Volume
2 : Misteri Kerahiman Allah
Bab 61
Cara-cara untuk
menghindari Api Penyucian
Margaret Mary
Terberkati dan jiwa-jiwa yang menderita
Novisiat dan ayahnya
Suatu jiwa yang
menderita tanpa mengeluh
Diantara berbagai pencerahan Tuhan kepada Margaret Mary tentang Api Penyucian,
ada satu yang menunjukkan betapa kerasnya hukuman yang dikenakan atas kesalahan
terhadap kemurahan hati. “Suatu hari”, demikian cerita Mgr.Languet, “Tuhan
menunjukkan kepada hambaNya itu, Margaret, sejumlah besar jiwa-jiwa yang tak
mendapatkan pertolongan dari Sang Perawan Terberkati dan dari para kudus,
bahkan mereka tidak menerima kunjungan dari malaikat pelindung mereka. Tuhan
bersabda :’Ini adalah sebagai hukuman mereka karena mereka tidak mau bersepakat
dengan para pemimpin mereka serta karena adanya beberapa kesalah-pahaman’.
Banyak dari jiwa-jiwa itu dihukum dalam waktu yang lama didalam nyala api yang
sangat mengerikan. Suster yang terberkati itu juga mengenali banyak jiwa-jiwa
yang meskipun mereka beragama, tetapi mereka tidak rukun dan tak memiliki
kemurahan hati kepada saudara-saudaranya, sehingga mereka tidak menerima
doa-doa permohonan dan penghiburan sama sekali”.
Jika benar bahwa Tuhan menghukum dengan amat kejam terhadap orang-orang
yang tidak bermurah hati, maka Dia juga sangat bermurah hati kepada orang yang
menjalankan keutamaan ini yang begitu dikasihiNya. Namun lebih dari semua itu,
Dia bersabda kepada kita melalui muridNya.’Kasihilah
sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa’:
1 Pet. 4:8.
Marilah kita menyimak cerita Mgr.Languet didalam biografi Margaret Mary.
Adalah Bruder Greffier, kata Mgr. Languet, didalam memoir yang dia tulis
setelah kematian Sr.Margaret Mary Terberkati, mengatakan kenyataan ini :”Aku
tak bisa menyangkal penyebab dari beberapa peristiwa yang khusus, yang
menunjukkan kebenaran dari sebuah pewahyuan dalam masalah ini kepada hamba
Allah itu. Ayah dari salah satu novisiat adalah merupakan penyebabnya. Pria ini
telah meninggal beberapa saat sebelumnya, dan telah dimintakan bantuan doa-doa
dari komunitas disitu. Kemurahan hati dari St.Margaret Mary yang kemudian
menjadi Kepala biara, mendorongnya untuk berdoa lebih banyak lagi bagi orang
yang meninggal itu.
“Beberapa hari kemudian novisiat itu berdoa bagi ayahnya. “Puteriku”, kata
Suster Kepala yang suci itu, “tenangkanlah dirimu. Ayahmu berada dalam keadaan
berdoa bagi kita. Mintalah kepada ibumu, apa tindakan ayahmu yang paling baik
sebelum kematiannya. Tindakan ini telah mendatangkan penghakiman yang layak
dari Allah kepadanya”.
“Tindakan yang dimaksudkan itu tidaklah diketahui oleh novisiat itu. Tak
seorangpun di Paray mengetahui keadaan dari sebuah kematian yang telah terjadi
di kota yang jauh dari situ. Novisiat itu tidak berjumpa dengan ibunya hingga
lama setelah itu, pada hari pelantikannya sebagai biarawati. Dia kemudian
bertanya apa tindakan kebaikan yang telah dilakukan ayahnya sebelum meninggal.
“Ketika Sakramen Perminyakan yang suci itu dibawa kepadanya”, jawab ibunya, “si
jagal itu bersatu dengan mereka yang menyertai Sang Perawan dan menempatkan
dirinya di sebuah sudut kamar. Orang yang sakit itu, demi mengetahui hal ini,
memanggil namanya, dan menyuruhnya mendekat, sambil menekan tangannya dengan
rasa kerendahan hati yang tidak biasa dilakukan oleh para pejabat, dia meminta
maaf atas kata-kata yang keras yang diucapkannya kepadanya dari saat ke saat,
dan dia ingin agar semua orang yang hadir menjadi saksi dari tindakan penebusan
yang dia lakukan itu”. Sr.Margaret telah mengetahui dari Tuhan apa yang
sebenarnya terjadi, dan novisiat itu tahu dari kebenaran yang menyenangkan itu
dari Margaret, mengenai keadaan ayahnya yang bahagia di dunia sana”.
Marilah kita menambahkan bahwa Tuhan melalui pewahyuan ini menunjukkan
kepada kita sekali lagi betapa kemurahan hati telah menutupi banyak dosa, dan
membuat kita menemukan kerahiman pada hari penghakiman.
Margaret Mary Terberkati menerima dari Tuhan kita komunikasi lainnya
mengenai kemurahan hati. Tuhan menunjukkan kepadanya jiwa dari orang yang
meninggal yang harus mengalami pemurnian yang ringan saja, dan Tuhan berkata
kepadanya bahwa diantara perbuatan baik yang dilakukan orang itu di dunia,
Tuhan telah memperhatikan secara khusus kerendahan hatinya, dimana dia
melaksanakan hal itu di dunia, karena dia menjalani penderitaan itu dengan
semangat kemurahan hati, bukan saja tanpa menggerutu, tetapi bahkan tidak
mempermasalahkan penderitaannya itu sama sekali. Tuhan menambahkan bahwa
sebagai ganjaran maka Dia berkenan memberikan sebuah penghakiman yang ringan dan
menyenangkan.
No comments:
Post a Comment