari Perawan Terberkati”. Hak istimewa ini kemudian
diteguhkan oleh berbagai aturan serta dekrit dari Paus.
Begitulah devosi dengan skapulir suci ini. Hal ini dikuatkan oleh berbagai
tindakan dari jiwa-jiwa yang suci diseluruh dunia Kristiani, melalui kesaksian
dari 22 orang Paus, melalui tulisan-tulisan dari para penulis suci yang tak
terhitung jumlahnya, dan melalui berbagai keajaiban selama 600 tahun ini. Paus
Benediktus XIV berkata :”Dia yang mempertanyakan validitas dari devosi skapulir
itu ataupun menyangkal hak-hak istimewanya, merupakan seorang penghina agama
yang congkak”.
No comments:
Post a Comment